Anda di halaman 1dari 11

TEKS EKSPOSISI

KENAKALAN REMAJA
Anggota Kelompok:

1. Muhammad Azriel Firdiansyah (21)


2. Mochammad Zainur Ridho (18)
3. Rana Muh. Azmi Khan (29)
4. Fauzi Helmi Bahmudah (09)
TESIS
Kenakalan remaja adalah hal yang sudah lumrah terjadi di negeri ini. Kenakalan remaja
bukan saja meracuni kaum pemuda, melainkan sudah menyebar hingga ke usia anak-anak.
Hal ini terjadi karena beberapa sebab. Diantaranya, karena kurangnya perhatian dan
pengawasan dari orang tua. Juga, gaya hidup yang kekinian membuat anak-anak jauh dari
norma-norma yang berlaku.
ARGUMEN
Kenakalan remaja diantaranya dapat menyebabkan pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan.
 Di dalam Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan 2019, terdapat 406.178 kasus kekerasan
terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani selama tahun 2018 (naik dari tahun sebelumnya
sebanyak 348.466). Hal itu terjadi karena salahnya pergaulan seseorang, serta minimnya pendidikan
agama yang ditanamkan sejak dini. Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional
(SPHPN) 2016, tercatat 42,7 persen perempuan yang belum menikah pernah mengalami kekerasan,
34,4 persen mengalami kekerasan seksual, dan 19,6 persen mengalami kekerasan fisik.

Tawuran antar pelajar juga menjadi salah satu dampak dari kenakalan remaja. Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) mencatat kasus tawuran di Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang 2018.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listiyarti mengatakan, pada tahun 2017, angka kasus
tawuran hanya 12,9 persen, tapi tahun 2018 naik menjadi 14 persen. “Padahal 2018 belum selesai, tapi
angkanya sudah melampaui tahun sebelumnya,” ujarnya. Buktinya, kata Retno, sejak 23 Agustus 2018
hingga 8 September 2018, pihaknya menerima empat laporan tawuran di Jakarta. “Keempat kasus
tawuran melibatkan siswa,” katanya. Hal ini merupakan salah satu dampak nyata dari kenakalan remaja
itu sendiri.
Penyebab kenakalan remaja diantaranya yaitu perceraian orang tua. Dikutip dari data website
Mahkamah Agung (MA), Rabu (3/4/2019), sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018.
Dari jumlah itu, inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan yaitu 307.778
perempuan. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang. Perceraian tersebut
berdampak pada psikologis anak, kemudian anak tersebut mencari cara untuk pelampiasan, yang
kemudian anak tersebut memilih hal-hal terlarang untuk melampiaskannya.

Hal utama yang juga menjadi penyebab seorang remaja terjebak dalam pergaulan yang salah
yaitu minimnya pendidikan yang diberikan. Sepanjang 2018 tercatat, jumlah anak putus sekolah
sebanyak 32.127 siswa. Dengan tingginya angka putus sekolah tersebut, secara tidak langsung
juga akan meningkatkan angka kenakalan remaja di Indonesia. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan pemerintah dan juga sesegera mungkin untuk menindaklanjutinya.
Remaja tidak pernah lepas dengan gadget. Gadget sendiri bisa bermanfaat bagi penggunanya,
namun seringkali juga menjadi perusak bagi penggunanya sendiri. Pasalnya, berdasarkan hasil survei
situs penyedia video dewasa asal Amerika, Indonesia menempati rangking dua terbanyak pengakses
video porno setelah India yang menduduki peringkat pertama. Dari data tersebut, diketahui bahwa
mayoritas pengakses konten dewasa di Indonesia adalah generasi muda dan sebagian kecil
masyarakat dewasa hingga yang telah berumur. Berdasarkan data ECPAT Indonesia, sekitar 74
persen dari seluruh pengakses konten dewasa di Indonesia adalah generasi muda, selebihnya generasi
tua. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama dari kenakalan remaja, dikarenakan konten
dewasa akan merusak mental para generasi muda yang mengonsumsi konten tersebut.

Angka kenakalan remaja di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data


UNICEF tahun 2016 menunjukkan bahwa kekerasan pada sesama remaja di Indonesia diperkirakan
mencapai 50 persen. Sedangkan dilansir dari data Kementerian Kesehatan RI 2017, terdapat 3,8
persen pelajar dan mahasiswa yang menyatakan pernah menyalahgunakan narkotika dan obat
berbahaya. Angka tersebut sudah menunjukkan seberapa parah generasi muda di Indonesia.
PENEGASAN ULANG
Kenakalan remaja di Indonesia sudah tidak menjadi hal yang mengejutkan karena biasa terjadi
dan tidak terlalu dianggap sebagai ancaman hancurnya generasi muda Indonesia. Jika hal ini terus
terjadi, maka Indonesia akan kehilangan para penerus bangsa yang seharusnya akan memegang
masa depan negeri ini di masa yang akan datang.
KALIMAT AKTIF TRANSITIF
• Pelajar dan mahasiswa yang menyatakan pernah menyalahgunakan narkotika dan obat
berbahaya.

• Kenakalan remaja diantaranya dapat menyebabkan pelecehan dan kekerasan terhadap


perempuan.

• Angkanya sudah melampaui tahun sebelumnya.


KALIMAT AKTIF INTRANSITIF
• Angka kenakalan remaja di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

• Sudah tidak menjadi hal yang mengejutkan.

• Kasus tawuran di Indonesia meningkat


KALIMAT PASIF TRANSITIF
• Dikutip dari data website Mahkamah Agung (MA).

• Dilansir dari data Kementerian Kesehatan RI 2017.


KALIMAT PASIF INTRANSITIF
• Hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

• Kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani.

• Pendidikan agama yang ditanamkan.


ADA PERTANYAAN? !1!1!1!

Anda mungkin juga menyukai