Anda di halaman 1dari 6

POTENSI KERJA SAMA EKONOMI, POLITIK DAN KEAMANAN

SAARC (South Asian Arramgement Of Regional Cooperation)


Qeissa Hudiev: 2101126183

PENDAHULUAN
Organisasi kerja sama regional yang berada di kawasan Asia Selatan adalah South
Asian Associationfor Regional Cooperation (SAARC). SAARC adalah organisasi regional
Asia Selatan yang dimulai pada tahun 1980 dan diresmikan pada tahun 1985. Kerja sama di
kawasan Asia Selatan itu pertama kali dihadiri oleh tujuh negara yaitu Bangladesh, Bhutan,
India, Maladewa. Nepal, Pakistan, dan Sri langka yang dilaksanakan di Kolombo pada
April tahun 1981. Pada konferensi pertama beberapa negara sepakat untuk menjalin kerja
sama serta mengeluarkan Integrated Programme of Action (IPA) pada bidang seperti,
pertanian, pembangunan pedesaan, telekomunikasi, meteorology, dan kegiatan kesehatan
dan populasi. Pada konferensi lanjutan disepakati pula untuk menambah beberapa bidang
yakni, transportasi, layanan pos, kerjasama ilmiah dan teknologi, olahraga, seni, hingga
budaya. Anggota SAARC saat ini adalah delapan negara yaitu Afghanistan, Bangladesh,
Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka serta terdapat enam negara
pengamat yaitu China, Jepang, Uni Eropa, Republik Korea, Amerika Serikat, Iran (Putri
2014).
Konflik antara India dan Pakistan terjadi akibat perebutan wilayah Kashmir yang
subur dan dialiri oleh sungai utama memberi pengaruh terhadap kondisi geografis Asia
Selatan. Pada kemerdekaan India dan Pakistan tahun 1947, wilayah Kashmir diberi
kebebasan untuk bergabung ke salah satu negara atau memerdekakan wilayah sendiri
karena letak geografis di antara India dan Pakistan. Pakistan berpendapat bahwa India
mengambil wilayah Kashmir dan hal tersebut menjadi pemicu perebutan wilayah pada
Oktber tahun 1947 yang mengakibatkan antara India dan Pakistan. Perang yang
mengakibatkan kekalahan pada Pakistan berdampak pada kemerosotan perekonomian.
Konflik Kashmir berdampak pada bidang politik salah satunya yaitu hubungan antar negara
India dan pakistan memburuk.
SAARC dibentuk bertujuan untuk mengembangkan kesejahteraan, memperkuat
ekonomi, aktif bekerja sama dalam berbagai bidang, serta bekerja sama dengan organisasi
internasional dan regional. Asia Selatan merupakan kawasan dengan berbagai hubungan
dinamis serta terdapat berbagai konflik internal antar negara. Kepakisan (2018)
berpendapat konflik memberi pengaruh regional maupun internasional yang menimbulkan
kekhawatiran bagi negara-negara kawasan Asia Selatan dalam bidang ekonomi, politik dan
keamanan antar negara. Konflik dipicu oleh kecurigaan antar negara di kawasan Asia
selatan yang berada dalam organisasi SAARC. Oleh karena itu, SAARC sebagai organisasi
di Asia Selatan memiliki peran dalam menyelesaikan konflik antar negara sehingga dapat
tercapai tujuan keamanan, keadilan sosial dan kesejahteraan ekonomi.

PEMBAHASAN

SAARC terbentuk atas kesadaran negara-negara di kawasan Asia Selatan untuk


bekerja sama dalam mengatasi permasalahan diberbagai bidang seperti keamanan,
ekonomi, dan politik pada tahun 1946. Kerja sama di kawasan Asia Selatan dimulai setelah
mengadakan tiga kali konferensi. Pertama pada tahun 1947, The Asian Relations
Conference di New Delhi, kedua pada tahun 1950 dalam Baguio Conference di Filipina,
dan terakhir pada tahun 1954 dalam The Colombo Powers Conference di Sri Lanka.
Menurut Putri (2019) bahwa pembentukan SAARC memiliki 8 tujuan yaitu:
1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan kualitas hidup masyarakat Asia Selatan
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial dan perkembangan
kebudayaan
3. Meningkatkan kepercayaan diri secara kolektif di antara negara-negara Asia Selatan
4. Memperkuat rasa kepercayaan, pemahaman, dan pengertian
5. Menjalin kerjasama yang aktif dan rasa saling menolong dalam perekonomian, sosial,
kebudayaan, dan kajian riset dan teknologi
6. Memperkuat kerjasama dengan negara berkembang lainnya
7. Memperkuat kerjasama di antara anggota dalam forum internasional mengenai hal
yang sedang terjadi
8. Bekerja sama dengan organisasi internasional dan regional yang memiliki target dan
tujuan yang sama.
Adanya konflik Kashmir menyebabkan SAARC memiliki tanggung jawab dalam
menyelesaikan konflik yang berada di kawasan Asia Selatan. SAARC sebagai organisasi
internasional memiliki dua jalur dalam menyelesaikan masalah sebagai mediator dan
fasilitator. Pertama sebagai mediator, SAARC dalam konflik Kashmir berupaya mendorong
perundingan untuk memediasi India dan Pakistan sehingga menemukan jalan bersama
mencari kedamaian di daerah Kashmir. Putri (2019) menyebutkan bahwa mediasi yang
dilakukan SAARC diberikan melalui KTT SAARC yang berlangsung dari 2006 hingga
2015. Mir (2015) menyebutkan bahwa upaya SAARC memberikan hasil dari pertemuan
negara India dan Pakistan berupa perundingan diplomatik di Islamabad terkait solusi dari
konflik di wilayah perbatasan. Kedua sebagai fasilitator, SAARC menyediakan fasilitas
mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan konflik antar India dan Pakistan. Pertemuan
antar negara India dan Pakistan di KTT SAARC yang diadakan setiap tahun memberikan
hasil kerja sama yang stabil dan penyelesaian konflik antar negara di wilayah Kashmir
meskipun dalam beberapa pertemuan terdapat perbebedaan pendapat.
Konflik yang terjadi menjadi salah satu perhatian di Kawasan Asia Selatan dalam
melihat hubungan internasional regionalisme (Katzenstein 2005). Hubungan regional dapat
diartikan sebagai kebijakan dalam suatu kawasan yang mencakup adanya hubungan,
ketergantungan, dan kerja sama dalam berbagai bidang untuk mengintegrasi negara dalam
suatu kawasan. Organisasi internasional dalam hal ini SAARC berfungsi untuk
meningkatkan intensitas kerja sama anggotanya dalam membangun kesejahteraan. Konflik
perebutan wilayah terkait sumber daya air di Sungai Indus yang terletak diantara India dan
Pakistan dianggap menguntungkan sistem irigasi wilayah India menjadi ancaman
kebutuhan air di Pakistan. Presiden World Bank yaitu Eugene R-Black melakukan
memediasi kedua negara yakni India dan Pakistan. yang diajukan oleh Black melalui 3
kawasan aliran di wilayah timur untuk India dan 3 kawasan aliran di wilayah barat untuk
Pakistan yang dikenal dengan Indus Water Treaty.
Putri dan Pazli (2015) mengungkapkan bahwa ekonomi di kawasan Asia Selatan
berupa bidang pertanian, bidang manufaktur berupa tekstil dan pakaian serta bidang
industri baja, alumunium dan petrokimia sedang dikembangkan. Pertumbuhan Ekonomi
dan pengembangan kerja sama ekonomi di kawasan Asia Selatan membentuk Committe on
Economic Cooperation (CEC) yang terdiri dari negara-negara yang tergabung dalam
SAARC. India merupakan negara dengan tingkat ekspor terbesar di kawasan Asia Selatan.
Kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh India dikarenakan posisi strategis yang terletak di
tengah kawasan daratan dan maritim Asia Selatan. Menurut Ahmad (2014) konflik antara
India dan Pakistan terkait batas wilayah maritim yang memisahkan wilayah Gujarat di India
dan wilayah Sindh di Pakistan. Konflik ini merujuk pada pengelolaan gas alam yang
terkandung pada muara sungai Sir Creek dimana Pakistan menyatakan salah satu wilayah di
Gujarat yaitu Rann of Kutch merupakan daerah teritorialnya sehingga batas Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) untuk dasar memperkuat batas maritim masing-masing wilayah. Pakistan
dalam memperkuat kondisi perekonomian negara sepakat menjalin kerjasama bilateral
dengan negara Tingkok yang dikenal dengan China-Pakistan Economic Corridor (CPEC).
Ranjan (2015) menyatakan bahwa kesepakatan kedua negara terkait investasi Tiongkok di
Pakistan untuk proyek besar pembangunan infrastruktur laut yaitu Pelabuhan Gwadar yang
berada di barat daya Pakistan yang memberikan Zona Ekonomi Khusus antara Pakistan dan
Tingkok. Kebijakan CPEC memberikan fasilitas perdagangan yang memudahkan kegiatan
ekspor dan impor sehingga memberikan keuntungan dalam ekonomi.
Bhatnagar dan Passi (2016) menjelaskan bahwa SAARC membuat kebijakan luar
negri. Kebijakan ini dinilai akan menekan India salah satunya dalam memelihara hubungan
dengan negara anggota SAARC terutama terhadap konflik yang terjadi antara negara yang
dikenal dengan Neighborhood First. Menurut Siddiqi (2014) konflik India dan Pakistan
yang disebabkan isu keamanan terkait terorisme oleh Pakistan yang terjadi di wilayah
perbatasan Mumbai. Selain itu, konflik ancaman keamanan wilayah perbatasan juga terjadi
antara India dan Tiongkok. Hal ini tidak terlepas dari negara India yang beranggapan
bahwa sejak Pakistan menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok yang saling
mendukung dalam berbagai situasi baik ekonomi, politik maupun keamanan terutama
dukungan Tingkok terhadap Pakistan dalam pengembangan nuklir saat perang di wilayah
Kashmir. India merasa terancam apabila nuklir jatuh kepada kelompok terorisme. Selain
itu, Tingkok beranggapan bahwa pengembangan senjata rudal dan nukir oleh India sejak
tahun 1940 diperuntukkan untuk mengancam keamanan Tiongkok.

KESIMPULAN

SAARC sebagai organisasi internasional memiliki tanggung jawab terhadap konflik


yang terjadi di wilayah kawasan Asia Selatan dan bersifat netral. Konflik antara India dan
Pakistan diupayakan oleh SAARC melalui dua jalur, pertama yaitu mediator sebagai
mediasi melalui KTT SAARC sehingga memberikan hasil berupa perundingan kedua
negara untuk mencari solusi dari konflik yang terjadi dalam wilayah perbatasan. Kedua
yaitu sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dalam penyelesaian konflik berupa
pertemuan tahunan antar kedua negara sehingga terbentuk perundingan serta kerja sama
dalam konflik wilayah Kashmir. Upaya menjalin kerja sama bilateral membentuk dukungan
antar negara dalam menciptakan kesejahteraan di dalam suatu negara kawasan dalam
bidang politik ekonomi maupun keamana melalui kebijakan luar negri.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad MM. 2014. India-Pakistan: The History of Unresolved Conflicts. IOSR Journal of
Humanities and Social Science. 19(4):101-110.
Bhatnagar A & Passi R. 2016. Neighborhood First: Navigating Ties Under Modi. New Delhi:
Global Policy Journal
Katzenstein PJ. 2005. A World of Regions: Asia and Europe in the American Imperium. :
New York: Cornell University Press.
Kepakisan AAGAB. 2018. Respon Kebijakan Luar Negeri “Neighborhood First” India
Terhadap Kerjasama Bilateral China Pakistan Economic Corridor 2015. Jurnal
Analisis Hubungan Internasional. 7(3):12-30.
Mir MA. 2015. India-Pakistan: The Process of Conflict Resolution Internasional. Jourrnal
of Innovative Research & Development. 4(3):328-336.
Putri D. 2014. Efektifitas South Asia Free Trade Agreement (SAFTA) Dalam Meningkatkan
Liberalisasi Perdagangan Intra Kawasan South Asian Arrangement Of Regional
Cooperation (SAARC) Tahun 2007-2010. JOM FISIP. 2(1): 1-15.
Putri D & Pazli. 2015. Efektifitas SAFTA (South Asia Free Trade Agreement) Dalam
Meningkatkan Liberalisasi Perdagangan Intra Kawasan SAARC (South Asian
Arrangement Of Regional Cooperation). Jurnal Transnasional. 6(2):1744-1754.
Putri TSH. 2019. Analisis Teori Fungsionalisme pada Integrasi Kawasan Asia Selatan
(Studi Kasus Konflik India-Pakistan di wilayah Kashmir). Jurnal Sentriks
KSMPMI. 1(1):181-195.
Ranjan A. 2015. The China-Pakistan Economic Corridor: India’s Option. Institute of
Chinese Studies. 10(10):1-29.
Siddiqi A. 2014. China’s Evolving Posture in South Asia: Some Reflections. IPRI Journal.
15(2):1-19.

Anda mungkin juga menyukai