KENAKALAN REMAJA
Anggota Kelompok:
Tawuran antar pelajar juga menjadi salah satu dampak dari kenakalan remaja. Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) mencatat kasus tawuran di Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang 2018.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listiyarti mengatakan, pada tahun 2017, angka kasus
tawuran hanya 12,9 persen, tapi tahun 2018 naik menjadi 14 persen. “Padahal 2018 belum selesai, tapi
angkanya sudah melampaui tahun sebelumnya,” ujarnya. Buktinya, kata Retno, sejak 23 Agustus 2018
hingga 8 September 2018, pihaknya menerima empat laporan tawuran di Jakarta. “Keempat kasus
tawuran melibatkan siswa,” katanya. Hal ini merupakan salah satu dampak nyata dari kenakalan remaja
itu sendiri.
Penyebab kenakalan remaja diantaranya yaitu perceraian orang tua. Dikutip dari data website
Mahkamah Agung (MA), Rabu (3/4/2019), sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018.
Dari jumlah itu, inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan yaitu 307.778
perempuan. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang. Perceraian tersebut
berdampak pada psikologis anak, kemudian anak tersebut mencari cara untuk pelampiasan, yang
kemudian anak tersebut memilih hal-hal terlarang untuk melampiaskannya.
Hal utama yang juga menjadi penyebab seorang remaja terjebak dalam pergaulan yang salah
yaitu minimnya pendidikan yang diberikan. Sepanjang 2018 tercatat, jumlah anak putus sekolah
sebanyak 32.127 siswa. Dengan tingginya angka putus sekolah tersebut, secara tidak langsung
juga akan meningkatkan angka kenakalan remaja di Indonesia. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan pemerintah dan juga sesegera mungkin untuk menindaklanjutinya.
Remaja tidak pernah lepas dengan gadget. Gadget sendiri bisa bermanfaat bagi penggunanya,
namun seringkali juga menjadi perusak bagi penggunanya sendiri. Pasalnya, berdasarkan hasil survei
situs penyedia video dewasa asal Amerika, Indonesia menempati rangking dua terbanyak pengakses
video porno setelah India yang menduduki peringkat pertama. Dari data tersebut, diketahui bahwa
mayoritas pengakses konten dewasa di Indonesia adalah generasi muda dan sebagian kecil
masyarakat dewasa hingga yang telah berumur. Berdasarkan data ECPAT Indonesia, sekitar 74
persen dari seluruh pengakses konten dewasa di Indonesia adalah generasi muda, selebihnya generasi
tua. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama dari kenakalan remaja, dikarenakan konten
dewasa akan merusak mental para generasi muda yang mengonsumsi konten tersebut.