PENDAHULUAN
2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mantal, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
kesehatan seksual.
mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan seksulitas seseorang. Setiap
1
kurangnya interaksi dan komunikasi antara orangtua dan anak menjadi faktor
Anak (KPP-PA) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2008 menyebutkan bahwa prevlensi kekerasan terhadap anak yaitu 3.02%. hal
ini bearti diantara 100 anak terdapat 3 anak yang mengalami kekerasan.
(Kemenkes RI.2014).
pada tahun 2012-2013 ada 18.915 kejahatan seksual terhadap anak di bawah
2
Di negara Eropa Barat dan Amerika Utara, hampir satu dari tiga anak
periode 2010 - 2015 terjadi 43% kasus kekerasan pada anak (KPAI, 2015).
Angka kejadian yang tinggi tersebut berasal dari berbagai laporan dan jenis
kasus. Penelitian Wodres & Nunner (2012) rentang masa usia sekolah, remaja
hingga dewasa awal, pada tingakatan masa anak dalam usia sekolah dan
remaja lebih sering menjadi korban kekerasan seksual. Kekerasan seksual bisa
kekerasan paling tinggi setelah Jakarta, Aceh, Jawa Timur dan Surabaya untuk
tahun 2014 – 2016 yaitu diatas 63%. Hasil penelitian Badan Pemberdayaan
menemukan 189 kasus kekerasan seksual pada anak tahun 2014 dan sebanyak
246 kasus pada tahun 2015. Berdasarkan laporan Polisi Resort Kota
Bukittinggi tahun 2015 terjadi 20 kasus kekerasan seksual dan pada tahun
2016 terjadi penurunan sebanyak 8 kasus, dan pada tahun 2017 menjadi
tahun 2017, yang terdiri dari 335.062 kasus bersumber pada data
kasus/perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama, serta 13.384 kasus yang
3
Komnas Perempuan mengirimkan 751 lembar formulir kepada lembaga mitra
kekerasan terhadap anak perempuan yang meningkat dan cukup besar yaitu
kasus. Dari total 1.210 kasus incest, sejumlah 266 kasus (22%) dilaporkan ke
polisi, dan masuk dalam proses pengadilan sebanyak 160 kasus (13,2%).
4
sebanyak 322 orang. Banyaknya pelaku ayah kandung dan paman selaras
kekerasan seksual sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki – laki dan
pada orang dewasa, tapi kenyataannya anak – anak dan remaja pun bisa
pendidikan agama, kemudian faktor dari luar seperti pergaulan bebas tanpa
apa saja yang diinginkan serta perkembangan teknologi media komnkasi yang
terdapat hubungan antara peran orang tua terhadap kejadian kekerasan seksual
pada anak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh ria dan ernawati tahun
2015, dari hasil penelitiannya yang berjudul faktor yang berhubungan dengan
5
merupakan salah satu faktor yang bisa menjadikan sebagian besar remaja
terjebak dalam perilaku seks yang tidak sehat. Berdasarkan hasil penelitian
Mashudi tahun 2015, bahwa anak yang berada dalam kondisi keluarga
dibandingkan anak yang berada dalam keluarga yang tidak bercerai. Hal ini
memperoleh perhatian yang lebih dari orang lain atau keluarga yang lain.
perkosaan (669 kasus). Di Ranah (yang menjadi tanggung jawab) Negara, dari
sebanyak 247 kasus. (Perempuan, 2017). Data UPT P2TP2A Bulan februari
2018 jumlah korban kekerasan terhadap anak perempuan 169 orang, Jakarta
timur 41 orang, jakarta barat 33 orang, jakarta pusat 31 korban, jakarta selatan
kasus, Tahun 2014 656 kasus, 218 kasus kekerasan seksual anak pada 2015.
Sementara pada 2016, KPAI mencatat terdapat 120 kasus kekerasan seksual
akhir februari 2018 tercatat 223 kasus. Sebanyak 3,581 kasus pengaduan
4,6%, Tidak Sekolah 6,6%. Umur anak berkonflik hukum terbanyak adalah
6
umur 17 tahun (41,1%), umur 16 tahun (23,9%) dan dan umur 18 tahun
tahun 2018 dan cukup besar yaitu 2.227 kasus. Maka penulis tertarik untuk
7
b. Mengetahui distribusi frekuensi kepribadian terhadap kekerasan seksual
8
1.4 Manfaat Penelitian
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
anak yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada anak atau individu yang
Kasus kekerasan terhadap anak dan remaja selama ini menjadi persoalan
120 juta (Anthony, 2015). Jenis kasus kekerasan yang sering terjadi pada
(Mulyadi.S ; Erlinda,2016)
10
Kekerasan seksual pada remaja merupakan masalah serius yang
depan remaja. Menurut Gaskil dan Perry (2016) dampak kekerasan seksual
sosial yang dapat berlanjut hingga dewasa ( Haileye, Gordana & Dragana,
2017).
11
2. Pola asuh orang tua yang tidak sehat
lingkungan yang kurang bagus lebih rentan dari pada anak yang tinggal
dilingkungan yang bagus dan aman. Data statistic hanya menunjukan “trip of
iceberg” ujung dari batu es karena dalam kenyataannya banyak korban kekerasan
a. Batasan pengertian seksual pada remaja cukup beragam dan dipengaruhi oleh
sudut pandang
b. Data yang diperoleh data pengalaman orang dewasa dimasa kecil mereka
12
c. Data yang diperoleh hanya berdasarkan kasus yang ada.
satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan yang didapat oleh remaja baik secara
internal maupun eksternal. Kurangnya pengetahuan orang tua dan remaja dan
informasi menjadi faktor utama untuk terjadinya kekerasan seksual pada remaja.
(Fisnawati, 2016)
kekerasan seksual, pekerjaan orang tua dan kepatuhan terhadap norma agama dan
jenis, dan tanda gejala kekerasan seksual pada remaja. Selain itu orang perlu tahu
siapa yang berpotensi menjadi pelaku, dan anak yang berpotensi menjadi korban.
negatif dan positif. Sikap positif akan cendrung mendekati prilaku kekerasan
1. Komponen kognitif
2. komponen afektif
13
dan tekanan nilai materialistis, kondisi sosial ekonomi yang rendah.
2015).
pendidikan orang tua, usia orang tua, dan pola asuh berhubungan dengan
14
(sexual intercouse), melakukan penyiksaan atau bertindak sadis serta
tindak kriminal lainnya. Pada anak dapat terjadi gejala depresi, rasa tidak
reproduksi dapat berupa penyakit menular seksual, dan risiko bunuh diri
untuk menebus kesalahan untuk menjaga nama baik keluarga korban, hal
15
tahun 2012 digolongkan sebagai pelecehan seksual dan pada tahun 2012
dunia atau lebih dari 100 anak telah menjadi korban pelecehan seksual di
Anak Indonesia (KPAI), pada tahun 2010 angka kekerasan pada anak
masuk, terjadi 1164 kasus terkait dengan kasus kekerasan pada anak, dan
dari semua kasus kekerasan yang paling banyak terjadi adalah kasus
kekerasan seksual pada anak sebanyak 553 kasus. Pada tahun 2011 terjadi
kekerasan seksual pada anak. Pada tahun 2012 kekerasan pada anak terjadi
Tahun 2013 terjadi 2.673 kekerasan yang terjadi pada anak, sebanyak
P2TP2A) Kota Bandung pada tahun 2012 ada 3 kasus kekerasan terhadap
terhadap anak, pada tahun 2014 peningkatan kembali terjadi yaitu 58 kasus
kekerasan terhadap anak, dan pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi
16
peningkatan kembali menjadi 41 kasus kekerasan terhadap anak (UPT
P2TP2A, 2017).
antara seorang anak dengan seorang yang lebih tua atau orang dewasa
seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua dimana anak
Korbannya bisa anak laki-laki maupun anak perempuan, akan tetapi anak
dengan umur yang terbatas sekitar (usia 14-16 tahun). Menurut Baker dan
yang dimana seorang anak dilibatkan dalam kegiatan yang bertujuan untuk
17
Secara operasional, definisi Baker dan Dunken (dalam Sarlito,
b. Hanya terjadi sekali, terjadi beberapa kali dengan orang yang sama
c. Tak ada kontak fisik (bicara cabul), ada kontak fisik (diraba, dibelai,
diri anak dan mengakibatkan anak merasa tidak nyaman dan tertekan.
18
a. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
tujuan tertentu.
tersebut yaitu:
a. Perkosaan.
percobaan pemerkosaan.
c. Pelecehan seksual.
d. Eksploitasi seksual.
f. Prostitusi paksa.
g. Perbudakan seksual.
h. Pemaksaan perkawinan.
i. Pemaksaan kehamila
j. Pemaksaan aborsi.
l. Penyiksaan seksual
19
m. Perhukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual.
mendiskriminasi
c. Penetrasi digital.
d. Oral sex
e. Memperkosa korban
pada dasarnya tidak selalu sama, namun dalam bentuk sesederhana apapun
20
kekerasan seksual selalu merugikan korbannya. Sebagian ahli yang
Anak, Arist Merdeka Sirait memandang bahwa saat anak mulai merasa tidak
nyaman dan terancam oleh orang dewasa, maka hal tersebut sudah
merupakan salah satu tindakan melanggar hukum. Oleh sebab itu, sebaiknya
orangtua harus mewaspadai sejak awal jika anak mengalami salah satu
bentuk pelecehan seksual paling dasar, misalnya dipandang oleh orang asing
a. Perkosaa
21
1. Pelecehan seksual
2. Incest
terkondisi.
a. Faktor internal
1. Kepribadian
22
kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang (Sjarkawi, 2008).
(psycho) dan tubuh (fisik) bukan dua unsur yang terpisah. Keduanya
upaya menyesuiakan diri. Artinya bagian dari psycho dan physic akan
2. Religius
hal yang harus di ajarkan oleh orang tua kepada anaknya seperti
adalah salah satu pendidikan yang penting yang harus diajarkan dan di
sejak usia dini, maka pendidikan umum lainnya juga akan mengikuti
23
anak. Tujuan diajarkan pendidikan agama yaitu adalah agar anak
b. Faktor eksternal
tua. Ada enam peran yang dapat dilakukan orang tua dalam mencegah
pendorong, orang tua dapat mendorong anak untuk percaya diri dan
agama dan pendidikan seksual sesuai usia dapat diberikan orang tua
dapat mengajarkan apa saja bagian tubuh dari anak yang tidak boleh
berkontribusi juga erat kaitannya dengan peran orang tua, orang tua
yang diakses anak dan sebagai panutan orang tua dapat menunjukkan
24
dengan anak tentang apa yang menjadi masalah anak atau rahasia
yang anak miliki. Peran keluarga atau orang tua dalam pencegahan
benteng yang kuat bagi anggota keluarganya dari berbagai hal buruk
25
2. Pendidikan orang tua
cara menjaga diri sendiri, serta cara membina hubungan dengan orang
26
3. Status orang tua (bercerai/tidak bercerai)
menyebabkan orang tua hanya hadir secara fisik, namun tidak hadir
secara emosional. Oleh karena itu anak merasa tidak kerasan di rumah,
akan menimbulkan kebencian pada kedua orang tua, tapi juga pada
27
tersebut mengambil keputusan untuk bercerai sebagai jalan mengakhiri
mereka.
tersebut. Anak – anak harus memlilih tinggal dengan salah satu orang
Agung, 2017)
media tempat orang bersosialisasi secara maya baik itu dalam bentuk
situs, jejaring sosial, konten, film, maupun gambar, dan apapun yang
28
Tayangan media massa atau teknologi yang menonjolkan aspek
menyatakan bahwa terdapat 4,2 juta situs internet porno, dimana setiap
bahwa lebih dari 80% anak usia 9-12 tahun telah mengakses materi
29
2.2 kerangka teori
1. Kejadian perkosaan
2. pelecehan seksual
3. incest
4. Kepribadian
5. Religiusitas
Kekerasan seksual
6. Peran orang tua
pada anak
7. Pendidikan orang tua
30
2.3 kerangka Konsep
1. Kepribadian
31
2.4 Hipotesis penelitian
b. Ada hubungan antara peran orang tua dengan kekeraan seksual pada
anak.
pada anak.
pada anak.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kontrol, pertimbangan desain penelitian ini adalah efisien untuk out come
kepribadian, religiusitas, peran orang tua, pendidikan orang tua, status orang
3.2.1. Populasi
33
3.2.2. Sampel
2 kelompok yaitu kasus dan kontrol. Kasus adalah anak yang mengalami
tingkat religius, peran orangtua, pendidikan orang tua, status orang tua,
34
3.5 Definisi Operasional
35
Peran Orang Usaha orang Kuisioner Mengisi 1. Kurang Nomina
Tua tua yang di lembar ceklis baik (jika l
lakukan dalam menjawab
hal mengasuh, Tidak ≥ 3
komunikasi, pertanyaan
mendidik, )
membimbing, 2. Baik (jika
mendisiplinkan menjawab
, dan Ya < 3
mengontrol pertanyaan)
anak dalam
berprilaku di
kehidupan
sehari-hari.
36
3.6 Instrumen Penelitian
Validitas adalah salah satu yang utama yang harus dimiliki oleh setiap
alat ukur. Dalam pengertian umum validitias diartikan sebagai ketepatan dan
dengan akurat dan teliti pada data yang diperoleh mengenai atribut yang
sebagian dari atribut yang sudah ditentukan, dikatakan sebagai skala yang
37
3.8.4 Mengurus perijinan untuk pengambilan data
dibutuhkan
3.8.8 Mengolah data hasil penelitian dengan melakukan editing dan coding.
a. Editing
b. Coding
data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangan
Biasanya dalam pemberian kode dbuat juga daftar kode dan artinya dalam
satu buku (code boox) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti
38
suatu kode dari suatu variebel. Pemberian kode untuk variabel yang
2) Variabel kepribadian
Kode 1 = pasif
Kode 2 = aktif
3) Variabel religiusitas
Kode 2 = taat
Kode 2 = baik
Kode 1 = rendah
Kide 2 = tinggi
Kode 1 = bercerai
Kode 1 = terpapar
39
c. Entry Data
d. Tabulating
kesimpulan. (Notoatmodjo,2012)
responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
P= x 100%
Keterangan :
P : presentase
F : frekuensi
N : jumlah
100 : bilangan tetap
40
3.10.2 Analisis Bivariat
independen, dan apabila P.value > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara
Keterangan :
X2 : Chi Square
41
penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat. Hal
ini bararti bahwa ada hubungan timbal balik antara orang sebagai peneliti
dan orang sebagai yang diteliti (Notoatmodjo, 2018). Secara rinci hak-hak
dan kewajiban peneliti dan yang diteliti (informan) adalah sebagai berikut :
3.11.2 Hak untuk dihargai privasinya. Privacy adalah hak setia orang. Semua
pribadinya.
42
BAB IV
43
c. Distribusi Frekuensi Religiusitas Anak
Taat 32 44,4
Jumlah 72 100
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua Responden di Wilayah Kerja
Baik 33 45,8
Jumlah 72 100
44
e. Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Responden
Rendah 23 31,9
Tinggi 49 68,1
Jumlah 72 100
Bercerai 31 43,1
Jumlah 72 100
45
g. Distribusi Frekuensi Pengaruh Media Sosial
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengaruh Media Sosial pada Anak di Wilayah
Terpapar 33 45,8
Jumlah 72 100
46
4.1.2 Hasil Analisis Bivariat
Tabel 4.8 Hubungan antara kepribadian dan kekerasan seksual pada anak di
Kekerasa Seksual
Tidak Jumlah
Mengala P
Kepribadian Mengala OR
mi value
mi
N % N % N %
aktif.
Hasil analisis didapatkan nilai p = 1,000 > 0,05 dengan demikian tidak
47
Adapun nilai Odds Ratio (OR) sebesar 1,000 sehingga dapat
kepribadian pasif.
Kekerasan Seksual
Tidak
Mengala P
Religiusitas Mengala Jumlah OR
mi value
mi
N % N % N %
48
Hasil analisis didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 dengan demikian ada
Tabel 4.10 Hubungan Antara Peran Orang Tua dan Kekerasan Seksual
Kekerasan Seksual
Tidak Jumlah
Mengala Nilai
Peran Orang Tua Mengala OR
mi p
mi
N % N % N %
49
tua yang kurang baik dan 10 responden (27,8%) terjadi pada peran orang tua
yang baik. Dan dari 36 responden yang tidak mengalami kekerasan seksual
13 reponden (36,1%) terjadi pada peran orang tua yang kurang baik dan 23
Hasil analisis didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 dengan demikian ada
hubungan peran orang tua responden dengan kekerasan seksual pada anak di
dinyatakan bahwa responden dengan peran orang tua kurang baik berpeluang
.
d. Hubungan Antara Pendidikan Orang Tua dan Kekerasan Seksual
Kekerasan Seksual
Pendidikan Orang Tidak Nilai
Mengala Jumlah
Tua Mengala p
mi
mi
50
N % N % N %
tingkat pendidikan orang tua tinggi. Dan dari 36 responden yang tidak
Hasil analisis didapatkan nilai p = 0,448 > 0,05 dengan demikian tidak
51
Tabel 4.12 Hubungan Antara Status Orang Tua dan Kekerasan Seksual
Kekerasan Seksual
Tidak Jumlah
Mengala Nilai
Status Orang Tua Mengala
mi p
mi
N % N % N %
tua bercerai dan 23 responden (63,9%) memiliki status orang tua tidak
tidak ada hubungan status orang tua responden dengan kekerasan seksual
52
f. Hubungan Antara Pengaruh Media Sosial Orang Tua dan Kekerasan
Kekerasan Seksual
Tidak Jumlah
Pengaruh Media Mengala Nilai
Mengala
Sosial mi p
mi
N % N % N %
tidak ada hubungan pengaruh media sosial dengan kekerasan seksual pada
53
4.2 Pembahasan
responden.
seksual tanpa persetujuan. Ini juga termasuk tindakan seksual terhadap anak
yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada anak atau individu yang terlalu
sosial media yang dapat memicu kejadian lebih tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian yang didapat jumlah usia korban rata-rata yaitu 5-16 tahun tahun.
seksual banyak terjadi dan rata-rata berumur 8-19 tahun dipengaruhi oleh-
54
4.2.2 Analisis Bivariat
Tangerang.
tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial
(Sulistyowati, 2018)
positif, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, tak sedikit anak-anak yang
55
4.2.2.2 Hubungan antara religiusitas dan kekerasan seksual pada anak di
taat. Hasil analisis didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 dengan demikian ada
Anak Kabupaten Tangerang Tahun 2019. Adapun nilai Odds Ratio (OR)
2016).
anak dengan paham agama yang kurang dapat memicu tindakan asusila.
56
pengetahuan agama yang kurang dapat berisiko terjadinya kekerasan
seksual.
menyimpang. Selain itu, cara berpakaian yang sopan dan tertutup dapat
mencegah atau melindungi diri dari kejahatan di lingkungan sekitar dan juga
4.2.2.3 Hubungan antara peran orang tua dan kekerasan seksual pada anak di
orang tua yang kurang baik dan 10 responden (27,8%) terjadi pada peran
orang tua yang baik. Hasil analisis didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 dengan
Adapun nilai Odds Ratio (OR) sebesar 10,771 sehingga dapat dinyatakan
bahwa responden dengan peran orang tua kurang baik berpeluang 10,771
57
Pentingnya kesadaran orang tua dalam mengantisipasi tindak
mungkin sebagai orang tua. Peran yang orang tua yang dapat dilakukan
kekerasan seksual, salah satu contohnya orang tua dapat mengajarkan apa
saja bagian tubuh dari anak yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.
(Indanah, 2016)
(2015) dilihat dari uji statistic di dapat nilai P-value: 0,036. Maka
kekerasan seksual pada anak. Hasil analisis tersebut sesuai dengan hipotesis
yang baik, namun masih banyak terdapat pera orang tua yang kurang baik.
Keluarga atau orang tua sebagai figur contoh untuk dapat memberikan
orang tua mengajarkan berpakaian yang sopan ketika keluar rumah atau
sehari-hari dan memberikan batasan jam main atau jam pulang kerumah.
58
4.2.2.4 Hubungan antara pendidikan orang tua dan kekerasan seksual pada
tingkat pendidikan orang tua tinggi. Hasil analisis didapatkan nilai p = 0,448
> 0,05 dengan demikian tidak ada hubungan pendidikan orang tua
pada anak. Namun hal ini bertolak belakang dengan penelitian Yudiningrum
59
Menurut asumsi peneliti bahwa tidak ada hubungan antara
pendidikan orang tua dengan kekerasan seksual. Pendidikan orang tua yang
mereka. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut seperti para
orang tua yang sibuk bekerja dan yang tidak memiliki banyak waktu untuk
4.2.2.5 Hubungan antara status orang tua dan kekerasan seksual pada anak di
orang tua bercerai dan 23 responden (63,9%) memiliki status orang tua tidak
bercerai. Hasil analisis didapatkan nilai p = 0,234 > 0,05 dengan demikian
tidak ada hubungan status orang tua responden dengan kekerasan seksual
negatif bagi keluarga lain termasuk anak. Perceraian ini menyebabkan anak
kehadiran kedua orangtuanya. Orang tua tua yang sibuk, pengasuh yang
60
buruk, membuat anak menjadi depresi, bingung, dan ketidakmantapan
2015).
oleh Diana (2017) dilihatdari uji statistic di dapat nilai P=value 0,036. Maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status orang tua dengan
Menurut asumsi peneliti bahwa ternyata status orang tua yang tidak
pendidikan agama dan peran orang tua yang baik, siapapun dapat menjadi
korban. Orang tua yang bercerai harus tetap memberikan perhatian dan
kasih sayang yang sama seperti keadaan sebelum bercerai agar anak tidak
4.2.2.6 Hubungan antara pengaruh media sosial dan kekerasan seksual pada
media tidak terpapar. Hasil analisis didapatkan nilai p = 0,478 > 0,05
61
kekerasan seksual pada anak di Wilayah Kerja Pusat Pelayanan Terpadu
tempat orang bersosialisasi secara maya baik dalam bentuk situs, jejaring
Sari (2014), bahwa terdapat adanya hubungan antara pengaruh media sosial
seksual pada anak kurang berpengaruh. Hasil uji statistic di dapat nilai
kekerasan seksual pada anak selama penggunaan nya masih terpantau oleh
orang tua. Berbagai informasi yang dapat diakses oleh anak-anak melalui
internet atau majalah yang disajikan secara jelas namun terkadang ditelan
secara mentah oleh anak-anak tanpa adanya penjelasan dari orang dewasa
62
4.3 Keterbatasan Penelitian
sampel, dimana korban kekerasan seksual bersifat rahasia dan pada saat
variabel, namun dalam penelitian ini yang digunakan hanya enam variabel
63
BAB V
5.1 Kesimpulan
taat (55, 6%), peran orang tua kurang baik (54,2%), pendidikan orang tua
yang rendah (31,9%), status orang tua bercerai (43,1%), pengaruh media
anak.
pada anak.
e. Ada hubungan signifikan antara peran orang tua dengan kekerasan seksual
pada anak.
64
h. Peluang terjadinya kekerasan seksual yang terbesar adalah peran orang tua
5.2 Saran
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi keluarga
65
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Jember.
Bahri, Dkk. (2015). Suatu Kajian Awal Terhadap Tingkat Pelecehan Seksual Di
Sbmi.
66
Fu’ady, M. A. 2011. Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: Sebuah Studi
191–208.
seksual pada Anak usia 7-12 tahun dengan sikap orang tua dalam
FKUI
Humaira B, Diesmy dkk. 2015. Kekerasan Seksual pada Anak: Telaah Relasi
Pelaku Korban dan Kerentanan pada Anak. Jurnal Psikologi Islam (JPI). 12
Indanah, 2016, Pelecehan Sexual Pada Anak, JIKK Vol. 7 No.1 Januari 2016 :
16-23.
Jatmiko, Tri Endang, Angin, Ria dan Ernawati. 2015. “Model dan Materi
anak.
67
Kemenkes RI. 2016. Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Ligina, Lani., 2018. Peran orang tua dalam pencegahan kekerasan seksual pada
Indonesia : Serang.
Mesra, E. M., Salmah, S. S., & Fauziah, F. F. 2014. Kekerasan Dalam Pacaran
2(1), 1–8.
09 no 02 juli 2018.
terhadap anak
68
Rossy, AE. 2015. Analisis Isi Kekerasan Seksual Dalam Pemberitaan Media
Cikarang
Safita, R. (2013). Peranan orang tua dalam memberikan pendidikan seksual pada
anak.
Sari, Ratna. dkk. 2015. Pelecean Seksual Terhadap Anak. Prosiding Riset dan
Sheila & Farida. 2017. Pendidikan Seksualitas Sejak Dini sebagai Upaya
Surabaya
Syahputra, W. (13 Februari 2014). Lima negara tertinggi kasus pelecehan seksual
69
Wahyuni, Sri., 2017. Hubungan karakteristik orangtua dengan pengetahuan
tentang pencegahan tindak kekerasan seksual pada anak usia 3-5 tahun di
Wiji, susi,. 2016. hubungan antara kontrol diri dengan pelecehan seksual pada
Purwokerto.
70