Anda di halaman 1dari 3

STUDY AWAL

Seks Pranikah adalah perilaku seksual yang didasari oleh hasrat dari dalam diri,
baik dilakukan dengan lawan jenis, Seks Pranikah adalah perilaku seksual yang didasari
oleh hasrat dari dalam diri, baik dilakukan dengan lawan jenis, maupun dilakukan
sendiri tanpa ada ikatan yang sah secara agama (Firmansyah & Mandagi, 2020).Perilaku
ini biasanya banyak dilakukan oleh kalangan remaja karena diusia mereka merupakan
usia yang sedang tumbuh menuju proses pematangan sehingga rasa keingintahuan
sangat tinggi dan juga rasa ingin mencoba-coba tanpa terkecuali seks (Nuryati & Fitria,
2017).

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan dimana masa


remaja merupakan masa badai dan tekanan (Dhamayanti, 2009). Salah satu
diantaranya adalah sikap sembarangan yang diperlihatkan terhadap lawan jenis, baik
pria maupun wanita. Karena itu, ada baiknya remaja mengerti akibat psikologi yang
akan dialami pacarnya jika meraka melakukan hal-hal terlarang itu. Remaja
putra harus belajar mengendalikan hormon seksual mereka, sedangankan remaja
putri menyadari akibat hubungan seksual dini, termasuk yang terjadi diluar
pernikahan. Dengan demikian pengetahuan itu ikut membentengi mereka
(Julianto dan Roswita, 2009)

Kehamilan Tidak Diinginkan (unwanted pregnancy) merupakan salah satu


kondisi dimana pasangan lawan jenis tidak menginginkan adanya kehamilan maupun
proses kelahiran. Kehamilan ini dikarenakan suatu perilaku hubungan seksual baik
yang disengaja ataupun tidak disengaja (Mulyanti, 2017). Perilaku seks pranikah dapat
menyebabkan terjadinya pernikahan usia dini yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan karena tingkat kelahiran yang rendah (Nurmala et al., 2019). Pendidikan hak
dan kesehatan reproduksi (Kespro) yang masih kurang mengakibatkan sederet masalah,
salah satunya adalah tingginya kehamilan tak diinginkan (KTD). Data BKKBN tahun
2020 menyatakan angka kehamilan tidak diinginkan di Indonesia 17,5 %.

Diketahui bahwa dari jumlah  penduduk remaja (usia 14-19 tahun) terdapat
19,6% kasus kehamilan tak diinginkan  (KTD) dan sekitar 20% kasus aborsi di 
Indonesia dilakukan oleh remaja (BKKBN, 2021). Organisasi Kesehatan Dunia
mengungkapkan bahwa 22 juta anak perempuan berusia 15-24 tahun sudah pernah
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan peningkatan jumlah aborsi diseluruh
dunia dari 19,7 juta menjadi 21,6 juta dan hal itu terjadi hampir semua dinegara
berkembang (Nhan et al., 2019). Riset yang dilakukan oleh YAU et al (2020)
mengungkapkan bahwa setiap tahun diperkirakan sekitar 21 juta anak perempuan
berusia 15-19 tahun hamil diluar nikah. Dari jumlah tersebut, antara 12-16 juta
kelahiran terhitung sekitar 11% hampir setengah dari kehamilan yang tidak disengaja.

Alasan melakukan hubungan seksual pertama kali sebelum menikah pada remaja
berusia 15-24 tahun untuk perempuan alasan tertinggi adalah karena saling mencintai
53,8% terjadi begitu saja 15,8% dipaksa oleh pasangannya 16,3% disusul dengan
penasaran dan ingin tahu 4,3%. Sedangkan pada lelaki, alasan tertinggi ialah
karenasaling mencintai 47,1% ingin tahu 30,1% karena terjadi begitu saja 15,5% dan
dengan adanya paksaan sebesar 2,8%. (SDKI,2017).

Dari data yang di punyai oleh UPT Puskesmas Kahala Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2021 didapatkan sebanyak 73% remaja berusia 13 – 19 tahun yang mengalami
kasus kehamilan tidak diingan (KTD) karena keterbatasan pengetahuan mereka tentang
kesehatan reproduksi remaja yang benar sehingga terjadinya kehamilan di luar nikah.
Sejalan dengan hal itu pada Tahun 2022 terdapat sebanyak 59% remaja yang mengalami
kehamilan tidak diingkan. Para remaja ini rata – rata masih menempuh pendidikan di
jenjang SMP dan SMA.
Berdasarkan data-data diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian mengenai
Analisis pengetahuan seksual dengan kejadian kehamilan tidak di inginkan pada remaja
di wilayah UPT Puskesmas Kahala Kabupaten Kutai Kartanegara.

Anda mungkin juga menyukai