Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


Jurnal Keperawatan

ARTIKEL bervariasi di berbagai negara. Sekitar


1. PENDAHUUAN 9% - 73% anak usia sekolah melapor
Anak usia sekolah merupakan bahwa mereka melakukan bullying
anak-anak yang berusia 6-12 tahun terhadap rekan mereka dan 2% -
(Kemenkes, 2017). Anak usia 36% lainnya menyatakan bahwa
sekolah berada pada tahap golden mereka telah menjadi korban
age periode kehidupan manusia. bullying (American Association of
Anak sedang mengalami masa School Administrators, 2021).
pertumbuhan dan perkembangan Berdasarkan hasil riset
yang optimal sehingga perlu programme for international
mendapat perhatian lebih dalam students assesment (2020)
menjalani masa tumbuh kembang menunjukan anak yang mengalami
mereka (Syahputra , 2018). Pada usia bullying di Indonesia sebanyak
inilah anak akan rentan bersikap 41,1%. Selain itu, Indonesia berada
keras kepala, egois, melawan, dan di posisi kelima tertinggi sebagai
memberontak dari peraturan- negara dengan kasus bullying dari 78
peraturan yang telah diberikan negara. Selain mengalami bullying,
dengan tujuan memperoleh anak Indonesia mengaku sebanyak
kebebasan serta rasa ingin tahu yang 15% mengalami intimidasi, 19%
tinggisehingga tidak jarang mereka dikucilkan, 22% dihina dan
terlibat dalam perilaku yang barangnya dicuri. Selanjutnya
berdampak negatif bagi orang lain sebanyak 14% anak Indonesia
seperti perilaku bullying (Iin, mengaku diancam, 18% didorong
Khusnul, & Rista, 2017) oleh temannya dan 20% anak yang
Fenomena bullying pertama kali kabar buruknya disebarkan
diteliti di sekolah-sekolah di (Republika, 2016). Sebuah studi
Norwegia dan Swedia oleh seorang menyebutkan bahwa 67% anak usia
peneliti berkebangsaan Norwegia. sekolah di kota-kota besar di
Hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia menyatakan bahwa di
kurang lebih 7% dari siswa di dua sekolahnya terjadi bullying (Eunike
negara tersebut terlibat dalam & Kusnadi, 2020). Data yang ada di
bullying, dan antara 5% dan 15% Indonesia saat ini menyatakan bahwa
siswa pernah menjadi korban 31,8% siswa sekolah dasar pernah
bullying (Puluhulawa, 2018). mengalami bullying (Khairani,
Bullying termasuk kedalam 10 2020).
masalah kesehatan yang Di Gorontalo sendiri juga sudah
mengkhawatirkan pada anak (Davis, banyak terjadi kasus bullying.
2019). Masalah tersebut Informasi-informasi tersebut sudah
dikategorikan mengkhawatirkan didapatkan melalui media salah
karena tingginya angka kejadian satunya kabar harian Gorontalo.
bullying pada anak usia sekolah. Hal Kasus bullying yang dilakukan oleh
ini dapat dilihat dari hasil studi yang delapan orang senior kepada junior,
dilakukan American Association of di sekolah lain juga ditemukan kasus
School Administrators mengenai serupa yaitu penindasan yang
angka kejadian bullying yang dilakukan oleh kakak kelas kepada

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

adik kelasnya sampai mempengaruhi meningkat dari tahun ke tahun,


beberapa organ vital dari korban. meskipun telah mengalami
Korban-korban yang bersangkutan penurunan di tahun 2017 tetapi
bolos sekolah bahkan sampai ada kembali mengalami peningkatan di
yang dirawat di rumah sakit (Bakary tahun 2018. Dapat dilihat pada tahun
& Febriandy, 2019). 2015 jumlah kekerasan pada anak
Salah satu pemicu terjadinya mencapai 4.309, tahun 2016
bullying secara tidak langsung meningkat menjadi 4.622, tahun
bersumber dari orang tua (Hidayanti, 2017 turun menjadi 4.579 kasus, dan
2019). Orang tua merupakan tempat meningkat kembali di tahun 2018
pertama perkembangan anak. Peran menjadi 4.885 kasus. Hingga akhir
orang tua sangat dominan dalam tahun 2021 tercatat angka kekerasan
perkembangan kepribadian anak agar anak mencapai 5.953 kasus (KPPAI,
menjadi individu yang cerdas, sehat 2021). Survei yang dilakukan
dan memiliki penyesuaian sosial Kementrian Kesehatan RI diseluruh
yang baik (Helmawati, 2018). Akan kota pada 75.000 rumah tangga
tetapi jika anak dibesarkan oleh hasilnya disajikan untuk tingkat
orang tua yang penuh dengan nasional dan provinsi dalam 12 bulan
kekerasan akan menyebabkan emosi terakhir menunjukkan hasil anak usia
anak tidak stabil dan cenderung sekolah yangmengalami kekerasan
melakukan perilaku negatif kepada verbal sebesar 47,74% dan kekerasan
orang lain (Lestari, 2018). Beberapa emosional sebesar 13,35%
jenis kekerasan yang biasa dilakukan (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
orang tua terhadap anak yaitu Berdasarkan data report bentuk
kekerasan emosional, ekonomi, kekerasan yang dimiliki oleh Dinas
kekerasan fisik, kekerasan seksual Sosial Provinsi Gorontalo di bidang
dan kekerasan verbal atau verbal Pemberdayaan Perempuan dan
abuse (Kadir & Handayaningsih, Perlindungan Anak pada bulan
2020). Januari hingga Desember tahun
Secara global, rata-rata 50% atau 2020, jumlah kasus kekerasan pada
lebih dari 1 milyar anak-anak di anak mencapai 114 kasus. Kasus
dunia yang berusia 2-17 tahun terbanyak ada di Kota Gorontalo,
mengalami kekerasan fisik, verbal, yakni sebanyak 32 kasus kekerasan
seksual, emosional dan penelantaran baik secara fisik 15 kasus, seksual 7
di kawasan Afrika, Asia dan kasus, eksploitasi 2 kasus, trafficking
Amerika Utara. Kekerasan terhadap 1 kasus, penelantaran 2 kasus, dan
anak mencakup segala bentuk lain-lain 6 kasus. Kemudian
kekerasan terhadap orang lain yang menyusul Kabupaten Gorontalo 18
berusia dibawah 18 tahun, baik yang kasus, dengan kasus kekerasan fisik
dilakukan oleh orang tua atau 2 kasus, kekerasan seksual 15 kasus
pengasuh lain, teman sebaya, atau dan lainnya 1 kasus (Dinas Sosial
orang asing (WHO, 2020). Gorontalo, 2020). Adapun untuk
Jumlah peristiwa kekerasan yang Kabupaten Gorontalo, hingga tahun
dilaporkan dari KPPAI menunjukkan 2021 tercatat sebanyak 69 insiden
kasus kekerasan pada anak kekerasan perempuan dan anak yang

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

terdiri dari 61 kasus anak yang bahkan sering di panggil anak bodoh
dibagi 41 kasus seksual dan 20 kasus di tengah keramaian. Berdasarkan
fisik serta untuk kasus perempuan hasil pengamatan peneliti, orang tua
sebanyak 8 kasus yang berupa kasus biasa membanding-bandingkan anak
seksual (Dinas P2TP2A, 2021). mereka dengan anak lain yang
Verbal abuse menjadi hal yang memiliki kelebihan dari segi prestasi,
perlu mendapatkan perhatian orang tua sering merendahkan anak
dikarenakan penganiayaan secara mereka tanpa memperdulikan
emosional dengan cara kekerasan perasaan anak mereka yang disebut
verbal akan menyebabkan gangguan bodoh, pemalas bahkan tidak
emosi pada anak. Anak akan berguna. Hal ini biasa terjadi jika
mengalami perkembangan konsep anak melakukan kesalahan, selain itu
diri yang kurang baik, hubungan juga karena faktor lingkungan. Orang
sosialnya dengan lingkungannya tua yang tinggal di lingkungan yang
akan bermasalah dan membuat anak biasa memperlakukan anak dengan
lebih agresif serta menjadikan orang kasar sehingga mereka menganggap
dewasa sebagai musuhnya. Anak membentak, memukuli dan berkata
akan menarik diri dari kasar pada anak merupakan hal yang
lingkungannya, lebih senang biasa bahkan sudah membudaya.
menyendiri dan juga akan Adapun terkait perilaku bullying,
mengalami kesulitan belajar, baik di dari 10 siswa didapatkan pengakuan
rumah maupun di sekolah (Wirawan, bahwa, mereka pernah menghina
2016). teman, membentak hingga
Penelitian yang dilakukan oleh mengancam adik kelas, bahkan
Amah, dkk, (2018) menunjukan sering berkelahi dengan teman
bahwa terdapat hubungan antara karena hal-hal yang sepele.
perilaku verbal abuse orang tua Berdasarkan uraian diatas, maka
dengan perilaku bullying pada anak peneliti tertarik untuk meneliti
usia sekolah di Desa Jatiharjo tentang “Hubungan verbal abuse
Kecamatan Pulokulon Kabupaten orang tua dengan perilaku bullying
Grobogan. Verbal abuse orang tua pada anak usia sekolah di SDN 16
sangat berpengaruh pada perilaku Limboto Barat’’.
bullying anak karena verbal abuse 2. METODE PENELITIAN
orang tua dapat memperberat 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
perilaku bullying anak. Orang tua Lokasi penelitian ini dilakukan
mempunyai peran dalam di SDN 16 Limboto Barat pada bulan
pembentukan perilaku anak terutama Maret 2022.
pada munculnya perilaku bullying. 2.2. Desain Penelitian
Berdasarkan hasil survei awal Penelitian ini merupakan
yang dilakukan oleh peneliti pada 19 penelitian menggunakan desain
Januari 2022 kepada 10 siswa siswi cross sectional untuk mengetahui
di SDN 16 Limboto Barat didapatkan apakah ada hubungan verbal abuse
pernyataaan bahwa mereka sering orang tua dengan perilaku bullying
mendengar kata-kata kasar dari pada anak usia sekolah di SDN 16
orang tua, dipukuli bila membantah Limboto Barat.

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

3. HASIL PENELITIAN No Pendidikan N %


3.1. Karakteristik Responden 1. Tidak sekolah 10 14.9
Tabel 3.1. Distribusi Responden 2. SD 29 43.3
Berdasarkan Kelas Di SDN 16 3. SMP 7 10.4
Limboto Barat 4. SMA 11 16.4
5. Diploma 3 4.5
No Kelas N % 6. Sarjana 7 10.4
1. 4 26 38.8 Total 67 100
2. 5 21 31.3 Sumber : Data Primer, 2022
3. 6 20 29.9 Berdasarkan tabel karakteristik
Total 67 100 responden di atas didapatkan bahwa
Sumber : Data Primer 2022 distribusi responden berdasarkan
Tabel 3.2. Distribusi Responden kelas, rata-rata responden berada
Berdasarkan Umur Di SDN 16 pada kategori kelas 4 sebanyak 26
Limboto Barat responden (38.8%). Sebagian
No Umur N % kecilnya kelas 6 sebanyak 20
1. 9 13 19.4 responden (29.9%). Berdasarkan
2. 10 13 19.4 umur mayoritas berada pada kategori
3. 11 21 31.3 umur 11 tahun sebanyak 21
4. 12 17 25.4 responden (31.3%). Sebagian
5. 13 3 4.5 kecilnya kategori umur 13 tahun
Total 67 100 sebanyak 3 responden (4.5%).
Sumber : Data Primer 2022 Berdasarkan jeni kelamin rata-rata
Tabel 3.3. Distribusi Responden responden berjenis kelamin laki-laki
Berdasarkan Jenis Kelamin Di sebanyak 39 responden (58.2%).
SDN 16 Limboto Barat Sebagian kecilnya berjenis kelamin
No Jenis Kelamin N % perempuan sebanyak 28 responden
1. Laki-laki 39 58.2 (41.8%). Berdasarkan pendapatan
2. Perempuan 28 41.8 orang tua, rata-rata memiliki
Total 67 100 pendapatan <1,5 juta/bulan
Sumber : Data Primer, 2022 sebanyak 60 responden (89.6%).
Tabel 3.4. Distribusi Responden Sebagian kecilnya memiliki
Berdasarkan Pendapatan Orang pendapatan 2.5 juta- ≤3.5 juta.
Tua Di SDN 16 Limboto Barat Berdasarkan pendidikan orang tua,
No Pendapatan N % rata-rata memiliki pendidikan SD
(Juta) sebanyak 29 responden (43.3%).
1. <1,5 60 89.6 Sebagian kecilnya memiliki
2. 1,5 juta- < 2,5 4 6.0 pendidikan diploma sebanyak 3
3. 2.5 juta-≤3,5 3 4.5 responden (4.5%).
Total 67 100 3.2. Analisis Univariat
Tabel 3.6. Distribusi Responden
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan Verbal Abuse Orang
Tabel 3.5. Distribusi Responden
Tua Di SDN 16 Limboto Barat
Berdasarkan Pendidikan Orang
Tua Di SDN 16 Limboto Barat No Verbal N %
Abuse

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

1. Tinggi 8 11.9
2. Sedang 55 82.1
3. Rendah 4 6.0
Total 67 100
Sumber : Data Primer, 2022

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

Tabel 3.7. Distribusi Responden berdasarkan verbal abuse orang tua di


Berdasarkan Perilaku Bullying Anak SDN 16 Limboto Barat, mayoritas
Usia Sekolah Di SDN 16 Limboto berada pada kategori verbal abuse
Barat sedang sebanyak 5 responden (82.1%).
No Bullying N % Adapun sebagian kecilnya berada pada
1. Tinggi 3 4.5 kategori verbal abuse rendah sebanyak
2. Sedang 44 65.7 4 responden (6.0%). Berdasarkan
3. Rendah 20 29.9 perilaku bullying sebagian besar
Total 67 100 berada pada kategori bullying sedang
Sumber : Data Primer, 2022 sebanyak 44 responden (65.7%).
Berdasarkan tabel di atas Adapun sebagian kecilnya berada pada
didapatkan bahwa distribusi responden kategori bullying tinggi sebanyak 3
responden (4.5%).
3.3. Analisis Bivariat
Tabel 3.8. Hubungan Verbal Abuse Orang Tua Dengan Perilaku Bullying
Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 16 Limboto Barat
Perilaku Bullying Anak Usia Total P Value
Sekolah
Tinggi Sedang Rendah n %
Verbal
Abuse Orang N % N % n %
Tua
Tinggi 2 3.0 4 6.0 2 3.0 8 11.9
Sedang 1 1.5 40 59.7 14 20.9 55 82.1
Rendah 0 0 0 0 4 6.0 4 6,0 0,000
Total 3 4.5 44 65.7 20 29.9 67 100
Sumber : Data Primer, 2022
Pada tabel di atas dari 8 responden (6.0%) dengan verbal abuse
responden (11.9%) verbal abuse orang orang tua rendah seluruhnya masuk
tua tinggi, 2 responden (3.0%) dalam kategori perilaku bullying anak
memiliki perilaku bullying anak usia usia sekolah rendah (6.0%). Dari
sekolah tinggi, 4 responden (6.0%) perhitungan menggunakan uji
memiliki perilaku bullying anak usia Kolmogorov Smirnov diperoleh p
sekolah sedang dan 2 responden (3.0%) Value 0,000 (p value ˂ 0,05). Hal ini
diantaranya memiliki perilaku bullying menunjukkan bahwa terdapat
anak usia sekolah rendah. Kemudian hubungan yang signifikan antara
dari 55 responden (82.1%) dengan verbal abuse orang tua dengan perilaku
verbal abuse orang tua sedang, 1 bullying anak usia sekolah di SDN 16
responden (1.5%) memiliki perilaku Limboto Barat.
bullying anak usia sekolah tinggi, 40
responden (59.7%) memiliki perilaku 4. Pembahasan
bullying anak usia sekolah sedang dan 4.1. Identifikasi Verbal Abuse Orang
14 (20.9%) diantaranya masuk dalam Tua Di SDN 16 Limboto Barat
kategori perilaku bullying anak usia Berdasarkan hasil penelitian
sekolah rendah. Adapun dari 4 didapatkan bahwa distribusi responden

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

berdasarkan verbal abuse orang tua di penghasilan rendah memiliki tingkat


SDN 16 Limboto Barat yang memiliki perilaku yang lebih tinggi dalam
verbal abuse orang tua tinggi yaitu melakukan kekerasan kepada anak
sebanyak 8 responden (11.9%), verbal dibandingkan dengan orang tua yang
abuse orang tua sedang yaitu sebanyak memiliki penghasilan tinggi. Tingkat
55 responden (82.1%) dan verbal kepuasan orang tua terletak pada
abuse orang tua rendah yaitu sebanyak seberapa baik orang tua merasa mampu
4 responden (6.0%). Dari hasil tersebut memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
disimpulkan bahwa sebagian besar Orang tua yang kekurangan sumber
responden memiliki verbal abuse orang daya untuk merawat anak akan
tua sedang. mengalami peningkatan perilaku
Berdasarkan hasil penelitian negatif dalam memenuhi tantangan
sebagian besar responden berada pada kehidupan sehari-hari. Ketika
kategori verbal abuse orang tua sedang mengalami kesulitan ekonomi, orang
yaitu sebanyak 55 responden (82.1%), tua akan menjadi mudah marah,
responden dengan Verbal abuse orang tertekan dan frustasi, serta tekanan
tua kategori sedang menyatakan bahwa psikologis mereka akan menurunkan
orang tua melakukan intimidasi dengan kamampuan pengasuhan orang tua
cara selalu berkata kasar, kemampuan yang berpengaruh pada perilaku
anak sering diremehkan oleh orang tua, kekerasan pada anak (Stuart &
dan anak selalu dianggap salah oleh Sundeen, 2016). Sejalan dengan hasil
orang tua yang termasuk dalam penelitian Tatik Utami (2017),
kategori mengecilkan atau Terdapatnya hubungan pola asuh orang
mempermalukan anak. Salah satu tua terhadap perilaku verbal abuse pada
faktor yang menyebabkan terjadinya anak usia sekolah di SDN Sawah Besar
verbal abuse orang tua adalah 01 Semarang dengan nilai p 0,045.
pendapatan orang tua. Pekerjaan orang Berdasarkan hasil penelitian
tua biasanya akan berefek pada responden yang berada pada kategori
penghasilan dalam keluarga, masalah verbal abuse orang tua tinggi yaitu
keuangan seringkali mendorong sebanyak 8 responden (11.9%). Hal ini
timbulnya stres pada orang tua. Aspek di dapatkan dari pernyataan responden
keuangan dapat berupa tingkatan yang menyatakan bahwa sering
penghasilan keluarga yang rendah dan dibentak oleh orang tua dengan
dihadapkan pada tuntutan kebutuhan kutukan dan makian dan orang tua
yang tinggi (Munawarti, 2018). sering merendahkan anak. Salah satu
Dari hasil penelitian 55 faktor yang mempengaruhi terjadinya
responden verbal abuse orang tua verbal abuse orang tua adalah
kategori sedang, terdapat 49 responden pendidikan. Banyak orang tua yang
yang memiliki pendapatan <1,5 tidak mengetahui atau mengenal
juta/bulan dan 6 responden yang informasi mengenai kebutuhan
memiliki pendapatan orang tua 1,5 juta perkembangan anak, misalnya anak
- <2,5 juta/bulan. Income yang belum memungkinkan untuk
diperoleh orang tua berpengaruh melakukan sesuatu. Karena sempitnya
terhadap tingkat perilaku pengasuhan pengetahuan orang tua, anak dipaksa
orang tua. Orang tua dengan untuk melakukan sesuatu, dan ketika

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

anak belum bisa melakukannya orang perhatian serta merespon komunikasi


tua menjadi marah, membentak dan anaknya. Tindakan pengasuhan orang
memcaci anak. Dari hasil penelitian 8 tua yang efektif juga berupa
responden dengan verbal abuse orang menghindari menghukum, menghardik
tua tinggi sebagian besar pendidikan bahkan menganiaya anak. Saat
orang tua yaitu sekolah dasar (SD). menghadapi perilaku bermasalah pada
Tingkat pendidikan merupakan salah anak, orang tua mempercayai bahwa
satu aspek sosial yang dapat cara-cara tersebut merupakan cara yang
mempengaruhi tingkah laku manusia. tepat untuk mendisiplinkan anak dan
Pendidikan akan mempengaruhi menciptakan suasana dan komunikasi
seseorang dalam melakukan respon yang baik sehingga anak-anak akan
terhadap sesuatu yang datang dari luar. memiliki keberanian untuk melakukan
Orang yang mempunyai pendidikan komunikasi dalam segala hal (Effendy,
lebih tinggi akan memberikan respon 2020).
yang lebih rasional dibandingkan Sejalan dengan hasil penelitian
mereka yang tidak berpendidikan tidak yang dilakukan oleh Abdollahi (2021)
mampu menghadapi tantangan dengan ditemukan bahwa adanya korelasi
rasional (Notoatmodjo, 2017). positif antara komunikasi orang tua
Sejalan dengan hasil penelitian dengan keterbukaan diri pada anak.
yang dilakukan oleh Mamesah & 4.2. Identifikasi Perilaku Bullying
Katuuk (2018) didapatkan bahwa Pada Anak Di SDN 16 Limboto
terdapat hubungan yang signifikan Barat
antara verbal abuse orang tua dengan Berdasarkan hasil penelitian
perkembangan kognitif pada anak didapatkan bahwa distribusi responden
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan perilaku bullying anak usia
responden yang berada pada kategori sekolah di SDN 16 Limboto Barat yang
verbal abuse orang tua rendah yaitu memiliki perilaku bullying tinggi yaitu
sebanyak 4 responden (6.0%). Hal ini sebanyak 3 responden (4,5%), perilaku
di dapatkan dari pernyataan responden bullying anak usia sekolah sedang yaitu
yang menyatakan bahwa tidak merasa sebanyak 44 responden (65,7%), dan
takut ketika berbicara dengan orang tua perilaku bullying anak usia sekolah
dan orang tua tidak pernah memberikan rendah yaitu sebanyak 20 responden
ancaman ataupun memukul disaat (29,9%). Dari hasil tersebut
responden mendapatkan nilai jelek. disimpulkan bahwa sebagian besar
Keterbukaan dalam berkomunikasi responden memiliki perilaku bullying
sangatlah diperlukan bagi usia anak- anak usia sekolah sedang.
anak karena pada usia inilah mereka Berdasarkan hasil penelitian
mulai menunjukkan kemampuannya sebagian besar responden berada pada
untuk dapat menerima orang lain dan kategori perilaku bullying anak usia
menyesuaikan diri. Peran dan sikap sekolah sedang yaitu sebanyak 44
yang baik dari orang tua dalam responden (65.7%). Perilaku bullying
berinteraksi dengan anak-anaknya sedang di dapatkan dari jawaban
meliputi cara menyampaikan pesan, responden yang menyatakan bahwa
menyampaikan aturan-aturan, hadiah, selalu menindas adik kelas sebagai
hukuman, cara orang tua memberikan bentuk pelajaran awal masuk sekolah,

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

senang menjahili adk kelas, dan senang dari pernyataan responden yang suka
mempermalukan anak yang bodoh di mengucilkan teman yang berbuat salah
depan umum. Dari hasil penelitian 44 dan suka memfitnah teman. Bentuk
responden perilaku bullying kategori perilaku bullying selanjutnya yaitu
sedang didapatkan bahwa mayoritas bullying fisik. Perilaku bullying fisik
responden memiliki umur 11 tahun merupakan bentuk bullying yang paling
yaitu sebanyak 16 responden. Menurut jelas, hal ini terjadi ketika anak
(Fatimatuzzahro, Suseno, & Irwanto, menggunakan tindakan fisik untuk
2017) Usia anak sekolah pada rentang mendapatkan kekuatan dan kendali
10-12 tahun merupakan usia anak pada terhadap korban dari perilaku bullying
masa pra-remaja, dimana merupakan tersebut. Perilaku bullying fisik paling
masa peralihan dari masa anak-anak mudah diidentifikasi karena termasuk
menuju tahapan sebelum dewasa. tindakan yang jelas dan nyata, dan
Secara kognitif, usia pra-remaja pada perilaku bullying ini paling mudah
tahap ini sudah mulai mengalami dilaporkan ke pihak sekolah sehingga
peningkatan minat intelektual, mereka mendapat lebih banyak perhatian dari
juga memiliki pemikiran yang konkrit, sekolah dibandingkan dengan perilaku
seperti mulai mencari kebenaran dari bullying verbal dan bullying psikologi.
suatu hal, baik atau buruk. Selain itu Sejalan dengan hasil penelitian
pada usia pra-remaja timbul sifat keras yang dilakukan oleh (Wong, J.P, 2017)
kepala, anak mulai membantah dan tentang Bullying in the Countryside :
menentang orang lain sehingga muncul Prevalence, Factors, and Coping
perilaku negatif anak seperti Mechanism ditemukan bahwa bullying
melakukan perilaku bullying pada verbal menjadi salah satu jenis
orang lain. Perilaku bullying yang bullying yang paling sering terjadi pada
dilakukan bisa berbentuk kekerasan siswa.
fisik, verbal, maupun psikologis. Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di responden yang berada pada kategori
dapatkan bahwa mayoritas responden perilaku bullying anak usia sekolah
melakukan perilaku bullying verbal. rendah yaitu sebanyak 20 responden
Menurut Coloroso (2017) Salah satu (29.9%). Hal ini di dapatkan dari
jenis perilaku bullying yaitu bullying pernyataan responden berupa tidak
verbal yang berupa bentuk penindasan akan menggunakan kekerasan pada
yang paling umum digunakan baik oleh teman saat sedang bertengkar, tidak
anak perempuan maupun anak laki- akan meneriaki teman yang berbuat
laki. Bullying verbal merupakan salah dan selalu bersikap ramah pada
bullying yang dilakukan secara teman. Perkelahian antar siswa adalah
langsung, yang meliputi perilaku suatu bentuk perkelahian fisik antar
seperti, memanggil dengan siswa secara bersama-sama.
panggilan/julukan yang buruk, Perkelahian antar siswa merupakan
mengejek, menggoda, maupun tindakan yang negatif, karena di
mengancam. sekolah manapun tidak pernah
Bentuk perilaku bullying diajarkan bahwa perkelahian
berikutnya adalah bullying psikologi, merupakan suatu yang baik. Salah satu
perilaku bullying psikologi di dapatkan tugas seorang siswa di sekolah adalah

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

belajar untuk memperoleh suatu (Kurniadarmi, 2020). Perbedaan


perubahan tingkah laku yang baru tingkatan inilah yang dimanfaatkan
secara keseluruhan sebagai hasil oleh senior untuk bersikap sewenang-
pengalaman individu itu sendiri dalam wenang kepada junior. Tindakan-
interaksi dengan lingkungannya. tindakan yang dilakukan cenderung
Sejalan dengan hasil penelitian mengarah kepada perilaku agresif anak,
yang dilakukan oleh Sari (2019) baik secara individu maupun
menyatakan bahwa perubahan perilaku kelompok. Perilaku agresif yang umum
siswa melalui pendidikan bukan dilakukan siswa di sekolah diantaranya
sekedar mentransfer ilmu pengetahuan mulai dari menggertak, memukuli
dan sikap dari guru, tetapi bagaimana junior agar dihormati dan melontarkan
siswa dapat berperilaku dengan kata-kata yang tidak sopan seperti
mewujudkan keseimbangan antara memaki, menghina, dan mengejek
lingkungan, perilaku, dan manusia. teman sebaya (Kurniadarmi, 2020)
Menurut asumsi peneliti siswa sebagai Sejalan dengan hasil penelitian
individu yang masih dalam tahap yang dilakukan Harris (Thalib, 2018)
perkembangan dengan emosi yang labil menunjukkan bahwa pengalaman
akan mudah terpengaruh terutama perilaku agresif ditunjukkan melalui
lingkungan sekitar baik itu keluarga, berbagai bentuk perilaku seperti
sekolah, dan masyarakat. Oleh karena menyerang orang lain (memukul,
itu perilaku positif senantiasa harus menampar, menendang, menggigit)
dilakukan seorang pendidik supaya mengancam secara fisik atau verbal,
dapat dijadikan contoh. melecehkan orang lain (mengejek,
Berdasarkan hasil penelitian berteriak, berkata kasar) dan bersikap
responden yang berada pada kategori tidak sopan. Menurut asumsi peneliti
perilaku bullying anak usia sekolah bahwa tindakan senioritas yang ada di
tinggi yaitu sebanyak 3 responden sekolah berdampak pada anak, anak
(4.5%). Perilaku bullying tinggi terlihat akan cenderung melakukan perilaku
dari pernyataan responden berupa agesif seperti menggertak dan
senang menggertak adik kelas agar memukuli junior agar dihormati.
dihormati dan suka mencibir perkataan 4.3. Hubungan Verbal Abuse Orang
teman yang tidak disukai. Salah satu Tua Dengan Perilaku Bullying
perilaku siswa yang terjadi secara turun Pada Anak Usia Sekolah Di SDN
temurun bahkan menjadi tradisi di 16 Limboto Barat
suatu lembaga pendidikan adalah
senioritas. Senioritas dalam kehidupan Berdasarkan hasil analisa data
sehari-hari tidak dapat terpisahkan menggunakan uji statistik Kolmogorov
dalam kehidupan masyarakat. Hal Smirnov diperoleh p Value 0.000 (p
tersebut dikarenakan dalam kehidupan value ˂ α 0,05) yang berarti H1
manusia terdapat perbedaan tingkatan. diterima, sehingga dapat dinyatakan
Tingkatan yang ada di pendidikan yaitu bahwa ada hubungan yang signifikan
senior dan junior, dimana dalam antara verbal abuse orang tua dengan
budaya yang ada di Indonesia yaitu perilaku bullying anak usia sekolah di
budaya menghormati yang lebih tua SDN 16 Limboto Barat.
dan menyayangi yang lebih muda

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian yang siswa secara aktif dalam menegakkan


dilakukan, didapatkan hubungan verbal peraturan agar suasana sekolah menjadi
abuse orang tua dengan perilaku kondusif, selain itu siswa-siswi
bullying anak usia sekolah di SDN 16 diajarkan untuk saling menghargai satu
Limboto Barat yaitu 8 responden sama lain, tidak saling merendahkan
(11.9%) verbal abuse orang tua tinggi, kekurangan teman sehingga sangat
2 responden (3.0%) memiliki perilaku jarang terjadi konfilk antar siswa dan
bullying anak usia sekolah tinggi, 4 pihak sekolah berperan penting dalam
responden (6.0%) memiliki perilaku memberikan edukasi tentang bahaya
bullying anak usia sekolah sedang dan perilaku bullying kepada siswa-siswi.
2 responden (3.0%) diantaranya Pihak sekolah sangat
memiliki perilaku bullying anak usia memperhatikan keberadaan bullying
sekolah rendah. Kemudian dari 55 akibatnya, anak-anak sebagai pelaku
responden (82.1%) dengan verbal bullying tidak akan mendapatkan
abuse orang tua sedang, 1 responden penguatan terhadap perilaku mereka
(1.5%) memiliki perilaku bullying anak untuk melakukan intimidasi terhadap
usia sekolah tinggi, 40 responden anak lain. Bullying yang mampu
(59.7%) memiliki perilaku bullying dikontrol oleh pihak sekolah
anak usia sekolah sedang dan 14 memberikan masukan positif pada
responden (20.9%) memiliki perilaku siswanya, misalnya berupa hukuman
bullying anak usia sekolah rendah. yang membangun sehingga dapat
Adapun dari 4 responden (6,0%) mengembangkan rasa menghargai dan
dengan verbal abuse orang tua rendah menghormati antar sesama anggota
seluruhnya masuk dalam kategori sekolah. Selain itu, perilaku bullying
perilaku bullying anak usia sekolah yang rendah ini juga didukung oleh
rendah yaitu 4 responden (6,0%). lingkungan sekolah yang sangat
Berdasarkan hasil penelitian yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dilakukan pada siswa di SDN 16 dan guru pun mengajar dengan
Limboto Barat ditemukan bahwa dari menyertakan nilai serta ajaran
8 responden (11.9%) verbal abuse didalamnya. Apabila ada masalah antar
orang tua tinggi, 2 responden (3.0%) siswa, para guru akan membantu
diantaranya memiliki perilaku bullying menyelesaikannya dengan cara yang
anak usia sekolah rendah, hal ini baik dan kekeluargaan dengan
berkaitan dengan lingkungan sekolah. menyertakan orang tua ataupun tidak
Berdasarkan hasil wawancara yang (Zakiyah, Humaedi & Santoso, 2017).
dilakukan kepada salah satu guru di Hal ini sejalan dengan penelitian
SDN 16 Limboto Barat didapatkan Mulyati (2021) bahwa orang dewasa
bahwa dilingkungan sekolah sudah pada kehidupan anak usia sekolah
diterapkan peraturan-peraturan yang dapat memanipulasi lingkungan untuk
harus di patuhi oleh siswa-siswi dan memfasilitasi kesuksesan anak dalam
apabila peraturan tersebut dilanggar suatu kegiatan atau kemampuan
akan diberikan sanksi, kemudian di tertentu. Lingkungan yang terfasilitasi
dalam lingkungan sekolah terdapat dengan baik, dimana terdapat
relasi yang baik dan aktif antara guru komunikasi yang efektif antara
dan siswa serta adanya keterlibatan pimpinan sekolah, guru, staf dan para

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

siswa serta terciptanya sekolah yang satu faktor lingkungan sosial yang
aman dan nyaman akan mereduksi dan menyebabkan berkurangnya tindakan
meminimalisir terjadinya perilaku bullying adalah ekonomi. Mereka yang
bullying pada siswa. Menurut asumsi hidup dalam perekonomian yang
peneliti apabila pihak sekolah selalu terbilang cukup tidak perlu melakukan
memperhatikan perilaku bullying yang banyak hal demi memenuhi kebutuhan
dilakukan siswa-siswi dan pihak hidupnya, sehingga di lingkungan
sekolah selalu memberikan edukasi sekolah akan jarang terjadi tindakan
terhadap perilaku negatif tersebut, bullying seperti pemalakan antar
maka kejadian bullying di dalam siswanya.
lingkungan sekolah tersebut semakin Sejalan dengan hasil penelitian
berkurang. yang dilakukan oleh Fithriyana (2017)
Adapun dari 8 responden (11,9%) menyatakan bahwa terdapat hubungan
verbal abuse orang tua tinggi, masih yang signifikan antara bullying dengan
terdapat 4 responden (6.0%) memiliki lingkungan sosial ekonomi pada siswa
perilaku bullying siswa sedang, hal ini SDN 006 Langgini. Dimana pelaku
berkaitan dengan lingkungan sosial. bullying merupakan siswa yang
Berdasarkan hasil wawancara yang memiliki kekuatan baik secara fisik
telah dilakukan pada beberapa orang ataupun sosial yang lebih dibandingkan
siswa di SDN 16 Limboto Barat, teman yang lain, memiliki tempramen
didapatkan bahwa siswa yang memiliki tinggi, dan rasa empati yang rendah
perekonomian yang terbilang cukup dan juga kebanyakan dari korban
mereka selalu diberikan uang saku bullying tunduk kepada perintah pelaku
yang cukup bahkan lebih dari orang dan tidak berani melapor kepada guru.
tua, dan juga beberapa siswa Menurut asumsi peneliti salah satu
menyatakan biasanya uang saku saat faktor yang menyebabkan
pulang dari sekolah masih tersisa berkurangnya perilaku bullying pada
sehingga uang tersebut ikut dibawa anak usia sekolah yaitu kondisi
bersama uang saku yang diberikan lingkungan sosial, apabila anak yang
orang tua saat akan berangkat ke hidup dalam perekonomian yang
sekolah, selain itu beberapa siswa terbilang cukup, mereka tidak perlu
memilki orang tua yang bekerja melakukan banyak hal demi memenuhi
disekolah sehingga gampang kebutuhan hidupnya.
memperoleh uang saku tambahan, Berdasarkan hasil penelitian yang
selanjutnya siswa menyatakan jika dilakukan pada siswa di SDN 16
memerlukan uang saku tambahan Limboto Barat ditemukan bahwa dari
mereka takut meminjam bahkan 55 responden (82.1%) dengan verbal
meminta kepada teman, mereka lebih abuse orang tua sedang, 14 (20.9%)
memilih pulang kerumah di jam diantaranya masuk dalam kategori
istirahat karena rumah yang sangat perilaku bullying anak usia sekolah
berdekatan dengan sekolah. rendah, hal ini berhubungan dengan
Menurut Zakiyah, Humaedi & teman sebaya. Berdasarkan hasil
Santoso (2017), kondisi lingkungan wawancara yang telah dilakukan
sosial dapat pula menjadi penyebab kepada siswa didapatkan pernyataan
menurunnya perilaku bullying. Salah bahwa mereka yang berteman dengan

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

anak-anak yang berprestasi mereka Sejalan dengan hasil penelitian


akan berperilaku baik juga, mereka yang dilakukan Febriyani & Indrawati
tidak membully teman-teman sekitar (2016) menunjukkan bahwa terdapat
karena takut kehilangan teman, hubungan positif yang berarti antara
dimarahi guru karena cenderung teman sebaya dengan perilaku bullying.
menjaga prestasi mereka disekolah, Hasil penelitian ini juga didukung oleh
selain itu karena teman teman mereka penelitian Ramadhanti (2017)
tidak pernah melakukan perilaku menunjukan bahwa diperoleh
bullying disekolah sehingga mereka hubungan yang positif dalam kategori
juga terbiasa dengan perilaku tersebut. sedang antara peran kelompok teman
Secara garis besar salah satu sebaya dengan perilaku bullying.
faktor yang berhubungan dengan Menurut asumsi peneliti salah satu
perilaku bullying yaitu teman sebaya. faktor yang menyebabkan rendahnya
Teman sebaya mempengaruhi bullying perilaku bullying disekolah yaitu teman
karena anak lebih banyak sebaya, apabila teman sebaya memiliki
menghabiskan waktu diluar bersama pengaruh baik dan positif maka anak
teman-temannya dan cenderung akan cenderung mengikuti perilaku
mengikuti apa yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh teman sebayanya.
teman sekelompoknya (Saifullah, Adapun dari 55 responden
2016). Saat seorang anak telah (82,1%) dengan verbal abuse orang tua
mengenal lingkungan sosial, ia tidak sedang, terdapat 1 responden (1.5%)
lagi bergantung pada keluarga, tetapi memiliki perilaku bullying siswa
akan mencoba mencari dukungan tinggi. Hal ini berkaitan dengan jenis
kepada teman sebayanya. Apabila kelamin. Mayoritas responden
teman sebayanya memberikan memiliki jenis kelamin laki-laki yaitu
pengaruh baik atau positif seperti tidak sebanyak 39 responden (58.2%).
melakukan tindakan bullying, maka Kusumawati (2017) mengungkapkan
akan mungkin anak juga akan bahwa anak laki-laki lebih sering
mengikuti hal yang sama agar bergaul secara fisik seperti main bola
memperoleh dukungan dari teman sementara itu anak-anak perempuan
sebayanya (Goodwin, 2020). Teman cenderung berkumpul dan bercakap-
sebaya yang baik dapat membangun cakap. Gender dalam lingkungan
kepribadian yang baik pada anak dan permainan anak sekolah dapat
membuat anak tersebut dapat mandiri menyebabkan anak tumbuh dalam
dan berpikir dewasa untuk melakukan iklim pergaulan yang sesuai dengan
perbuatan positif. Pengaruh positif kecenderungan jenis kelaminnya untuk
yang diberikan oleh teman sebaya melakukan bullying. Pada usia 9-12
dapat menurunkan perilaku bullying tahun mulai muncul tanda
pada anak. Mereka cenderung akan perkembangan identitas untuk
menghindari kekerasan karena berkelompok dan menunjukkan tanda-
mengikuti teman sebayanya agar anak tanda bullying terutama pada anak laki-
tersebut bisa dihargai dan diterima oleh laki. Anak laki-laki secara natural
teman sebayanya (Mustikaningsih, cenderung bersikap agresif
2019). dibandingkan anak perempuan
terutama secara fisik karenanya pola

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

pergaulan anak laki-laki juga selalu mengajarkan perilaku baik


cenderung lebih agresif dibandingkan bahkan ketika anak melakukan
anak perempuan. Pola pergaulan yang kesalahan selalu diselesaikan dengan
agresif ini menyebabkan anak laki-laki komunikasi yang baik tanpa adanya
lebih cenderung melakukan perilaku kekerasan sehingga perilaku tersebut
bullying dibandingkan dengan anak terbawa ke lingkungan sekolah.
perempuan (Sugiyanto, 2020). Keluarga merupakan lingkungan
Sejalan dengan hasil penelitian yang terdekat untuk membesarkan dan
Rachmawati (2018) menyatakan bahwa mendidik anak. Sehingga keluarga
siswa laki-laki cenderung menjadi adalah tempat anak mendapatkan
pelaku bullying baik secara verbal pendidikan pertama kali. Oleh karena
maupun secara fisik dibandingkan itu keluarga memegang peran yang
dengan siswa perempuan. Hasil sangat penting dalam perkembangan
penelitian ini juga mengkonfirmasi anak, keluarga yang baik akan
pandangan American Association of berdampak positif bagi anak (Fithria,
School Administrators (2019) yang Aulia, 2016). Menurut Igram dan
mengemukakan bahwa jenis kelamin Pachin (2015), variabel-variabel yang
merupakan salah satu faktor yang berasal dari keluarga secara tidak
mempengaruhi perilaku bullying. langsung berhubungan dengan perilaku
Menurut asumsi peneliti bahwa, yang dilakukan anak dalam kehidupan
responden dengan verbal abuse orang sehari-hari. Hubungan keluarga yang
tua kategori sedang tetapi memiliki baik akan menghindarkan anak dari
perilaku bullying rendah dipengaruhi tindakan kekerasan seperti bullying.
oleh teman sebaya sedangkan Perilaku bullying bukan perilaku yang
responden dengan verbal abuse orang terbentuk dengan sendirinya melainkan
tua kategori sedang tetapi memiliki dapat dikontrol dalam keluarga dengan
perilaku bullying tinggi dipengaruhi menghindarkan anak dari tindakan
oleh jenis kelamin, dimana anak yang kekerasan (Yusup, Perdani, 2019).
berjenis kelamin laki-laki cenderung Berdasarkan hasil penelitian yang
mempunyai perilaku bullying yang dilakukan oleh Oktaviani (2018),
lebih tinggi dibandingkan dengan anak menyebutkan bahwa hubungan antara
yang berjenis kelamin perempuan. keharmonisan keluarga dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang kenakalan remaja didapatkan hasil
dilakukan pada siswa di SDN 16 bahwa terdapat hubungan dengan
Limboto Barat ditemukan bahwa, dari tingkat keeratan tinggi. Penelitian ini
4 responden (6.0%) dengan verbal sejalan dengan penelitian yang
abuse orang tua rendah seluruhnya dilakukan oleh Maulidia (2018), yang
masuk dalam kategori perilaku menyatakan keluarga adalah agen yang
bullying siswa rendah (6.0%). Hal ini paling penting dalam menentukan
berhubungan dengan keluarga. perilaku remaja. Menurut asumsi
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti bahwa verbal abuse orang tua
dilakukan kepada siswa di SDN 16 kategori rendah dan perilaku bullying
Limboto Barat didapatkan pernyataan rendah, hal ini menunjukkan bahwa
bahwa dalam lingkungan keluarga responden yang memiliki verbal abuse
jarang tejadi kekerasan, orang tua orang tua rendah, maka perilaku

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

bullying pada anak usia sekolah yang Pacarnya”.


terjadi semakin rendah. https://kumparan.com/banthayoi
5. Penutup d/pelajar-smp-digorontalo-
5.1. Kesimpulan diduga-dianiaya-senior-gara-
Berdasarkan hasil penelitian terdapat gara-pacarnya-1smohuqxqb.
terdapat hubungan antara verbal abuse Di akses pada 19 Januari 2022
orang tua dengan perilaku bullying pukul 14.05
anak usia sekolah di SDN 16 Limboto Beran, T.N., & Leslie., T. (2018).
Barat, berdasarkan uji Kolmogorov Children’s reports of bullying
Smirnov diperoleh nilai p value = and school safety at school.
0,000<α = 0,05. Canadian jornal of school
5.2. Saran psychology, 17 (2), 8-12.
Diharapkan dapat memberikan Bidell & Deacon. (2018). School
informasi kepada orang tua mengenai Counselors Connecting The
verbal abuse dan perilaku bullying Dots Between Disruptive
pada anak usia sekolah sehingga orang Classroom Behavior And Youth
tua dapat menghindari perbuatan Self-Concept.
tersebut. Coloroso (2017). The Bully, The
Bullied, And The Bystander.
DAFTAR PUSTAKA New York: Harpercollins.
Dake, J.A., Price, J.H., & Telljohann,
Abdollahi (2021). Perceived Parenting
S.K. (2021). The nature and
Styles And Emotional
extent of bullying at school.
Intelligance Among Iranian
The Journal of School Health,
Boy Students. Asian Journal Of
73 (3): 173.
Social Sciences & Humanities.
Darmawan (2017). “Fenomena
3 (1), 460-467.
Bullying (Perisakan) Di
Ahmadi, Abu. & Supriyono, Widodo
Lingkungan Sekolah”. Jurnal
(2018). Psikologi Belajar (Edisi
Kependidikan. 1(2),253-262.
Revisi). Jakarta: Pt Rineka
Eunike, S., & Kusnadi, H. (2020).
Cipta.
Relationship between
Ainiyah, N. (2018). Remaja Millenial
attachment styles and tendency
Dan Media Sosial: Media Sosial
of agression among school
Sebagai Media Informasi
bullies in Jakarta. Diunduh
Pendidikan Bagi Remaja
pada 29 September 2011 dari
Millenial. Jurnal Pendidikan
http://www.inter-diciplinary.net
Islam Indonesia. 4(2), 78-89
Febriyani, Y. A., & Indrawati, E. S.
American Association of School
(2017). Konformitas Teman
Administrators. (2021).
Sebaya Dan Perilaku Bullying
Bullying at school and online.
Pada Siswa Kelas XI Ips.
Education.com Holdings, Inc.
Empati, 5(1),138-143
Anderson (2020). Verbal Abuse.
Fithria., & Aulia, R. (2016). Faktor-
Bakary & Febriandy. (2019). “Pelajar
Faktor Yang Berhubungan
SMP Di Gorontalo Diduga
dengan Perilaku Bullying. Idea
Dianiaya Senior Gara-Gara

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

Nursing Journal, 7(3), 2087- Pada Anak Usia Sekolah”.


2879 Jurnal Ilmiah Permas : Jurnal
Fithriyana, R. (2017). Hubungan Ilmiah STIKES Kendal.8(1), 63-
Bullying Dengan Lingkungan, 66.
Sosial Ekonomi Dan Prestasi Mahmud, B. (2019). Kekerasan Verbal
Pada Siswa Sdn 006 Pada Anak. 12(2), 689–694.
Langgini. Jurnal Mahmudi (2018). Child Abuse
Basicedu, 1(1), 89-95. Kekerasan Pada Anak Dalam
Perspektif Pendidikan Islam.
Fitriana (2018). “Faktor-Faktor yang Skripsi. Uin Raden Intan
Berhubungan Dengan Perilaku Lampung.
Orang Tua Dalam Melakukan Yusuf (2018). Pencegahan dan
Kekerasan Verbal Terhadap Anak Penanganan Kekerasan Anak:
Usia Prasekolah”. Jurnal Optimalisasi Peran Pendidik
Psikologi Undip.1(4), 81-93 dalam Perspektif Hukum.
Herlina (2016). Hubungan Tingkat Prosiding Seminar Nasional
Pengetahuan Dengan Perilaku Pendidikan. STKIP Andi
Verbal Abuse Orang Tua Pada Matappa Pangkep, 1(2), 158-
Anak Di Dusun Kuwon 173.
Sidomulyo. Jurnal Psikologi. 2 Yusup, H., & Perdani, L, F. (2019).
(12), 33-64. Faktor Potensi Kekerasan
Hidayanti. (2019). Bullying pada Orang Tua Terhadap Anak.
Anak: Analisis dan Alternatif
Solusi. INSAN .14 (1), 13-15. Yusuf (2018). Pencegahan dan
Huraerah,(2018). Kekerasan Terhadap Penanganan Kekerasan Anak:
Anak. Bandung: Penerbit Nuasa Optimalisasi Peran Pendidik
Cendikia. dalam Perspektif Hukum.
Hymel, Nickerson, & Swearer (2015). Prosiding Seminar Nasional
“Four Decades Of Research On Pendidikan. STKIP Andi
School Bullying”: An Matappa Pangkep, 1(2), 158-
Introduction.American 173.
Psychologist. 70(4), 293-299. Yusup, H., & Perdani, L, F. (2019).
Faktor Potensi Kekerasan
Igram, J, R., & Pachin, J, W., Orang Tua Terhadap Anak:
Huebener, B, M., Byunum, T, S. Studi Kasus Di Kelurahan
(2-15). Parents, Friend And Cibeber Selatan Kota Cimahi.
Serious Delinquency An Jurnal Ilmu Kesejahtraan
Axamination Of Direct and Sosial. 12(2). 67-74
Indirect Effects Among At-Risk Zadriana, D., Mulyatina, M., &
Early Adolecents. Criminal Desreza, N. (2021). Hubungan
Justice Review. 31(2), 45-56. Kekerasan Verbal Orang Tua
Lestari, S.P.,Royhanaty, I., & Amah, Dengan Kepercayaan Diri
E.S.L.(2018). “Hubungan Siswa Di Smp Negeri 1 Setia
Perilaku Verbal Abuse Orang Kabupaten Aceh Barat.
Tua Dengan Perilaku Bullying

IIN N. UNO / 841418020


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2022
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Jurnal Keperawatan

Tatik Utami. (2017). Hubungan Pola


Asuh Orang Tua Terhdap
Perilaku Verbal Abuse Pada
Anak Usia Sekolah di SDN
Sawah Besar 01. Semarang.

Telaumbanua & Sulastri. 2017.


Hubungan Antara Verbal abuse
Orangtua dengan Perilaku Agresif
Anak Usia Sekolah di SD Negeri
060891 Medan.Skripsi. Program
Sarjana Universitas Sumatera
Utara. Medan.

IIN N. UNO / 841418020

Anda mungkin juga menyukai