Anda di halaman 1dari 19

Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

ANALOGI DALAM TUTUR MASYARAKAT DESA KALIPANCUR


KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

Agus Budi Wahyudi dan Yudha Satyo Wibowo


Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Agus.B.Wahyudi@ums.ac.id dan Budiyuks@yahoo.co.id

Abstrak

Tujuan penelitian (1) Mendeskripsikan struktur analogi tutur dan . (2)


Mendeskripsikan proses analogi tutur masyarakat desa Kalipancur kecamatan
Bojong kabupaten Pekalongan. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu
mendeskripsikan analogi (struktur dan proses) tutur masyarakat di bidang
psikolinguistik. Penyediaan data menggunakan metode cakap (wawancara)dan
simak.Metode cakap dengan teknik dasar berupa teknik pancing. Peneliti bercakap
langsung dengan subjek penelitian. Teknik menguji keabsahan data menggunakan
trianggulasi sumberpemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengecek
ulang data yang didapat. Analisis data menggunakan metode padan. Teknik dasar
yang digunakan yaitu teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) alat penentunya adalah
kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa.Hasil penelitian menemukan struktur dan
poses analogis tutur masyarakat desa Kalipancur kecamatan Bojong kabupaten
Pekalongan berbentuk frase berstruktur FN terdiri N + N, N + FN, FN + N, dan
satuan lingual penanda analogi bersifat eksplisit. N teranalogi misal: suami,
masyarakat, dan keluarga. Wujud satuan lingual analogis sebagai analog. Misal:
atap rumah, menanam padi, dan surga. Proses analogi tutur masyarakat terjadi
karena pengungkapan perasaan dan pemikiran O1 kepada O2.

Kata Kunci: analogi dan tutur masyarakat

Abstract

The present psycholinguistic study explores the structures of analogies


and their uses by Indonesians at Kalipancur, Bojong subdistrict of Pekalongan
Regency. The data were elicited by interview with the basic technique of inquiries.
The data were double-checked in order obtain their validity. The data were then
analyzed through comparative method with the basic technique of sorting out or
classifying the determinants of constituents. In this case the determinants are the
references of the analogies. The results showed that the structures of analogy are
composed of NP with the basic pattern of N + N, N + NP, NP + N, with explicit
markers. For example N is analogized as husband, community, and family. The
linguistic unit of the analogy constitutes the aspect that is analogous, such as
roofs, rice, and heaven. The analogy process occurs because of the disclosure of
feelings and thoughts of a person to the others.

Keywords: analogy, speech community


42
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

1. Pendahuluan peneliti memilih kajian psikolinguistik


Masyarakat bersifat heterogen, baik sebagai tinjauan dalam penelitian ini. Oleh
segi etnik maupun segi bahasa. Anggota karena itulah diberi judul “Struktur dan
masyarakat sanggup hidup bersosial, Proses Analogi Tutur Masyarakat desa
berinteraksi satu sama lain dalam wadah Kalipancur Kecamatan Bojong Kabupaten
yaitu masyarakat. Kesanggupan hidup dan Pekalongan”.
berinteraksi memfungsikan bahasa. Peneliti membatasi permasalahan
Bahasa bervariasi dan pada struktur dan proses analogi tindak tutur
menggambarkan ekspresi penutur. Tutur ekspresif pada masyarakat RT 1 RW1 desa
masyarakat bahasa menarik untuk dikaji. Kalipancur kecamatan Bojong Kabupaten
Ekspresif sebuah keadaan yang pernah Pekalongan. Dua rumusan masalah
dialami sebagai ungkapan-ungkapan (1) Bagaimana struktur analogi itutur
yang dirasa disajikan saat bertutur, bisa masyarakat desa Kalipancur Kecamatan
menimbulkan efek positif maupun efek Bojong Kabupaten Pekalongan?(2)
negatif. Ekspresi tutur itu terkait keadaan Bagaimana proses analogi tutur
dan perasaan penutur bahasa Tutur masyarakatdesa Kalipancur Kecamatan
yang logis –ekspresi sebagai realisasi Bojong Kabupaten Pekalongan?
pemfungsian bahasa. Manfaat yang dikandung penelitian
Pemfungsian bahasa memiliki ini sebagai masukan positif bagi
masalah kompleks dan mentalistik perkembangan kajian psikolinguistik,
(psikologis). Khusus analogi tutur khusus struktur dan proses analogi
masyarakat ini berkaitan dengan dalam tutur. Guru bahasa Indonesia,
permasalahan psikolinguistik. khususnya memahami mengenaianalogi
Laku tutur masyarakat RT 1 RW tuturmasyarrakat yang ekspresif.
1 desa Kalipancur Kecamatan Bojong Psikolinguistik secara etimologi
Kabupaten Pekalongan di lingkungan terbentuk dari kata psikologi (psichology)
karena perasan dan pikiran logis beragam dan linguistik (linguistics), yakni dua
bentuk dan maknanya. Pikiran logis dalam bidang ilmu yang berbeda, yang masing-
berbahasa yang berbeda ini menimbulkan masing berdiri sendiri, dengan prosedur
sebuah permasalahan. Bagaimanakah dan metode yang berlainan (Chaer, 2009:5).
struktur dan prosses analogi yang terdapat Lado (dalam Tarigan, 1986:30) mengatakan
dalam tutur masyarakat? Bagiamanakah psikolinguistik merupakan pendekatan
tutur ekspresif masyarakat? Tutur yang gabungan (interdisipliner) melalui psikologi
dimaksud dalam konteks ini adalah dan linguistik bagi telaah bahasa, bahasa
pemerolehan bahasa ekspresif setempat dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan
saat melakukan kegiatan percakapan. hal-hal yang mudah dicapai bila melalui
Struktur dan proses analogi salah satu dari kedua ilmu tersebut secara
dalam tutur masyarakat diteliti dari segi terpisah. Psikolinguistik adalah studi yang
psikolinguistik. Masyarakat Pekalongan mempelajari proses-proses psikologis yang
bertutur, berinteraksi, berkomunikasi terbentuk bila manusia menghasilkan tutur.
sesama penutur selalu memroses perasaan Harras dan Bachari (2000:1)
dan pikiran. Komunikasi yang dilaksanakan menyatakan bahwa tujuan utama seorang
pada situasi tertentu yakni di dalam psikolinguis adalah menemukan struktur
lingkungan masyarakat RT 1 RW 1 desa dan proses yang mendasari kemampuan
Kalipancur Kecamatan Bojong Kabupaten manusia untuk berbicara dan memahami
Pekalongan. Fokus pada struktur dan bahasa. Sebagai studi yang mempelajari
proses analogi inilah yang mendasari tentang proses psikologi, psikolinguistik
43
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

digunakan untuk meneliti bagaimana orang (fungsi ini dibagi menjadi subfungsi, yaitu
mempergunakan bahasa dan bagaimana subfungsi eksperensial dan fungsi logikal),
orang memperoleh bahasa serta bagaimana 2) fungsi interpersonal : bahasa berfungsi
bahasa itu diterima dan diproduksi oleh sebagai pengungkapan sikap penutur dan
pemakai bahasa, bagaimana kerja otak sebagai pengaruh pada sikap dan perilaku
manusia berkaitan dengan bahasa. penutur, 3) fungsi tekstual: bahasa berfungsi
Aitchison (dalam Harras dan Bachari, sebagai alat untuk mengkonstruksi atau
2000:3) menyatakan bahwa ada tiga masalah menyusun sebuah teks.
yang menarik dalam psikolinguistik, Pernyataan senang, benci, kagum,
yakni (1) masalah pemerolehan bahasa, marah, jengkel, sedih, dan kecewa dapat
(2) hubungan antara pengatahuan bahasa diungkapkan dengan bahasa, meskipun
dan penggunaan bahasa, dan (3) proses tingkah laku, gerak gerik, dan mimik
produksi dan pemahaman tuturan. juga berperan dalam mengungkapkan
Masalah pemerolehan bahasa ekspresi batin (Chaer, 2009:33). Maka
tersebut mencakup apakah manusia dapat disimpulkan fungsi bahasa menjadi
memperoleh bahasa karena dia dilahirkan wadah fungsi informasi menyampaikan
dengan dilengkapi pengetahuan tentang pesan atau sebuah amanat, fungsi bahasa
kebahasaan atau mereka dapat belajar sebagai pengguanaan bahasa untuk
bahasa karena pintar. Masalah hubungan menjelaskan suatu hal, fungsi bahasa
antara pengatahuan bahasa dan penggunaan bersifat mempengaruhi atau mengajak
bahasa adalah bagaimana pengetahuan itu orang lain dan fungsi bahasa sebagai
diguanakan ketika sesorang menghasilkan maksud menghibur melalui tindak tutur.
tuturan atau memhami tuturan. Masalah Tutur adalah tuturan dari seseorang
proses produksi dan pemahaman tutur yang bersifat biologis dan yang dilihat dari
adalah apakah sesungguhnya ketika makna tindakan dalam tuturannya itu dan
sesorang menghasilkan tutur dan serangkaian tindak tutur akan membentuk
memahami tuturnya. suatu peristiwa tutur (Chaer, 2010:27).
Fungsi bahasa adalah bahwa bahasa Peristiwa tutur merupakan sebuah kondisi,
itu adalah alat interaksi sosial, dalam situasi, dan cara penyampaikan kata-kata,
arti alat untuk menyampaikan pikiran, sedangkan tindak tutur ujar (parole) yang
gagasan, konsep, atau juga perasaan diujarkan pada suatu peristiwa tutur.Tindak
(Chaer. 2009:33). Wadhaugh (dalam tutur selalu melekat pada setiap peristiwa
Chaer, 2009:33) menyatakan bahwa fungsi tutur dan tindak tutur membantu mitra
bahasa adalah alat komunikasi manusia, tutur memahami maksud penutur melalui
baik lisan maupun tulisan. Berdasarkan tuturan yang diujarkan.
kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan Tutur sebagai bagian dari peristiwa
bahwa fungsi bahasa adalah alat untuk tutur mempunyai beberapa macam tindak
mengungkapkan batin yang ingin tutur. Austin (dalam Chaer, 2010:27-28)
disampaikan kepada orang lain. membagi tindak tutur menjadi tiga macam
Bahasa sebagai bagian dari alat yang dirumuskan berdasarkan tiga buah
untuk mengungkapkan perasaan yang tindakan yang berbeda, yakni: 1) tindak
ingin disampaikan mempunyai fungsi tutur lokusi adalah tindak tutur untuk
dasar. Halliday (dalam Leech, 1993:86) menyatakan sesuatu sebagaimana adanya
mejelaskan tiga fungsi dasar bahasa yakni: atau the Act of SayingSomething tindakan
1) fungsi idesional: bahasa berfungsi untuk mengatakan suatu, 2) tindak
sebagai alat untuk menyampaikan dan tutur ilokusi adalah tindak tutur selain
menginterpretasi pengalaman dunia menyatakan sesuatu juga menyatakan
44
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

tindakan melakukan sesuatu. 3) tindak eksprsif pada konteks yang berbeda bisa
tutur perlokusi adalah tindak tutur yang mempunyai maksud yang berbeda. Sebagai
mempunyai pengaruh atau efek terhadap tuturan yang cenderung menyenangkan,
lawan tutur atau orang yang mendengar kalimat pada tindak tutur direktif dapat
tuturan itu. berupa kalimat positif maupun kalimat
Tindak tutur terdiri dari beberapa negatif. Oleh karena itu, maka diperlukan
macam, akan tetapi menurut Saerle (Chaer, sopan santun dalam pengutaraannya, tetapi
2010:29-30) membagai tindak tutur itu atas tindak tutur ekspresif ini cenderung sopan.
lima katagori, yaitu: 1) Representatif ialah
tindak tutur yang mengikat penuturnya 1.1 Struktur dan Proses Analogi
kepada kebenaran atas apa yang Salah satu metode untuk bernalar
dikatakannya, 2) Direktif ialah tindak tutur adalah dengan menggunakan analogi.
yang dilakukan penuturnya dengan maksud Soekardijo (1994:139) mengatakan analogi
agar lawan tutur melakukan tindakan yang adalah  berbicara tentang suatu hal yang
yang disebutkan dalam tuturannya, 3) berlainan, yang satu bukan yang lain, dan
Ekpresif ialah tindak tutur yang dilakukan dua hal yang berlainan itu dibandingkan
dengan maksud agar penuturanya diartikan yang satu dengan yang lain. Putrayasa
sebagai evaluasi mengenai hal yang (2009:71) menyatakan analogi merupakan
disebutkan dalam tuturan itu, 4) Komisif kesimpulan yang ditarik dengan jalan
ialah tindak tutur yang mengikat penuturnya menyampaikan atau memperbandingkan
untuk melaksanakan apa yang disebutkan suatu fakta khusus denagn fakta khusus
didalam tuturannya, 5) Deklarasi ialah lain. Maka Analogi merupakan kenyataan
tindak tutur yang dilakukan sipenutur yang dicipta dari pada perbandingan
dengan maksud untuk menciptakan hal antara satu perkara dengan perkara yang
yang baru. lain berdasarkan ciri-ciri persamaan dan
Dari beberapa macam tindak perbedaan untuk menyatakan maksud
tutur, tindak tutur ekspresif merupakan tertentu pada sebuah objek.
tindak tutur yang mengungkapkan atau Analogi dapat dimanfaatkan
mengutarakan terhadap suatu keadaan. sebagai penjelasan atau sebagai dasar
Tindak tutur ekspresif menuturkan tentang penalaran sebagai penjelasan biasanya
sikap psikologis penutur. Seperti yang disebut perumpamaan atau persamaan
dikatakan Leech (1993:164) bahwa tindak (Soekardijo, 1994:139). Penalaran tidak
tutur ekspresif adalah mengungkapkan atau lepas dari sebuah logika yang terjadi dalam
mengutarakan sikap psikologis penutur proses berbahasa bertindak tutur. Bahwa
terhadap kedaan yang tersirat dalam logika merupakan ilmu berfikir yang tepat
ilokusi. Tindak tutur ekspresif tidak lepas dan sekedar ia dapat menunjukan adanya
dari sebuah fungsi yang menyertai sebagai kekeliruan-kekeliruan di dalam rantai
pemakaian bahasa. proses pemikiran sehingga kekeliruan-
Leech (1993:76) mengemukakan kekeliruan dapat dielakkan (Hutabarat,
bahwa fungsi ekspresif adalah memakai 1980:1). Dengan demikian logika selalu
bahasa untuk mengungkapkan keadaan- berhubungan dengan penggunaan bahasa,
keadaan internal individu. Dengan tanpa bahasa tidak akan tercipta pikiran-
demikian, tindak tutur ekspresif merupakan pikiran yang logis.
tuturan yang digunakan oleh penutur untuk Putrayasa (2009:71) mengatakan
mengutarakan, sebagai sikap psikologis bahasa yang digunakan itu diwujudkan
penutur terhadap sebuah keadaan yang dengan kalimat, baik yang wujudnya
dialami. Pemakaian suatu tindak tutur
45
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

lengkap dengan subjek, predikat, objek, Semantik adalah bidang studi dalam
dan keterangan maupun kalimat yang linguistik yang mempelajari makna atau
tidak lengkap. Maka berbicara tanpa arti dalam bahasa (Chaer, 2009:2). Secara
mengguanakan logika atau nalar akan garis besar semantik merupakan ilmu yang
mempersulit lawan bicara tidak mengerti mempelajari tentang makna dalam bahasa.
dan binggung memahami maksud Makna bahasa dipahami sebagai pertautan
pembicara. yang ada diantara unsur-unsur bahasa itu
Sebuah kalimat dapat diterima dalam sendiri terutama kata-kata (Djajasudarma,
pertuturan kalau memenuhi kaidah-kaidah 2009:7). Makna digunakan sebagai
gramatikal dan kaidah-kaidah semantikal penghubung bahasa dengan dunia luar
(Putrayasa, 2009:71). Dengan demikian sesuai dengan kesepakatan pemakainya
kalimat dapat diterima bukan karena salah sehingga dapat saling mengerti.
dalam makna gramatikal, melainkan salah Makna suatu kalimat sangat
dalam kaidah semantikal. Terbentuknya tergantung pada bebrapa faktor yang
analogi tidak lepas dari sebuah susunan saling berkaitan dengan yang lainnya,
struktur dan proses yang ada di dalam faktor itu antara lain (a) makna leksikal
bahasa agar dapat diterima. kata yang membentuk kalimat, (b) urutan
kata dalam organisasi kalimat, (c) intonasi,
1.2 Struktur Analogi: Komponen cara kalimat diucapkan, (d) konteks situasi
Sintaksis dan Komponen Semantik tempat kalimat itu diucapkan, (e) kalimat
Sintaksis adalah urutan dan sebelum dan sesudah yang menyertai
organisasi kata-kata yang membentuk frase kalimat (Chaer, 2009:41). Faktor-faktor
atau kalimat dalam suatu bahasa menurut yang berkaitan tersebut dapat mengenal
aturan atau rumus dalam bahasa itu (Chaer, mana kalimat yang secara semantik
2009:39). Komponen sintaksis merupakan diterima dan mana yang tidak diterima.
pusat dari tata bahasa dalam arti, bahwa:
1) komponen inilah yang menentukan 1.3 Proses Analogi Tutur
arti kalimat, 2) komponen inilah yang Proses analogi dalam tataran ini
menggambarkan aspek kreatifitas bahasa menggunakan proses penalaran logis.
(Tarigan, 1986:72). Berdasarkan pendapat Proses analogi merupakan proses penalaran
tersebut dapat disimpulakam bahwa dari satu fonomena menuju fenomena yang
sintaksis merupakan komponen terpenting lain kemudian disimpulkan bahwa apa
dalam pembentukan kalimat atau aturan- yang terjadi pada fenomena yang pertama
aturan dari hubungan kata-kata satu dengan terjadi juga pada fenomena yang ke dua
lainnya sebagai penyatuan sebuah gagasan. (Mundiri, 1998:135). Maka proses analogi
Menurut Chaer (2009:39) bahwa berupa penalaran logis terhadap peristiwa
tugas utama komponen sintaksis adalah yang sedang dirasakan.
menetukan hubungan antara pola-pola Penyimpulan proses analogi terdapat
bunyi bahasa itu dengan makna-maknanya tiga unsur meliputi: peristiwa pokok yang
dengan cara mengatur urutan kata-kata menjadi dasar analogi, persamaan prinsip
yang membentuk frase atau kalimat itu yang menjadi pengikat, dan peristiwa atau
agar sesuai dengan makna yang diinginkan fenomena yang dianalogikan (Mundiri,
penuturnya. Komponen sintaksis dapat 1998:135).Duaperistiwa atau fenomena
menentukan hubungan antara pola-pola yang menjadi dasar perbandingan yang
bunyi bahasa karena memilki unsur yang dianalogikan digunakan untuk mengetahui
diperlukan untuk dapat mengetahui arti dan menyinpulkan proses analogi.
dan bunyinya.
46
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

Masyarakat dan Tutur Masyarakat adalah tindak tutur yang menggunakan


Kehidupan masyarakat termasuk fatis ya. 2) strategi tindak tutur maaf
kehidupan komunitas merupakan yang digunakan bervariasi, yaitu: tindak
proses interaksi antar warga masyarakat tutur maaf langsung yang dilontarkan
dan interaksi terhadap lingkungannya tanpa basa-basi. tindak tutur maaf yang
(Soetomo, 2012:122). Masyarakat dalam dilontarkan tapi secara tersirat, dan tindak
proses interaksi melahirkan perilaku tutur maaf tidak menyatakan maaf (diam).
individu juga tindakan bersama untuk Persamaan penelitian Yanti dengan
memecahkan berbagai persoalan yang penelitian ini adalah sama-sama meneliti
timbul di dalam lingkungannya agar tindak tutur, tetapi berbeda objek kajiannya.
terjalin hubungan yang baik antar warga. Objek penelitian Yanti adalah tindak tutur
Proses interaksi antarwarga tercemin maaf pada masyarakat Minangkabau,
pada masyarakat desa Kalipancur. Desa sedangkan penelitian ini adalah struktur dan
ini merupakan salah satu desa terluas yang proses analogi tutur ekspresif masyarakat
dimiliki oleh Kecamatan Bojong. Dengan RT 1 RW 1 desa Kalipancur Kecamatan
desa terluas ini tidak mempengaruhi Bojong Kabupaten Pekalongan.
interaksi antarwarga, hubungan Nurlina (2004) meneliti “Tuturan
tetap terjalin dengan baik. Kegiatan Pengekspresi Prinsip Kesopanan dalam
antardusun jarang terjadi bila tidak ada Bahasa Jawa”. Hasil penelitian bahwa
perayaan tahunan seperti peringatan hari tuturan pengekspresi kesopanan dalam
kemerdekaan Indonesia, pemilihan kepala bahasa Jawa terdiri dari: 1) ujaran impositif,
desa atau saat panen akbar. berupa ungkapan perintah dan suruhan.
Desa Kalipancur merupakan desa 2) ujaran komisif, berupa penawaran dan
yang mempunyai 5 dusun, 8 rukun janji. 3) ujaran ekspresif, berupa pujian dan
warga, dan 23 rukun tetangga. Desa yang penghargaan kepada orang lain. 4) ujaran
merupakan salah satu desa di Kecamatan asertif, berupa ungkapan kecocokan dan
Bojong Kabupaten Pekalongan. Desa rasa simpati.
yang mayoritas warganya berkerja sebagai Penelitian Nurlina memiliki
petani ini, warga sangat bangga dengan kesamaan dengan penelitian ini sebab
suasana desa yang barada di bawah bukit sama yaitu meneliti tindak tutur. Penelitian
yang mempunyai hawa yang sejuk. Desa Nurlina bertujuan untuk menemukan
ini sejuk karena masih banyak pepohonan, tuturan yang dapat mengeskpresikan
pepohonan inilah yang menjadikan desa kesopanan dalam bahasa Jawa. Penelitian
ini indah dan nyaman untuk ditempati oleh ini tentang struktur dan proses analogi tutur
warga. masyarakat Kalipancur kecamatan Bojong
Yanti (2001) meneliti “Tindak kabupaten Pekalongan.
Tutur Maaf di Dalam Bahasa Indonesia Rahayu (2010) meneliti “Pemetaan
di Kalangan Penutur Minangkabau”. Diksi, Gaya Bahasa, dan Latar Belakang
Hasilnya 1) tindak tutur maaf yang Penulis Cerita Anak di Solopos dalam
digunakan banyak didampingi kategori Kajian Psikolinguistik”. Penelitian Rahayu
fatis dan interjeksi, serta penggunaan kata menyimpulkan bahwa pemakaian diksi
sapaan seperti bapak dan ibu. Kata fatis dalam cerita anak di Solopos memiliki
yang digunakan adalah kata ya, seperti variasi yang cukup banyak yaitu pemakaian
pada maaf ya, kakinya terpijak, sedangkan kata-kata bersinonim, kata umum dan kata
yang memakai interjeksi aduh dan wah, khusus, kata abstrak dan kata konkret,
misalnya Aduh, maaf saya lupa. Tindak kata-kata percakapan, dan adanya
tutur maaf yang paling banyak muncul pemakaian istilah asing. Pemakaian gaya
47
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

bahasa di dalam koran ini menggunakan mengandung emosi. (2) Remaja desa
gaya bahasa yang sederhana yaitu gaya Ronggojati kecamatan Batuwarno
bahasa sinestesia, eponim, personifikasi, memiliki kecenderungan mengungkapkan
dan perumpamaan. Latar belakang penulis emosi yang bersifat negatif daripada emosi
cerita anak yang mencakup latar belakang yang bersifat positif dilihat dari jumlah
profesi dan pendidikan berkaitan dengan tuturan, dan (3) Terdapat tiga ekspresi
penciptaan diksi dan gaya bahasa dalam yang mengiringi tuturan yang mengandung
cerita anak di Solopos. emosi yang meliputi ekspresi wajah, suara,
Penelitian Rahayu dengan sikap dan tingkah laku.
penelitian ini sama yaitu meneliti bidang Persamaan penelitian Hayati dengan
psikolinguistik. Berbedaan pada penelitian peneliti lakukan adalah sama-sama menliti
ini adalah terletak pada objek yangkaji, tindak tutur dan menggunakan kajian
peneliti ini tentang struktur dan proses psikolinguistik. Perbedaanya, penelitian
analoginya, sedangkan penelitian Rahayu Hayati menliti tuturan yang mengandung
meneliti objek kajiannya pemetaan diksi, emosi. Sedangkan peneliti meneliti struktur
gaya bahasa, dan latar belakang penulis dan proses analogi pada tutur masyarakat.
cerita anak.
Rahayu (2012) meneliti “Pemakaian
Konjungsi pada Bahasa Percakapan 2. Metode Penelitian
Anak Usia 7-9 Tahun di Desa Pabelan 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Kecamatan Kartasura Kabupaten Tempat (lokasi) penelitian ini
Sukoharjo”. Hasilnya bahwa: pertama masyarakat RT 1 RW 1 desa Kalipancur
jenis konjungsi yang dikuasai anak usia kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.
7-9 tahun adalah konjungsi koordinatif, Waktu penelitian selama 6 bulan.
konjungsi subordinatif, dan konjungsi
subordinatif-koordinatif. Konjungsi yang 2.2 Jenis Penelitian
paling banyak digunakan adalah konjungsi Jenis penelitian ini penelitian
subordinatif persyaratan. Kedua, realisasi deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan
pemakaian konjungsi yang ditemukan metode kualitatif dalam mendeskripsikan
berdasarkan analisis tuturan percakapan analogi dalam tutur masyarakat. Penelitian
anak usia 7-9 tahun antara lain pemakaian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
konjungsi yang tepat dan tidak tepat dalam untuk memahami fenomena yang dialami
menggabungkan konstituen kalimat. oleh subjek penelitian secara holistik, dan
Penelitian Rahayu dengan peneliti- dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
an peneliti sama yaitu pada bidang kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
psikolinguistik, sedangkan perbedaannya yang alamiah dan dengan memanfaatkan
adalah terletak pada objek. Peneliti meneliti berbagai metode ilmiah (Moleong,
tentang struktur dan proses analogi tutur, 2009:6). Deskriptif maksudnya adalah data
sedangkan penelitian Rahayu objeknya yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan
adalah konjungsi pada bahasa percakapan angka-angka (Moleong, 2009:11).
Anak Usia 7-9. Adapun deskripsi penelitian dengan
Hayati (2013) meneliti “Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini
Tuturan Yang Mengandung Emosi di dimulai dari pengumpulan data dengan
Kalangan Remaja Desa Ronggojati menggunakan metode cakap dengan
Kecamatan Batuwarno Kabupaten wawancara dan teknik catat setelah data
Wonogiri Tinjauan Psikolinguistik”. diperoleh, data dipilah sesuai dengan
Hasilnya(1) Terdapat 62 tuturan yang data yang diinginkan peneliti, selanjutnya
48
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

data diklasifikasikan dan dianalisis seseorang atau beberapa orang agar


berdasarakan tujuan penlitian. berbicara (Sudaryanto, 1993:137). Hal ini
dapat disimpulkan bahwa peneliti ingin
2.3 Subjek dan Objek Penelitian memancing saat wawancara masyarakat
Subjek penelitian ini adalah agar berbicara apa yang diharapkan
masyarakat RT 1 RW 1 desa Kalipamcur peneliti.
kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan Teknik cakap semuka pada
yang berjumlah 50 orang. Objek penelitian pelaksanaanya peneliti langsung
ini adalah struktur dan proses analogi mendatangi setiap daerah pengamatan dan
dalam tutur masyarakat. melakukan percakapan bersumber pada
pancingan yang berupa daftar pertanyaan
2.4 Data dan Sumber Data (Mahsun, 2012:128). Pada tahap ini
Data adalah sebagai fenomena percakapan dilakukan secara langsung
lingual khusus yang mengandung dan oleh peneliti saat wawancara, agar peneliti
berkaitan langsung dengan masalah yang memperoleh data selengkap-lengkapnya.
dimaksud (Sudaryanto, 1993:5). Data Teknik catat digunakan untuk
dalam penelitian ini berupa ungkapan mengetahui realisasi fonem-fonem tertentu
(bahasa lisan) yang analogis masyarakat tidak cukup hanya mendengarkan bunyi-
masyarakat RT 1 RW 1 desa Kalipancur bunyi yang dihasilakan oleh informan
Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. (Mahsun, 2012:131). Pelaksanaan teknik
Sumber data berupa bahasa lisan catat adalah teknik lanjutan dari teknik
masyarakat RT 1 RW 1 desa Kalipamcur cakap semuka yang dilakukan agar data
kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan yang didapat dari percakapan langsung
yang mengandung tindak tutur ekspresif denganmasyarakat RT 1 RW 1 desa
beranalogi. Kalipamcur kecamatan Bojong kabupaten
Pekalongan, apa yang dilihat dan didengar
2.5 Teknik Pengumpulan Data langsung dicatat sesuai dengan data yang
Teknik pengumpulan data diharapkan peneliti.
merupakan suatu cara yang digunakan Pemeriksaan keabsahan data
untuk memperoleh data yang berkualitas penelitian perlu dilakukan agar penelitian
dalam penelitian. Ada dua macam dapat dipercaya kebenarannya. Untuk
metode penyediaan data, yaitu metode menetapkan keabsahan (trustworthiness)
simak dan metode cakap (Sudaryanto, data diperlukan teknik pemeriksaan
1993:132). Metode pengumpulan data yang didasarkan atas sejumlah kriteria
yang digunakan pada penelitian ini adalah tertentu.Ada empat kriteria yang
metode cakap dengan teknik dasar berupa digunakan, yaitu derajat kepercayaan
teknik pancing. Teknik pengngumpulan (credibility), keteralihan (transferability),
data yang digunakan adalah teknik cakap kebergantungan (dependability), dan
semuka, dan teknik catat untuk mencari kepastian (confirmability) (Moleong,
tutur masyarakat yang ekspresif dan yatg 2009:324).Teknik yang akan digunakan
analogis. Peneliti bercakapan langsung untuk menguji keabsahan data pada
dengan informanTeknik pancing pada penelitian ini menggunakan trianggulasi
praktiknya, percakapan atau metode cakap sumber, dengan bahan mempertimbangkan
itu diwujudkan dengan pemancingan, bahwa untuk memperoleh informasi dari
akan tetapi peneliti untuk mendapatkan sumber harus dilakukan pengecekan ulang
data pertama-tama harus dengan segenap sehingga data yang didapatkan benar-
kecerdikan dan kemauaanya memancing benar valid. Melalui trianggulasi sumber,
49
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

pemeriksaan keabsahan data dilakukan 3. Hasil dan Pembahasan Hasil


dengan mengecek ulang data yang Penelitian
didapat, yaitu catatan percakapan dengan Desa Kalipancur terletak di
masyarakat RT 1 RW 1 desa Kalipamcur kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan
kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Jawa Tengah yang merupakan dataran
Sehingga data dapat diklasifikasikan rendah yang memiliki ketinggian tanah
kedalam tindak tutur ekspresif yang 5 meter diatas permukaan laut dengan
beranalogi dengan tepat. orbitasi antara 109°33’00’’-109°34’00’’
Lintang Selatan dan 06°59’30’’-07°00’30’’
2.6 Teknik Analisis Data
Bujur Timur dengan Luas330 km².
Analisis data merupakan upaya
Wilayah kecamatan bojong terdiri
mengklasifikasi dan mengelompokkan data.
Tahap pengelompokkan dilakukan dengan dari 22 desa diantaranya adalah desa
cara mengelompokkan data yang sama ke Kalipancur. Desa Kalipancur berada di
dalam satu kategori, dan mengelompokkan sebelah timur desa Sumurjumblangbogo,
data ke dalam kategori yang lain (Mahsun, sebelah barat desa Bukur, dan sebelah
2012:253). Data dalam penelitian ini selatan desa Sangkanjoyo. Pola
dianalisis dengan menggunakan metode penggunaan lahan di desa Kalipancur lebih
padan. Metode padan adalah metode didominasi oleh kegiatan pertanian dan
yang alat penentunya di luar, terlepas, dan perkebuanandengan penggunaan lahan
tidak menjadi bagian dari bahasa yang irigasi teknis.
bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Desa Kalipancur mempunyai jumlah
Teknik dasar yang akan digunakan penduduk yang mencapai 6.261 jiwa.
dalam penelitian ini teknik Pilah Unsur Desa yang mempunyai 4 kepala dusun, 8
Penentu (PUP) untuk memilah-milah data rukun warga, dan 23 rukun tetanggayang
yang bersangkutan dengan acuan. Alat mayoritas warganya berkerja sebagai petani
penentu pada penelitian ini menggunakan yang mencapai 60%, bekerja sebagai buruh
metode padan referensial merupakan
20%, bekerja sebagai pedagang 10%, dan
metode yang alat penentunya adalah
sebagai pegawai negeri sipil 10%.
kenyataan yang ditunjukkan oleh bahasa
atau referen bahasa (Sudaryanto, 1993:14).
Maka dalam penelitian ini alat penentunya 3.1 Wujud Tuturan Analogis
adalah kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa Masyarakat Desa Kalipancur
untuk digunakan dalam menjelaskan Kecamatan Bojong Kabupaten
struktur dan proses analogi tindak tutur Pekalongan
ekspresif masyarakat Rt 1 Rw1 desa Wujud tuturan analogis yang
Kalipamcur Kecamatan Bojong Kabupaten diujarkan oleh subjek penelitian sebagai
Pekalongan. berikut.

50
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

Identitas Subjek
Data
Nama Usia Jenis Kelamin Pekerjaan
Data 1 Suami itu bagaikan atap rumah (Khusnul Khotimah/31th/P/PNS)
Data 2 Hidup itu seperti menanam padi (Wiharso/54th/L/PNS)
Data 3 Rumah itu bagaikan surga (Basuki/50th/L/PNS)
Data 4 Caleg sekarang seperti pedagang (Badosi/51th/L/Wirausaha)
Data 5 Ngomongnya seperti gledek (Titik/36th/P/Wirausaha)
Data 6 Koruptor bagaikan tikus sawah (Mulyo/51th/L/Wirausaha)
Data 7 Keluarga tanpa anak itu seperti sayur tanpa garam (Srisupni//35th//Ibu rumah
tangga)
Data 8 Anak saya seperti kelalawar (Anjar/43/P/Ibu rumahtangga)
Data 9 Orang kalo ngomong kaya kereta (Surtini/48th/P/Ibu rumahtangga)
Data 10 Cowok bagiku seperti virus (Puji/23th/P/Buruh)
Data 11 Wanita itu seperti pelangi (Rohim/26th/L/Buruh)
Data 12Wajahnya cantik bagaikan rembulan (Rian/22th/L/Buruh)
Data 13 Istri itu seperti kasur (Sapar/58th/L/Petani)
Data 14 Posisinya bagaikan di atas angin (Beno/56th/L/Petani)
Data 15 Anak itu seperti emas (Wahyudi/55th/L/Petani)
Data 16 Laki-laki sekarang pada kaya buaya (Betty/22th/P/Swasta)
Data 17 Anak-anak kecil itu seperti boneka (Ani/27th//P/Swasta)
Data 18 Calon suami yang baik itu seperti merpat (Prani/22th/P/Swasta)
Data 19 Dia bagaikan kambing hitam (Ardiyanto/23th/L/Mahasiswa)
Data 20 Orang tua itu seperti malaikat (Wulan/19th/P/Mahasiswi)
Data 21 Mantanku sekarang kaya cabe-cabean (Setiawan/19th/L/Mahasiswa)

3.2 Struktur Analogi dalam Tutur itu dan seperti menanam padi merupakan
Masyarakat Desa Kalipancur frase. Hidup itu termasuk kategori frase
Kecamatan Bojong Kabupaten nomina. Unsur seperti merupakan satuan
Pekalongan lingual penanda analogi sedangkan unsur
Tuturan beranalogi data (1)suami menanam termasuk verba dan unsur padi
itu bagaikan atap rumah. Unsur suami
merupakan kategori nomina. Tuturan
itu dan bagaikan atap rumah merupakan
frase. Unsur suami itu termasuk kategori tersebut yang dianalogikan adalah
frase nomina. Sedangkan unsur bagaikan masyarakat sedangkan yang digunakan
merupakan satuan penanda analogi dan sebagai analog adalah menanam padi.
atap rumah termasuk kategori nomina. Tuturan tersebut terdapat unsur yang
Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah berlainan antara hidup yang bersifat insan
seorang suami sedangkan yang digunakan dengan menanam padi yang tidak bersifat
sebagai analog adalah atap rumah. Terdapat insan. Unsur menanam padi pada tuturan
unsur yang berlainan antara suami yang beranalogi tersebut mempunyai pengertian
bersifat insan dengan atap rumah yang sebuah perjuanagan.
tidak bersifat insan. Unsur atap rumah pada
Tuturan beranalogi data (3)rumah
tuturan beranalogi tersebut mempunyai
pengertian sebagai pelindung. itu bagaikan surga. Unsurrumahitudan
Tuturan beranalogi data (2) hidup bagaikansurga termasuk frase. Rumah
itu seperti menanam padi. Unsur hidup itu adalah katagori frase nomina. Unsur

51
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

bagaikan merupakan satuan penanda merupakan satuan lingual penanda analogi.


anlogi sedangkan unsur surgamerupakan Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah
kategori nomina. Tuturan tersebut yang koruptor sedangkan yang digunakan
dianalogikan adalah keluarga sedangkan sebagai analog adalah tikus sawah. Tuturan
yang digunakan sebagai analog adalah tersebut terdapat unsur yang berlainan
surga. Tuturan tersebut terdapat unsur antara koruptor yang bersifat insan dengan
yang berlainan antara rumahdan tikus yang tidak bersifat insan. Unsur tikus
surgatetapi mempunyai sifat yang sama sawah pada tuturan beranalogi tersebut
sebagai tempat. Unsur surga pada tuturan mempunyai pengertian sebagaiperusak.
beranalogi tersebut mempunyai pengertian Tuturan beranalogi data (7) keluarga
sebagaikebahagiaan saat berkumpul tanpa anak itu seperti sayur tanpa garam.
dengan keluarga. Unsurkeluarga tanpa anak itu dan seperti
Tuturan beranalogi data (4) caleg sayur tanpa garammerupakan frase. Unsur
sekarang seperti pedagang. Unsur caleg keluarga tanpa anak itu termasuk kategori
sekarang dan seperti pedagang merupakan frase nomina dan unsur seperti sayur tanpa
frase. Caleg sekarang termasuk kategori garam juga meruapakan kategori frase
frase nomina, seperti merupakan satuan nomina sedangkan seperti merupakan
lingual penanda analogi dan pedagang satuan lingual penanda analogi.Tuturan
merupakan kategori nomina. Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah keluarga
tersebut yang dianalogikan adalah caleg sedangkan yang digunakan sebagai analog
sedangkan yang digunakan sebagai analog adalah sayur tanpa garam. Tuturan tersebut
adalah pedagang.Tuturan tersebut terdapat terdapatunsur yang berlainan antara
unsur yang berlainan antara caleg dan keluarga yang bersifat insan dengan sayur
pedagang tetapi mempunyai kesamaan tanpa garam yang tidak bersifat insan.
sebagai insan. Unsur pedagang pada Unsur sayur tanpa garam pada tuturan
tuturan beranalogi tersebut mempunyai beranalogi tersebut mempunyai pengertian
pengertian sebagai penjual dan pengobral. sebagaisuatu hal yang kurang.
Tuturan beranalogi data (5) Tuturan beranalogidata (8) anak
ngomongnya seperti gledek. Unsur saya seperti kelalawar . Unsur anak
ngomongnya dan seperti gledek disebut sayadan seperti kelalawaryang merupakan
frase. Unsur ngomonnya termasuk kategori frase. Berdasarkan kategorinya unsur
nomina, seperti termasuk satuan lingual anak saya kategori frase nomina, unsur
penanda analogi dan gledek merupakan seperti merupakan satuan penanda analogi
kategori nomina. Tuturan tersebut yang sedangkan unsur kelalawar termasuk
dianalogikan adalah tetangga sedangkan katagori nomina. Tuturan tersebut yang
yang digunakan sebagai analog adalah dianalogikan adalah anak sedangkan
gledek. Tuturan tersebut terdapat unsur yang digunakan sebagai analog adalah
yang berlainan antara orang yang bersifat kelalawar. Tuturan tersebut terdapat unsur
insan dengan gledek yang tidak bersifat yang berlainan antara anak yang bersifat
insan. Unsur gledek pada tuturan beranalogi insan dengan kelalawar yang tidak bersifat
tersebut mempunyai pengertian luar biasa. insan. Unsur kelalawar pada tuturan
Tuturan beranalogi data (6) koruptor beranalogi tersebut mempunyai pengertian
bagaikan tikus sawah. Unsurkoruptor dan selalu ke luar di malam hari.
bagaikan tikus sawah merupakan frase. Tuturan beranalogi data (9) orang
Koruptor termasuk nomina dan unsur kalo ngomong kaya kereta. Unsurorang
bagaikan tikus sawah termasuk kategori kalo ngomong dan kaya kereta termasuk
frase nomina sedangkan unsur bagaikan frase.Unsur orang kalo ngomong termasuk
52
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

kategori frase nomina dan kaya keretajuga termasuk satuan lingual penanda analogi
termasuk kategori nomina sedangkan dan rembulan merupakan katagori nomina.
unsur kaya termasuk satuan lingual Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah
penanda analogi.Tuturan tersebut yang wanita sedangkan yang digunakan sebagai
dianalogikan adalah tetangga sedangkan analog adalah rembulan. Tuturan tersebut
yang digunakan sebagai analog adalah terdapat unsur yang berlainan antara orang
kereta. Tuturan tersebut terdapatunsur yang bersifat insan dengan bulan yang
yang berlainan antara orang yang bersifat tidak bersifat insan. Unsur bulan pada
insan dengan kereta yang tidak bersifat tuturan beranalogi tersebut mempunyai
insan. Unsur kereta pada tuturan beranalogi pengertian sebagai keindahan.
tersebut mempunyai pengertian susah Tuturan beranalogi (13)istriitu
untuk berhenti. seperti kasur. Unsur istri itu dan seperti
Tuturan beranalogi data (10) cowok kasurmerupakan frase. Unsur istri itu
bagiku seperti virus. Unsur cowok bagiku termasuk kategori frase nomina, seperti
dan seperti virusmerupakan frase. Cowok merupakan satuan lingual penanda analogi
bagiku termasuk kategori frase nomina, dan kasur merupakan kategori nomina.
seperti merupakan satuan lingual penanda Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah
analogi sedangkan virus merupakan istri sedangkan yang digunakan sebagai
kategori nomina. Tuturan tersebut yang analog adalah kasur. Tuturan tersebut
dianalogikan adalah laki-laki sedangkan terdapat unsur yang berlainan antara istri
yang digunakan sebagai analog adalah yang bersifat insan dengan kasur yang tidak
virus.Tuturan tersebut terdapat unsur bersifat insan. Unsur kasur pada tuturan
yang berlainan antara cowok yang bersifat beranalogi tersebut mempunyai pengertian
insan dengan virus yang tidak bersifat tempat paling nyaman.
insan. Unsur virus pada tuturan beranalogi Tuturan beranalogi data (14)
tersebut mempunyai pengertian sebagai posisinya bagaikan diatas angin.
penyakit cinta. Unsurposisnya dan bagaikan diatas
Tuturan beranalogi data (11) wanita anginyang merupakan frase. Berdasarkan
itu seperti pelangi.Unsur wanita itu dan kategorinya unsur posisinya merupakan
seperti pelangi disebut frase. Wanita itu nominadan bagaikan diatas angin
termasuk kategori frase nomina, seperti termasuk kategori frase nomina sedangkan
merupakansatuan lingual penanda analogi unsur bagaikan merupakan satuan lingual
dan pelangi merupakan kategori nomina. penanda analogi.Tuturan tersebut yang
Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah dianalogikan adalah caleg sedangkan yang
wanita sedangkan yang digunakan sebagai digunakan sebagai analog adalah di atas
analog adalah pelangi. Tuturan tersebut angin. Tuturan tersebut terdapat unsur yang
terdapatunsur yang berlainan antara wanita berlainan antara orang yang bersifat insan
yang bersifat insan dengan pelangi yang dengan diatas angin yang tidak bersifat
tidak bersifat insan. Unsur pelangi pada insan. Unsur diatas angin pada tuturan
tuturan beranalogi tersebut mempunyai beranalogi tersebut mempunyai pengertian
pengertian sebagaiciptaan tuhan yang sebagai hal yang sudah pasti.
indah. Tuturan beranalogi data (15) anak
Tuturan beranalogi data (12) itu seperti emas. Unsur anak itu dan
wajahnya cantik bagaikan rembulan. Unsur seperti emas termasuk frase. Unsur Anak
wajahnya cantik dan bagaikan rembulan itu termasuk kategori frase nomina,
disebut frase. Unsur wajahnya cantik unsur seperti merupakan satuan lingual
termasuk frase nomina, unsurbagaikan penanda analogi dan emas merupakan
53
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

kategori nomina. Tuturan tersebut yang kategori nomina. Tuturan tersebut


dianalogikan adalah anak sedangkan yang dianalogikan adalah calon suami
yang digunakan sebagai analog adalah sedangkan yang digunakan sebagai analog
emas. Tuturan tersebut terdapat unsur adalah merpati. Tuturan tersebut terdapat
yang berlainan antara anak yang bersifat unsur yang berlainan antara suami yang
insan dengan emas yang tidak bersifat bersifat insan dengan merpati yang tidak
insan. Unsur emas pada tuturan beranalogi bersifat insan. Unsur merpati pada tuturan
tersebut mempunyai pengertian suatu yang beranalogi tersebut mempunyai pengertian
berharga. sebagai lambang kesetian.
Tuturan beranalogi data (16)laki-laki Tuturan beranalogi data (19)
sekarang pada kaya buaya.Unsurlaki-laki dia bagaikan kambing hitam. Unsur
sekarang dan pada kaya buayatermasuk dia termasuk nomina sedangkan unsur
frase. Unsur laki-laki sekarang termasuk bagaikan kambing hitam termasuk kategori
kategori frase nomina dan pada kaya frase nomina sedangan unsur bagaikan
buaya juga merupakan katagori frase termasuk satuan lingual penanda analogi.
nomina sedangkan unsur kaya merupakan Tuturan tersebut yang dianalogikan adalah
satuan lingual penanda analogi.Tuturan teman sedangkan yang digunakan sebagai
tersebut yang dianalogikan adalah laki-laki analog adalah kambing hitam. Tuturan
sedangkan yang digunakan sebagai analog tersebut terdapat unsur yang berlainan
adalah buaya. Tuturan tersebut terdapat antara orangyang bersifat insan dengan
unsur yang berlainan antara laki-laki yang kambingyang tidak bersifat insan. Unsur
bersifat insan dengan buaya yang tidak kambing hitampada tuturan beranalogi
bersifat insan. Unsur buaya pada tuturan tersebut mempunyai pengertian selalu
beranalogi tersebut mempunyai pengertian disalahkan.
tidak setia. Tuturan (20) orang tua itu seperti
Tuturan (17) anak-anak kecil itu malaikat. Unsurorang tua itu dan seperti
seperti boneka.Unsur anak-anak kecil malaikat disebut frase. Orang tua
itudan seperti bonekatermasuk frase. merupakan kategori frase nomina dan
Unsuranak-anak kecil itutermasukkategori seperti merupakan satuan lingual penanda
frase nomina, seperti termasuk satuan analogi dan unsur malaikatmerupakan
lingual penanda analogi dan boneka kategori nomina. Tuturan tersebut yang
termasuk kategori nomina. Tuturan dianalogikan adalah orang tua sedangkan
tersebut yang dianalogikan adalah anak yang digunakan sebagai analog adalah
kecil sedangkan yang digunakan sebagai malaikat. Tuturan tersebut terdapat unsur
analog adalah boneka. Tuturan tersebut yang berlainan antara orang tua yang
terdapat unsur yang berlainan antara anak bersifat insan dengan malaikat yang tidak
yang bersifat insan dengan boneka yang bersifat insan. Unsur malaikat pada tuturan
tidak bersifat insan. Unsur boneka pada beranalogi tersebut mempunyai pengertian
tuturan beranalogi tersebut mempunyai sebagai penjaga.
pengertian sebagai benda mengemaskan. Tuturan beranalogi data (21)
Tuturan beranalogi data (18) calon mantanku sekarang kaya cabe-cabean.
suami yang baik itu seperti merpati. Unsur Unsur mantanku sekarang dan kaya cabe-
calon suami yang baik itudan seperti cabeandisebut frase.Unsur Mantanku
merpati termasuk frase. Unsur calon suami sekarang merupakan kategori frase
yang baik itutermasuk kategori frasenomina nominadanunsur kaya cabe-cabean
dan seperti merupakan satuan lingual termasuk kategori frase nomina sedangkan
penanda analogi dan merpatimerupakan pada unsur kaya merupakan satuan
54
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

lingual penanda analogi. Tuturan tersebut Tuturan beranalogi data (4) caleg
yang dianalogikan adalah mantan pacar sekarang seperti pedagang.Analogi
sedangkan yang digunakan sebagai pada tuturan tersebut tercipta karena
analog adalah cabe-cabean. Tuturan O1 mengungkapkan perasaan dan
tersebut terdapat unsur yang berlainan pemikirannya untuk ditujukan kepada
antara mantan yang bersifat insan O2 sebagai caleg, dibandingkan dengan
dengan cabe-cabean yang tidak bersifat pedagangyang mempunyai arti sebagai
insan. Unsur cabe-cabean pada tuturan orang yang menjual dan mengobral agar
beranalogi tersebut mempunyai pengertian menarik pelanggan. Peristiwa pokok yang
sebagaicewe murahan. menjadi dasar analogi tuturan tersebut
adalah bosan dengan seorang caleg yang
3.3 Proses Analogi Tutur Masyarakat hanya mengobral janji kepada rakyat untuk
Desa Kalipancur Kecamatan mendapatkan suara.
Bojong kabupaten Pekalongan Tuturan beranalogi data (5)
Tuturan beranalogi data (1) suami ngomongnya seperti gledek. Analogi
itu bagaikan atap rumah. Proses analogi pada tuturan tersebut tercipta karena
pada tuturan tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan perasaan dan
O1 mengungkapkan perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan kepada O2
pemikirannya untuk ditujukan kepada sebagai tetangga, dibandingkan dengan
O2 sebagai seorangsuami, dibandingkan gledek yang mempunyai arti sebagai hal
dengan atap rumah yang mempunyai arti yang luar biasa. Peristiwa pokok yang
sebagai pelindung.Peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi tuturan tersebut
menjadi dasar analogi tuturan tersebut adalah merasa terganggu dengan suara
adalah menginginkan suami yang bisa yang didengarnya.
menjadi pelindung keluarga. Tuturan beranalogi data (6) karuptor
Tuturan beranalogi data (2) hidup bagaikan tikus sawah. Analogi pada tuturan
itu seperti menanam padi.Analogi tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan
pada tuturan tersebut tercipta karena perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan
O1 mengungkapkan perasaan dan kepada O2 sebagai koruptor, dibandingkan
pemikirannya untuk ditujukan kepada dengan tikus sawah yang mempunyai arti
O2 sebagai masyarakat, dibandingkan sebagai perusak. Peristiwa pokok yang
dengan menanam padi yang mempunyai menjadi dasar analogi tuturan tersebut
arti sebagai suatu proses perjuangan untuk adalah kesal dengan ulah para pejabat
mendapatkan hasil. Peristiwa pokok yang negara yang selalu korupsi.
menjadi dasar analogi tersebut adalah Tuturan beranalogi data (7) Keluarga
menyakini sebuah pencapaian harus tanpa anak itu seprti sayur tanpa garam.
melalaui sebuah proses. Analogi pada tuturan tersebut tercipta
Tuturan beranalogi data (3) rumah karena O1 mengungkapkan perasaan dan
itu bagaikan surga. Analogi pada tuturan pemikirannya untuk ditujukan kepada O2
tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan sebagai keluarga, dibandingkan dengan
perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan sayur tanpa garamyang mempunyai arti
kepada O2 sebagai keluarga, dibandingkan sebagai sesuatu hal yang kurang. Peristiwa
dengan surga yang mempunyai arti tempat pokok yang menjadi dasar analogi tuturan
yang paling indah.Peristiwa pokok yang tersebut adalah berharap seorang anak
menjadi dasar analogi tuturan tersebut datang mengisi keluarganya.
adalah merasa senang jika bisa berkumpul Tuturan beranalogi data (8) anak saya
dengan keluarga. seperti kelalawar.Analogi pada tuturan
55
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan dasar analogi tuturan tersebut adalah


perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan kagum melihat sosok wanita yang disukai.
kepada O2 sebagai anak, dibandingkan Tuturan beranalogi data (13) Istri itu
dengan kelalawar yang mempunyai arti seperti kasur. Analogi pada tuturan tersebut
sebagai hewan yang beraktifitas di saat tercipta karena O1 mengungkapkan perasaan
malam hari. Peristiwa pokok yang menjadi dan pemikirannya untuk ditujukan kepada
dasar analogi tuturan tersebut adalah kesal O2 sebagai seorang istri, dibandingkan
melihat anaknya selalu keluar malam. dengan kasur yang mempunyai arti
Tuturan beranalogi data (9) orang sebagai tempat paling nyaman. Peristiwa
kalo ngomong kaya kereta.Analogi pokok yang menjadi dasar analogi tuturan
pada tuturan tersebut tercipta karena tersebut adalah merasakan keyamanan saat
O1 mengungkapkan perasaan dan berasamadengan seorang istri.
pemikirannya untuk ditujukan kepada O2 Tututran beranalogi data (14)
sebagai tetangga, dibandingkan dengan Posisinya bagaikan diatas angin.
kereta api yang mempunyai arti sebagai Analogi pada tuturan tersebut tercipta
sesuatu yang susah berhentikan. Peristiwa karena O1 mengungkapkan perasaan dan
pokok yang menjadi dasar analogi tuturan pemikirannya untuk ditujukan kepada O2
tersebut adalah tidak suka orang yang sebagai caleg, dibandingkan dengan diatas
ngomongnya susah untuk diam. angin yang mempunyai arti sebagai hal
Tuturan beranalogi data (10)Cowok yang sudah pasti. Peristiwa pokok yang
bagi ku seperti virus.Analogi pada tuturan menjadi dasar analogi tuturan tersebut
tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan adalah senang saat suatu yang diharapkan
perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan akan tercapai.
kepada O2 sebagai laki-laki, dibandingkan Tututran beranalogi data (15) Anak itu
dengan virusyang mempunyai arti sebagai seperti emas.Analogi pada tuturan tersebut
virus benebar asmara. Peristiwa pokok tercipta karena O1 mengungkapkan
yang menjadi dasar analogi tuturan tersebut perasaan dan pemikirannya untuk
adalah pernah disakiti oleh seorang laki- ditujukan kepada O2 sebagai seorang
laki. anak, dibandingkan dengan emas yang
Tuturan beranalogi data (11) wanita mempunyai arti sebagai sesuatu hal
itu seperti pelangi. Analogi pada tuturan berharga. Peristiwa pokok yang menjadi
tersebut tercipta karena O1 mengungkapkan dasar analogi tuturan tersebut adalah sangat
perasaan dan pemikirannya untuk ditujukan mensyukuri anugrah yangsangat berharga.
kepada O2 sebagai wanita, dibandingkan Tuturan beranalogi data (16)
dengan pelangiyang mempunyai arti Laki-laki sekarang pada kaya buaya.
sebagai citptaan tuhan yang indah. Analogi pada tuturan tersebut tercipta
Peristiwa pokok yang menjadi dasar karena O1 mengungkapkan perasaan dan
analogi tuturan tersebut adalah senang pemikirannya untuk ditujukan kepada O2
melihat sosok wanita yang cantik. sebagai laki-laki, dibandingkan dengan
Tuturan beranalogi data (12) buaya yang mempunyai arti penipu.
wajahnya cantik bagaikan rembulan. Peristiwa pokok yang menjadi dasar
Analogi pada tuturan tersebut tercipta analogi tuturan tersebut adalahmeresa
karena O1 mengungkapkan perasaan dan sering tertipu oleh rayuan seorang laki-laki.
pemikirannya untuk ditujukan kepada Tuturan beranlogi data (17) Anak-
O2 sebagai wanita, dibandingkan dengan anak kecil itu seperti boneka.Analogi
rembulan yang mempunyai arti indah dan pada tuturan tersebut tercipta karena
bersinar. Peristiwa pokok yang menjadi O1 mengungkapkan perasaan dan
56
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

pemikirannya untuk ditujukan kepada O2 arti sebagai wanita gampangan. Peristiwa


sebagai seorang anak kecil, dibandingkan pokok yang menjadi dasar analogi tuturan
dengan boneka yang mempunyai arti tersebut adalah merasa kecewa mantan
sebagai sesuatu hal yang mengemaskan. pacarnya menjadi wanita gampangan.
Peristiwa pokok yang menjadi dasar
analogi tuturan tersebut adalah berharap 3.4 Pembahasan
dianugrahi seorang anak yang lucu. Penelitian ini menghasilkan
Tuturan beranalogi data (18) calon deskripsi sinkronis struktur analogi dan
suami yang baik itu seperti merpati. diskripsi proses analogi tutur masyarakat
Analogi pada tuturan tersebut tercipta desa Kalipancur kecamatan Bojong
karena O1 mengungkapkan perasaan dan kabupatenTutur ekspresif 21 beranalogi
pemikirannya untuk ditujukan kepada yang diklasifikasikan meliputi: tuturan
O2 sebagai pacar, dibandingkan dengan beranalogi dari kelompok sosial bekerja
merpati yang mempunyai arti sebagai sebagai pegawai negeri, bekerja sebagai
lambang kesetiaan. Peristiwa pokok yang pegawai suwasta, bekerja sebagai
menjadi dasar analogi tuturan tersebut wirausaha, bekerja sebagai petani, bekerja
adalahmempunyaiharapan mendapatkan sebagai buruh, bekerja sebagai ibu rumah
jodoh seorang suami yang setia. tangga dan sebagai mahasiswa.Berdasarkan
Tuturan beranalogi data (19) rincian tersebut, dapat diketahui struktur
dia bagaikan kambing hitam. Analogi dan proses analogi dari tujuh kelompok
pada tuturan tersebut tercipta karena sosial.
O1 mengungkapkan perasaan dan Struktur analogi tutur ekspresif
pemikirannya untuk ditujukan kepada secara keseluruhan berupaFN (frase
O2 seorang teman, dibandingkan dengan nomina) –FN + N, N + FN, N + N, dan
kambing hitam mempunyai arti sebagai satuan lingual penanda analogibersifat
orang yang selalu disalahkan. Peristiwa eksplisit. Tutur yang dianalogikan oleh
pokok yang menjadi dasar analogi tuturan masyarakat meliputi: suami, masyarakat,
tersebut adalah kesalmelihat teman yang keluarga, caleg, tetangga, koruptor, anak,
selalu menjadi limpahan kesalahan. laki-laki, wanita, istri, calon suami, teman,
Tuturan beranalogi data (20) orang tua, dan mantan pacar.Tutur yang
orang tua itu seperti malaikat. Analogi dipakai sebagai analog meliputi: atap
pada tuturan tersebut tercipta karena rumah, menanam padi, surga, pedagang,
O1 mengungkapkan perasaan dan gledek, tukus sawah, sayur tanpa garam,
pemikirannya untuk ditujukan kepada O2 kelalawar, kereta, virus, pelangi, rembulan,
sebagai orang tua, dibandingkan dengan kasur, di atas angin, emas, buaya, boneka,
malaikat yang mempunyai arti sebagai merpati, kambing hitam, malaikat dan
orang yang selalu menjaga setiap saat. cabe-cabean. Proses analogi terjadi karena
Peristiwa pokok yang menjadi dasar O1 mengungkapkan perasaannya kepada
analogi tuturan tersebut adalah mengagumi O2 dengan melihat keadaan sesungguhnya
kemuliaan seorang ayah dan ibu. pada pokok peristiwa yang berbeda-beda.
Tuturan beranalogi data (21) Penelitianini hasilnya berbeda
mantanku sekarang kaya cabe-cabean. dengan penelitian sebelumnya, penelitian
Analogi pada tuturan tersebut tercipta yang dilakukan Hayati (2013) meneliti
karena O1 mengungkapkan perasaan dan “Penggunaan Tuturan yang Mengandung
pemikirannya untuk ditujukan kepada Emosi di Kalangan Remaja Desa Ronggojati
O2 sebagai mantan pacar,dibandingkan Kecamatan Batuwarno Kabupaten
dengan cabe-cabean yang mempunyai Wonogiri Tinjuan Psikolinguistik”. Hasil
57
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

penelitian ini adalah diantaranya (1) digunakan anak usia 7-9 tahun adalah
terdapat 62 tuturan mengandung emosi konjungsi subordinatif persyaratan.
(2) terdapat tiga ekspresi yang mengiringi Penelitian Rahayu (2010) yang
tuturan mengandung emosi. berjudul “Pemetaan Diksi, Gaya Bahasa,
Persamaan penelitian ini adalah dan Latar Belakang Penulis Cerita Anak
sama-sama dalam bidang kajian di Solopos dalam Kajian Psikolinguistik”.
psikolinguistik yang berfokus pada tuturan Hasil penelitian ini meliputi : (1) pemakaian
yang dituju. Adapun perbedaanya pada diksi dalam cerita anak Solopos memiliki
penelitian ini adalah objek yang dikaji. memiki variasi yang cukup banyak yaitu
Pada penelitian ini objek yang dikaji adalah pemakaian kata-kata bersinonim, kata
tindak tutur ekspresif yang beranalogi umum dan khusus, kata konkret, kata
dengan menganalisis struktur dan proses
percakapan, dan adanya pemakaian
tuturannya, sedangkan penelitian Hayati
istilah asing (2) Pemakaian gaya bahasa
(2013)objek yang dikajiadalah tuturan
di dalam koran ini menggunakan gaya
yang mengandung emosiyang menunjukan
bahasa yang sederhana yaitu gaya bahasa
bahwa terdapat 62 tuturan yang
mengandung emosi dan terdapat 3 ekspresi sinestesia, gaya bahasa eponim, gaya
yang mengiringi tuturan. bahasa personifikasi, dan gaya bahasa
Penelitian Rahayu (2012) meneliti perumpamaan (3) Latar belakang penulis
“Pemakaian Konjungsi Pada Bahasa cerita anak yang mencakup latar belakang
Percakapan Anak Usia 7-9 Tahun di Desa profesi dan pendidikan berkaitan dengan
Pabelaan Kecamatan Kartasura Kabupaten penciptaan diksi dan gaya bahasa dalam
Sukoharjo”. Hasil penelitian meliputi: (1) cerita anak Solopos.
konjungsi yang dikuasai anak usia 7-9 tahun Persamaan penelitian ini adalah
adalah konjungsi koordinatif, konjungsi sama-sama pada kajian psikolinguistik
subordinatif, dan konjungsi subordintif- yang menganalisis tuturan sebagai objek
koordinatif sedangkan konjungsi yang penelitian. Perbedaannya, penelitian
paling banyak digunakan adalah konjungsi yang peneliti lakukan membahas tentang
subordinatif persyaratan (2) realisasi struktur dan proses analogi tindak tutur
pemakaian konjungsi yang ditemukan ekspresif, sedangkan penelitian Rahayu
berdasarkan analisis tuturan percakapan (2010) membahaspemetaan diksi, gaya
antara lain pemakaian konjungsi yang tepat bahasa, dan latar belakang penulis cerita
dan tidak tepat dalam menggabungkan anak di Solopos yang menunjukan bahwa
konstituen kalimat. pemakaian diksi dalam cerita anak Solopos
Penelitian ini terdapat kesamaan memiliki variasi yang cukup banyak, gaya
dengan penelitian yang dilakukan oleh bahasa yang sederhana dan mencakup latar
Rahayu (2012). Kedua penelitian ini sama-
belakang profesi serta pendidikan.
sama pada bidang kajian psikolinguistik
yang menghasilkan analisis tentang tuturan
bahasa. Perbedaannya, pada penelitian
4. Simpulan
ini menggunakan objek tindak tutur
Struktur analogi tutur masyarakat
ekspresif beranalogi yang menghasilkan
analisis tentang struktur dan prosesnya, desa Kalipancur kecamatan Bojong
sedangkan penelitian yang ditulis Rahayu kabupaten Pekalongan berstuktur N yaitu
(2012) adalah pemakaian konjungsi N + N, N + FN, FN + N. dan satuan
bahasa percakapanyang menunjukan lingual penanda analogi bersifat eksplisit.
bahwa konjungsi yang dikuasai dan biasa N teranalogikansuami, masyarakat,

58
Analogi dalam Tutur Masyarakat Desa Kalipancur … (Agus Budi Wahyudi, dkk)

keluarga, caleg, tetangga, koruptor, anak, sebuah masyarakat dengan lingkup sosial
pria, wanita, istri, calon suami, teman, yang berbeda-beda. Pengetahuan terhadap
orang tua dan mantan pacar. tuturan mempermudah lawan tutur dalam
Wujud sastuan lingual tuturanalogis memahami tuturan yang disampaikan oleh
sebagai analog adalah atap rumah, penutur.
menanam padi, surga, pedagang, gledek, Penelitian ini menggunakan ilmu
tikus sawah, sayur tanpa garam, kelalawar, psikolinguistik untuk mengetahui struktur
cabe-cabean, virus, pelangi, rembulan, dan proses analogi tindak tutur ekspresif
kasur, di atas angin, emas, buaya, boneka, yang digunakan dalam masyarakat.
merpati, kambing hitam, malaikat dan Struktur dan proses yang dimaksud adalah
kereta. struktur yang membentuk frase untuk
Proses analogi tutur masyarakat desa menentukan hubungan makna-makna
Kalipancur Kecamatan Bojong Kabupaten tuturan, sedangkan proses analogi sendiri
Pekalongantercipta dari ungkapan perasaan merupakan proses penalaran yang logis.
dan pemikiran O1 kepada O2 dengan Masing-masing tuturan beranalogi
melihat peristiwa yang logis pada pokok dapat digunakan untuk maksud yang
masalah remaja, keluarga dan sosial di bervariasi sesuai dengan keadaan. Kaitan
masyarakat. dengan hubungan sosial di masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian dan agar dapat mengetahui tuturan bernalogi
pembahasan, penelitian ini mengarah dalam kegiatan berkomunikasi, sehingga
terhadap penggunaan bahasa dalam penutur dan lawan tutur dapat memahami
mengungkapkan sebuah pemikiran logis. struktur dan proses analogi dengan tujuan
Ungkapan tersebut sering terjadi di dalam yang jelas.

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul . 2009. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.


Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: PT
Refika Aditama.
Hutabarat, A.B. dkk. 1980. Logika. Jakarta: Erlangga.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Mundiri. 1998. Logika. Jakarta: PT Grefindo Persada.
Nurlina, Wiwin Erni Siti. 2004. “Tuturan Pengekspresi Prinsip Kesopanan dalam Bahasa
Jawa” dalam Jurnal Ilmiah kebahasaan dan kesastraan Widyaparwa Volume 32,
Nomor 1, Juni. Yogyakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Putrayasa, Ida Bagus. 2009. Kalimat Efektif Diksi, Struktur, dan Logika. Bandung: PT
Rafika Aditama.
Rahayu, Oktorita. 2012. “Pemakaian Konjungsi Pada Bahasa Percakapan Anak Usia 7-9
Tahun Di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo”.Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

59
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 26, No 1, Juni 2014, 42-60

Rahayu, Tri Puji. 2010. “Pemetaan Diksi, Gaya Bahasa, dan Latar Belakang Penulis Cerita
Anak di Solopos dalam Kajian Psikolinguistik”. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Soekardijo, R.G. 1994. Logika Dasar (tradisional, simbolik, dan induktif). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Soetomo. 2012. Keswadayaan Masyarakat Manifestasi Masyarakat untuk Berkembang
secara Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa Bandung.
Yanti, Yusrita. 2001. “Tindak Tutur Maaf di dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur
Minangkabau” dalam Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia. Februari,
Tahun 19 Nomor 1. Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia bekerjasama dengan
Yayasan Obor Indonesia.

60

Anda mungkin juga menyukai