Anda di halaman 1dari 4

RISALAH KEBIJAKAN

MAMUJU MAPACCING1
DARI PERKAWINAN ANAK

“Membangun Manusia dengan Menyediakan Peluang


bagi Setiap Anak untuk Berkembang dan Maju ”

Perempuan dalam Genggaman eksploitasi, dan hak tidak dipisahkan dari orang
Perkawinan Usia Anak tua. Selain itu, praktik ini menutup peluang
anak untuk berkembang dan menjebak mereka
Data Survey Sosial Ekonomi Nasional
dalam siklus kemiskinan.
(Susenas, 2016) menunjukkan bahwa 1 dari 9
perkawinan di Indonesia melibatkan anak Faktor-Faktor yang
perempuan di bawah usia 18 tahun. Sebanyak Mempengaruhi Perkawinan Anak
375 anak perempuan menikah setiap harinya di Pegunungan, Pesisir dan Kota
(Badan Pusat Statistik, 2016). Data BPS (2017) di Mamuju
juga menunjukkan bahwa persentase
Kabupaten Mamuju adalah kabupaten
perempuan di Sulawesi Barat berumur 20-24
kedua tertinggi angka perkawinan usia anaknya
tahun yang pernah menikah pertama dengan
di Provinsi Sulawesi Barat. Survey Indeks
usia nikah dibawah usia 18 tahun sebesar
Penerimaan Perkawinan Anak yang dilakukan
36.93%. Presentase ini diatas persentase
oleh Yayasan Karampuang pada tahun 2017 di
nasional sebesar 25.71%. Sementara laporan
Kecamatan Mamuju dan Kalukku Kabupaten
Baseline Report SDGs (Bappenas-Unicef, 2018)
Mamuju, menemukan bahwa faktor yang
di Sulawesi Barat menunjukkan bahwa satu dari
paling berpengaruh dalam penerimaan
lima anak perempuan usia 20-24 tahun telah
perkawinan anak yakni uang panai’2 serta
menikah sebelum usia 18 tahun.
minimnya akses layanan kesehatan
Tingginya persentase perkawinan anak ini reproduksi dan seksual termasuk tingkat
perlu mendapat perhatian yang serius karena pengetahuan tentang batas usia minimal
dapat menghilangkan hak seorang anak. Hak- untuk menikah yang diatur dalam Undang-
hak tersebut antara lain: hak pendidikan, hak Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
untuk hidup bebas dari kekerasan dan Perkawinan dan Undang-Undang No. 35 tahun
pelecehan, hak kesehatan, hak dilindungi dari 2014 tentang Perlindungan Anak.
1 Mappacing adalah bersih, dalam konteks disini dapat diartikan bersih dari hal-hal yang mengotori citra mamuju termasuk
perkawinan anak.
2 Uang panai merujuk pada uang belanja pesta yang diberikan mempelai lelaki ke mempelai perempuan
Di daerah pegunungan, faktor-faktor yang Perempuan yang melahirkan di usia kurang dari
berpengaruh terhadap penerimaan 20 tahun akan beresiko lebih tinggi mengalami
perkawinan anak yaitu kondisi keuangan rumah gangguan kehamilan dan kelahiran
tangga dan uang panai’. Sedangkan, di diantaranya:
perkotaan, faktor yang berpengaruh hanya 1. Menyebabkan munculnya tekanan darah
uang panai’. Adapun di pesisir, faktor yang tinggi atau hipertensi
berpengaruh selain uang panai’ juga akses 2. Menyebabkan kecacatan fisik bagi bayi
3. Meningkatkan resiko terkena kanker
terhadap kesehatan reproduksi dan seksual.
serviks
Artinya, uang panai’ adalah faktor kultural yang 4. Menyebabkan anemia saat kelahiran
terkuat dalam menentukan penerimaan 5. Meningkatkan kemungkinan bayi lahir
perkawinan anak di wilayah tersebut. prematur
6. Meningkatkan resiko keguguran
1 dari 3 anak perempuan yang tinggal di 7. Meningkatkan kecemasan dan juga
daerah pegunungan melakukan perkawinan depresi.
di usia anak, sehingga mereka menjadi
Data Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju
kelompok rentan.
menunjukkan Angka Kematian Neonatal
Hasil lainnya menggambarkan bahwa laki- sebanyak 42 orang, Angka Kematian Bayi (AKB)
laki lebih menerima perkawinan anak berjumlah 16 orang dan angka kematian balita
dibandingkan perempuan, baik di Kecamatan sebanyak 37 orang Sedangkan angka kematian
Kaluku maupun Kecamatan Mamuju. Jika ibu sebanyak 7 orang (Bidang Bina Kesehatan
dikaitkan dengan rata-rata lama sekolah, Keluarga, 2016). Angka diatas ikut
mereka yang melakukan perkawinan anak, disumbangkan oleh perkawinan usia anak.
lama pendidikan lebih rendah dari mereka yang
Perkawinan anak juga berdampak tidak
tidak melakukan perkawinan, baik pada laki-laki
langsung pada angka stunting. Menurut data
maupun perempuan.
Riset Kesehatan dasar (2013) Provinsi Sulawesi
Perkawinan Usia Anak bukan Barat menempati urutan kedua stunting
Sesuatu yang Manis tertinggi di Indonesia yaitu 48,02%. Nilai ini
berbanding lurus dengan tingginya angka
Dampak dari perkawinan usia anak
perkawinan anak. Pada tahun 2017, sebanyak
berkontribusi langsung pada Indeks
1.187 dari 23.120 anak berusia di bawah 5
Pembangunan Manusia (IPM). Data BPS (2016)
tahun mengalami stunting. (Pemantauan
menunjukkan IPM Kabupaten Mamuju sebesar
Status Gizi, 2017).
65,65 yang artinya ialah perkawinan usia anak
menimbulkan risiko terhadap kehidupan anak 2. Pendidikan
dan menjadi penghambat dalam pembangunan
manusia. Beberapa aspek yang berkontribusi
pada IPM sebagai berikut:

1. Kesehatan

Menurut Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia
ideal perempuan menikah diatas 22 tahun. Sumber data : SIPBM, 2015
Data Sistem Informasi Pembangunan 3. Ekonomi dan Kekerasan Rumah Tangga
Berbasis Masyarakat (SIPBM) tahun 2015
Perkawinan usia anak memaksa remaja
menunjukkan 9.759 anak yang tidak
harus mencari penghasilan lebih awal
bersekolah. Alasan umumnya karena tidak
dibandingkan dengan remaja yang
ada biaya, tidak mau sekolah, dan menikah
menikah setelah menyelesaikan
atau mengurus rumah tangga. Dari data
sekolahnya. Lapangan pekerjaan yang
tersebut, dari 1.325 anak yang telah
tersedia bagi remaja dengan pendidikan
menikah, 1.131 adalah anak perempuan.
rendah sebagian besar adalah sebagai
Data SIPBM Kab Mamuju menunjukkan buruh kasar dengan upah rendah.
bahwa 1 DARI 7 ANAK YANG PUTUS Perkawinan usia anak menjebak anak
SEKOLAH TELAH MENIKAH perempuan dan keluarga mereka dalam
Putus sekolah ataupun tamat siklus kemiskinan.
dijenjang sekolah dasar dan tidak Rendahnya pendidikan, kurangnya
melanjutkan ke jenjang berikutnya akan keterampilan, ditambah ketidaksetaraan
mendorong seorang anak perempuan dalam pengambilan keputusan, membuat
untuk dinikahkan atau sebalik karena anak perempuan rentan untuk mendapat
mereka menikah sehingga tidak kekerasan dalam rumah tangga
melanjutkan Pendidikan.

Mencegah Perkawinan Anak, memprioritaskan pencegahan perkawinan


anak dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menuju Mamuju Mappacing
Menengah Desa dan Rencana Kerja
Apa yang Harus Dilakukan? Pertahun Desa.
Mamuju Mapaccing adalah tempat yang Pemerintah Daerah perlu didorong
bersih dari hal-hal yang ‘mengotori’ citra untuk membuat Peraturan Bupati untuk
Mamuju. Pemerintah Kabupaten Mamuju penguatan Kelompok Kerja (Pokja)
telah berkomitmen untuk mengurangi Pencegahan Perkawinan Anak yang telah
perkawinan usia anak. Kondisi ini memerlukan terbentuk.
perumusan kebijakan, perencanaan program, 2. Melakukan perubahan perilaku untuk
kerja lintas sektor yang dapat memberikan mencegah perkawinan usia anak
layanan yang lebih tepat sasaran dan efisien.
a. Mengubah pola pikir orang tua tentang
Langkah yang bisa diambil adalah sebagai
uang Panai’
berikut:
Faktor kultural berupa uang panaik
1. Mendorong kebijakan untuk mencegah dimana masyarakat percaya bahwa
perkawinan anak
pengantin muda memerlukan uang
Memasukkan isu pencegahan panai’ yang lebih murah dan berimbas
perkawinan anak dalam dokumen Rencana pada kelompok keluarga (laki-laki
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dewasa) menikahi anak perempuan.
(RPJMD). Selain itu dapat diterbitkan Surat Orang tua juga harus mengetahui adanya
Edaran Bupati Mamuju agar setiap desa undang-undang yang mengatur usia
perkawinan anak, serta mengubah pola pegunungan, dengan cara-cara
pikir orang tua mengenai pentingnya pemberdayaan masyarakat dan
menyekolahkan anak perempuan, sosialisasi.
termasuk mengetahui keuntungan
secara ekonomi dan perkembangan 3. Memenuhi Layanan Dasar Bagi Anak yang
keluarga serta masyarakat jika Rentan atau Telah Menikah di Usia Anak
menyekolahkan anak perempuan. Pemerintah daerah perlu mendorong
b. Meningatkan Kesadaran Bagi Kelompok program dan kebijakan untuk
Laki-Laki meningkatkan kesempatan pendidikan
bagi anak-anak, khususnya bagi anak
Di Kabupaten Mamuju, ditemukan
perempuan. Hal ini dapat dilakukan
banyak laki-laki dewasa menikahi anak
dengan memperkuat Gerakan Kembali
perempuan. Laki-laki juga lebih
Bersekolah yang sudah ada di Kabupaten
menerima perkawinan usia anak. Oleh
Mamuju dengan mengkomunikasikan
karenanya kelompok ini perlu dibidik
pentingnya pendidikan kepada orang tua
untuk meningkatkan kesadaran untuk
dan masyarakat. Jumlah sekolah yang
mencegah perkawinan usia anak.
ramah bagi anak diperbanyak untuk
c. Bekerja Sama dengan Tokoh Agama memastikan sekolah sebagai tempat yang
untuk Mencegah Perkawinan Usia Anak aman.
Mengubah pandangan tentang
Pendidikan juga harus menyentuh
norma gender yang salah, mengubah
anak-anak yang telah terlanjur menikah.
mindset mengenai uang panai’ yang
Sekolah harus dapat menerima kembali
merupakan faktor terkuat dan berlaku di
siswa yang telah menikah. Kurikulum
seluruh wilayah pegunungan, perkotaan,
sekolah harus mampu mensosialisasikan
dan pesisir. Hal lain yang dapat dilakukan
kesetaraan gender dan kesehatan
adalah mempertegas persyaratan
reproduksi.
perkawinan dan tidak mengizinkan anak
perempuan di bawah umur untuk Dari segi kesehatan, seorang anak
menikah. perempuan perlu mendapat akses terhadap
kesehatan reproduksi yang berkualitas dan
d. Intervensi lebih sering untuk
terjangkau. Bagi mereka yang telah
meningkatkan kesadaran masyarakat di
menikah harus dimonitoring secara rutin
wilayah pegunungan.
untuk memastikan layanan kesehatan yang
Daerah pegunungan lebih mudah baik dan gratis sehingga Ibu dan bayinya
menerima perkawinan usia anak dapat melahirkan dengan normal dan
dibanding daerah perkotaan dan daerah sehat. Akses terhadap layanan bagi
pesisir, sehingga peningkatan kesadaran perempuan korban kekerasan dalam rumah
ini perlu dilakukan lebih intens di wilayah tangga juga perlu digalakkan.

Anda mungkin juga menyukai