ABSTRACT
ABSTRAK
Masalah pernikahan usia dini dapat diantisipasi dengan memberikan pengetahuan
mengenai Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) pada remaja dengan metode
teman sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Sosialisasi
Konseling Sebaya Terhadap Pengetahuan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Di Kelurahan Rangkasbitung Barat Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak
Tahun 2017. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuasi
eksperimen. Variabel penelitian : konseling sebaya dan pengetahuan PUP. Data
dikumpulkan dengan kuesioner. Sampel yang ditemukan sebanyak 18 remaja.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata nilai
pengetahuan PUP sampel intervesi sebelum dan sesudah diberi perlakuan
(p=0,000). Simpulan penelitian ini, bahwa pembelajaran menggunakan konseling
teman sebaya berperan meningkatkan pengetahuan pendewasaan usia perkawinan
pada remaja.
120
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
Pernikahan dini adalah pernikahan orang tua, faktor diri sendiri dan
tidak seharusnya serta belum siap dan Perlindungan Anak No. 23 Tahun
1974 bahwa usia hukum minimum dalam pernikahan dini dan pernikahan
yang ditetapkan untuk menikah bagi dini ini banyak terjadi pada masa
(SDKI) 2007 melaporkan bahwa dari hukum, rata-rata batasan usia remaja
12,8% dari mereka sudah menikah dan tahun, dengan pembagian fase remaja
dari 6.681 perempuan usia 20-24 awal berkisar antara usia 12 -15 tahun,
tahun, 59,2% diantaranya sudah fase remaja madya berkisar antara usia
menikah. Usia 15-24 tahun oleh 15 – 18 tahun dan fase remaja akhir
usia yang lebih muda. Menurut laporan secara sosial maupun psikologis dan
121
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
perkawinan yang dilakukan bila pria kawin dan 0,00 persen berstatus cerai
kurang dari 21 tahun dan perempuan hidup.
kurang dari 19 tahun. Kecenderungan melakukan
Menurut data penelitian Pusat perkawinan pada usia muda di daerah
Kajian Gender dan Seksualitas pedesaan dipengaruhi oleh berbagai hal
Universitas Indonesia tahun 2015, seperti faktor ekonomi, pendidikan,
angka pernikahan dini di Indonesia budaya dan lain-lain. Sebagian orang
peringkat kedua di kawasan Asia tua di perdesaan menikahkan anaknya
Tenggara. Ada sekitar 2 juta dari 7,3 dengan harapan setelah anak menikah
perempuan Indonesia di bawah umur dapat meringankan beban ekonomi
15 tahun sudah menikah dan putus keluarga. Selain itu, pada umumnya
sekolah. Jumlah ini diperkirakan akan anak perempuan yang memasuki usia
meningkat menjadi 3 juta orang di remaja dan belum menikah akan
tahun 2030. dianggap sebagai perawan tua. Hal
Di Provinsi Banten terdapat sebesar inilah yang menyebabkan perkawinan
1,71 persen anak perempuan berumur pada usia muda di daerah perdesaan
10-17 tahun berstatus kawin dan lebih tinggi dibanding daerah
pernah kawin dengan persentase perkotaan. (Profil Anak Provinsi
terbesar terdapat di Kabupaten Lebak Banten Tahun 2014)
(4,52 persen) dan persentase terkecil Perempuan yang menikah di bawah
terdapat di Kota Tangerang (0,23 umur 20 tahun beresiko terkena kanker
persen). leher rahim, pada usia remaja sel-sel
Persentase anak perempuan leher rahim belum tumbuh dengan
berumur 10-17 tahun yang berstatus matang. Kalau terpapar oleh Human
kawin dan pernah kawin di daerah Papiloma Virus (HPV) maka
pedesaan sebesar 2,69 persen, dengan pertumbuhan sel akan menyimpang
rincian sebesar 2,34 persen berstatus menjadi kanker. Kanker leher rahim
kawin dan 0,35 persen berstatus cerai menduduki peringkat pertama kanker
hidup. Sementara untuk daerah yang menyerang perempuan Indonesia,
perkotaan sebesar 1,20 persen, dengan angka kejadiannya saat ini 23%
rincian sebesar 1,20 persen berstatus diantara kanker lainnya. Remaja akan
122
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
123
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
124
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
125
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
HASIL 5 66
6 80
1. Analisis Univariat
7 80
Tabel 1 8 93
Distribusi Frekuensi Hasil Pre Test 9 86
Tentang PUP 10 73
No Pengetahuan 11 60
Responden 12 73
1 66 13 53
2 46 14 86
3 53 15 100
4 60 16 40
5 60 17 73
6 40 18 66
7 66 Jumlah 1161
8 93 Rerata 65
9 73
10 66
11 40 Berdasarkan tabel 2 dapat
12 60 diketahui bahwa pengetahuan
13 40
14 80 responden pada saat post test lebih dari
15 100 rerata sebanyak 77,7 %.
16 33
2. Analisis Bivariat
17 60
18 46 Data hasil uji beda pengetahuan
Jumlah 1082 tentang PUP sebelum dan sesudah
Rerata 60
perlakuan Berikutnya disajikan tabel
Berdasarkan tabel 1 dapat hasil pengukuran uji beda antara
diketahui bahwa pengetahuan variabel sebelum dan sesudah
responden pada saat pre test kurang perlakuan menggunakan uji statistik
dari rerata sebanyak 38 %. Mann Witney.
Tabel. 3
Tabel 2 Uji Beda Pengetahuan Pre Test & Post
Distribusi Frekuensi Hasil Post Test Test Oleh Teman Sebaya
Tentang PUP
No Pengetahuan Pre test Post test
Responden P
1 73 Variabel n X n x
2 46 Pengetahua 108 6 116 6 0.03
3 66 n
4 66 2 0 1 5 5
126
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
127
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
didapatkan salah satunya melalui tua dan biasanya pada usia remaja
tambahan pengetahuan berupa lebih merasa nyaman jika berada
informasi dan konseling yang bisa di bersama teman-temannya, maka tidak
berikan oleh teman sebaya. heran bila remaja mempunyai
2. Hasil Posttest Tentang PUP kecenderungan untuk mengadopsi
Berdasarkan tabel 2 didapatkan informasi yang di terima oleh teman-
hasil bahwa rerata pengetahuan post temannya, tanpa memiliki dasar
test remaja tentang PUP sebesar 65. informasi yang signifikan dari sumber
Adapun jumlah responden yang yang lebih dapat di percaya.
memiliki pengetahuan diatas rata-rata Pengetahuan merupakan hasil
tentang PUP sebanyak 15 orang (83 “tahu” dan ini terjadi setelah orang
%) dan yang memiliki pengetahuan di melakukan penginderaan terhadap
bawah rata-rata sebanyak 3 orang (16 suatu objek tertentu. Penginderaan
%). Angka ini menunjukkan untuk terjadi melalui panca indera manusia.
hasil pengetahuan post test remaja Sebagian besar pengetahuan manusia
yang sudah diberikan konseling diperoleh melalui dan telinga.
dengan teman sebaya tentang PUP (Notoadmojo, 2005). Dengan kata lain
mengalami peningkatan dibandingkan pengetahuan bisa di dapat dengan
dengan hasil pre test. menggunakan pancaindera dalam hal
Hasil ini sesuai dengan ini adanya interaksi atau konseling.
penelitian yang pernah dilakukan oleh Dengan adanya konseling
putriani N yaitu salah satu factor yang dengan maka seseorang akan
mempengaruhu pengetahuan remaja mendapatkan informasi, dan dengan
tentang kesehatan reproduksi adalah informasi tersebut maka akan
teman. Dalam penelitiannya juga menambah pengetahuan seseorang.
mengungkapkan sebagian yang Penelitian lain yang
menganggap teman orang yang memperkuat yaitu dalam proses
penting (32,3%) karena pada saat pembelajaran dengan menggunakan
menginjak usia remaja biasanya tutor / teman sebaya terjadi proses
cenderung ingin membuktikan diri membangun pengetahuan sehingga
dan tidak bergantung lagi pada orang seorang tutor akan mendapatkan
128
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
129
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
130
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Nintinjri Husnida,dkk. Efektifitas Sosialisasi Konseling Sebaya
131
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018