ABSTRAK Pendahuluan: KASUS pernikahan Usia Dini Banyak Terjadi di different Penjuru Dunia DENGAN different latarbelakang. Pernikahan PADA Usia Dini
cenderung berdampak negatif Dari Segi Pendidikan, sosial, Ekonomi, psikologis, Fisik, Dan terutama Bagi kesehatan Reproduksi Perempuan. Penelitian Penyanyi
bertujuan untuk review menganalisis faktor Yang Berhubungan DENGAN pernikahan dini Berbasis Teori Transcultural Nursing di Desa Kara Kecamatan Torjun
Sampang. Metode: Penelitian Penyanyi using desain diskriptif analitik DENGAN JENIS cross sectional. Sampel Penelitian Penyanyi Adalah wanita Yang Menikah
PADA Januari 2015-Februari 2016 di Desa Kara Kecamatan Torjun Sampang sebanyak 39 orangutan. Pemilihan sampel dilakukan DENGAN Cara purposive
sampling. Variabel Bebas Penelitian Suami Adalah Pengetahuan, budaya, Dukungan keluarga, Ekonomi, Teknologi dan variabel Terikat Adalah pernikahan dini
data TIMAH DENGAN using kuisioner. Analisis Data using uji chi square DENGAN Tingkat signifikasi α <0,05. Hasil: Hasil Penelitian Penyanyi menunjukkan
Hubungan Yang signifikan ANTARA faktor budaya (p = 0,013), faktor Dukungan Keluarga (p = 0,001), faktor Ekonomi (p = 0.040), Dan faktor Teknologi (p =
0,002) DENGAN pernikahan dini sedangkan faktor Pengetahuan TIDAK Berhubungan DENGAN pernikahan dini Yang Terjadi di Desa Kara. Pembahasan: Sehubungan
Penelitian DENGAN hasil temuan Penyanyi, diharapkan Upaya Dari parties-parties Berlangganan untuk review memberikan Pendidikan kesehatan Yang diikuti
Oleh remaja Yang Belum Menikah untuk review mencegah pernikahan dini.
Kata kunci: Dini pernikahan, Pengetahuan, Budaya, Dukungan Keluarga, Ekonomi, Dan Teknologi
ABSTRAK Pendahuluan: Pernikahan usia dini masih terjadi di dunia dengan berbagai alasan. Pernikahan dini memiliki banyak dampak negatif pendidikan, sosial,
ekonomi, psikologis, dan kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor pernikahan dini berdasarkan teori Keperawatan
Transcultural. metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross-sectional. sampel adalah wanita yang menikah antara Januari 2015
dan Februari 2016. 39 responden sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, budaya, suport
keluarga, ekonomi, teknologi dan variabel dependen adalah pernikahan dini. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan
menggunakan uji chi square. hasil: Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang signifikan antara faktor budaya (p = 0,013), dukungan faktor keluarga (= 0,001),
faktor ekonomi (p = 0.040), dan faktor teknologi (p = 0,002) dengan pernikahan dini, sedangkan faktor pengetahuan memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan
pernikahan dini. Diskusi: Dengan hasil penelitian ini, diharapkan akan ada beberapa tindakan bersama-sama dengan pihak terkait untuk memberikan pendidikan
kesehatan bagi remaja yang telah menikah belum untuk mencegah pernikahan dini.
Kata kunci: awal pernikahan, pengetahuan, budaya, dukungan keluarga, ekonomi, dan teknologi.
_______________________________________________________________________________________________
164
Jurnal Ners Vol. 11 No 2 Oktober 2016: 164-169
kewenangan untuk menunda perkawinan anak-anak mereka. dampak pernikahan dini), budaya (nilai-nilai dan
masalah kesehatan reproduksi dimulai dengan aktivitas norma-norma pernikahan dini, masyarakat interaksi
seksual. Pernikahan dini bisa menjadi masalah kesehatan sosial, tradisi pernikahan dini di masyarakat),
reproduksi karena usia sebelumnya, dukungan keluarga (emosional,
semakin lama rentang waktu untuk kognitif, dan material), ekonomi (pendapatan
reproduksi (Riskesdas 2013). keluarga), teknologi (akses ke teknologi informasi,
Pernikahan dini memiliki banyak konsekuensi pada acces massa media dan pers, dan akses
pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan keharmonisan untuk elektronik alat dan
keluarga. Gadis yang menikah sebelum 20 telah lingkungan Hidup). Data kemudian dianalisis dengan
meningkatkan risiko putus sekolah. Pernikahan dini menggunakan tingkat uji statistik Chi Square, α≤0,05 penting.
perempuan muda memiliki risiko kesehatan reproduksi dan
juga penting untuk konsekuensi dari
awal kehamilan dan HASIL
meningkatkan angka kematian ibu (Noviyanti, W. & Trihandini
karakteristik sosial-demografi sampel
2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan bahwa hampir (51,3%) dari responden
Sarwono di Lestari 2013 mengatakan bahwa perempuan yang
20-35 tahun, dan mayoritas mereka menikah pada
menikah sebelum usia yang ideal cenderung memiliki masalah
usia di bawah 20 tahun (66,7%). pernikahan dini
kesehatan: organ reproduksi yang kontraksi penyebab rahim
memiliki risiko komplikasi selama kehamilan karena
belum matang, periode reproduksi lebih lama memicu risiko
belum dewasa
kanker serviks, anemia pada kehamilan menyebabkan berat
reproduksi organ. Paling
badan lahir rendah, dan komplikasi selama kehamilan.
responden memiliki junior bacground pendidikan sekolah
tinggi (64,1%), hanya 1 responden selesai lebih tinggi
pendidikan dan 33,3%
Menurut BKKBN (2012) faktor budaya masih
responden diklasifikasikan sebagai memiliki tingkat pendidikan
merupakan alasan utama yang menyebabkan pernikahan
yang rendah. Latar belakang pendidikan merupakan salah satu
dini di kalangan gadis-gadis di Jawa Timur. Dimensi budaya
faktor internal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
di Madura masih analisis merek yang sangat kuat dari
seseorang. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang
masalah dengan pendekatan transkultural diperlukan.
menentukan kualitas hidup, tingkat pendidikan yang lebih tinggi,
Upaya untuk mengidentifikasi faktor yang terkait dengan
niat yang lebih kecil untuk menikah pada usia dini. Pada kategori
pernikahan dini di masyarakat Madura dapat menggunakan
pekerjaan, mayoritas responden ibu rumah tangga (69,2%) dan
teori transkultural karena pernikahan dini di masyarakat
dan yang lain adalah petani dan pekerja sektor swasta.
Madura adalah budaya atau kebiasaan yang dilakukan dari
generasi ke generasi.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pernikahan dini Total
derajat
Tidak iya nih
pendekatan cross sectional. Sampel adalah 39 wanita Timur Knowle
f % F % Σ%
yang menikah dari Januari 2015 hingga Februari 2016.
Kekurangan 2 5.1 6 15.4 8 20,5
Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Variabel Cukup 3 7.7 7 17,9 10 25,6
bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, budaya, Baik 8 20,5 13 33.3 21 53,8
suport keluarga, ekonomi, teknologi dan variabel Total 13 33.3 26 66,7 39 100.0
dependen adalah pernikahan dini. Data dikumpulkan Uji chi square p = 0,773
kontingensi Koefisien = 0,114
dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan
menggunakan uji chi square. Penelitian ini dilakukan
selama 4 hari, pada tanggal 25-26 Juni 2016 dan 2-3 Juli Tabel 2. Korelasi antara keyakinan budaya
2016. dengan awal bukti pernikahan K ara
Pernikahan dini Total
Budaya Tidak iya nih
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner f %F%Σ%
yang diambil dari instrumen penelitian oleh Priyanti Embarace 3 7.7 17 43,6 20 51,3
(2013), Kharimaswatii (2014) dan Arika (2013). tidak Embarace 10 25,6 9 23,1 19 48,7
kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan tentang Total 13 33,3 26 66,7 39 100,0
pengetahuan (definisi pernikahan dini, usia ideal untuk Uji chi square p = 0,013
kontingensi Koefisien = 0,371
menikah, yang
165
Pernikahan Dini Berbasis Transkultural Nursing (Esti Yunitasari, dkk)
dukungan keluarga Tabel 3 Assosiations dengan awal Berbeda pendidikan tingkat akan mempengaruhi
perkawinan berdasarkan nu transkultural rsing di perilaku yang berbeda dalam keputusan untuk menikah atau tidak.
Kara, Sampan g Beberapa orang yang tidak melanjutkan pendidikan ke yang lebih
pernikahan dini Total tinggi tingkat cenderung
Dukungan
Tidak iya nih
keluarga produktif sehingga seorang wanita akan memutuskan untuk
F % F%Σ %
menikah dini (Qibtiyah, 2014). Namun perempuan yang
Mendukung 3 7.7 20 51,3 23 59,0
memiliki pengetahuan yang baik belum tentu akan menikah di
Tidak 10 25,6 6 15.4 16 41,0
mendukung usia yang ideal, karena ada beberapa faktor lain seperti
Total 13 33.3 26 66,7 39 100.0 dukungan sosial dan dukungan bagi keluarga yang memiliki
Uji chi square p = 0,001 pengaruh kuat pada keputusan seorang wanita untuk menikah
kontingensi Koefisien = 0,459
dini. Hal ini juga diperkuat oleh teori Leininger (1991)
mengatakan bahwa dukungan keluarga sangat berpengaruh
Tabel 4 Assosiations ekonomi dan awal pada pengetahuan seseorang. dukungan keluarga tinggi akan
perkawinan berdasarkan transkultural n ursing di
mempengaruhi pengetahuan seseorang menjadi baik karena
Kara, Sampdoria ang
ada unsur dukungan keluarga dalam mendukung kognitif yang
pernikahan dini Total
Ekonom banyak keluarga pada unsur-unsur ini memberikan
Tidak iya nih
ics bimbingan,
F % F%Σ %
Kurang 11 28,2 26 66,7 37 94,9
Lebih 2 5.1 0 0 2 5.1 nasihat, dan
Total 13 33.3 26 66,7 39 100.0 nasihat. Sebuah pengetahuan yang baik saja tidak cukup jika
Uji chi square p = 0,040 dukungan keluarga untuk mendapatkan pernikahan dini.
kontingensi Koefisien = 0,312
166
Jurnal Ners Vol. 11 No 2 Oktober 2016: 164-169
perawat sebagai pemberi perawatan harus mencari restrukturisasi (Leininger, 1978). Pemanfaatan HP dengan berbagai fitur
budaya umum budaya mereka. untuk memberikan kemudahan dalam mencari informasi,
dukungan keluarga memiliki peran penting dalam tetapi disamping itu juga memiliki dampak negatif dan dampak
pernikahan dini. Menurut Desiyanti (2015) menyebutkan positif. faktor teknologi yang berhubungan dengan pernikahan
faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan dini adalah peran dini, yaitu akses ke media massa dan pers. analisis data dapat
orang tua dalam hal ini telah memberikan kontribusi besar menunjukkan bahwa responden pada saat mengisi
terhadap keputusan pernikahan anak. Orang tua memiliki
wewenang untuk menunda usia perkawinan. dukungan keluarga mayoritas kuesioner responden menjawab tidak
yang berhubungan dengan pernikahan dini karena dukungan pernah mendapatkan penyuluhan tentang pernikahan dini dan
keluarga akan mempengaruhi keputusan anak untuk menikah di sebagian besar responden menjawab bahwa paparan luas untuk
usia dini. Menurut Daryanto (1998) di Firanika (2010) yang seks di media menyebabkan semakin menarik perhatian lebih
berlaku keyakinan dalam keluarga serta peran orang tua dalam memilih untuk menikah. Media massa juga merupakan faktor yang
pengambilan keputusan dalam keluarga berkontribusi usia mempengaruhi seseorang untuk berperilaku. Akses ke informasi
perempuan di pernikahan pertamanya. Dalam Undang Undang yang diperoleh secara tidak langsung dapat membuat mereka
Pernikahan Bab II Pasal 6 menegaskan bahwa untuk masuk ke berperilaku atas informasi yang diperoleh.
dalam pernikahan dari seorang anak yang belum mencapai usia
21 tahun harus mendapat izin dari kedua orang tua. Meski telah
diizinkan untuk menikah, peran orang tua diperlukan untuk Menurut Qibtiyah (2014) menerima informasi
membimbing, membantu, dan memberikan izin untuk semua mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat. Hampir
tanggung jawabnya. setiap hari masyarakat disuguhi televisi tontonan yang
bercerita tentang pernikahan dini, kencan, kekerasan
dll Banyak tontonan mendidik tetapi juga perlu ada
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh tersaring. Menurut Astuty (2013)
Rahmawati (2010) menunjukkan bahwa keputusan untuk fenomena pernikahan usia muda adalah fenomena saat ini
menikah tidak lepas dari pengaruh orang tua atau keluarga, tidak hanya dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran dan
dalam keputusan suku Osing membuat gadis-gadis untuk pengetahuan tetapi secara tidak langsung dipengaruhi
menikah banyak berbagi orang tua di dalamnya bahkan masih oleh "panutan" dari dunia hiburan untuk menonton.
ada yang semua keputusan pada orang tua sehingga anak harus
mengikuti orang tua mereka dalam hal pernikahan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam penelitian ini ekonomi terkait dengan
Kesimpulan
pernikahan dini. Seseorang dengan kondisi ekonomi yang
Dari hasil kita menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang
buruk lebih mungkin untuk menikah pada usia dini karena
berhubungan dengan pernikahan dini adalah budaya, keluarga
kawin segera diharapkan untuk mengangkat derajat ekonomi
mendukung, ekonomis tingkat, dan
keluarga (Faaulina,
teknologi. Pengetahuan tidak signifikan assosiated
2014). motif ekonomi di balik orang tua memutuskan
dengan pernikahan dini.
untuk menikahkan anak-anak mereka dengan harapan
mengurangi beban keuangan keluarga karena, ketika Rekomendasi
anaknya menikah dengan kehidupan anak ditanggung Sehubungan dengan faktor-faktor yang berhubungan
oleh suami. Tingkat ekonomi miskin akan mendorong dengan pernikahan dini, dianjurkan untuk melibatkan tokoh
pernikahan dini. Hasil studi oleh Pusat Penelitian agama dan tokoh masyarakat dalam upaya mensosialisasikan
penduduk BKKBN tahun 2011 yang menyatakan bahwa usia pematangan pernikahan. Meningkatkan peran petugas
faktor ekonomi merupakan faktor yang paling dominan kesehatan informasi kesehatan dan pendidikan tentang
untuk usia kawin pertama, terutama di daerah pedesaan awal
dengan menikah maka ada membantu orang tua bekerja perkawinan dan dampaknya pada kesehatan orang-orang muda
di ladang agar panen lebih berlimpah yang belum menikah untuk mencegah pernikahan dini.
167
Pernikahan Dini Berbasis Transkultural Nursing (Esti Yunitasari, dkk)
168
Jurnal Ners Vol. 11 No 2 Oktober 2016: 164-169
169