Anda di halaman 1dari 11

BAB III

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A.Landasan Teori

Pernikahan dini merupakan pernikahan di bawah usia yang seharusnya

belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Dalam batasan usia pernikahan yang

normal, berdasarkan pernikahan usia sehat yang dibuat Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah usia 25 tahun untuk laki-laki dan

20 tahun untuk perempuan. Pada pernikahan dini pada perempuan usia 15-19

tahun memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar meninggal saat melahirkan

dibandingkn yang berusia 20-25 tahun, sedangkan usia dibawah 15 tahun

kemungkinan meninggal bisa 5 kali (34).

Pernikahan usia dini dapat mempengaruhi AKI dan AKB. Hasil Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia, Angka Kematian Bayi masih sangat tinggi di

Indonesia adalah 24,8 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 2011. Angka

Kematian Ibu masih sangat tinggi di Indonesia. Sebanyak 228 ibu meninggal

dunia pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu dan kematian bayi baru

lahir 50% lebih tinggi dilahirkan oleh ibu di bawah usia 20 tahun dibandingkan

pada wanita yang hamil di usia 20 tahun keatas. Target pemerintah adalah

menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.00o kelahiran hidup pada

tahun 2015 (35).

Anak yang masih di bawah umur yang menikah dini berisiko terjangkit

penyakit yang berkaitan dengan reprosuksi, pendarahan ketika melahirkan dan


kangker leher rahim. Anotami tubuh remaja belum siap untuk proses mengandung

maupun melahirkan, sehingga dapat terjadi komplikasi berupa obstructed labour

serta obstetric fistula. Pernikahan juga berdampak dari segi mental remaja yang

belum siap menanggung beban pernikahan. Dari segi pendidikan dan

kependudukan yang membuat perempuan menjadi terbelakang. Dan dari segi

psikologi pernikahan dini dapat berujung pada penceraian dan kekerasan dalam

rumah tangga (36).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan pada usia pernikahan dini

yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, status ekonomi

keluarga, budaya), faktor pemungkin (sarana dan prasarana) dan faktor penguat

(orang tuadan sikap tokoh agama) (8).

Pendidikan orang tua juga berkaitan dalam pernikahan dini yang

merupakan salah satu tingginya kasus pernikahan dini. Tingkat pendidikan orang

tua yang lebih tinggi berhasil menunda pernikahan usia dini anaknya. Pendidikan

orang tua juga sangat berpengaruh terhadap pandangan terhadap peran dan

posisinya dalam keluarga. Dalam hal ini pendidikan orang tua akan

mempengaruhi sikap remaja terhadap pernikahan dini (37). Faktor ekonomi salah

satu faktor yang berperan penting dalam kejadian pernikahan usia dini. Orang tua

beranggapan bahwa remaja puteri merupakan beban ekonomi dan pernikahan

merupakan usaha untuk mempertahankan kehidupan keluarga (38).

Berdasarkan pernyataan di atas didukung dari beberapa penelitian. Hasil

penelitian Yunita (2014) menunjukkan terdapat hubungan antara budaya dengan


kejadian pernikahan usia dini dengan nilai signifikasinya ≤ α (0,05) (39).

Berdasarkan penelitian Pakal (2012) menunjukkan terdapat hubungan antara

status ekonomi dengan kejadian pernikahan usia dini p=0,002. Hal ini

menunjukkan bahwa responden dengan status ekonomi miskin risiko 3,1 kali

lebih besar untuk melakukan pernikahan usia dini dibandingkandengan status

ekonomi tidak miskin (11=3). Berdasarkan penelitian Irne (2015), menunjukkan

terdapat hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian pernikahan usia

dini dengan nilai signifikasinya p=0,003 (40).

Kerangka teori penelitian disajikan pada gambar 3.1

Perilaku

Faktor Pendukung Faktor Pendorong


Faktor Penguat
(enabling factor) (reinforcing factor)
(predisposing factor)
1. Pendapatan 1. 1. Dukungan
1. Pengetahuan
2. Pendidikan 2. Masyarakat
2. Sikap
3. Lingkungan (lingkungan)
3. Budaya
4. Sarana (Media) 2. Peran orang tua
(pengetahuan,
sikap, pendidikan,
pengdapatan)

Gambar 3.1. Kerangka Teori menurut Lawrance Green (1994) Dikutip dari
Notoatmodjo (2007)
Kerangka Konsep penelitian ini tergambar pada gambar 3.2.

Variabel Independen Variabel Dependen

Budaya

Penghasilan Pernikahan
Orang tua Dini

Tingkat
Pendidikan orang
tua

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Antara Faktor Keluarga

Dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Aluh-Aluh

Kabupaten Banjar

B. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan budaya antara pernikahan dini di Kecamatan Aluh-aluh

Kabupaten Banjar

2. Ada hubungan penghasilan orang tua antara pernikahan dini di Kecamatan

Aluh-aluh Kabupaten Banjar


3. Ada hubungan Pendidikan antara pernikahan dini di Kecamatan Aluh-aluh

Kabupaten Banjar
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadi miftakhul, Sunanto, Sriyanto. Persepsi remaja tentang pernikahan dini di


Desa Banyukuning Kecamatan Bandingan Kabupaten Semarang. Jurnal
Geografi 2017;3(5): 118-123.

2. Kartika Norma Yuni, Muhajir Darwin, Sukandi. Perampasan hak pendidikan


perempuan dalam ikatan perkawinan usia anak di Provinsi Kalimantan
Selatan. Jurnal Vidya Karya 2016;31(2): 205-212.

3. Septialti Delita, Atik Mawarni, Djoko Nugroho. Hubungan pengetahuan


responden dan faktor demografi dengan pernikahan usia dini di Kecamatan
Banyumanik. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2017;5(4): 198-206.

4. Dwinanda Aditya Risky, Anisa C, Kusuma E. Hubungan antara pendidikan


ibu dan pengetahuan responden dengan pernikahan usia dini. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas 2015;10(1):76-81.

5. Hapisah, Ahmad Rizani. Kehamilan remaja terhadap kejadian Anemia di


Wilayah Puskesmas Cempaka Kota Banjarbaru 2015;1(4): 114-118.

6. Wulandari, Sarwititi Sarwoprasodjo. Pengaruh status ekonomi keluarga


terhadap motif menikah dini di pedesaan. Jurnal Sosiologi Pedesaan
2014;2(1):53-62.

7. Putri Grace N, Sri W, Yudhy D. Gambaran umur wus muda dan faktor resiko
kehamilan terhadap komplikasi persalinan atau nifas di Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
2017;5(1):150-158.

8. Notoadmodjo. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.


2007.

9. Pohan Nazli H. Faktor yang berhubungan dengan pernikahan usia dini


terhadap remaja putri. Jurnal Endurance 2017;2(3):424-435.

10. Banderan D W, Rival D. Nurain L. Faktor-faktor yang mempengaruhi


perkawinan usia muda di provinsi Gorontalo. Jurnal Keluarga Berencana
2017;2(1):34-42.
11. Napitupulu SM. Hubungan Keluarga, Ekonomi Keluarga, Suku terhadap
pernikahan usia muda pada remaja perempuan. Skripsi. Bandar Lampung :
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, 2017.

12. Salamah S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan usia dini


Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobongan. Skripsi. Semarang : Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, 2016.

13. Desiyanti IW. Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pernikahan usia


subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jurnal JIKMU 2015;5(2):271-
280.

14. Ginanti Ni Luh. Perkawinan Gamya Gamana antara masyarakat Tiong Hoa
dengan masyarakat Batur di Sesa Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten
Bangli. Jurnal Penelitian Agama Hindu 2017;1(1):68-72.

15. Setiawati Eka R. Early Marriage Influence to the Harmony of the couple in
the Bagan Bhakti Kecamatan Balai Jaya Kabupaten Rokan Hilir. Jurnal Fisip
2017;4(1):1-13.

16. Green L. Community health. Seventh Edition. Inc. United Stated of


America:Mosby Year Book, 1994.

17. Wati LM. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah) di RSUD Ambarawa tahun 2013. Skripsi. Semarang:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran, 2014.

18. Lestari P. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini di
desa Jekawal Tangen Sragen tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada, 2013.

19. Husaini, Roselina P, Maman S. Pengaruh penyuluhan HIV/AIDS terhadap


Pengetahuan dan Sikap tentang HIV/AIDS Mahasiswi Akademi Kebidanan
Banjarbaru Tahun 2016. Jurnal Buletin Penelitian Kesehatan 2017;45(1):11-
16.

20. Natoadmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


2003.

21. Tyas Fatma PS, Tin H. Kualitas Pernikahan dan Kesejahteraan Keluarga
menentukan kualitas lingkungan pengasuhan anak pada pasangan yang
menikah usia muda. Jurnal Ilm. Kel & Kons 2017;10(1):1-12.
22. Lubis Anggreni A. Latar belakang wanita melakukan perkawinan usia dini.
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial 2016;4(2):150-160.

23. Ekawati, Kiki I. Sikap remaja putri terhadap pernikahan dini di Dusun
Wonontoro Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul.
Jurnal Joh 2017;4(1):35-41.

24. Fitrianingsih R. Faktor-faktor penyebab pernikahan usia muda perempuan


Desa Sumberdanti Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Skripsi.
Jember: Universitas Jember, 2015.

25. Aminullah, Satria TA, Murti RI, dkk. Pernikahan dini pada beberapa provinsi
di Indonesia : akar masalah dan peran kelembagaan di daerah. Jakarta, 2012.

26. Ma’mun MS. Faktor pendorong pernikahan dini di Kabupaten Banyuwangi.


Skripsi. Jember: Universitas Jember 2015.

27. Yutifa H, Dewi AP, Misrawati. Hubungan paparan pornografi melalui


elektronik terhadap perilaku seksual remaja. Jurmal Online Mahasiswa
2015;2(2).

28. Wijati YE, Atik M, Djoko N, Sri W. Hubungan beberapa faktor wanita PUS
dengan pernikahan usia dini di Kecamatan Cilacap Utara Tahun 2016. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 2018;6(1):157-166.

29. Harahap SZ, Santoso H, Mutiara E. Pengaruh faktor internal dan eksternal
terhadap terjadinya pernikahan usia muda di Desa Seumadam Kecamatan
Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang. Skripsi. Medan : Universitas
Sumatera Utara, 2014.

30. Aisyan SDS, Djannah SN, Wardani Y. Hubungan antara status sosial
ekonomi keluarga dengan kematian perinatal di wilayah kerja Puskesmas
Baamang Unit II Sampit Kalimantan Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
2011;5(1):1-67.

31. Ernawati H, Verawati M. Kesehatan ibu dan bayi pada pernikahan


dini.Skripsi. Jawa Timur: Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2014.

32. Hertika PM, Lantin S, Erni WW. Hubungan pernikahan usia dini dengan
risiko tindak kekerasan oleh ibu pada anak usia Prasekolah di Kelurahan
Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jurnal Pustaka
Kesehatan 2017;5(3):1-9.
33. Pratama B.A. Perspektif remaja tentang pernikahan dini (studi kasus di SMA
Negeri 04 Kota Bengkulu). Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu; 2014.

34. Sari Ocvita, Sri W, Dharminto. Hubungan Adat Setempat, Pola Asuh, dan
Persepsi Orang Tua dengan Umur Menikah Wanita PUS pada Pernikahan
Dini di Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan Tahun 2016. Jurnal
Kesehatan Masyrakat 2018;6(3):148-156.

35. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Laporan Kematian Ibu dan
neonatal di Puskesmas dan Rumah Sakit tahun 2013 dan 2014.

36. Pratama B.A. perspektif remaja tentang pernikahan dini (studi kasus di SMA
Negeri 04 Kota Bengkulu). Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu; 2014.

37. Izah IK. Gambaran tingkat pengetahuan, tingkat pendidikandan pekerjaan


orang tua remaja putri yang melakukan pernikahan usia dini di Kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah. Pekalongan:
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 2015.

38. Putra BR. Hubungan latar belakng pendidikan dengan usia pernikahan dini di
Kenagarian Rabijonggor Kabupaten Pasaman Barat. Spektrum PLS
2014;2(2):18-29.

39. Yunita A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pernikahan usia


muda pada remaja putri di desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo. Artikel
Ilmiah. Jawa Tengah:STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2014.

40. Irne. Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pernikahan dini pada


pasangan usia subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. JIKMU 2015;
2(5).

Anda mungkin juga menyukai