Abstrak
Abstract
digunakan untuk meneliti bagaimana orang (fungsi ini dibagi menjadi subfungsi, yaitu
mempergunakan bahasa dan bagaimana subfungsi eksperensial dan fungsi logikal),
orang memperoleh bahasa serta bagaimana 2) fungsi interpersonal : bahasa berfungsi
bahasa itu diterima dan diproduksi oleh sebagai pengungkapan sikap penutur dan
pemakai bahasa, bagaimana kerja otak sebagai pengaruh pada sikap dan perilaku
manusia berkaitan dengan bahasa. penutur, 3) fungsi tekstual: bahasa berfungsi
Aitchison (dalam Harras dan Bachari, sebagai alat untuk mengkonstruksi atau
2000:3) menyatakan bahwa ada tiga masalah menyusun sebuah teks.
yang menarik dalam psikolinguistik, Pernyataan senang, benci, kagum,
yakni (1) masalah pemerolehan bahasa, marah, jengkel, sedih, dan kecewa dapat
(2) hubungan antara pengatahuan bahasa diungkapkan dengan bahasa, meskipun
dan penggunaan bahasa, dan (3) proses tingkah laku, gerak gerik, dan mimik
produksi dan pemahaman tuturan. juga berperan dalam mengungkapkan
Masalah pemerolehan bahasa ekspresi batin (Chaer, 2009:33). Maka
tersebut mencakup apakah manusia dapat disimpulkan fungsi bahasa menjadi
memperoleh bahasa karena dia dilahirkan wadah fungsi informasi menyampaikan
dengan dilengkapi pengetahuan tentang pesan atau sebuah amanat, fungsi bahasa
kebahasaan atau mereka dapat belajar sebagai pengguanaan bahasa untuk
bahasa karena pintar. Masalah hubungan menjelaskan suatu hal, fungsi bahasa
antara pengatahuan bahasa dan penggunaan bersifat mempengaruhi atau mengajak
bahasa adalah bagaimana pengetahuan itu orang lain dan fungsi bahasa sebagai
diguanakan ketika sesorang menghasilkan maksud menghibur melalui tindak tutur.
tuturan atau memhami tuturan. Masalah Tutur adalah tuturan dari seseorang
proses produksi dan pemahaman tutur yang bersifat biologis dan yang dilihat dari
adalah apakah sesungguhnya ketika makna tindakan dalam tuturannya itu dan
sesorang menghasilkan tutur dan serangkaian tindak tutur akan membentuk
memahami tuturnya. suatu peristiwa tutur (Chaer, 2010:27).
Fungsi bahasa adalah bahwa bahasa Peristiwa tutur merupakan sebuah kondisi,
itu adalah alat interaksi sosial, dalam situasi, dan cara penyampaikan kata-kata,
arti alat untuk menyampaikan pikiran, sedangkan tindak tutur ujar (parole) yang
gagasan, konsep, atau juga perasaan diujarkan pada suatu peristiwa tutur.Tindak
(Chaer. 2009:33). Wadhaugh (dalam tutur selalu melekat pada setiap peristiwa
Chaer, 2009:33) menyatakan bahwa fungsi tutur dan tindak tutur membantu mitra
bahasa adalah alat komunikasi manusia, tutur memahami maksud penutur melalui
baik lisan maupun tulisan. Berdasarkan tuturan yang diujarkan.
kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan Tutur sebagai bagian dari peristiwa
bahwa fungsi bahasa adalah alat untuk tutur mempunyai beberapa macam tindak
mengungkapkan batin yang ingin tutur. Austin (dalam Chaer, 2010:27-28)
disampaikan kepada orang lain. membagi tindak tutur menjadi tiga macam
Bahasa sebagai bagian dari alat yang dirumuskan berdasarkan tiga buah
untuk mengungkapkan perasaan yang tindakan yang berbeda, yakni: 1) tindak
ingin disampaikan mempunyai fungsi tutur lokusi adalah tindak tutur untuk
dasar. Halliday (dalam Leech, 1993:86) menyatakan sesuatu sebagaimana adanya
mejelaskan tiga fungsi dasar bahasa yakni: atau the Act of SayingSomething tindakan
1) fungsi idesional: bahasa berfungsi untuk mengatakan suatu, 2) tindak
sebagai alat untuk menyampaikan dan tutur ilokusi adalah tindak tutur selain
menginterpretasi pengalaman dunia menyatakan sesuatu juga menyatakan
44
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)
tindakan melakukan sesuatu. 3) tindak eksprsif pada konteks yang berbeda bisa
tutur perlokusi adalah tindak tutur yang mempunyai maksud yang berbeda. Sebagai
mempunyai pengaruh atau efek terhadap tuturan yang cenderung menyenangkan,
lawan tutur atau orang yang mendengar kalimat pada tindak tutur direktif dapat
tuturan itu. berupa kalimat positif maupun kalimat
Tindak tutur terdiri dari beberapa negatif. Oleh karena itu, maka diperlukan
macam, akan tetapi menurut Saerle (Chaer, sopan santun dalam pengutaraannya, tetapi
2010:29-30) membagai tindak tutur itu atas tindak tutur ekspresif ini cenderung sopan.
lima katagori, yaitu: 1) Representatif ialah
tindak tutur yang mengikat penuturnya 1.1 Struktur dan Proses Analogi
kepada kebenaran atas apa yang Salah satu metode untuk bernalar
dikatakannya, 2) Direktif ialah tindak tutur adalah dengan menggunakan analogi.
yang dilakukan penuturnya dengan maksud Soekardijo (1994:139) mengatakan analogi
agar lawan tutur melakukan tindakan yang adalah berbicara tentang suatu hal yang
yang disebutkan dalam tuturannya, 3) berlainan, yang satu bukan yang lain, dan
Ekpresif ialah tindak tutur yang dilakukan dua hal yang berlainan itu dibandingkan
dengan maksud agar penuturanya diartikan yang satu dengan yang lain. Putrayasa
sebagai evaluasi mengenai hal yang (2009:71) menyatakan analogi merupakan
disebutkan dalam tuturan itu, 4) Komisif kesimpulan yang ditarik dengan jalan
ialah tindak tutur yang mengikat penuturnya menyampaikan atau memperbandingkan
untuk melaksanakan apa yang disebutkan suatu fakta khusus denagn fakta khusus
didalam tuturannya, 5) Deklarasi ialah lain. Maka Analogi merupakan kenyataan
tindak tutur yang dilakukan sipenutur yang dicipta dari pada perbandingan
dengan maksud untuk menciptakan hal antara satu perkara dengan perkara yang
yang baru. lain berdasarkan ciri-ciri persamaan dan
Dari beberapa macam tindak perbedaan untuk menyatakan maksud
tutur, tindak tutur ekspresif merupakan tertentu pada sebuah objek.
tindak tutur yang mengungkapkan atau Analogi dapat dimanfaatkan
mengutarakan terhadap suatu keadaan. sebagai penjelasan atau sebagai dasar
Tindak tutur ekspresif menuturkan tentang penalaran sebagai penjelasan biasanya
sikap psikologis penutur. Seperti yang disebut perumpamaan atau persamaan
dikatakan Leech (1993:164) bahwa tindak (Soekardijo, 1994:139). Penalaran tidak
tutur ekspresif adalah mengungkapkan atau lepas dari sebuah logika yang terjadi dalam
mengutarakan sikap psikologis penutur proses berbahasa bertindak tutur. Bahwa
terhadap kedaan yang tersirat dalam logika merupakan ilmu berfikir yang tepat
ilokusi. Tindak tutur ekspresif tidak lepas dan sekedar ia dapat menunjukan adanya
dari sebuah fungsi yang menyertai sebagai kekeliruan-kekeliruan di dalam rantai
pemakaian bahasa. proses pemikiran sehingga kekeliruan-
Leech (1993:76) mengemukakan kekeliruan dapat dielakkan (Hutabarat,
bahwa fungsi ekspresif adalah memakai 1980:1). Dengan demikian logika selalu
bahasa untuk mengungkapkan keadaan- berhubungan dengan penggunaan bahasa,
keadaan internal individu. Dengan tanpa bahasa tidak akan tercipta pikiran-
demikian, tindak tutur ekspresif merupakan pikiran yang logis.
tuturan yang digunakan oleh penutur untuk Putrayasa (2009:71) mengatakan
mengutarakan, sebagai sikap psikologis bahasa yang digunakan itu diwujudkan
penutur terhadap sebuah keadaan yang dengan kalimat, baik yang wujudnya
dialami. Pemakaian suatu tindak tutur
45
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60
lengkap dengan subjek, predikat, objek, Semantik adalah bidang studi dalam
dan keterangan maupun kalimat yang linguistik yang mempelajari makna atau
tidak lengkap. Maka berbicara tanpa arti dalam bahasa (Chaer, 2009:2). Secara
mengguanakan logika atau nalar akan garis besar semantik merupakan ilmu yang
mempersulit lawan bicara tidak mengerti mempelajari tentang makna dalam bahasa.
dan binggung memahami maksud Makna bahasa dipahami sebagai pertautan
pembicara. yang ada diantara unsur-unsur bahasa itu
Sebuah kalimat dapat diterima dalam sendiri terutama kata-kata (Djajasudarma,
pertuturan kalau memenuhi kaidah-kaidah 2009:7). Makna digunakan sebagai
gramatikal dan kaidah-kaidah semantikal penghubung bahasa dengan dunia luar
(Putrayasa, 2009:71). Dengan demikian sesuai dengan kesepakatan pemakainya
kalimat dapat diterima bukan karena salah sehingga dapat saling mengerti.
dalam makna gramatikal, melainkan salah Makna suatu kalimat sangat
dalam kaidah semantikal. Terbentuknya tergantung pada bebrapa faktor yang
analogi tidak lepas dari sebuah susunan saling berkaitan dengan yang lainnya,
struktur dan proses yang ada di dalam faktor itu antara lain (a) makna leksikal
bahasa agar dapat diterima. kata yang membentuk kalimat, (b) urutan
kata dalam organisasi kalimat, (c) intonasi,
1.2 Struktur Analogi: Komponen cara kalimat diucapkan, (d) konteks situasi
Sintaksis dan Komponen Semantik tempat kalimat itu diucapkan, (e) kalimat
Sintaksis adalah urutan dan sebelum dan sesudah yang menyertai
organisasi kata-kata yang membentuk frase kalimat (Chaer, 2009:41). Faktor-faktor
atau kalimat dalam suatu bahasa menurut yang berkaitan tersebut dapat mengenal
aturan atau rumus dalam bahasa itu (Chaer, mana kalimat yang secara semantik
2009:39). Komponen sintaksis merupakan diterima dan mana yang tidak diterima.
pusat dari tata bahasa dalam arti, bahwa:
1) komponen inilah yang menentukan 1.3 Proses Analogi Tutur
arti kalimat, 2) komponen inilah yang Proses analogi dalam tataran ini
menggambarkan aspek kreatifitas bahasa menggunakan proses penalaran logis.
(Tarigan, 1986:72). Berdasarkan pendapat Proses analogi merupakan proses penalaran
tersebut dapat disimpulakam bahwa dari satu fonomena menuju fenomena yang
sintaksis merupakan komponen terpenting lain kemudian disimpulkan bahwa apa
dalam pembentukan kalimat atau aturan- yang terjadi pada fenomena yang pertama
aturan dari hubungan kata-kata satu dengan terjadi juga pada fenomena yang ke dua
lainnya sebagai penyatuan sebuah gagasan. (Mundiri, 1998:135). Maka proses analogi
Menurut Chaer (2009:39) bahwa berupa penalaran logis terhadap peristiwa
tugas utama komponen sintaksis adalah yang sedang dirasakan.
menetukan hubungan antara pola-pola Penyimpulan proses analogi terdapat
bunyi bahasa itu dengan makna-maknanya tiga unsur meliputi: peristiwa pokok yang
dengan cara mengatur urutan kata-kata menjadi dasar analogi, persamaan prinsip
yang membentuk frase atau kalimat itu yang menjadi pengikat, dan peristiwa atau
agar sesuai dengan makna yang diinginkan fenomena yang dianalogikan (Mundiri,
penuturnya. Komponen sintaksis dapat 1998:135).Duaperistiwa atau fenomena
menentukan hubungan antara pola-pola yang menjadi dasar perbandingan yang
bunyi bahasa karena memilki unsur yang dianalogikan digunakan untuk mengetahui
diperlukan untuk dapat mengetahui arti dan menyinpulkan proses analogi.
dan bunyinya.
46
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)
bahasa di dalam koran ini menggunakan mengandung emosi. (2) Remaja desa
gaya bahasa yang sederhana yaitu gaya Ronggojati kecamatan Batuwarno
bahasa sinestesia, eponim, personifikasi, memiliki kecenderungan mengungkapkan
dan perumpamaan. Latar belakang penulis emosi yang bersifat negatif daripada emosi
cerita anak yang mencakup latar belakang yang bersifat positif dilihat dari jumlah
profesi dan pendidikan berkaitan dengan tuturan, dan (3) Terdapat tiga ekspresi
penciptaan diksi dan gaya bahasa dalam yang mengiringi tuturan yang mengandung
cerita anak di Solopos. emosi yang meliputi ekspresi wajah, suara,
Penelitian Rahayu dengan sikap dan tingkah laku.
penelitian ini sama yaitu meneliti bidang Persamaan penelitian Hayati dengan
psikolinguistik. Berbedaan pada penelitian peneliti lakukan adalah sama-sama menliti
ini adalah terletak pada objek yangkaji, tindak tutur dan menggunakan kajian
peneliti ini tentang struktur dan proses psikolinguistik. Perbedaanya, penelitian
analoginya, sedangkan penelitian Rahayu Hayati menliti tuturan yang mengandung
meneliti objek kajiannya pemetaan diksi, emosi. Sedangkan peneliti meneliti struktur
gaya bahasa, dan latar belakang penulis dan proses analogi pada tutur masyarakat.
cerita anak.
Rahayu (2012) meneliti “Pemakaian
Konjungsi pada Bahasa Percakapan 2. Metode Penelitian
Anak Usia 7-9 Tahun di Desa Pabelan 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Kecamatan Kartasura Kabupaten Tempat (lokasi) penelitian ini
Sukoharjo”. Hasilnya bahwa: pertama masyarakat RT 1 RW 1 desa Kalipancur
jenis konjungsi yang dikuasai anak usia kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.
7-9 tahun adalah konjungsi koordinatif, Waktu penelitian selama 6 bulan.
konjungsi subordinatif, dan konjungsi
subordinatif-koordinatif. Konjungsi yang 2.2 Jenis Penelitian
paling banyak digunakan adalah konjungsi Jenis penelitian ini penelitian
subordinatif persyaratan. Kedua, realisasi deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan
pemakaian konjungsi yang ditemukan metode kualitatif dalam mendeskripsikan
berdasarkan analisis tuturan percakapan analogi dalam tutur masyarakat. Penelitian
anak usia 7-9 tahun antara lain pemakaian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
konjungsi yang tepat dan tidak tepat dalam untuk memahami fenomena yang dialami
menggabungkan konstituen kalimat. oleh subjek penelitian secara holistik, dan
Penelitian Rahayu dengan peneliti- dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
an peneliti sama yaitu pada bidang kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
psikolinguistik, sedangkan perbedaannya yang alamiah dan dengan memanfaatkan
adalah terletak pada objek. Peneliti meneliti berbagai metode ilmiah (Moleong,
tentang struktur dan proses analogi tutur, 2009:6). Deskriptif maksudnya adalah data
sedangkan penelitian Rahayu objeknya yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan
adalah konjungsi pada bahasa percakapan angka-angka (Moleong, 2009:11).
Anak Usia 7-9. Adapun deskripsi penelitian dengan
Hayati (2013) meneliti “Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini
Tuturan Yang Mengandung Emosi di dimulai dari pengumpulan data dengan
Kalangan Remaja Desa Ronggojati menggunakan metode cakap dengan
Kecamatan Batuwarno Kabupaten wawancara dan teknik catat setelah data
Wonogiri Tinjauan Psikolinguistik”. diperoleh, data dipilah sesuai dengan
Hasilnya(1) Terdapat 62 tuturan yang data yang diinginkan peneliti, selanjutnya
48
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)
50
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)
Identitas Subjek
Data
Nama Usia Jenis Kelamin Pekerjaan
Data 1 Suami itu bagaikan atap rumah (Khusnul Khotimah/31th/P/PNS)
Data 2 Hidup itu seperti menanam padi (Wiharso/54th/L/PNS)
Data 3 Rumah itu bagaikan surga (Basuki/50th/L/PNS)
Data 4 Caleg sekarang seperti pedagang (Badosi/51th/L/Wirausaha)
Data 5 Ngomongnya seperti gledek (Titik/36th/P/Wirausaha)
Data 6 Koruptor bagaikan tikus sawah (Mulyo/51th/L/Wirausaha)
Data 7 Keluarga tanpa anak itu seperti sayur tanpa garam (Srisupni//35th//Ibu rumah
tangga)
Data 8 Anak saya seperti kelalawar (Anjar/43/P/Ibu rumahtangga)
Data 9 Orang kalo ngomong kaya kereta (Surtini/48th/P/Ibu rumahtangga)
Data 10 Cowok bagiku seperti virus (Puji/23th/P/Buruh)
Data 11 Wanita itu seperti pelangi (Rohim/26th/L/Buruh)
Data 12Wajahnya cantik bagaikan rembulan (Rian/22th/L/Buruh)
Data 13 Istri itu seperti kasur (Sapar/58th/L/Petani)
Data 14 Posisinya bagaikan di atas angin (Beno/56th/L/Petani)
Data 15 Anak itu seperti emas (Wahyudi/55th/L/Petani)
Data 16 Laki-laki sekarang pada kaya buaya (Betty/22th/P/Swasta)
Data 17 Anak-anak kecil itu seperti boneka (Ani/27th//P/Swasta)
Data 18 Calon suami yang baik itu seperti merpat (Prani/22th/P/Swasta)
Data 19 Dia bagaikan kambing hitam (Ardiyanto/23th/L/Mahasiswa)
Data 20 Orang tua itu seperti malaikat (Wulan/19th/P/Mahasiswi)
Data 21 Mantanku sekarang kaya cabe-cabean (Setiawan/19th/L/Mahasiswa)
3.2 Struktur Analogi dalam Tutur itu dan seperti menanam padi merupakan
Masyarakat Desa Kalipancur frase. Hidup itu termasuk kategori frase
Kecamatan Bojong Kabupaten nomina. Unsur seperti merupakan satuan
Pekalongan lingual penanda analogi sedangkan unsur
Tuturan beranalogi data (1)suami menanam termasuk verba dan unsur padi
itu bagaikan atap rumah. Unsur suami
merupakan kategori nomina. Tuturan
itu dan bagaikan atap rumah merupakan
frase. Unsur suami itu termasuk kategori tersebut yang dianalogikan adalah
frase nomina. Sedangkan unsur bagaikan masyarakat sedangkan yang digunakan
merupakan satuan penanda analogi dan sebagai analog adalah menanam padi.
atap rumah termasuk kategori nomina. Tuturan tersebut terdapat unsur yang
Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah berlainan antara hidup yang bersifat insan
seorang suami sedangkan yang digunakan dengan menanam padi yang tidak bersifat
sebagai analog adalah atap rumah. Terdapat insan. Unsur menanam padi pada tuturan
unsur yang berlainan antara suami yang beranalogi tersebut mempunyai pengertian
bersifat insan dengan atap rumah yang sebuah perjuanagan.
tidak bersifat insan. Unsur atap rumah pada
Tuturan beranalogi data (3)rumah
tuturan beranalogi tersebut mempunyai
pengertian sebagai pelindung. itu bagaikan surga. Unsurrumahitudan
Tuturan beranalogi data (2) hidup bagaikansurga termasuk frase. Rumah
itu seperti menanam padi. Unsur hidup itu adalah katagori frase nomina. Unsur
51
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60
kategori frase nomina dan kaya keretajuga termasuk satuan lingual penanda analogi
termasuk kategori nomina sedangkan dan rembulan merupakan katagori nomina.
unsur kaya termasuk satuan lingual Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah
penanda analogi.Tuturan tersebut yang wanita sedangkan yang digunakan sebagai
dianalogikan adalah tetangga sedangkan analog adalah rembulan. Tuturan tersebut
yang digunakan sebagai analog adalah terdapat unsur yang berlainan antara orang
kereta. Tuturan tersebut terdapatunsur yang bersifat insan dengan bulan yang
yang berlainan antara orang yang bersifat tidak bersifat insan. Unsur bulan pada
insan dengan kereta yang tidak bersifat tuturan beranalogi tersebut mempunyai
insan. Unsur kereta pada tuturan beranalogi pengertian sebagai keindahan.
tersebut mempunyai pengertian susah Tuturan beranalogi (13)istriitu
untuk berhenti. seperti kasur. Unsur istri itu dan seperti
Tuturan beranalogi data (10) cowok kasurmerupakan frase. Unsur istri itu
bagiku seperti virus. Unsur cowok bagiku termasuk kategori frase nomina, seperti
dan seperti virusmerupakan frase. Cowok merupakan satuan lingual penanda analogi
bagiku termasuk kategori frase nomina, dan kasur merupakan kategori nomina.
seperti merupakan satuan lingual penanda Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah
analogi sedangkan virus merupakan istri sedangkan yang digunakan sebagai
kategori nomina. Tuturan tersebut yang analog adalah kasur. Tuturan tersebut
dianalogikan adalah laki-laki sedangkan terdapat unsur yang berlainan antara istri
yang digunakan sebagai analog adalah yang bersifat insan dengan kasur yang tidak
virus.Tuturan tersebut terdapat unsur bersifat insan. Unsur kasur pada tuturan
yang berlainan antara cowok yang bersifat beranalogi tersebut mempunyai pengertian
insan dengan virus yang tidak bersifat tempat paling nyaman.
insan. Unsur virus pada tuturan beranalogi Tuturan beranalogi data (14)
tersebut mempunyai pengertian sebagai posisinya bagaikan diatas angin.
penyakit cinta. Unsurposisnya dan bagaikan diatas
Tuturan beranalogi data (11) wanita anginyang merupakan frase. Berdasarkan
itu seperti pelangi.Unsur wanita itu dan kategorinya unsur posisinya merupakan
seperti pelangi disebut frase. Wanita itu nominadan bagaikan diatas angin
termasuk kategori frase nomina, seperti termasuk kategori frase nomina sedangkan
merupakansatuan lingual penanda analogi unsur bagaikan merupakan satuan lingual
dan pelangi merupakan kategori nomina. penanda analogi.Tuturan tersebut yang
Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah dianalogikan adalah caleg sedangkan yang
wanita sedangkan yang digunakan sebagai digunakan sebagai analog adalah di atas
analog adalah pelangi. Tuturan tersebut angin. Tuturan tersebut terdapat unsur yang
terdapatunsur yang berlainan antara wanita berlainan antara orang yang bersifat insan
yang bersifat insan dengan pelangi yang dengan diatas angin yang tidak bersifat
tidak bersifat insan. Unsur pelangi pada insan. Unsur diatas angin pada tuturan
tuturan beranalogi tersebut mempunyai beranalogi tersebut mempunyai pengertian
pengertian sebagaiciptaan tuhan yang sebagai hal yang sudah pasti.
indah. Tuturan beranalogi data (15) anak
Tuturan beranalogi data (12) itu seperti emas. Unsur anak itu dan
wajahnya cantik bagaikan rembulan. Unsur seperti emas termasuk frase. Unsur Anak
wajahnya cantik dan bagaikan rembulan itu termasuk kategori frase nomina,
disebut frase. Unsur wajahnya cantik unsur seperti merupakan satuan lingual
termasuk frase nomina, unsurbagaikan penanda analogi dan emas merupakan
53
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60
lingual penanda analogi. Tuturan tersebut Tuturan beranalogi data (4) caleg
yang dianalogikan adalah mantan pacar sekarang seperti pedagang.Analogi
sedangkan yang digunakan sebagai pada tuturan tersebut tercipta karena
analog adalah cabe-cabean. Tuturan O1 mengungkapkan perasaan dan
tersebut terdapat unsur yang berlainan pemikirannya untuk ditujukan kepada
antara mantan yang bersifat insan O2 sebagai caleg, dibandingkan dengan
dengan cabe-cabean yang tidak bersifat pedagangyang mempunyai arti sebagai
insan. Unsur cabe-cabean pada tuturan orang yang menjual dan mengobral agar
beranalogi tersebut mempunyai pengertian menarik pelanggan. Peristiwa pokok yang
sebagaicewe murahan. menjadi dasar analogi tuturan tersebut
adalah bosan dengan seorang caleg yang
3.3 Proses Analogi Tutur Masyarakat hanya mengobral janji kepada rakyat untuk
Desa Kalipancur Kecamatan mendapatkan suara.
Bojong kabupaten Pekalongan Tuturan beranalogi data (5)
Tuturan beranalogi data (1) suami ngomongnya seperti gledek. Analogi
itu bagaikan atap rumah. Proses analogi pada tuturan tersebut tercipta karena
pada tuturan tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan perasaan dan
O1 mengungkapkan perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan kepada O2
pemikirannya untuk ditujukan kepada sebagai tetangga, dibandingkan dengan
O2 sebagai seorangsuami, dibandingkan gledek yang mempunyai arti sebagai hal
dengan atap rumah yang mempunyai arti yang luar biasa. Peristiwa pokok yang
sebagai pelindung.Peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi tuturan tersebut
menjadi dasar analogi tuturan tersebut adalah merasa terganggu dengan suara
adalah menginginkan suami yang bisa yang didengarnya.
menjadi pelindung keluarga. Tuturan beranalogi data (6) karuptor
Tuturan beranalogi data (2) hidup bagaikan tikus sawah. Analogi pada tuturan
itu seperti menanam padi.Analogi tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan
pada tuturan tersebut tercipta karena perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan
O1 mengungkapkan perasaan dan kepada O2 sebagai koruptor, dibandingkan
pemikirannya untuk ditujukan kepada dengan tikus sawah yang mempunyai arti
O2 sebagai masyarakat, dibandingkan sebagai perusak. Peristiwa pokok yang
dengan menanam padi yang mempunyai menjadi dasar analogi tuturan tersebut
arti sebagai suatu proses perjuangan untuk adalah kesal dengan ulah para pejabat
mendapatkan hasil. Peristiwa pokok yang negara yang selalu korupsi.
menjadi dasar analogi tersebut adalah Tuturan beranalogi data (7) Keluarga
menyakini sebuah pencapaian harus tanpa anak itu seprti sayur tanpa garam.
melalaui sebuah proses. Analogi pada tuturan tersebut tercipta
Tuturan beranalogi data (3) rumah karena O1 mengungkapkan perasaan dan
itu bagaikan surga. Analogi pada tuturan pemikirannya untuk ditujukan kepada O2
tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan sebagai keluarga, dibandingkan dengan
perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan sayur tanpa garamyang mempunyai arti
kepada O2 sebagai keluarga, dibandingkan sebagai sesuatu hal yang kurang. Peristiwa
dengan surga yang mempunyai arti tempat pokok yang menjadi dasar analogi tuturan
yang paling indah.Peristiwa pokok yang tersebut adalah berharap seorang anak
menjadi dasar analogi tuturan tersebut datang mengisi keluarganya.
adalah merasa senang jika bisa berkumpul Tuturan beranalogi data (8) anak saya
dengan keluarga. seperti kelalawar.Analogi pada tuturan
55
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60
penelitian ini adalah diantaranya (1) digunakan anak usia 7-9 tahun adalah
terdapat 62 tuturan mengandung emosi konjungsi subordinatif persyaratan.
(2) terdapat tiga ekspresi yang mengiringi Penelitian Rahayu (2010) yang
tuturan mengandung emosi. berjudul “Pemetaan Diksi, Gaya Bahasa,
Persamaan penelitian ini adalah dan Latar Belakang Penulis Cerita Anak
sama-sama dalam bidang kajian di Solopos dalam Kajian Psikolinguistik”.
psikolinguistik yang berfokus pada tuturan Hasil penelitian ini meliputi : (1) pemakaian
yang dituju. Adapun perbedaanya pada diksi dalam cerita anak Solopos memiliki
penelitian ini adalah objek yang dikaji. memiki variasi yang cukup banyak yaitu
Pada penelitian ini objek yang dikaji adalah pemakaian kata-kata bersinonim, kata
tindak tutur ekspresif yang beranalogi umum dan khusus, kata konkret, kata
dengan menganalisis struktur dan proses
percakapan, dan adanya pemakaian
tuturannya, sedangkan penelitian Hayati
istilah asing (2) Pemakaian gaya bahasa
(2013)objek yang dikajiadalah tuturan
di dalam koran ini menggunakan gaya
yang mengandung emosiyang menunjukan
bahasa yang sederhana yaitu gaya bahasa
bahwa terdapat 62 tuturan yang
mengandung emosi dan terdapat 3 ekspresi sinestesia, gaya bahasa eponim, gaya
yang mengiringi tuturan. bahasa personifikasi, dan gaya bahasa
Penelitian Rahayu (2012) meneliti perumpamaan (3) Latar belakang penulis
“Pemakaian Konjungsi Pada Bahasa cerita anak yang mencakup latar belakang
Percakapan Anak Usia 7-9 Tahun di Desa profesi dan pendidikan berkaitan dengan
Pabelaan Kecamatan Kartasura Kabupaten penciptaan diksi dan gaya bahasa dalam
Sukoharjo”. Hasil penelitian meliputi: (1) cerita anak Solopos.
konjungsi yang dikuasai anak usia 7-9 tahun Persamaan penelitian ini adalah
adalah konjungsi koordinatif, konjungsi sama-sama pada kajian psikolinguistik
subordinatif, dan konjungsi subordintif- yang menganalisis tuturan sebagai objek
koordinatif sedangkan konjungsi yang penelitian. Perbedaannya, penelitian
paling banyak digunakan adalah konjungsi yang peneliti lakukan membahas tentang
subordinatif persyaratan (2) realisasi struktur dan proses analogi tindak tutur
pemakaian konjungsi yang ditemukan ekspresif, sedangkan penelitian Rahayu
berdasarkan analisis tuturan percakapan (2010) membahaspemetaan diksi, gaya
antara lain pemakaian konjungsi yang tepat bahasa, dan latar belakang penulis cerita
dan tidak tepat dalam menggabungkan anak di Solopos yang menunjukan bahwa
konstituen kalimat. pemakaian diksi dalam cerita anak Solopos
Penelitian ini terdapat kesamaan memiliki variasi yang cukup banyak, gaya
dengan penelitian yang dilakukan oleh bahasa yang sederhana dan mencakup latar
Rahayu (2012). Kedua penelitian ini sama-
belakang profesi serta pendidikan.
sama pada bidang kajian psikolinguistik
yang menghasilkan analisis tentang tuturan
bahasa. Perbedaannya, pada penelitian
4. Simpulan
ini menggunakan objek tindak tutur
Struktur analogi tutur masyarakat
ekspresif beranalogi yang menghasilkan
analisis tentang struktur dan prosesnya, desa Kalipancur kecamatan Bojong
sedangkan penelitian yang ditulis Rahayu kabupaten Pekalongan berstuktur N yaitu
(2012) adalah pemakaian konjungsi N + N, N + FN, FN + N. dan satuan
bahasa percakapanyang menunjukan lingual penanda analogi bersifat eksplisit.
bahwa konjungsi yang dikuasai dan biasa N teranalogikansuami, masyarakat,
58
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)
keluarga, caleg, tetangga, koruptor, anak, sebuah masyarakat dengan lingkup sosial
pria, wanita, istri, calon suami, teman, yang berbeda-beda. Pengetahuan terhadap
orang tua dan mantan pacar. tuturan mempermudah lawan tutur dalam
Wujud sastuan lingual tuturanalogis memahami tuturan yang disampaikan oleh
sebagai analog adalah atap rumah, penutur.
menanam padi, surga, pedagang, gledek, Penelitian ini menggunakan ilmu
tikus sawah, sayur tanpa garam, kelalawar, psikolinguistik untuk mengetahui struktur
cabe-cabean, virus, pelangi, rembulan, dan proses analogi tindak tutur ekspresif
kasur, di atas angin, emas, buaya, boneka, yang digunakan dalam masyarakat.
merpati, kambing hitam, malaikat dan Struktur dan proses yang dimaksud adalah
kereta. struktur yang membentuk frase untuk
Proses analogi tutur masyarakat desa menentukan hubungan makna-makna
Kalipancur Kecamatan Bojong Kabupaten tuturan, sedangkan proses analogi sendiri
Pekalongantercipta dari ungkapan perasaan merupakan proses penalaran yang logis.
dan pemikiran O1 kepada O2 dengan Masing-masing tuturan beranalogi
melihat peristiwa yang logis pada pokok dapat digunakan untuk maksud yang
masalah remaja, keluarga dan sosial di bervariasi sesuai dengan keadaan. Kaitan
masyarakat. dengan hubungan sosial di masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian dan agar dapat mengetahui tuturan bernalogi
pembahasan, penelitian ini mengarah dalam kegiatan berkomunikasi, sehingga
terhadap penggunaan bahasa dalam penutur dan lawan tutur dapat memahami
mengungkapkan sebuah pemikiran logis. struktur dan proses analogi dengan tujuan
Ungkapan tersebut sering terjadi di dalam yang jelas.
Daftar Pustaka
59
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60
Rahayu, Tri Puji. 2010. “Pemetaan Diksi, Gaya Bahasa, dan Latar Belakang Penulis Cerita
Anak di Solopos dalam Kajian Psikolinguistik”. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Soekardijo, R.G. 1994. Logika Dasar (tradisional, simbolik, dan induktif). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Soetomo. 2012. Keswadayaan Masyarakat Manifestasi Masyarakat untuk Berkembang
secara Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa Bandung.
Yanti, Yusrita. 2001. “Tindak Tutur Maaf di dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur
Minangkabau” dalam Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia. Februari,
Tahun 19 Nomor 1. Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia bekerjasama dengan
Yayasan Obor Indonesia.
60