Anda di halaman 1dari 7

1 | Upaya Sekolah dalam Pencegahan Tindakan Kekerasan pada Siswa di SMP Negeri 1 Srandakan

(Awwaliyatun Ni’mah)

UPAYA SEKOLAH DALAM PENCEGAHAN TINDAKAN KEKERASAN PADA SISWA DI


SMP NEGERI 1 SRANDAKAN

SCHOOL EFFORTS IN PREVENTING VIOLENCE ON STUDENTS AT


SMP NEGERI 1 SRANDAKAN

Awwaliyatun Ni’mah
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
Email: awwaliyatun.nimah2016@student.uny.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
tindakan kekerasan di SMP Negeri 1 Srandakan (2) upaya yang dilakukan sekolah dalam mencegah
tindakan kekerasan di SMP Negeri 1 Srandakan (3) faktor penghambat dalam pelaksanaan upaya
pencegahan kekerasan di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan model analisis Miles & Huberman meliputi pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Faktor yang mempengaruhi tindakan kekerasan di SMP Negeri
1 Srandakan meliputi pola asuh orang tua yang terlalu membebaskan anaknya, kurangnya perhatian
orang tua, kebiasaan menonton tontonan yang kurang mendidik, lingkungan pertemanan yang tidak baik
dan tidak bisa mengendalikan emosi (2) Upaya yang dilakukan sekolah dalam mencegah kekerasan di
sekolah ialah melalui kebijakan dan pembinaan (3) Faktor penghambat pelaksanaan pencegahan
kekerasan di sekolah yaitu kurangnya sarana penunjang seperti cctv serta adanya rasa takut untuk
melaporkan kasus kekerasan di sekolah.

Kata Kunci: Upaya Sekolah, Pencegahan Kekerasan

Abstract

This study aims to determine (1) the factors that influence the occurrence of acts of violence in
SMP Negeri 1 Srandakan (2) the efforts made by schools in preventing acts of violence in SMP Negeri
1 Srandakan (3) inhibiting factors in the implementation of efforts to prevent violence in schools. This
research is a qualitative research with a qualitative descriptive approach. Methods of data collection
using observation, interviews and documentation. Data analysis techniques using the Miles & Huberman
analysis model include data collection, data reduction, data presentation and conclusions. The data
validity technique used triangulation technique. The results showed that (1) the factors that influence
acts of violence in SMP Negeri 1 Srandakan include parenting patterns that are too liberating for their
children, lack of parental attention, the habit of watching shows that are less educational, the friendship
environment is not good and cannot control emotions ( 2) Efforts made by schools in preventing violence
in schools are through policies and guidance (3) The inhibiting factors for the implementation of
prevention of violence in schools are the lack of supporting facilities such as CCTV and the fear of
reporting cases of violence in schools

Keywords: School Effort, Violence Prevention


2 | Upaya Sekolah dalam Pencegahan Tindakan Kekerasan pada Siswa di SMP Negeri 1 Srandakan
(Awwaliyatun Ni’mah)

PENDAHULUAN keluarga atau orang tua (Harefa, 2019). Adapun


Pendidikan di Indonesia saat ini masih faktor guru yang mempengaruhi melakukan
dihadapkan pada persoalan yang kompleks dan kekerasan pada siswa yaitu kurangnya
mendasar. Berbagai permasalahan di dunia pemahaman guru bahwa kekerasan tidak efektif
pendidikan tidak hanya menyoroti mengenai untuk merubah perilaku siswa.
masalah kurikulum, sistem pendidikan, maupun Kekerasan yang terjadi di sekolah
anggaran dana yang digunakan untuk sering disebabkan oleh tingkah laku atau sikap
mendukung terlaksananya program pendidikan. siswa itu sendiri. siswa berusaha mencari
Namun, angka putus sekolah, pungutan liar perhatian dengan bertingkah laku yang
serta tindak kekerasan di lingkungan sekolah memancing amarah seperti mengganggu teman
menjadi masalah serius dalam dunia saat guru sedang mengajar, membolos pada saat
pendidikan. jam pelajaran dan membuat keributan saat guru
Tindakan kekerasan (violence) tidak hadir/terlambat masuk kelas. Hal tersebut
merupakan perbuatan seseorang atau kelompok sengaja dilakukan oleh siswa untuk
yang membuat cedera atau matinya orang lain mendapatkan perhatian dari guru.
ataupun menyebabkan kerusakan fisik atau Orangtua menjadi salah satu faktor
barang orang lain (Diyah & Ali, 2016). Kasus yang menyebabkan kekerasan di sekolah,
kekerasan di lingkungan sekolah tengah disoroti diantaranya karena pola asuh. Anak yang didik
oleh berbagai media massa mulai dari tawuran dalam pola asuh dimanjakan cenderung akan
antarpelajar, genk antarsiswa, kasus tumbuh dengan sikap yang arogan dan tidak
penganiayaan terhadap guru, hingga bisa mengontrol emosi hingga anak tersebut
perkelahian antarsiswa dalam satu sekolah. memaksa orang lain untuk memenuhi
Tindak kekerasan di lingkungan sekolah kebutuhannya dengan cara apapun.
disinyalir dilakukan oleh guru atau tenaga Fenomena kekerasan di sekolah
kependidikan lainnya terhadap siswa, siswa mengisyaratkan bahwa adanya
terhadap guru maupun antarsiswa. Bahkan, ketidakmampuan seseorang dalam
kekerasan yang terjadi di sekolah tidak mengendalikan emosi. Dilihat dari rentang
mengenal batasan usia maupun jenjang usianya, siswa SMP maupun siswa SMA masih
pendidikan. tergolong anak remaja yang memiliki emosi
Kekerasan yang terjadi di sekolah tidak stabil. Anak pada usia remaja cenderung
maupun pada institusi pendidikan lainnya telah berperilaku agresif hingga menyebabkan
menunjukkan sisi buram dari pendidikan. terjadinya tindak kekerasan. Faktor dari dalam
Tindakan kekerasan di lingkungan sekolah diri siswa tersebut kurang diperhatikan oleh
mengarah pada kekerasan terhadap anak. pihak sekolah sehingga tindak kekerasan dapat
Bentuk kekerasan yang terjadi di lingkungan terjadi di lingkungan sekolah.
sekolah yaitu kekerasan fisik, psikis dan Data kasus kekerasan terhadap anak di
kekerasan seksual. Kekerasan fisik dapat Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2017
berupa menampar, menendang, sampai 2019 mengalami peningkatan dari tahun
memukul/meninju, mencekik, mendorong, ke tahun. Kasus kekerasan pada tahun 2017
menggigit, membenturkan, serta mengancam sebanyak 326 kasus, tahun 2018 sebanyak 408
dengan benda tajam (Jamaludin, 2016). kasus dan tahun 2019 sebanyak 491 kasus
Kekerasan psikis merupakan kekerasan secara (Dinas Pemberdayaan Perempuan,
emosional yang dilakukan dengan cara Perlindungan Anak dan Pengendalian
menghina, mencela atau melontarkan perkataan Penduduk DIY, 2020).
yang menyakiti perasaan, melukai harga diri, Kasus kekerasan selama tahun 2019 di
menurunkan rasa percaya diri dan membuat beberapa daerah diantaranya Kabupaten
seseorang merasa hina (Nurani, 2010). Sleman sebanyak 177 kasus, Kota Yogyakarta
Sedangkan, kekerasan seksual merupakan sebanyak 83 kasus, Kabupaten Bantul sebanyak
segala tindakan yang muncul dalam bentuk 147 kasus, Kabupaten Kulon Progo sebanyak
paksaan atau ancaman untuk melakukan 69 kasus dan Kabupaten Gunungkidul sebanyak
hubungan seksual (Jamaludin, 2016). 18 kasus. Berdasarkan data tersebut kasus
Berbagai macam tindak kekerasan baik kekerasan tertinggi terdapat di wilayah
secara fisik maupun psikis menimbulkan Kabupaten Sleman, sedangkan kasus kekerasan
dampak buruk bagi korban. Tindak kekerasan terendah terdapat di wilayah Kabupaten
tersebut dapat dipengaruhi oleh tiga faktor Gunungkidul (Dinas Pemberdayaan
meliputi faktor dari guru, dari siswa dan dari
3 | Upaya Sekolah dalam Pencegahan Tindakan Kekerasan pada Siswa di SMP Negeri 1 Srandakan
(Awwaliyatun Ni’mah)

Perempuan, Perlindungan Anak dan pihak lain”. Bagaimanapun seorang anak yang
Pengendalian Penduduk DIY, 2020). berada di lingkungan sekolah harus
Berdasarkan data UPTD PPA diselamatkan dari situasi yang mengancamnya
Kabupaten Bantul, pada tahun 2017 menerima baik kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
aduan 163 kasus kekerasan terhadap perempuan perkembangannya. Dengan demikian, sekolah
dan anak. Dari 163 kasus kekerasan tersebut memiliki peran penting dalam melakukan upaya
terdapat 54 kasus kekerasan yang menimpa pencegahan terjadinya tindakan kekerasan.
anak-anak. Pada tahun 2018 aduan mengenai Upaya dapat diartikan sebagai salah
kasus kekerasan tersebut meningkat menjadi satu usaha atau tindakan yang dapat
210 kasus, yang diantaranya terdapat kasus dilakukakan seseorang untuk mencapai suatu
kekerasan terhadap anak sebanyak 81 kasus. tujuan. Menurut Sukanto (2011), menambahkan
Selama tahun 2019 adanya peningkatan kasus bahwa upaya merupakan langkah-langkah yang
kekerasan menjadi 229 kasus. Bahkan, kasus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai
kekerasan terhadap anak pada tahun 2019 sesuatu yang diinginkannya atau tujuan yang
meningkat menjadi 115 kasus (UPTD PPA diharapkan.
Kabupaten Bantul, 2020). Tidak dapat SMP Negeri 1 Srandakan merupakan
dipungkiri bahwa kasus kekerasan yang terjadi salah satu sekolah favorit di wilayah Kabupaten
pada anak-anak bisa terjadi di mana saja Bantul. Meskipun termasuk sekolah favorit,
termasuk di lingkungan sekolah. masih ada beberapa kasus tindakan kekerasan
Pendidikan yang berlangsung selama yang terjadi di SMP Negeri 1 Srandakan seperti
ini masih dianggap kurang bermakna bagi perkelahian antarsiswa, tindakan ancaman
perkembangan pribadi dan watak dari siswa. hingga perilaku bullying. Bahkan, tindakan
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kekerasan yang terjadi seringkali tindak
kasus kekerasan yang terjadi. Tidak sedikit diketahui oleh pihak sekolah. Upaya-upaya
perilaku siswa bertentangan dengan nilai moral, dalam mencegah terjadinya kekerasan perlu
moral agama dan norma sosial hingga banyak diperhatikan untuk meminimalisir tindakan
siswa yang melakukan tindakan kekerasan. kekerasan terutama di lingkungan sekolah.
Selain itu, pihak sekolah kurang
memperhatikan adanya indikasi tindakan METODE PENELITIAN
kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan jenis
Kekerasan pada siswa dengan dalih penelitian dengan pendekatan kualitatif.
mendisiplinkan siswa, tidak jarang alasan Menurut Sugiyono (2018), metode penelitian
tersebut menjadi budaya kekerasan di sekolah. kualitatif adalah metode penelitian yang
Bullying menjadi salah satu contoh kekerasan berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
antarsiswa, bahkan tindakan tersebut sering yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
tidak disadari oleh pelaku maupun pihak obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai
sekolah. Hal tersebut dapat terjadi karena upaya instrument utama, teknik pengumpulan data
dalam mencegah tindakan kekerasan kurang dilakukan secara triangulasi, analisis data
diperhatikan oleh pihak sekolah. bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif
Sekolah merupakan wahana lebih menekankan pada makna dibandingkan
pengembangan peserta didik yang di dalamnya dengan generalisasi. Dalam penelitian ini, data
terdapat proses pelayanan jasa (Jelantik, 2015). yang diperoleh akan dikumpulkan yang
Pelayanan jasa yang dimaksud ialah dalam guru kemudian dianalisis dan digunakan untuk
maupun tenaga kependidikan lainnya terlibat penarikan kesimpulan yang dituangkan dalam
dalam proses belajar mengajar sehingga peserta bentuk tulisan.
didik memperoleh ilmu pengetahuan. Lembaga
pendidikan seperti sekolah seharusnya mampu Tempat dan Waktu Penelitian
memberikan rasa aman dan nyaman bagi Pelaksanaan penelitian dilakukan di
peserta didik. Hal tersebut telah tertuang dalam SMP Negeri 1 Srandakan yang beralamat di
pasal 54 Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Nengahan, Trimurti, Srandakan, Bantul,
tentang Perlindungan Anak yang menjelaskan Yogyakarta. Penelitian ini dilakasanakan pada
bahwa “Anak di dalam dan di lingkungan bulan April - Mei 2022. Pemilihan SMP Negeri
sekolah wajib dilindungi dari tindak kekerasan 1 Srandakan sebagai tempat penelitian karena di
fisik, psikis, kejahatan seksual dan kejahatan sekolah tersebut perlu adanya upaya
lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga pencegahan kekerasan untuk meminimalisir
kependidikan, sesame peserta didik dan atau
4 | Upaya Sekolah dalam Pencegahan Tindakan Kekerasan pada Siswa di SMP Negeri 1 Srandakan
(Awwaliyatun Ni’mah)

terjadinya tindakan kekerasan terutama di siswa SMP Negeri 1 Srandakan berjumlah 549
lingkungan sekolah. dengan perician sebagai berikut:
1. Kelas VII (A, B, C, D, E, F) sebanyak
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 176 siswa.
Teknik pengumpulan data pada 2. Kelas VIII (A, B, C, D, E, F) sebanyak
peneltian ini menggunakan metode observasi, 186 siswa.
wawancara, dan dokumentasi (Sugiyono, 3. Kelas IX (A, B, C, D, E, F) sebanyak 187
2018). Metode observasi dilakukan dengan siswa.
mengamati kegiatan yang dilakukan di tempat SMP Negeri 1 Srandakan didukung
penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik oleh 34 tenaga pengajar dan 13 tenaga
observasi nonpartisipatoris atau partisipasi kependidikan.
pasif. Peneliti mengamati penerapan Visi dari SMP Negeri 1 Srandakan
pencegahan di sekolah, sarana dan prasarana yaitu: “Berkarakter, Berperestasi, Berbudaya,
penunjang yang berhubungan dengan Berwawasan Global (RAKTA DAYA SABA).
pencegahan kekerasan. Metode wawancara SMP Negeri 1 Srandakan juga memiliki misi
merupakan bentuk percakapan yang dilakukan dan tujuan yang dapat menjadikan sekolah
oleh pewawancara dengan narasumber yang menjadi lebih baik dalam bidang akademik
bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang maupun non-akademik.
berupa informasi. Resonden dari penelitian ini
antara lain kepala sekolah, guru dan tiga peserta B. Hasil Penelitian
didik kelas 8 dan 9. Dokumentasi dapat Upaya pencegahan diartikan sebagai
digunakan sebagai pelengkap dalam penelitian. suatu tindakan untuk menghalangi atau
Penelitian ini melakukan dokumentasi pada menahan terjadinya suatu permasalahan.
komponen yang mengarah pada pelaksanaan Tindakan pencegahan dilakukan untuk
pencegahan kekerasan di sekolah yaitu sarana melindungi peserta didik dari segala macam
dan prasrana pencegahan tindakan kekerasann bentuk kekerasan yang terjadi di lingkungan
di SMP Negeri 1 Srandakan. sekolah. Upaya pencegahan tindakan kekerasan
pada siswa di SMP Negeri 1 Srandakan sudah
Keabsahan Data berjalan selama 4 tahun terakhir.
Data penelitian ini keabsahan data Sekolah memiliki peran penting dalam
menggunakan Teknik triangulasi. Triangulasi menyelamatkan anak-anak dari tindakan
diartikan sebagai teknik pengumpulan data kekerasan. Membangun lingkungan sekolah
yang bersifat menggabungkan dari berbagai yang aman, nyaman, menyenangkan serta
teknik pengumpulan data dan sumber data yang melindungi siswa dari tindak kekerasan
telah ada. Triangulasi dalam penelitian ini merupakan keinginan dari setiap sekolah.
dilakukan dengan cara mengecek data melalui Namun kekerasan di sekolah masih terjadi
data yang diperoleh dari hasil observasi, mengingat berbagai latarbelakang siswa
wawancara dan dokumentasi. memungkinkan membawa suatu
permasalahannya ke sekolah sehingga dapat
Analisis Data mengganggu proses belajar mengajar seperti
Teknik analisis data menggunakan model melakukan bullying kepada temannya,
analisis Miles & Huberman (2014) yang terdiri memukul ataupun mengancam.
dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data dan kesimpulan. 1. Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan
di SMP Negeri 1 Srandakan
HASIL PENELITIAN DAN Kekerasan yang terjadi di SMP Negeri
PEMBAHASAN 1 Srandakan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
A. Deskripsi Lokasi faktor dari orang tua atau keluarga dan dari
SMP Negeri 1 Srandakan terletak di siswa. Pertama, pola asuh orang tua yang
Dusun Nengahan, Kalurahan Trimurti, cenderung memberikan kebebasan anak untuk
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, melakukan hal apapun. Dengan pola asuh
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 55762. tersebut membuat anak cenderung menjadi anak
Lokasi sekolah ini tergolong strategis karena berperilaku buruk sebab tidak adanya aturan
jauh dari jalan utama sehingga cukup kondusif yang dibuat oleh orang tua. Selain itu, dapat
untuk kegiatan belajar mengajar. Jumlah membuat anak tersebut tidak takut dengan
siapapun bahkan cenderung meremehkan.
5 | Upaya Sekolah dalam Pencegahan Tindakan Kekerasan pada Siswa di SMP Negeri 1 Srandakan
(Awwaliyatun Ni’mah)

Karena tidak adanya pengawasan dari 2022 SMP Negeri 1 Srandakan ikut dalam
orang tua, banyak anak-anak yang menonton deklarasi Sekolah Ramah Anak maka untuk
tontonan yang kurang mendidik. beberapa kearah pengembangannyaa akan dibentuk tim
media eletronik banyak menampilkan adegan anti kekerasan. Tim pencegahan kekerasan
kekerasan yang tidak layak menjadi tontonan nantinya akan disusun secara bersama-sama
anak di usia remaja. Menonton tayangan yang dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
tidak sesuai dengan usianya akan mengarahkan Dengan adanya tim tersebut kasus-kasus
anak meniru adegan tersebut. Anak yang sering diharapkan kekerasan di SMP Negeri 1
menonton adegan perkelahian ataupun Srandakan bisa teratasi secara maksimal.
pembullyan akan berpikir bahwa itu hal yang b. Kebijakan Pencegahan Kekerasan
wajar sehingga dengan mudah melakukan hal di SMP Negeri 1 Srandakan
tersebut. Kebijakan yang dilakukan SMP Negeri
Selain itu, kurangnya perhatian orang 1 Srandakan untuk mencegah tindakan
tua dan keluarga terdekat. Kesibukan orang tua kekerasan di sekolah diadopsi dari kebijakan
dengan pekerjaanya menjadi alasan utama tidak Sekolah Ramah Anak yakni larangan
memperhatikan perkembangan anak. Selain itu, melakukan hukuman fisik. Larangan hukuman
kondisi orang tua yang bercerai maupun fisik untuk menghindari kejadian yang tidak
meninggal sehingga anak tersebut dirawat oleh diinginkan oleh pihak sekolah seperti trauma
keluarga terdekat. Jika anak ditinggalkan oleh pada siswa. Larangan tersebut harus
orang tuanya dan tidak mendapatkan perhatian dilaksanakan oleh guru maupun tenaga
lebih cenderung meningkatkan gangguan kependidikan di SMP Negeri 1 Srandakan.
perilaku pada anak seperti membuat onar dan Selanjutnya, menghindari tindakan
melakukan tindakan yang mengarah pada yang mengarah pada diskriminasi antar siswa,
bullying. Hal tersebut dilakukan semata-mata antara pendidik dengan siswa maupun tenaga
hanya untuk mendapatkan perhatian orang tua kependidikan dengan siswa. Pendidik maupun
dan orang lain di sekitarnya. tenaga kependidikan di SMP Negeri 1
Kedua, siswa tidak bisa mengendalikan Srandakan memberikan pelayanan kepada
emosi. Perubahan hormon dan perkembangan siswa tanpa membeda-bedakan baik dari segi
fisik dapat menyebabkan labil secara jenis kelamin, usia, agama, ras maupun budaya.
emosional. Perubahan tersebut seringkali tidak SMP Negeri 1 Srandakan memberikan
dimengerti oleh anak sehingga sulit untuk kesempatan yang sama kepada seluruh siswa
mengendalikan emosi. Kestabilan emosi akan untuk mengembangkan prestasi baik prestasi
berdampak pada perilaku anak di sekolah akademik maupun non-akademik yang tertuang
seperti mudah marah, tersinggung dan dalam misi sekolah.
bermusuhan dengan temannya. Tentu perilaku Melakukan tindakan disiplin positif
tersebut akan mempengaruhi tindakan dimana hukuman yang diberikan sifatnya
kekerasan di sekolah. mendidik serta membentuk karakter. Disiplin
Selain itu, anak yang berada di bangku positif lebih mengajarkan siswa untuk
SMP tergolong anak remaja dimana pada fase memahami konsekuensi dan bertanggungjawab
ini anak sedang mencari jati dirinya. Untuk atas kesalahan yang telah dilakukan. Tindakan
menunjukan keberadaanya terkadang mereka ini dilakukan tanpa menggunakan kekerasan
cenderung melakukan hal-hal negatif seperti fisik dan ancaman tetapi lebih menonjolkan
berkelahi dengan temannya, membolos sekolah, pada komunikasi antara siswa dengan guru
melakukan pencurian ataupun mabuk- maupun siswa dengan tenaga kependidikan.
mabukan. Berikut adalah beberapa contoh penerapan
tindakan disiplin di SMP Negeri 1 Srandakan
2. Upaya Pencegahan Kekerasan di SMP seperti memungut sampah, membersihkan
Negeri 1 Srandakan kelas, merangkum materi ataupun membaca
a. Tim Pecegahan Kekerasan di SMP buku.
Negeri 1 Srandakan Kebijakan dalam pencegahan
Selama pelaksanaan pencegahan kekerasan disusun oleh kepala sekolah dan
kekerasan di sekolah untuk tim khusus anti disetujui oleh tenaga pendidik serta tenaga
kekerasan belum terbentuk secara terstruktur. kependidikan yang ada di SMP Negeri 1
Hal ini dikarenakan pada tahun sebelumnya Srandakan. Kebijakan tersebut diharapkan
SMP Negeri 1 Srandakan lebih fokus pada diterapkan dengan baik oleh pendidik dan
sekolah adiwiyata. Akan tetapi, karena di tahun tenaga kependidikan di lingkungan sekolah.
6 | Upaya Sekolah dalam Pencegahan Tindakan Kekerasan pada Siswa di SMP Negeri 1 Srandakan
(Awwaliyatun Ni’mah)

Pencegahan kekerasan sudah 19 program tersebut belum berjalan secara


diterapkan pada kegiatan belajar mengajar. maksimal.
Hukuman yang diberikan kepada siswa tidak 3. Hambatan Pencegahan Kekerasan di
lagi mengarah pada hukuman fisik. Jika dalam SMP Negeri 1 Srandakan
pembelajaran IPS terdapat siswa yang tidak Pelaksanaan upaya pencegahan di SMP
mengerjakan tugas maka guru akan meminta Negeri 1 Srandakan sedikit menemui hambatan.
untuk segera mengerjakannya dan ditambah Kurangnya pengawasan dari pihak sekolah pada
dengan merangkum materi pada yang saat jam istirahat atau dan jam kosong
disampaikan pada hari itu sehingga siswa mengakibatkan upaya pencegahan kekerasan di
tersebut tidak ketinggalan materi. Setiap guru di sekolah tidak berjalan maksimal. Hal tersebut
SMP Negeri 1 Srandakan memiliki cara sendiri dikarenakan ketika jam istirahat pendidik dan
untuk menerapkan disiplin positif pada kegiatan tenaga kependidikan berada di ruangan masing-
belajar mengajar. Disiplin positif cenderung masing sehingga tidak bisa melakukan
memberikan pemahaman kepada siswa tentang pengawasan kepada siswa. Selain itu,
tanggungjawab dan konsekuensi atas kesalahan kurangnya fasilitas penunjang seperti CCTV.
yang telah dibuat. Tidak adanya CCTV di SMP Negeri 1
Dalam pencegahan bullying juga Srandakan akan menghambat pengawasan
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa dan pihak sekolah tidak bisa
dengan layanan konsultasi di kelas. Bimbingan menemukan kasus kekerasan pada saat jam
konseling di SMP Negeri 1 Srandakan istirahat berlangsung.
dijadwalkan satu kali pertemuan dalam satu
minggu. Penjadwalan layanan konsultasi SIMPULAN DAN SARAN
tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi akar A. Simpulan
permasalahan yang dihadapi siswa dan Kasus kekerasan yang terjadi masih
melakukan pengawasan terhadap tindakan yang terjadi di SMP Negeri 1 Srandakan disebabkan
mengarah pada bullying. Selain itu, perlunya oleh dua faktor yaitu faktor dari orang tua atau
penanaman nilai-nilai karakter dalam keluarga dan dari siswa itu sendiri.
pencegahan kekerasan di sekolah. Maka dari Upaya pencegahan dimasukan dalam
itu, setiap guru di SMP Negeri 1 Srandakan suatu kebijakan yang disusun oleh kepala
menekankan pada pemberian apersepsi dengan sekolah. Adapun kebijakan yang diterapkan di
nilai-nilai karakter. SMP Negeri 1 Srandakan meliputi larangan
Pelaksanaan pencegahan kekerasan di memberikan hukuman fisik, menghindari
SMP Negeri 1 Srandakan sudah berjalan tindakan diskriminasi dan penerapan disiplin
dengan baik. Sarana dan prasaran penunjang positif. Selain itu, pihak sekolah mengupayakan
pencegahan kekerasan yang ada di SMP Negeri adanya layanan konsultasi untuk mengetahui
1 Srandakan berupa ruang bimbingan permasalahan yang dihadapi siswa dan
konseling, ramp disabilitas, mading, poster dan mendukung adanya program OSIS Mental
buku bacaan tentang pencegahan kekerasan. Health.
Pencegahan kekerasan di SMP Negeri 1 Dalam penerapannya pencegahan
Srandakan memerlukan dukungan dari OSIS. kekerasan di SMP Negeri 1 Srandakan
Salah satu program OSIS yang mengarah pada mengalami sedikit kendala seperti tidak adanya
pencegahan kekerasan di sekolah yaitu Mental cctv di sekolah sehingga pengawasan pada saat
Health. Kegiatan ini didukung oleh perwakilan jam istirahat dan jam kosong tidak berjalan
dari siswa kelas VII-IX. Dalam program ini maksimal. Selain itu, siswa merasa takut untuk
OSIS selain melakukan promosi layanan melaporkan jika terjadi kekerasan di sekolah.
bimbingan konseling sekolah, juga memberikan
sosialisasi yang bekerjasama dengan pihak- B. Implikasi
pihak tertentu misalnya Polsek Srandakan dan Implikasi dari temuan berdasarkan
layanan konsultasi psikologi di Puskesmas hasil simpulan penelitian ini, yaitu upaya
Srandakan. Program tersebut memang belum pencegahan tindakan kekerasan pada siswa
memberikan dampak yang sangat signifikan sangat diperlukan di setiap sekolah
dalam pencegahan kekerasan di sekolah. mengingat kasus kekerasan di lingkungan
Sosialisasi yang diberikan hanya dilakukan
sekolah masih sering terjadi. SMP Negeri 1
setiap kegiatan MPLS berlangsung. Apalagi
sejak dua tahun terakhir terjadi pandemic covid Srandakan perlu mengadakan sosialisasi
dan pembinaan rutin dengan melibatkan
7 | Upaya Sekolah dalam Pencegahan Tindakan Kekerasan pada Siswa di SMP Negeri 1 Srandakan
(Awwaliyatun Ni’mah)

psikolog ataupun polsek setempat sebagai


narasumber sehingga penyampaian tentang Miles & Huberman. (2014). Analisis data
pencegahan kekerasan bisa ditinjau dari kualitatif: buku sumber tentang
berbagai aspek. metode-metode baru. Jakarta: UI
Press.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian Nurani, Soyomukti. (2010). Teori-teori
mengenai upaya sekolah dalam pencegahahan pendidikan “tradisional, neoliberal,
kekerasan di SMP Negeri 1 Srandakan, maka marxis sosialis, postmodern”.
ada beberaapa saran sebagai berikut: Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
1. SMP Negeri 1 Srandakan perlu segera
membentuk tim anti kekerasan, sehingga Sugiyono. (2018). Metode penelitian
dalam pelaksanaanya pencegahannya kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
dapat terencana dengan baik dan Bandung: ALFABETA.
terstruktur.
2. Perlu adanya evaluasi yang dilakukan Sukanto, Muhammad. (2011). Pengembangan
dalam pelaksanaan pencegahan kekerasan kompetensi guru. Bandung: PT.
di SMP Negeri 1 Srandakan sehingga IKAPI.
kendala yang dihadapi bisa diselesaikan.
UPTD PPA. (2020). Diakses pada 14
3. Sosialisasi baik dari pihak sekolah maupun
September 2021 pukul 13.03 WIB.
OSIS perlu dilakukan secara rutin.
https://uptdppa.bantulkab.go.id/data/
4. Penambahan sarana penunjang seperti
hal/1/4/5/9-data-kasus-kekerasan-
CCTV perlu dilakukan untuk
perempuan-dan-anak-kabupaten-
memaksimalkan upaya pencegahan
bantul
kekerasan di SMP Negeri 1 Srandakan.

DAFTAR PUSTAKA

Diyah, Nur C.M. & Ali Imron. (2016).


Kekerasan dalam pendidikan (studi
fenomenologi perilaku kekerasan di
panti rehabilitasi sosial anak).
Paradigma, No. 3, Vol. 4.

DP3AP2 DIY. (2020). Diakses pada 17


September 2021 pukul 09.07 WIB.
http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku
/data_dasar/index/638-jumlah-
kekerasan-terhadap-perempuan-dan-
anak-menurut-kelompok-umur-dan-
lokasi?id_skpd=4

Harefa, Beniharmoni. 2019. Kapita selekta


perlindungan hukum bagi anak.
Yogyakarta: Deepublish

Jamaludin, Adon Nasrullah. (2016). Dasar-


dasar patologi sosial. Bandung:
Pustaka Setia.

Jelantik, Ketut A.A. (2015). Menjadi kepala


sekolah yang profesional: panduan
menuju PKKS. Yogyakarta:
Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai