Anda di halaman 1dari 6

CHMK MIDWIFERY SCIENTIFIC JOURNAL

VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2020

GAMBARAN KEHAMILAN REMAJA DITINJAU DARI UMUR, PENYEBAB


KEHAMILAN DAN KONTAK PERTAMA DENGAN TENAGA KESEHATAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA KOTA KUPANG
Ummu Zakiah1, Hironima Niyati Fitri1
1
Program Studi DIII Kebidanan Universitas Citra Bangsa
Korespondensi: uzumu73@gmail.com

ABSTRAK
Kehamilan remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada wanita usia 14-20 tahun
baik pada wanita yang telah menikah maupun yang belum menikah. Kehamilan remaja
merupakan masalah kesehatan yang selalu meningkat di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Hasil survey Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2006-
2008 menunjukkan bahwa 29,5 - 31,3% di NTT telah melakukan hubungan seks
pranikah. Dari hasil survey tersebut juga ditemukan 39 per 100.000 remaja NTT melahirkan
pada usia 15 - 19 tahun. Tahun 2017 sejumlah 548 kejadian wanita hamil usia remaja di
kota Kupang dan sejumlah 90 (6,6%) kejadian kehamilan remaja terdapat pada remaja putri
di wilayah puskesmas Sikumana Kota Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran kehamilan remaja ditinjau dari umur, penyebab kehamilan dan kontak pertama
dengan tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Jumlah sampel
dalam penelitian ini 138 remaja putri yang mengalami kehamilan usia remaja pada Januari
2018 s. d Juli 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa sebanyak 121 (87,7 %) remaja putri hamil pada usia
remaja akhir (16-19 tahun) dengan penyebab kehamilan yaitu seks bebas (free seks) sebanyak
137 (93,3%) dan saat hamil sebagian besar remaja putri yang mengalami kehamilan usia
remaja melakukan kontak dengan tenaga kesehatan atau melakukan pemeriksaan kehamilan
pada tenaga kesehatan pada trimester II sebanyak 78 (56,5%). Kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada
kematian maternal pada usia 20 sampai 29 tahun dan meningkat kembali pada usia 30- 35
tahun. Diperlukan upaya promosi kesehatan reproduksi kepada remaja putri agar menghindari
kehamilan pada usia remaja.

Kata Kunci: hamil, remaja

ABSTRACT
Teenage pregnancy is a pregnancy that occurs in women aged 14-20 years in both married
and unmarried women. Teenage pregnancy is a health problem that is always increasing
throughout the world, including in Indonesia. The survey results of the Indonesian Family
Planning Association (PKBI) in 2006-2008 showed that 29.5 - 31.3% in NTT had had
premarital sex. From the survey results it was also found 39 per 100,000 NTT teenagers gave
birth at the age of 15-19 years. In 2017 a total of 548 incidents of teenage pregnant women
in the city of Kupang and a total of 90 (6.6%) incidents of teenage pregnancy were found in
adolescent girls in the Sikumana area of Kupang City. This study aims to determine the
description of adolescent pregnancy in terms of age, cause of pregnancy and first contact
with health workers in the area of Sikumana Health Center, Kupang City. The number of
samples in this study were 138 young women who experienced teenage pregnancies in
January 2018 s. d July 2019. This research is a quantitative study with descriptive methods.
The results of the study showed that as many as 121 (87.7%) of young women became
pregnant at the end of their teens (16-19 years) with the cause of pregnancy namely free sex
(137) (93.3%) and during pregnancy most of the young women those who experienced
teenage pregnancy made contact with health workers or performed antenatal care
128
CHMK MIDWIFERY SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2020

examinations in the second trimester as many as 78 (56.5%). Maternal deaths in pregnant


and childbearing women under the age of 20 are 2-5 times higher than in maternal deaths at
the age of 20 to 29 years and increase again at the age of 30-35 years. Efforts are needed to
promote reproductive health to adolescent girls to avoid pregnancy at adolescence.

Keywords: pregnant, teenagers


PENDAHULUAN Masalah yang akhirnya timbul
Masa remaja merupakan bagian terkait dengan masa awal kematangan
dari tahapan pertumbuhan dan organ reproduksi pada remaja adalah
perkembangan dari anak menuju dewasa. perilaku seks bebas (free sex), masalah
Pada tahap ini, anak mengalami percepatan kehamilan yang terjadi pada remaja usia
pertumbuhan, perubahan hormonal, sekolah di luar pernikahan, dan
(1).
kognitif dan emosiomal Menurut WHO, terjangkitnya penyakit menular seksual
remaja adalah penduduk dalam rentang termasuk HIV/AIDS (1). Berdasarkan hasil
usia 10-19 tahun, sedangkan menurut Survey Demografi kesehatan Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 (SDKI) tahun 2012 ditemukan bahwa
tahun 2014, remaja adalah penduduk remaja perempuan usia 15-19 tahun sudah
dalam rentang usia 10-18 tahun. Menurut melakukan hubungan seks secara aktif
Badan Kependudukan dan Keluarga sebelum nikah sebesar 0,7% sedangkan
Berencana (BKKBN) rentang usia remaja pada remaja perempuan usia 20-24 tahun
adalah 10-24 tahun dan belum menikah. sebanyak 1,8%. Hasil survei Badan Pusat
Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Statistik tahun 2012 mengungkapkan,
Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 angka kehamilan remaja pada usia 15-19
sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18 kali dari tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan
(2).
jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan Seks aktif pra nikah pada remaja
kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar berisiko terhadap kehamilan remaja dan
atau 18 kali dari jumlah penduduk dunia (2). penularan penyakit menular seksual.
Karakteristik masa remaja adalah Kehamilan yang tidak direncanakan pada
rasa ingin tahu dalam berbagai hal, remaja perempuan yang berlanjut pada
termasuk dalam aspek perilaku seksual. berlanjut pada aborsi yang tidak aman dan
Pada usia remaja, organ reproduksi pernikahan remaja. Keduanya akan
mengalami perkembangan dan pada berdampak pada masa depan remaja
akhirnya akan mengalami kematangan. tersebut, janin yang dikandung dan
Pada masa pubertas, hormon-hormon yang keluarganya.
mulai berfungsi selain menyebabkan Kehamilan dan persalinan pada ibu
perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi di bawah usia 20 tahun memiliki
dorongan seks pada remaja.Remaja mulai kontribusi dalam tingginya angka kematian
merasakan dengan jelas meningkatnya neonatal, bayi,dan balita. SDKI 2012
dorongan seks dalam dirinya,misalnya memberi bukti bahwa angka kematian
muncul ketertarikan dengan orang lain dan neonatal, postneonatal, bayi dan balita
keinginan untuk mendapatkan kepuasan pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun
seksual. Kematangan organ reproduksi dan lebih tinggi dibandingkan pada ibu usia
perkembangan psikologis remaja yang 20-39 tahun. Terlalu muda hamil (usia
mulai menyukai lawan jenisnya serta kurang dari 18 tahun) beresiko terjadiya
mudahnya mendapatkan berbagai kematian bayi 2,07 lebih tinggi
informasi baik elektronik maupun non dibandingkan usia di atas 18 tahun (2).
elektronik akan sangat berpengaruh Kehamilan remaja akan
terhadap perilaku seksual individu remaja meningkatkan jumlah rata - rata anak yang
(3).
dilahirkan oleh seorang wanita selama
masa resproduksinya. Angka fertilitas
129
CHMK MIDWIFERY SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2020

kelompok usia 15-19 tahun (Age Specific Tabel 1 Kehamilan Remaja


Fertility Rate, ASFR 15-19) menunjukkan Berdasarkan Usia
penurunan yang tidak signifikan dalam 5 Umur f %
tahun terakhir, masih jauh dari target 12-15 th 17 12,3
RPJMN 2014 yaitu 30 kelahiran per 1000 16-19 th 121 87,7
perempuan. Menurut hasil survey sosial Total 138 100
dan ekonomi nasional tahun 2015, angka Berdasarkan data tabel 1 menunjukkan
TFR provinsi NTT paling tinggi bahwa sebagian besar remaja putri
dibandingkan Provinsi lain di Indonesia mengalami kehamilan pada usia 17 – 19
yaitu sebanyak 3.30. tingginya TFR ini tahun.
berakibat terlalu banyak hamil yang
beresiko terjadinya kematian ibu dan bayi. Tabel 2. Kehamilan Remaja
Masih menurut SDKI tahun 2012 Berdasarkan Penyebab Kehamilan
kehamilan yang terlalu banyak (lebih dari Tempat Pelayanan f %
3 kelahiran) beresiko 1,94 kali lebih tinggi Imunisasi
terjadinya kematian bayi jika dibandingkan Seks Bebas (Free Sex) 137 93,3
dengan kehamilan kurang dari 2. Pemerkosaan 1 0,7
Hasil survey Perkumpulan Keluarga Total 138 100
Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2006- Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui
2008 menunjukkan bahwa 29,5 - 31,3% bahwa sebagian besar remaja putri
di NTT telah melakukan hubungan seks mengalami kehamilan dikarenakan Seks
pranikah. Dari hasil survey tersebut juga Bebas (Free Sex).
ditemukan 39 per 100.000 remaja NTT Tabel 1. 3 Kontak Pertama Dengan
melahirkan pada usia 15 - 19 tahun. Tenaga Kesehatan
Tahun 2017 sejumlah 548 kejadian wanita Kontak Pertama f %
hamil usia remaja di kota Kupang dan Trimester I 15 10,87
sejumlah 90 (6,6%) kejadian kehamilan Trimester II 78 56,5
remaja terdapat pada remaja putri di Trimester III 45 32,6
wilayah puskesmas Sikumana Kota Total 138 100
Kupang. Berdasarkan hal tersebut di atas Berdasarkan tabel 3 diatas
penulis tertarik melakukan penelitian diketahui bahwa sebagian besar remaja
tentang kehamilan remaja di Puskesmas putri yang mengalami kehamilan pranikah
Sikumana. melakukan kontak dengan petugas
METODE PENELITIAN kesehatan pada trimester II kehamilan atau
Penelitian ini merupakan penelitian pada usia kehamilan 13 – 28 minggu.
kuantitatif menggunakan metode survey. Masa remaja adalah masa transisi,
Responden merupakan remaja putri yang dimana pada masa-masa seperti ini sering
hamil dan berkunjung ke Puskesmas terjadi ketidakstabilan emosi. Pada masa
Sikumana Kota Kupang. Jumlah sampel transisi ini remaja juga sedang mencari jati
yaitu 138 responden. Pengambilan sampel diri nya.(4) Pesatnya pertumbuhan yang
menggunakan teknik total sampling. Data dialami remaja mengakibatkan mereka
dikumpulkan dengan menggunakan memiliki rasa keingintahuan yang besar
kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan dalam berbagai hal tanpa mencerna
selama bulan Januari 2018 s.d Juli 2019. terlebih dahulu informasi yang mereka
dapat. Hal tersebut membuat remaja
HASIL DAN PEMBAHASAN terjerumus kedalam hal negatif. Salah satu
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam yang menjadi permasalahan masa remaja
tabel sebagai berikut : adalah perilaku seksual remaja. Perilaku
seksual yang dilakukan remaja dapat

130
CHMK MIDWIFERY SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2020

beraneka ragam, mulai dari perasaan pada kematian maternal pada usia 20
tertarik, berkencan, bercumbu dan sampai 29 tahun dan meningkat kembali
bersenggama (5). Hasil penelitian Kesehatan pada usia 30- 35 tahun.(5)
Reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) Sebanyak 10,3% kehamilan usia <
dalam Lisnawati 2015 menunjukkan 20 tahun menyebabkan kematian pada ibu
bahwa responden remaja berusia 15-24 secara tidak langsung. Organ reproduksi
tahun, sebanyak 1% remaja perempuan remaja yang belum matang tidak siap
dan 6% remaja laki-laki menyatakan menerima kehamilan sehingga berdampak
pernah melakukan hubungan seksual. Data buruk terhadap ibu hamil sendiri maupun
hasil penelitian Kementrian Kesehatan RI janin yang dikandung. Banyak sekali
tahun 2011 menunjukkan 6,9% remaja dampak buruk yang dapat terjadi pada
telah melakukan hubungan seksual remaja selaku ibu hamil dan dampak pada
pranikah. Hubungan seksual pranikah atau janin itu sendiri. Keadaan fisik dan
pada usia remaja mengakibatkan pertumbuhan tubuh serta organ reproduksi
kehamilan yang tidak di inginkan.(6) yang belum sempurna menyebabkan
Kehamilan remaja merupakan kehamilan dan persalinan pada usia di
kehamilan yang terjadi pada wanita usia bawah 20 tahun membawa banyak risiko.
14-20 tahun baik pada wanita yang telah Kehamilan pada usia remaja membawa
menikah maupun yang belum menikah. risiko anemia kehamilan karena
Kehamilan remaja merupakan masalah kekurangan zat besi, perdarahan, abortus,
kesehatan yang selalu meningkat di persalinan yang lama dan sulit, sampai
seluruh dunia, termasuk di Indonesia.(7) dengan terjadinya kematian. Perempuan
Penelitian ini menunjukkan bahwa tahun yang hamil di bawah usia 20 tahun 58,5%
2018 s.d sebanyak 87,7% remaja lebih rentan menderita kanker serviks.
diwilayah Puskesmas Sikumana kota Sedangkan risiko yang akan terjadi pada
Kupang mengalami kehamilan di usia bayi antara lain bayi prematur, berat badan
remaja akhir yaitu usia 16 – 19 tahun. lahir rendah, cacat bawaan hingga
Kehamilan pada usia remaja menyebabkan kematian bayi. Kematian bayi 50% lebih
risiko yang sangat besar terhadap kematian tinggi pada ibu usia remaja. hasil
ibu dan bayi.(5) Salah satu penyebab penelitian yang dilakukan di RS Margono
kematian maternal dari faktor reproduksi Soekarjo Purwokerto sepanjang tahun
adalah maternal age/usia ibu. Dalam kurun 2009 disebutkan bahwa pada ibu hamil
reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman usia remaja sering mengalami komplikasi
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20- kehamilan yang buruk sampai pada saat
30 tahun. Umur yang terlalu muda atau persalinan.(10,11)
terlalu tua memiliki banyak resiko pada Banyak faktor yang menyebabkan
saat persalinan.(8) Beberapa penelitian terjadinya kehamilan di usia remaja.
menunjukan bahwa komplikasi kehamilan Perilaku seks bebas mempercepat
seperti preeklamsi, abortus, partus lama peningkatan kejadian kehamilan pada
lebih sering terjadi pada kehamilan usia remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan
dini.4 Kehamilan pada usia remaja dapat bahwa sebanyak 137 (93,3%) remaja hamil
menyebabkan terjadinya perdarahan pada disebabkan oleh prilaku seks bebas. Hasil
saat hamil yang berisiko terhadap penelitian ini sejalan dengan hasil
kematian ibu (9). Berdasarkan Survei penelitian yang dilakukan oleh Elisa dkk
Demografi dan Kesehatan Indonesia 2016 dikota Madiun yang juga
(SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu menunjukkan hasil bahwa penyebab
di Indonesia sebesar 359 per 100.000 terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada
kelahiran hidup.6 Kematian maternal pada remaja adalah perilaku seksual pranikah
wanita hamil dan melahirkan pada usia di yang berisiko (12,13) Faktor lain adalah
bawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari kurangnya informasi dan pengetahuan
131
CHMK MIDWIFERY SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2020

tentang kesehatan reproduksi dan Keluarga (golongan darah, hemoglobin, dan


Berencana (KB) yang menyebabkan pemeriksaan spesifik daerah endemis),
remaja tidak dapat mencari alternatif tatalaksana/penanganan kasus, dan
.(16)
perlindungan untuk dirinya dalam konseling Sebaiknya ANC atau kontak
mencegah kehamilan. Faktor sosial dengan petugas kesehatan dilakukan lebih
budaya, ekonomi, dukungan keluarga serta dini atau segera setelah mengetahui bahwa
peran petugas kesehatan berhubungan wanita tersebut hamil untuk menghindari
dengan kehamilan usia remaja.() atau mencegah serta mengantisipasi
Wanita hamil di usia remaja komplikasi yang mungkin terjadi selama
membutuhkan pemeriksaan kehamilan kehamilan.
atau Antenatal Care (ANC) yang baik Kehamilan pada usia remaja
untuk menjaga kesehatan ibu dan janin memiliki keterbatasan dan
serta mencegah komplikasi pada masa ketidakmatangan untuk berumah tangga.
kehamilan, persalinan dan sesudah Wanita yang terpaksa menjadi seorang
melahirkan. Dalam penelitian ini wanita istri di usia yang masih sangat muda
yang hamil pada usia remaja melakukan sangat rentan menjadi korban dan sasaran
ANC atau kontak dengan petugas kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu,
kesehatan, namun sebagian besar beban psikologis juga dialami wanita yang
melakukan ANC pada usia kehamilan mengandung, melahirkan dan mengurus
memasuki trimester II. Remaja hamil di anak pada usia remaja. Kondisi psikologis
beberapa negara berkembang masih jarang ini dapat teratasi dengan baik jika wanita
melakukan pemeriksaan ANC. Mereka yang hamil usia remaja melakukan
sering terlambat un tuk memeriksakan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin
kehamilannya. Hal ini dapat meningkatkan sehingga mendapatkan informasi terkait
risiko pada kehamilan remaja tersebut. kehamilannya. ANC sebaiknya dilakukan
Tingginya kejadian anemia dapat terjadi sebanyak minimal empat kali selama masa
karena keterlambatan dalam melakukan kehamilan.
pemeriksaan diawal kehamilan dan jarang SIMPULAN DAN SARAN
atau tidak melakukan pemeriksaan selama Kejadian wanita hamil usia remaja
kehamilan (antenatal care). Penelitian masih sangat tinggi. Kehamilan pada usia
Gross et al. (2012) menunjukkan bahwa remaja perlu dicegah sedini mungkin.
umumnya wanita hamil baru Berbagai upaya pencegahan seperti
memeriksakan kehamilannya pada usia pendidikan kesehatan reproduki perlu
lima bulan (5,0±1,2).15 Remaja hamil dilakukan baik oleh orang tua, guru
umumnya (84%) baru memeriksakan disekolah maupun oleh tenaga kesehatan
kehamilannya pada trimester II s.d III. sehingga meningkatkan pemahaman
Salah satu alasannya dikarenakan ibu remaja terkait kesehatan reproduksi.
hamil tersebut tidak mengetahui kehamilan Pemahaman yang baik tentang kesehatan
awal.(15) Antenatal care (ANC) merupakan reproduksi pastinya akan membantu
pemeriksaan yang dilakukan untuk mencegah kehamilan usia remaja.
memantau kesehatan ibu dan janin selama Disarankan perlu dilakukan
kehamilan. Terdapat 10 jenis standar penelitian lagi dengan jumlah responden
pelayanan ANC yaitu penimbangan berat yang lebih banyak dan dengan pendekatan
badan dan pengukuran tinggi badan, penelitian yang berbeda.
pengukuran LILA, pengukuran tekanan DAFTAR PUSTAKA
darah, pengukuran tinggi fundus, 1. Almatsier Sunita, Soetardjo Susirah,
penentuan presentasi janin dan denyut Soekatri Moesinjanti,(2011) Gizi
jantung janin, skrining status imunisasi Seimbang Dalam Kehidupan daur
tetanus toksoid, pemberian tablet tambah kehidupan, Gramedia Pustaka
darah, pemeriksaan laboratorium Utama, jakarta
132
CHMK MIDWIFERY SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI 2020

2. Kementerian kesehatan RI Kejadian Prematuritas, Berat Badan


(2015).Situasi kesehatan reproduksi Lahir Rendah dan Asfiksia.
remaja.Jakarta Purwokerto: Jurusan Kesehatan
3. BKKBN. 2008. Buku pedoman Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
konseling kesehatan reproduksi Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
remaja (KRR). Jakarta Jenderal Soedirman; 2009.
4. Rosdarni, dkk. (2015). Pengaruh 16. Elisa H. A., Muhammad Azinar.
Faktor Personal terhadap Perilaku (2017). Kehamilan Tidak Diinginkan
Seksual Pranikah pada Pada Remaja.HIGEIA 1 (1) 2017
RemajaKesmas: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 3,
Februari 2015
5. Sarwono, S. W. (2010). Psikologi
Remaja, Edisi Revisi., Jakarta: PT
Raja Grafindo
6. Lisnawati, Nissa. (2015). Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Seksual Remaja di Cirebon.
Cirebon
7. Kementerian Kesehatan. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia
Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jakarta: Kemenkes RI; 2012.
8. Manuaba IBG. Dkk. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan KB untuk Pendidikan Bidan. 2nd
ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2010.
9. Prawirohardjo S. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBP-SP, 2007.
10. Hanretty K. Ilustrasi Obstetri (7th
ed). 2010.
11. Obstetri Ginekologi FK UNPAD.
Obstetri Fisiologi. Bandung: Eleman;
1983
12. Fallis A. Resiko Kehamilan Usia
Muda terhadap Kesehatan Ibu dan
Anak. J Chem Inf Model.
2013;53(9):1689–99.
13. Gennari PJ. Adolescent pregnancy in
developing countries. International
Journal of Childbirth Education.
2013; 28 (1):57-62
14. Widyantoro N. Pengakhiran
kehamilan tak diinginkan yang aman
berbasis konseling. Jakarta: Yayasan
Kesehatan Perempuan; 2003.
15. Latifah L, Anggriani M. Hubungan
Kehamilan pada Usia Remaja dengan
133

Anda mungkin juga menyukai