0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
239 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai indikator kesehatan reproduksi remaja seperti usia pernikahan dini, hubungan seks pra-nikah, kehamilan tidak diinginkan, kontrasepsi, dan penyakit menular seksual. Dokumen tersebut juga menyinggung mengenai risiko yang dihadapi remaja putri pedesaan miskin terhadap pernikahan dini serta angka kejadian hubungan seks pra-nikah pada usia 15 tahun.
Dokumen tersebut membahas mengenai indikator kesehatan reproduksi remaja seperti usia pernikahan dini, hubungan seks pra-nikah, kehamilan tidak diinginkan, kontrasepsi, dan penyakit menular seksual. Dokumen tersebut juga menyinggung mengenai risiko yang dihadapi remaja putri pedesaan miskin terhadap pernikahan dini serta angka kejadian hubungan seks pra-nikah pada usia 15 tahun.
Dokumen tersebut membahas mengenai indikator kesehatan reproduksi remaja seperti usia pernikahan dini, hubungan seks pra-nikah, kehamilan tidak diinginkan, kontrasepsi, dan penyakit menular seksual. Dokumen tersebut juga menyinggung mengenai risiko yang dihadapi remaja putri pedesaan miskin terhadap pernikahan dini serta angka kejadian hubungan seks pra-nikah pada usia 15 tahun.
● Angka kohabitasi ● Kehamilan tidak diinginkan ● Kehamilan remaja ● Persalinan remaja ● Kontrasepsi bagi remaja ● HIV/AIDS/PMS dikalangan remaja Risiko usia perkawinan anak berbeda antara negara satu dengan negara lainnya. Anak perempuan pedesaan yang miskin akan menjadi kelompok paling rentan. Secara global, anak perempuan berada dalam 20% peringkat kesejahteraan terendah serta 2,5 kali berisiko untuk dinikahi pada usia anak. Prevalensi perkawinan usia anak berbeda- beda disetiap negara. Dibeberapa negara masyarakat lebih menerima perkawinan usia muda dibandingkan negara lain. ● Berdasarkan hasil SKDI 2012, sebanyak 17% perempuan rentang usia 20-24 tahun pernah mengalami perkawinan sebelum usia 18 tahun. ● Berdasarkan Data Susenas 2012, sebanyak 25% perempuan berusia 20-24 tahun yang pernah kawin, menikah sebelum usia 18 tahun dengan prevalensi tertinggi terdapat di daerah pedesaan. ● Menurut laporan Riskesdas 2013, sebanyak 2,6% perempuan berusia 10-54 tahun pertama kali menikah pada usia 15 tahun. ● Data Riskesdas 2010 menyatakan bahwa sebanyak 6,5% remaja laki- laki dan sebanyak 5,4% remaja perempuan yang belum menikah melakukan hubungan seks pranikah pertama kali pada usia 15 tahun. Kohabitasi merupakan suatu istilah untuk pasangan yang tinggal satu rumah akan tetapi belum memiliki ikatana pernikahan. Perbuatan kohabitasi merupakan cara yang salah dalam menjalin hubungan antara laki- laki dan perempuan serta perbuatan yang tidak dibenarkan. Perkawinan merupakan cara untuk melegalkan hubungan laki-laki dan perempuan sehingga mereka sah untuk melakukan apapun termasuk tinggal satu atap. Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi karena perilaku tidak sehat berupa perkosaan, kurangnya pengetahuan mengenai kontrasepsi, janin cacat, usia muda, atau belum siap mempunyai anak, pasangan tidak bertanggung jawab. Kehamilan tidak diinginkan memberikan dampak serius dibidang Kesehatan, ekonomi dan social. Keguguran, BBLR serta premature merupakan akibat yang ditimbulkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kehamilan tidak diinginkan diantaranya tempat tinggal, usia ibu, paritas, jumlah anak hidup, jarak lahir, status penggunaan alat kontrasepsi, dan status ekonomi. Kehamilan remaja merupakan kehamilan yang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun. Kehamilan yang terjadi pada wanita berusia 15-19 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan. Hubungan seksual pranikah menyebabkan kehamilan pada usia remaja. Lemahnya nilai moral akibat arus globalisasi yang semakin pesat menyebabkan terjadinya seks pranikah. Selain itu, keluarga merupakan lingkungan utama yang membentuk perkembangan remaja. Remaja yang mengalami kehamilan pranikah mempunyai tingkat kebersamaan yang rendah dalam keluarga. Komunikasi yang kurang terbuka mengenai kespro serta pola asuh keluarga yang sangat otoriter juga berpengaruh terhadap kejadian kehamilan pranikah remaja. Persalinan pada ibu dengan usia dibawah 20 tahun akan rentan mengakibatkan kematian neonatal, bayi, dan balita. SKDI menunjukan bahwa angka kematian neonatall, postneonatal, bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun lebih tinggi dibandingkan pada ibu usia 20-39 tahun. BKKBN menyatakan angka kelahiran pada remaja putri masih tinggi sekitar 48/1000 perempuan dengan rentang usia 15-19 tahun. Remaja berhak untuk mendapatkan setiap metode kontrasepsi dan memiliki akses terhadap metode yang dipilih. Edukasi dan konseling yang diberikan secara tepat sehingga dapat membantu para remaja dalam metode pemilihan dan permasalahan tertentu yang dihadapi serta membuat keputusan dengan penuh kesadaran. Metode kontrasepsi yang popular dikalangan remaja wanita merupakan suntik KB dan pil KB. Sementara di kalangan remaja pria lebih mengenal kondom sebesar 89% dibandingkan metode lainnya. Di Indonesia, perkembangan kasus HIV/AIDS masih menjadi persoalan dan menunjukan peningkatan dengan jumlah tertinggi pada provinsi Papua, Jawa Timur, dan DKI Jakarta dalam rentang usia 15-19 tahun sebesar 2,7%. Pencegahan dan penanganan HIV/AIDS/PMS serta kespro remaja adalah bagian dari paket kespro esensial (PKRE). Komponen pelayanan dasar diantaranya kontrasepsi, pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas, perawatan pasca keguguran, kasus perkosaan, serta pemeriksaan IMS dan HIV/AIDS dikalangan remaja. THANKS
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik