Email: iadipramana@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan dibawah
umur 20 tahun. Dampak pernikahan usia dini lebih tampak nyata pada remaja
putri dibandingkan remaja laki-laki. Dampak nyatanya adalah terjadinya BBLR,
abortus atau keguguran karena secara fisiologis organ reproduksi (khusunya
rahim) belum sempurna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi pernikahan usia dini pada remaja wanita di Kelurahan
Kelayan Timur Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 41 responden. Teknik
sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel 30 responden dengan
remaja pernikahan usia dini. Penilaian sosial budaya dan orang tua diukur
menggunakan kuesioner dengan skala likert. Analisis data secara univariat
menggunakan tabel distribusi frekuensi dan data bivariate menggunakan uji chi-
square.
Hasil: Dari tiap variabel menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikansi
orang tua terhadap pernikahan usia dini (p-value 0,001), tingkat pendidikan
terhadap pernikahan usia dini (p-value 0,049), status ekonomi terhadap
pernikahan dini (p-value 0,000), dan sosial budaya terhadap pernikahan usia dini
(p-value 0,000).
Kesimpulan: Orang tua, pendidikan, status ekonomi dan sosial budaya memiliki
hubungan/pengaruh kejadian pernikahan usia dini pada remaja wanita di
Kelurahan Kelayan Timur Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.
Kata Kunci: Pernikahan Usia Dini, Orang Tua, Pendidikan, Status Ekonomi,
Sosial Budaya
PENDAHULUAN mempengaruhi aspek fisik, umur ibu
Manusia dalam proses juga mempengaruhi aspek psikologi
meneruskan hidupnya anak, ibu usia remaja sebenarnya
membutuhkan pasangan hidup yang belum siap untuk menjadi ibu dalam
dapat memberikan keturunan. arti keterampilan mengasuh
Pernikahan sebagai jalan untuk bisa anaknya. Ibu muda ini lebih
mewujudkan suatu keluarga atau menonjolkan sifat keremajaannya
rumah tangga yang bahagia dan dari pada sifat keibuannya (Ririn
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Karlina, 2016).
Maha Esa. Hal ini dimaksudkan, Pernikahan dini atau menikah
bahwa pernikahan itu hendaknya usia muda (early marriage)
berlangsung seumur hidup dan tidak merupakan pernikahan yang
boleh berakhir begitu saja (Ririn dilakukan oleh sepasang remaja
Karlina, 2016). laki-laki dan perempuan dibawah
Batas usia dalam usia 20 tahun yang seharusnya
melangsungkan pernikahan adalah belum siap untuk menjalankan
penting atau dapat dikatakan sangat kehidupan rumah tangga (BKKBN,
penting. Hal ini disebabkan karena 2010). Menurut Undang-Undang
didalam pernikahan menghendaki perkawinan nomor 1 tahun 1974
kematangan psikologis. Usia pasal 7 ayat (1) menyebutkan
pernikahan dini dapat bahwa, yang dimaksud dengan
mengakibatkan meningkatnya kasus pernikahan dini atau menikah usia
perceraian karena kurangnya muda adalah pernikahan yang
kesadaran untuk bertanggung jawab dilakukan sebelum seseorang
dalam kehidupan berumah tangga mencapai usia dewasa. Kriteria usia
bagi suami dan istri. Pernikahan dewasa dalam hal ini adalah apabila
yang sukses sering ditandai dengan pihak perempuan telah mencapai
kesiapan memikul tanggung-jawab. usia 16 tahun dan untuk pihak laki-
Begitu memutuskan untuk menikah, lakinya mencapai usia 19 tahun
mereka siap menanggung segala (Kumalasari, 2014).
beban yang timbul akibat adanya Terjadinya pernikahan dini
pernikahan, baik yang menyangkut dikalangan masyarakat Indonesia,
pemberian nafkah, pendidikan, khususnya remaja dapat disebabkan
maupun yang berkait dengan oleh adanya berbagai faktor seperti
perlindungan, serta pergaulan yang faktor sosial budaya, ekonomi,
baik (Ririn Karlina, 2016). pendidikan, agama, sulit
Tujuan dari pernikahan yang mendapatkan pekerjaan, media
lain adalah memperoleh keturunan massa, pandangan dan kepercayaan,
yang baik. Pernikahan pada usia dan orang tua (Kumalasari, 2014).
yang terlalu muda mustahil akan Pernikahan yang dilangsungkan
memperoleh keturunan yang pada usia remaja pada umumnya
berkualitas. Kedewasaan ibu juga akan menimbulkan masalah seperti
sangat berpengaruh terhadap fisiologis, psikologis dan sosial
perkembangan anak, karena ibu ekonomi. Dampak pernikahan usia
yang telah dewasa secara psikologis dini lebih tampak nyata pada remaja
akan lebih terkendali emosi maupun putri dibandingkan remaja laki-laki.
tindakannya, bila dibandingkan Dampak nyata pernikahan dini
dengan para ibu muda. Selain adalah terjadinya BBLR, abortus
atau keguguran karena secara November dengan jumlah
fisiologis organ reproduksi pernikahan sebanyak 70 dan jumlah
(khususnya rahim) belum sempurna pernikahan dibawah umur sebanyak
(Intan Prabantari, 2016). Fenomena 41, secara keseluruhan terjadi pada
pernikahan dini (early marriage) perempuan rata-rata dari usia 15-20
masih menjadi masalah yang serius, tahun dan pada laki-laki 16-20
menurut hasil Riset Kesehatan tahun.
Dasar dalam Badan Kependudukan Hasil wawancara yang
dan Keluarga Berencana (BKKBN) dilakukan pada 10 responden remaja
2012, Indonesia menempati urutan putri yang melakukan pernikahan
ke 37 di antara negara-negara yang usia muda di Kelurahan Kelayan
memiliki jumlah pernikahan dini Timur Kecamatan Banjarmasin
tertinggi di dunia, bahkan Indonesia Selatan Kota Banjarmasin, dilihat
menempati urutan ke 2 tertinggi di dari aspek Pendidikannya 7 (70%)
ASEAN, setelah Kamboja. Pada orang mayoritas lulusan Sekolah
tahun 2010, terdapat 158 negara Dasar (SD), 2 (20%) orang Sekolah
dengan usia legal minimum Menengah Pertama (SMP) dan
menikah adalah 18 tahun keatas dan Tidak sekolah 1 (10%) orang.
Indonesia masih di luar itu. Kebanyakan dari mereka tidak
Perempuan muda di Indonesia melanjutkan kejenjang pendidikan
dengan usia 10-14 tahun menikah yang lebih tinggi, dikarenakan
sebanyak 0,2 % atau lebih dari terbentur dengan masalah ekonomi
22.000 wanita muda berusia 10-14 (orang tua yang kurang mampu) dan
tahun di Indonesia sudah menikah. tingkat pendidikan rata-rata orang
Jumlah rata-rata perempuan muda tua mereka juga rendah, sehingga
berusia 15-19 tahun yang menikah kurang mendukung anak
lebih tinggi jika dibandingkan melanjutkan pendidikan kejenjang
dengan laki-laki berusia 15-19 tahun yang lebih tinggi. Berdasarkan latar
(11.7% perempuan: 1,6% Laki-laki). belakang di atas, maka peneliti
Fakta Indonesia, Provinsi dengan tertarik untuk mengetahui “Faktor-
persentase perkawinan dini atau usia faktor apa saja yang mempengaruhi
muda (15-19 tahun) tertinggi adalah pernikahan usia dini pada remaja
Kalimantan Tengah (52,1%), Jawa wanita di Kelurahan Kelayan Timur
Barat (50,2%), serta Kalimantan Kecamatan Banjarmasin Selatan
Selatan (48,4%), Bangka Belitung Kota Banjarmasin”.
(47,9%) dan Sulawesi Tengah
(46,3%). METODOLOGI
Hasil studi pendahuluan yang Jenis penelitian ini adalah
dilakukan peneliti pada tanggal 06 penelitian kuantitatif, rancangan
November 2017 di dapatkan data yang digunakan adalah deskriptif
dari KUA Kecamatan Banjarmasin corelasional dan dengan pendekatan
Selatan, angka kejadian pernikahan cross sectional.
usia dini tertinggi terjadi di Variabel penelitian ini terdiri
Kelurahan Kelayan Timur, dimana dari variabel bebas faktor orang tua,
jumlah penduduk di Kelayan Timur pendidikan, ekonomi, sosial budaya
pada tahun 2017 sebanyak 18.159 dan variabel terikat pernikahan usia
jiwa, dan didapatkan data pada dini.
bulan Januari sampai bulan
Populasi pada penelitian ini jawaban “sangat setuju”, “setuju”,
adalah seluruh remaja wanita yang “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”.
pernikahan usia dini di Kelurahan Waktu penelitian ini
Kelayan Timur Kecamatan dilaksanakan pada tanggal 20
Banjarmasin Selatan Kota Februari sampai 20 Maret 2018 di
Banjarmasin. Adapun populasi pada kelurahan Kelayan Timur
penelitian ini sebanyak 41 orang, kecamatan Banjarmasin Selatan kota
pada bulan Januari sampai bulan Banjarmasin.
November 2017.
Sampel pada penelitian ini HASIL
adalah responden yang memenuhi Tabel 1. Distribusi Frekuensi
kriteria yang sudah ditetapkan oleh Berdasarkan Usia Responden.
peneliti berdasarkan populasi dalam No Usia F %
1. 15-17 10 33,3%
penelitian ini. Jumlah sampel adalah
2. 18-20 20 66,7%
sebanyak 30 responden. Total 30 100 %
Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan Pada tabel 1. diatas, sebagian besar
responden berumur 18-20 tahun atau
metode non probality sampling
dengan jumlah 66,7%.
dengan jenis purposive sampling,
yaitu teknik penetapan sampel untuk Tabel 2. Distribusi Frekuensi
tujuan tertentu. Sampel dipilih Responden Berdasarkan Pendidikan
berdasarkan ciri dan kriteria dari No Tingkat Pendidikan F %
populasi yang sudah diketahui 1. Tidak Sekolah - -
sebelumnya, dengan kriteria sebagai 2. SD 7 23,3%
berikut: Kriteria inklusi yaitu 3. SMP/Sederajat 12 40%
dimana subjek penelitian yang 4. SMA/Sederajat 11 36,7%
memenuhi syarat sebagai sampel, 5. Perguruan Tinggi - -
yaitu: Remaja wanita yang menikah Total 30 100 %
usia di bawah 20 tahun, responden
yang berada di Kelurahan Kelayan Berdasarkan tabel 2. diatas, responden
Timur Kecamatan Banjarmasin dengan kategori pendidikan paling
Selatan Kota Banjarmasin dan terbanyak berada tingkat pendidikan
SMP/Sederajat dengan jumlah 12 orang
bersedia menjadi responden dan
(40%). diikuti oleh tingkat pendidikan
menjawab kuesioner penelitian. SMA /Sederajat yaitu sebanyak 11
Kriteria eksklusi yaitu dimana orang (36,7%), dan pendidikan terendah
subjek penelitian tidak dapat yaitu tingkat pendidikan SD yaitu
mewakili sampel karena tidak sebanyak 7 orang (23,3%).
memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian, yaitu: Remaja wanita Tabel 3. Distribusi Frekuensi
yang menikah usia di atas 20 tahun, Karakteristik Responden Berdasarkan
responden pindah kota dan tidak Pendapatan
bersedia menjadi responden. No Pendapatan F %
1. Baik (Rp. ≥ 5 16,7%
Instrument yang digunakan
3.500.000)
dalam penelitian ini adalah 2. Cukup (Rp. 13 43,3%
kuesioner mengenai faktor orang tua 1.500.000-
dan sosial budaya terdiri dari 24 2.500.000)
pernyataan dengan menggunakan 3. Kurang (Rp.≤ 12 40%
1.500.000)
skala linkert dengan empat pilihan
Total 30 100 %
orang (40%). Diikuti oleh tingkat
Berdasarkan tabel 3. diatas, responden pendidikan SMA /Sederajat yaitu
dengan pendapatan terbanyak masuk sebanyak 11 orang (36,7%), dan
dalam kategori cukup yaitu 13 orang pendidikan terendah yaitu tingkat
(43,3%), kemudian status ekonomi pendidikan SD yaitu sebanyak 7 orang
keluarga yang berkategori kurang (23,3%).
sebanyak 12 orang (40%) dan status
ekonomi keluarga yang berkategori Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor
baik sebanyak 5 orang (16,7%). Ekonomi terhadap Pernikahan Usia
Dini
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Faktor No Kategori F %
Orang Tua Terhadap Pernikahan Usia 1. Baik 5 6,7%
Dini. 2. Cukup 13 36,7%
No Kategori F % 3. Kurang 12 56,6%
Total 30 100 %
1. Sangat Berpengaruh - -
2. Berpengaruh 17 56,7% Berdasarkan tabel 6. diatas, responden
dengan pendapatan terbanyak masuk
3. Tidak Berpengaruh 13 43,3%
dalam kategori cukup yaitu 13 orang
Total 30 100 % (36,7%), kemudian status ekonomi
keluarga yang berkategori kurang
sebanyak 12 orang (56,6%) dan status
Berdasarkan tabel 4. diatas, responden
yang memiliki faktor orang tua dengan ekonomi keluarga yang berkategori
kategori berpengaruh adalah sebanyak baik sebanyak 5 orang (6,7%).
17 orang (56,7%), serta kategori tidak
berpengaruh adalah sebanyak 13 orang Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor
(43,3%). Sosial Budaya terhadap Pernikahan
Usia Dini
No Kategori F %
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor 1. Sangat - -
Pendidikan Terhadap Pernikahan Usia Berpengaruh
Dini 2. Berpengaruh 16 53,3%
No Kategori F % 3. Tidak 14 46,7%
1. Tidak Sekolah - - Berpengaruh
2. SD 7 23,3% Total 30 100 %
3. SMP/Sederajat 12 40%
Berdasarkan tabel 7. diatas, responden
4. SMA/Sederajat 11 36,7%
yang memiliki faktor sosial budaya
5. Perguruan Tinggi - - yang terbanyak dengan kategori
Total 30 100 % berpengaruh yaitu sebanyak 16 orang
(53,3%), dan responden dengan
Berdasarkan tabel 5. diatas, responden kategori tidak berpengaruh yaitu
dengan kategori pendidikan paling sebanyak 14 orang (46,7%).
terbanyak berada tingkat pendidikan
SMP /Sederajat dengan jumlah 12
Tabel 8. Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Orang Tua Terhadap Pernikahan Usia Dini
Pernikahan Usia Dini
Orang Tua Usia 15-17 Usia 18-20 Jumlah
F % F % F %
Sangat
- - - - - -
Berpengaruh
Berpengaruh 10 33,3 7 23,3 17 56,7%
Tidak Berpengaruh - - 13 43,3 13 43,3%
Jumlah 10 33,3% 20 66,7% 30 100%
Continuity Correction (X2 hitung) = 11.471
X2 tabel = 3.841
Degree of freedom (df) = 1
Tingkat signifikansi (Asymp.sig.2-sided) = 0.001
Alfa Value (α) 0,05 atau 5%
OR = 2.429 (95% CI 1,786-10,665
Berdasarkan tabel 8. diatas, analisis Chi-Square Test hasil X2 hitung lebih besar
dibandingkan dengan X2 tabel (11.471 > 3.841) dan nilai tingkat signifikan (asymp.sig.2
sided) lebih kecil di bandingkan nilai α (0.001 < 0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak,
atau terdapat pengaruh antara faktor orang tua dengan pernikahan usia dini, yang
termasuk dalam kriteria derajat hubungan >0-0,25 adalah korelasi sangat lemah. Analisis
berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) yang didapatkan yaitu 2.429 (95% CI 1,786-10,665
tidak melewati angka 1), maka secara statistik diyakini bahwa 95% signifikan, maka hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin besar pengaruh orang tua maka memiliki
resiko 2.429 kali lebih besar untuk semakin muda umur remaja melakukan pernikahan
usia dini.
Tabel 9. Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Pendidikan Terhadap Pernikahan Usia Dini
Pernikahan Usia Dini
Pendidikan Usia 15-17 Usia 18-20 Jumlah
F % F % F %
Perguruan Tinggi - - - - - -
SMA/Sederajat 1 3,3 10 33,3 11 36,7
SMP/Sederajat 5 16,7 7 23,3 12 40
SD 4 13,3 3 10 7 23,3
Tidak Sekolah - - - - - -
Jumlah 10 33,3% 20 66,7% 30 100%
Continuity Correction (X2 hitung) = 4.593
X2 tabel = 3.841
Degree of freedom (df) = 1
Tingkat signifikansi (Asymp.sig.2-sided) = 0,049
Alfa Value (α) 0,05 atau 5%
OR = 9.000 (95% CI 1,786-10,665
Berdasarkan tabel 9. diatas, analisis Chi-Square Test hasil X2 hitung lebih besar
dibandingkan dengan X2 tabel (4.593 > 3.841) dan nilai tingkat signifikan (asymp.sig.2
sided) lebih kecil di bandingkan nilai α (0.049 < 0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak,
atau terdapat pengaruh antara faktor pendidikan dengan pernikahan usia dini, yang
termasuk dalam kriteria derajat hubungan >0,25-0,5 adalah korelasi cukup. Analisis
berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) yang didapatkan yaitu 9.000 (95% CI 1,786-10,665
tidak melewati angka 1), maka secara statistik diyakini bahwa 95% signifikan, maka hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin besar pengaruh faktor pendidikan maka
memiliki resiko 9.000 kali lebih besar untuk semakin muda umur remaja melakukan
pernikahan usia dini.
Tabel 10. Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Pernikahan Usia Dini
Pernikahan Usia Dini
Ekonomi Usia 15-17 Usia 18-20 Jumlah
F % F % F %
Baik - - 5 16,7 5 16,7%
Cukup 1 3,3 12 40 13 43,3%
Kurang 9 30 3 10 12 40%
Jumlah 10 33,3% 20 66,7% 30 100%
Continuity Correction (X2 hitung) = 15.625
X2 tabel = 3.841
Degree of freedom (df) = 1
Tingkat signifikansi (Asymp.sig.2-sided) = 0,000
Alfa Value (α) 0,05 atau 5%
OR = 51.000 (95% CI 1,786-10,665
Berdasarkan tabel 10. diatas, analisis chi-square test, hasil X2 hitung lebih besar
dibandingkan dengan X2 tabel (15.625>3.841) dan nilai tingkat signifikan (asymp.sig.2
sided) lebih kecil di bandingkan nilai α (0,000< 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak,
atau terdapat pengaruh antara faktor ekonomi dengan pernikahan usia dini, yang termasuk
dalam kriteria derajat hubungan >0-0,25 adalah korelasi sangat lemah. Analisis
berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) yang didapatkan yaitu 51.000 (95% CI 1,786-10,665
tidak melewati angka 1), maka secara statistik diyakini bahwa 95% signifikan, maka hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin besar pengaruh faktor ekonomi maka
memiliki resiko 51.000 kali lebih besar untuk semakin muda umur remaja melakukan
pernikahan usia dini.
Tabel 11. Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Sosial Budaya Terhadap Pernikahan Usia Dini
Pernikahan Usia Dini
Sosial Budaya Usia 15-17 Usia 18-20 Jumlah
F % F % F %
Sangat Berpengaruh - - - - - -
Berpengaruh 10 33,3 6 20 16 53,3
Tidak Berpengaruh - - 14 46,7 14 46,7
Jumlah 10 33,3% 20 66,7% 30 100%
Continuity Correction (X2 hitung) = 13.125
X2 tabel = 3.841
Degree of freedom (df) = 1
Tingkat signifikansi (Asymp.sig.2-sided) = 0,000
Alfa Value (α) 0,05 atau 5%
OR = 2.667 (95% CI 1,786-10,665
Berdasarkan tabel 11. diatas, analisis chi-square test hasil X2 hitung lebih besar
dibandingkan dengan X2 tabel (13.125>3.841) dan nilai tingkat signifikan (asymp.sig.2
sided) lebih kecil di bandingkan nilai α (0,000<0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak,
atau terdapat pengaruh antara faktor sosial budaya dengan pernikahan usia dini, yang
termasuk dalam kriteria derajat hubungan >0-0,25 adalah korelasi sangat lemah. Analisis
berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) yang didapatkan yaitu 2.667 (95% CI 1,786-10,665
tidak melewati angka 1), maka secara statistik diyakini bahwa 95% signifikan, maka hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin besar pengaruh faktor sosial budaya maka
memiliki resiko 2.667 kali lebih besar untuk semakin muda umur remaja melakukan
pernikahan usia dini.