Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK PERNIKAHAN MUDA TERHADAP KEBAHAGIAAN RUMAH

TANGGA

Juliyani
Falkultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Kerinci, Indonesia

Latar Belakang
Pernikahan dalam Islam sangat dianjurkan bagi umat manusia sebagai bentuk
beribadah kepada Allah Swt dan mengikuti sunah nabi. Pada masa Islam dahulu,
pernikahan usia dini tidak begitu dipermasalahkan, tetapi pada masa kini, pernikahan
usia muda sudah mulai diperhatikan untuk menjaga kesehatan mental dan keharmonisan
keluarga. Nikah muda dapat berpengaruh pada kesejahteraan mental pasangan suami-
istri dalam membangun keluarga. Kadang-kadang, egoisme dapat muncul di antara
pasangan suami-istri karena kurangnya kesiapan dalam memasuki peran sebagai orang
tua. Seharusnya, pernikahan dilakukan dengan kesiapan ilmu, bekal, dan mental yang
cukup. Untuk mencegah konflik antara pasangan suami dan istri serta mencegah
perpecahan yang berujung pada perceraian.
Sejumlah peneliti telah melakukan penelitian sebelumnya mengenai dampak
perkawinan muda terhadap keluarga di masa depan. Beberapa tahun lalu, dilakukan
laporan penelitian oleh Apriliani dan Nurwati (2020) dari Universitas Padjadjaran
tentang "Pengaruh Perkawinan Muda terhadap Ketahanan Keluarga". Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Tarigan (2020) yang berjudul "Pengaruh Nikah Usia
Muda Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Di Desa Medan Sinembah Kecamatan
Tanjung Morawa", mencoba untuk menjelaskan bagaimana nikah usia muda dapat
mempengaruhi keharmonisan rumah tangga di Desa Medan Sinembah Kecamatan
Tanjung Morawa. Mahfudin dan Waqi’ah (2016) telah melakukan penelitian beberapa
tahun lalu tentang "Pernikahan Dini dan Pengaruhnya terhadap Keluarga di Kabupaten
Sumenep Jawa Timur". Masih terus terjadi perkawinan usia muda di Indonesia
meskipun angkanya tidak tinggi, namun terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena
itu, kurangnya kesiapan dalam menikah dan ketidakstabilan emosi dapat berdampak
pada ketahanan serta kualitas keluarga yang akan dibangun. Tentu saja, perkawinan
muda akan mempengaruhi keberlangsungan keluarga. Ketika mereka memutuskan
untuk menikah pada usia muda, mereka akan berhenti sekolah, sehingga pengetahuan
mereka akan terbatas. Sebagai akibatnya, ketahanan keluarga juga akan terpengaruh.
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang hubungan antara
perkawinan pada usia muda dengan kestabilan keluarga, serta menjelaskan dampak-
dampaknya. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah kualitatif
dengan jenis studi kepustakaan dan mengandalkan sumber data sekunder. Menurut
penelitian ini, pernikahan pada usia muda dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
emosi dan kesejahteraan psikologis pasangan, sehingga ketahanan keluarga dapat
tergerus (Apriliani dan Nurwati, 2020). Hasil penelitian terdahulu dan sekarang
mempunyai persamaan dan perbedaan. Baik penelitian di masa lalu maupun saat ini
meneliti dampak pernikahan muda terhadap lingkungan keluarga. Perbedaannya terletak
pada penelitian sebelumnya yang membahas tentang bagaimana suami dan istri menjaga
hubungan keluarga di masa depan, sedangkan penelitian ini membahas tentang kondisi
mental pasangan yang tinggal bersama.
Secara umum menurut Hadi (2022) perkawinan adalah suatu akad yang
memperbolehkan bersatunya laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya bahkan
memberikan kebebasan kepada pasangan suami istri untuk melakukan hal-hal yang
seharusnya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Mental merupakan adaptasi
terhadap lingkungan atau upaya menguasai dan mengendalikan lingkungan. Pengaruh
spiritual terhadap masalah psikologis seseorang biasanya terdapat pada responden yang
mengalami kecemasan, depresi dan trauma dalam berpikirnya (Rozali dkk, 2021).
Menurut Yulianti (2020), penyebab utama terjadinya pernikahan dini adalah: a)
keinginan untuk segera menambah anggota keluarga, b) kurangnya pemahaman tentang
akibat buruk dari menikah terlalu dini, baik bagi calon pengantin maupun anak-
anaknya, kurungan. Sifat masyarakat Jawa yang terbentuk tidak mau menyimpang dari
peraturan yang berlaku saat ini. Sebagian besar penduduk desa mengatakan bahwa
mereka menikahkan anak mereka terlalu dini hanya karena mereka mengikuti adat
(Adhim, 2022). Terjadinya perkawinan muda menurut Hollean dalam Suryono
disebabkan oleh: a) Masalah ekonomi keluarga, b) Orang tua anak perempuan meminta
masyarakat untuk menanyakan kepada keluarga laki-laki apakah ingin menikahkan anak
perempuannya, c) Hal ini terjadi ketika anak tersebut menikah, maka dalam keluarga
anak perempuan itu akan berkurang satu orang anggota yang bertanggung jawab
(makanan, pakaian, pendidikan, dan sebagainya) adat (Soekanto, 2022: 65). Selain para
ahli yang telah disebutkan di atas, ada beberapa faktor yang mendorong pernikahan
muda dan banyak ditemui di masyarakat kita, yaitu: a) Dari segi ekonomi, pernikahan
muda terjadi karena keluarga berada pada tingkat kemiskinan yang rendah, untuk
mengurangi beban hidup. orang tua dan anak-anaknya. anak perempuan menikah
dengan laki-laki yang cakap, b) Rendahnya tingkat pendidikan, tingkat pendidikan,
pemahaman orang tua, anak dan masyarakat sehingga menyebabkan kecenderungan
untuk menikah dengan anak di bawah umur, c) Faktor orang tua, orang tua takut dikritik
karena anak perempuan mereka berpacaran dengan laki-laki yang clingy sehingga
mereka segera menikahkan mereka, d) Media massa, paparan seks yang terus menerus
di media massa membuat remaja modern semakin permisif dalam berhubungan seksual,
e) Faktor adat istiadat dan pernikahan muda Hal ini terjadi karena orang tua takut
anaknya dianggap lajang sehingga mereka segera menikah. menikah. Pernikahan dini
mempunyai banyak dampak, antara lain menimbulkan permasalahan pada kesehatan
reproduksi perempuan, seringkali membahayakan keselamatan ibu dan anak, serta
menimbulkan permasalahan sosial dan lainnya.
Masalah utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pernikahan muda
terhadap kondisi mental pasangan suami istri. Rumusan masalah penelitiannya adalah
bagaimana pernikahan muda mempengaruhi keadaan pikiran pasangan suami istri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pernikahan muda terhadap
keadaan pikiran pasangan suami istri. Penelitian ilmiah biasanya mempunyai manfaat
dan kegunaan, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kesimpulan yang berguna dan bermanfaat mengenai
pengaruh pernikahan muda terhadap keadaan pikiran pasangan suami istri. Selain itu,
dari sudut pandang praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi yang
berguna dan bermanfaat untuk mengenalkan dan memaksimalkan dampak pernikahan
muda terhadap kondisi psikologis pasangan suami istri.

REFERENSI

Adhim, M. F. (2022). Indahnya pernikahan dini. Gema Insani.


Apriliani, F. T., & Nurwati, N. (2020). Pengaruh perkawinan muda terhadap ketahanan
keluarga. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, 7(1), 90-
99.

Hadi, A., & Khotiimah, H. (2022). Childfree Dan Childless Ditinjau Dalam Ilmu Fiqih
dan Perspektif Pendidikan Islam. JOEL: Journal of Educational and Language
Research, 1(6), 647-652.
Mahfudin, A., & Waqi'ah, K. (2016). Pernikahan dini dan pengaruhnya terhadap
keluarga di kabupaten Sumenep Jawa Timur. Jurnal Hukum Keluarga
Islam, 1(1), 33-49.
Hanif, M. A. (2022). Usia perempuan Menikah Dalam Al-Qur’an (Analisis Double
Movement Fazlur Rahman) (Doctoral dissertation, Institut PTIQ Jakarta).
Rozali, Y. A., Sitasari, N. W., Lenggogeni, A., Psikologi, F., Esa, U., Arjuna, J & Kebon,
T. (2021). Meningkatkan kesehatan mental di masa pandemic. Jurnal
Pengabdian Masyarakat AbdiMas, 7(2), 109-113.
Soeryono, Soekanto.(2022) Sosiologi SuatuPengantar. Jakarta: PT Grafinda.
Tarigan, D. E. Y. B. (2020). Pengaruh Nikah Usia Muda Terhadap Keharmonisan
Rumah Tangga di Desa Medan Sinembah Kecamatan Tanjung
Morawa (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Yulianti, R. (2020). Dampak yang ditimbulkan akibat perkawinan usia dini. Jurnal
Pamator: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai