Anda di halaman 1dari 27

ASEAN & PBB

Friday, March 19, 2010 5:41:01 AM


ASOSIASI BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA (ASEAN) PEMBENTUKAN Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh lima Negara Anggota, yaitu, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Brunei Darussalam bergabung pada tanggal 8 Januari 1984, Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, dan Kamboja pada tanggal 30 April 1999. ASEAN diprakarsai oleh 5 menteri luar negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura : 1. Perwakilan Indonesia : Adam Malik 2. Perwakilan Malaysia : Tun Abdul Razak 3. Perwakilan Thailand : Thanat Koman 4. Perwakilan Filipina : Narcisco Ramos 5. Perwakilan Singapura : S. Rajaratnam Berdasarkan data tahun 2006, kawasan ASEAN memiliki populasi sekitar 560 juta, luas 4,5 juta kilometer persegi, produk domestik bruto hampir US $ 1.100 miliar, dan total perdagangan sekitar US $ 1.400 miliar. TUJUAN Deklarasi ASEAN menyatakan bahwa maksud dan tujuan dari Asosiasi adalah: (1) untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan budaya di kawasan. (2) untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan terhadap keadilan dan supremasi hukum dalam hubungan antara negara-negara di kawasan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Piagam Perserikatan BangsaBangsa. PERKEMBANGAN Menjelang abad ke-21, ASEAN menyepakati untuk mengembangkan suatu kawasan yang terintegrasi dengan membentuk suatu komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera, saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Harapan tersebut dituangkan dalam Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997. Untuk merealisasikan harapan tersebut, ASEAN mengesahkan Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community) dan target tersebut dipercepat menjadi tahun 2015. Untuk menjadikan ASEAN sebagai Asosiasi yang berdasarkan hukum dan menjadi subyek hukum, telah ditandatangani Piagam ASEAN pada tahun 2007. Setelah diratifikasi oleh 10 negara anggota ASEAN, Piagam ini mulai berlaku pada tanggal 15 Desember 2008. PIAGAM ASEAN Setelah melalui proses panjang, pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura tahun 2007, negara-negara anggota ASEAN telah menandatangani Piagam ASEAN. Setelah melalui proses ratifikasi di masing-masing Negara Anggota, Piagam ASEAN mulai diberlakukan sejak tanggal 15 Desember 2008. Presiden RI telah menandatangani RUU Pengesahan Piagam ASEAN menjadi UU No. 38/2008 pada tanggal 6 November 2008. Piagam ASEAN terdiri dari Preamble, 13 Bab dan 55 Pasal beserta lampiran-lampirannya yang menegaskan kembali keberlakuan semua nilai, prinsip, peraturan dan tujuan ASEAN seperti yang telah tercantum dalam berbagai perjanjian, deklarasi, konvensi, traktat dan dokumen-dokumen dasar ASEAN lainnya. Piagam ASEAN mengubah ASEAN dari asosiasi yang bersifat longgar menjadi organisasi yang memiliki legal personality dan berdasarkan aturan-aturan yang jelas. Selain itu, Piagam juga menegaskan bahwa ASEAN harus menjadi people-oriented organization. Piagam ASEAN mengikat negara-negara anggota dalam melaksanakan berbagai perjanjian yang telah disepakati bersama. KERJASAMA POLITIK KEAMANAN ASEAN Kerjasama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan perdamaian khususnya di kawasan dan umumnya di dunia. Kerjasama dalam bidang politik dan keamanan dilakukan menggunakan instrumen politik seperti Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone Of Peace, Freedom And Neutrality/ ZOPFAN), Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation /TAC in Southeast Asia), dan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWFZ). Selain ketiga instrumen politik tersebut, terdapat pula forum kerjasama dalam bidang politik dan keamanan yang disebut ASEAN Regional Forum (ARF). Beberapa kerjasama politik dan keamanan: 1. Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters/MLAT); 2. Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention on Counter Terrorism/ACCT); 3. Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM) yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog serta kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan;

4. Penyelesaian sengketa Laut China Selatan; Kerjasama Pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang, penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut, kejahatan internet dan kejahatan ekonomi internasional; Kerjasama di bidang hukum; bidang imigrasi dan kekonsuleran; serta kelembagaan antar parlemen. KERJA SAMA EKONOMI ASEAN Kerjasama ekonomi ditujukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi dengan cara saling membuka perekonomian negara-negara anggota dalam menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Kerjasama ekonomi mencakup kerjasama-kerjasama di sektor perindustrian, perdagangan, dan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas di ASEAN (AFTA). Beberapa kerjasama ekonomi adalah: 1. Kerjasama di sektor industri yang dilakukan melalui Kerjasama Industri ASEAN (ASEAN Industrial Cooperation /AICO); 2. Kerjasama di sektor perdagangan dilakukan dengan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) melalui pemberlakuan Tarif Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tariff - CEPT) antara 5-10% atas dasar produk per produk, baik produk ekspor maupun impor guna menghilangkan kendala perdagangan di antara negara-negara ASEAN; 3. Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara (Free Trade Agreement/FTA). Kerjasama di sektor jasa yang meliputi kerjasama di sektor transportasi dan telekomunikasi, pariwisata, dan keuangan; Kerjasama di sektor komoditi dan sumber daya alam; Kerjasama di sub-sektor pertanian dan kehutanan; Kerjasama di sektor energi dan mineral; Kerjasama di sektor usaha kecil dan menengah; dan Kerjasama dalam bidang pembangunan. KERJASAMA FUNGSIONAL ASEAN Kerjasama fungsional dalam ASEAN mencakup bidang-bidang kebudayaan, penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, penanganan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, kepemudaan, penanggulangan narkoba, peningkatan administrasi dan kepegawaian publik. Beberapa kerja sama fungsional adalah: Kerjasama kebudayaan, penerangan, dan pendidikan, yang kegiatan-kegiatannya berbentuk workshop dan simposium di bidang seni dan budaya, ASEAN Culture Week, ASEAN Youth Camp, ASEAN Quiz, pertukaran kunjungan antar seniman ASEAN, pertukaran berita melalui tv, penyiaran berita dan informasi mengenai ASEAN melalui radio-radio nasional, Student Exchange Programme ASEAN, dan pembentukan ASEAN University Network (AUN). Kerjasama pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan; Kerjasama kesehatan, ketenagakerjaan, serta kerjasama pembangunan dan kesejahteraan social. Kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup dan bencana alam. Kerjasama sumber daya manusia yang mencakup bidang pemajuan wanita, pemuda, penanggulangan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan obat-obat terlarang (P4GN), pengelolaan Yayasan ASEAN, serta bidang kepegawaian dan administrasi. HUBUNGAN EKSTERNAL ASEAN Visi ASEAN 2020 menegaskan ASEAN yang berwawasan ke depan akan memainkan peran penting dalam masyarakat internasional dan memajukan kepentingan bersama ASEAN. Kerjasama antara Asia Tenggara dan Timur Laut negara telah dipercepat dengan diadakannya pertemuan puncak tahunan antara para pemimpin ASEAN, Cina, Jepang, dan Republik Korea (ROK) dalam proses ASEAN plus Three. Hubungan ASEAN Plus Three terus diperluas dan diperdalam di bidang dialog dan kerjasama keamanan, kejahatan transnasional, perdagangan dan investasi, lingkungan, keuangan dan moneter, pertanian dan kehutanan, energi, pariwisata, kesehatan, tenaga kerja, budaya dan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan teknologi komunikasi, kesejahteraan sosial dan pembangunan, pemuda, dan pembangunan pedesaan dan pemberantasan kemiskinan. Sekarang ini ada tiga belas pertemuan tingkat menteri di bawah kerjasama ASEAN Plus Three. ASEAN terus mengembangkan hubungan kerjasama dengan Mitra Dialog, yaitu, Australia, Kanada, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Korsel, Selandia Baru, Federasi Rusia, Amerika Serikat, dan United Nations Development Programme. ASEAN juga meningkatkan kerjasama dengan Pakistan di beberapa daerah kepentingan bersama. Konsisten dengan tekad untuk meningkatkan kerjasama dengan daerah-daerah berkembang lainnya, ASEAN mempertahankan kontak dengan organisasi-organisasi antar-pemerintah, yaitu Organisasi Kerjasama Ekonomi, the Gulf Cooperation Council, the Rio Group, the South Asian Association for Regional Cooperation, the South Pacific Forum, dan juga melalui Asian-African Sub-Regional Organization Conference. Sebagian besar Negara-negara Anggota ASEAN juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan Asia-Pacific Economic Cooperation

(APEC), Asia-Europe Meeting (ASEM), dan East Asia-Latin America Forum (EALAF) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB (bahasa Inggris: United Nations atau disingkat UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang Umum yang pertama - dihadiri wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan Takhta Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971. Hingga tahun 2007 sudah ada 192 negara anggota PBB. Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki-moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007. Konferensi-konferensi dalam rangka pembentukan PBB : a. Konferensi Washington. Konferensi ini diselenggarakan di Washington, ibu kota Amerika Serikat. Konferensi ini berlangsung pada tanggal 1 Januari 1942 dan dihadiri 26 negara. b. Konferensi Moskow. Konferensi ini diselenggarakan di Moskow, ibu kota Uni Soviet (Rusia). Konferensi ini berlangsung pada tanggal 30 Oktober 1943. Utusan yang hadir dalam konferensi itu adalah beberapa menteri luar negeri dari Inggris, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Cina. Di dalam konferensi tersebut, para menteri luar negeri sepakat perlunya dibentuk organisasi dunia sebagai pengganti LBB. c. Konferensi Dumberton Oaks. Konferensi ini diselenggarakan di Dumberton Oaks, daerah dekat Washington, Amerika Serikat. Konferensi ini berlangsung dari tanggal 21 Agustus 7 Oktober 1944. Hadir dalam konferensi tersebut 39 utusan dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan Cina. Konferensi tersebut memutuskan : 1. Akan dibentuk PBB. 2. Rencana susunan organisasi PBB. 3. Menentukan hak veto bagi Negara-negara besar. 4. Dewan keamanan sebagai dewan yang bertanggung jawab terhadap perdamaian dan keamanan internasional. d. Konferensi Yalta. Konferensi ini diselenggarakan di Yalta, suatu daerah di semenanjung Crimea, Ukraina. Konferensi ini berlangsung pada tanggal 4-11 Februari 1945. konferensi Yalta ini diadakan guna meletakkan dasar bagi berdirinya suatu organisasi dunia. Konferensi Yalta dihadiri oleh presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt, perdana menteri Inggris Winston Churchill, dan pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin. e. Konferensi San Francisco. Konferensi ini diselenggarakan di San Francisco, Amerika Serikat yang berlangsung pada tanggal 25 April 26 Juni 1945. Konferensi yang dihadiri oleh 50 negara ini, berhasil menyusun dan menandatangani Piagam perdamaian atau Charter of Peace. Piagam inilah yang kemudian menjadi piagam PBB dan disahkan pada tanggal 24 Oktober 1945. dengan disahkannya piagam perdamaian itu, maka secara resmi PBB berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945. PBB bermarkas di kota New York, Amerika Serikat. Tujuan PBB 1. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia. 2. Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asas-asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri Negara lain. 3. Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan. 4. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya perang. 5. Memajukan dan menghargai HAM serta kebebasan atau kemerdekaan fundamental tanpa membedakan warna, kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama. 6. Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerjasama yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB. Asas PBB. 1. Persamaan derajat dan kedaulatan semua Negara anggota. 2. Persamaan hak dan kewajiban semua Negara anggota. 3. Penyelesaian sengketa dengan cara damai. 4. Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai dengan ketentuan piagam PBB. 5. PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri Negara anggota.

Struktur Organisasi PBB memiliki enam organ utama : 1. Majelis umum PBB. 2. Dewan keamanan PBB. 3. Dewan perwalian PBB. 4. Sekretariat PBB. 5. Mahkamah Internasional. 1. Majelis Umum PBB. Majelis ini terdiri dari seluruh Negara anggota dan bertemu setiap tahun dibawah seorang presiden majelis umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan pertama diadakan pada 10 Januari 1946 di Hall Tengah Westminser di London dan termasuk wakil dari 51 negara. Tugas dan Kekuasaan Majelis Umum : 1. Pelaksanaan perdamaian dan keamanan internasional. 2. Kerjasama di lapangan perekonomian dan masyarakat internasional. 3. Sistem perwakilan internasional. 4. Keterangan-keterangan mengenai daerah-daerah yang belum mempunyai pemerintah sendiri. 5. Urusan keuangan. 6. Penerapan keanggotaan dan penerimaan anggota 7. Perubahan piagam. Dalam melaksanakan tugasnya, majelis umum membentuk berbagai badan seperti seperti; komite, komisi, konperensi dan agency. Badan-badan tersebut diantaranya : 1. komite prosedur. 2. pengadilan administrative. 3. komisi pelucutan senjata (dengan dewan keamanan). 4. badan tenaga atom internasional ( dengan mendengar pendapat dewan keamanan dan dewan ekonomi

RINGKASAN ASEAN DAN PBB A. ASEAN Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.

Anggota ASEAN
Sekarang, ASEAN beranggotakan semua negara di Asia Tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua Nugini). Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:

Filipina (negara pendiri) Indonesia (negara pendiri) Malaysia (negara pendiri) Singapura (negara pendiri) Thailand (negara pendiri) Brunei Darussalam (7 Januari 1984) Vietnam (28 Juli 1995) Laos (23 Juli 1997) Myanmar (23 Juli 1997) Kamboja (16 Desember 1998)

Sejarah ASEAN ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:

Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional yang ada Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara

Bentuk
Sepuluh batang padi yang terhimpun terletak di tengah lingkaran merah. Di bawah batang padi ini terdapat tulisan "asean" huruf kecil dengan jenis huruf helvetica berwarna biru. Lingkaran merah ini dibatasi cincin putih dan biru.

Makna perlambang

Lambang ASEAN ini digunakan sebagai lambang resmi ASEAN. Lambang ASEAN melambangkan kemantapan, perdamaian, persatuan, dan dinamika ASEAN. Warna-warna lambang biru, merah, putih dan kuning adalah warna-warna yang digunakan dalam berbagai bendera negara-negara anggota ASEAN. Warna biru melambangkan perdamaian dan kemantapan, merah melambangkan keberanian dan dinamika, putih melambangkan kesucian, dan kuning melambangkan kemakmuran. Sepuluh batang padi yang terikat melambangkan sepuluh negara anggota ASEAN. hal ini melambangkan harapan para bapak pendiri ASEAN yang memimpikan ASEAN terdiri atas seluruh sepuluh negara-negara Asia Tenggara yang terikat dalam persahabatan dan solidaritas. Lingkaran melambangkan persatuan ASEAN. Hak cipta Lambang ASEAN dimiliki oleh ASEAN.

B. PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB (bahasa Inggris: United Nations atau disingkat UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, keamanan internasional,

pengembangan ekonomi, perlindungan sosial, hak asasi dan pencapaian perdamaian dunia. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang Umum yang pertama - dihadiri wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak didirikan pada tahun 1945 hingga 2011, sudah ada 193 negara yang bergabung menjadi anggota PBB, termasuk semua negara yang menyatakan kemerdekaannya masing-masing dan diakui kedaulatannya secara internasional, kecuali Vatikan. Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat. Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (nonmember states) dan termasuk pengamat permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan Palestina mempunyai kantor permanen di PBB) Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki-moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007 , menggantikan Sekretaris Jendral terdahulu, yaitu Kofi Annan dari Ghana. Organisasi ini memiliki enam organ utama : Majelis Umum (majelis musyawarah utama), Dewan Keamanan (untuk memutuskan resolusi tertentu untuk perdamaian dan keamanan), Dewan Ekonomi dan Sosial (untuk membantu dalam mempromosikan kerjasama ekonomi, sosial internasional dan pembangunan), Sekretariat (untuk menyediakan studi, informasi dan fasilitas yang diperlukan oleh PBB), Mahkamah Internasional (organ peradilan primer), Dewan Perwalian (yang saat ini tidak aktif). Instansi Sistem PBB lainnya yang menonjol termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Program Pangan Dunia (WFP) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF). Enam bahasa resmi PBB, yang digunakan dalam pertemuan antar pemerintah dan pembuatan dokumen-dokumen, adalah Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol.

Gedung Sekretariat PBB berada di markas PBB di New York City. 5 negara yang mempunyai Hak Veto : Perancis, RRC, Uni Soviet (Rusia), Inggris, dan USA. Dewan Kerja Penegak Pandega

Dewan Kerja Pramuka 1. Dewan Kerja Pramuka adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka.

2. Dewan Kerja Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir, berkedudukan sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan membantu kwartir menyusun kebijakan dan pengelolaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

3. Anggota Dewan Kerja Penegak dan Pandega Putera dan Puteri dalam jajaran kwartir dipilih oleh Musyawarah Penegak dan Pandega Putera dan Puteri jajaran kwartir yang bersangkutan kemudian disahkan dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan. Masa bakti Dewan Kerja sama dengan masa bakti kwartirnya. Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka terpilih seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri sebagai Wakil Ketua atau sebaliknya. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka adalah ex-officio anggota kwartir/andalan.

4.

Tingkatan Dewan Kerja

- Tingkat Nasional disebut Dewan Kerja Nasional ( DKN ) - Tingkat Daerah disebut Dewan Kerja Daerah ( DKD ) - Tingkat Cabang disebut Dewan Kerja Cabang ( DKC ) - Tingkat Ranting disebut Dewan Kerja Ranting ( DKR )

5. Fungsi dan Tata kerja Dewan Kerja diatur dalam Surat Keputusan tersendiri.

Pelantikan Penegak Bantara Susulan

Kegiatan yang baru-baru ini diadakan oleh Ambalan Gajahmada-RA Kartini adalah Pelantikan Penegak Bantara Susulan. Kegiatan ini dilaksanakan pada 20 Januari 2013 di Pantai Slamaran. Pelantikan yang dilakukan di tepi Laut ini diikuti oleh 48 Peserta. Meskipun dalam musim penghujan, alhamdulillah kegiatan ini sukses dilaksanakan. Kegiatan yang dimulai dari SMA N 1 Pekalongan kemudian melakukan LongMarch menuju Pantai Slamaran ini, memiliki kesan tersendiri bagi Peserta maupun Sangga Kerja. Pasalnya, baru pada bulan ini diadakan kegiatan di tepi Pantai. Walaupun sempat terguyur hujan beberapa menit sebelum pelantikan dimulai. Pelantikan sendiri diambil alih oleh Kak Satriyo sebagai Pembina Pramuka SMA N 1 Pekalongan. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa "kegiatankegiatan diluar sekolah seperti ini sangat bagus, dan kami berjanji akan mengadakan kegiatan Outdoor setiap 3 bulan sekali". Untuk 3 bulan kedepan, rencana akan diadakan kegiatan-kegiatan diluar lagi yang bersifat membangun karakter Anak Pramuka seperti berkunjung ke tempat-tempat bersejarah di Kota Pekalongan dan lain-lain. Longmarch Wanalana Longmarch merupakan acara tahunan di Organisasi Wanalana SMA N 1 Pekalongan. Kegiatan ini selain menjelajahi alam juga mencoba membantu melestarikan alam di kawasan hutan Lindung dieng. Longmarch tahun ini diadakan pada tanggal 18-20 Desember 2011 dengan rute Pagilaran Bawang. Saya sebagai peserta LM masuk ke kelompok Tauge yang terdiri dari Ranggah, Nasrul, dan Nisa. Kami semua peserta dibagi menjadi 5 kelompok, setiap individu dan kelompok telah diberi tugas sendiri-

sendiri dan diantaranya membawa benih lele yang insya Allah akan dilepaskan di Telaga. Setiap kelompok memiliki 2 pembimbing yang akan menemani kami selama perjalanan.

Kami semua berangkat menggunakan Truk. Di perjalanan kami bercanda ria. Sesampainya di kebun teh Pagilaran kami semua turun karena kehabisan solar, dengan senang hati kami memulai berjalan kaki menuju desa terdekat. Akhirnya kami sampai di Desa Si Jeruk, kami memulai Start di desa ini dan menyusuri hutan menuju desa Gerlang. Di tengah perjalanan kami menjumpai kolam mata air dan kami menyempatkan mengisi botol air minum kami. Di tengah perjalanan, kami terhambat derasnya air hujan dan medan yang licin. Kami sempat beberapa kali terpeleset bahkan terjatuh karena medan yang susah dan licin. Kurang lebih 3 jam kami menghabiskan perjalanan di tengah hutan belantara dengan menggunakan ponco. Akhirnya kami melihat sebuah lapangan yang menandai adanya Desa yang tidak jauh dari situ. Dan benar kami melihat sebuah desa yang dinamakan Desa Si Dongkal atau yang sering dikenal Desa Gerlang.

Sesampainya di Masjid terdekat kami beristirahat dan sholat, serta menunggu teman-teman kami yang tertinggal di belakang. Setelah semuanya berkumpul kami bersiap menuju rumah warga terdekat. Kami semua menginap di rumah bapak lurah yang dulunya anak WL. Kami semua melepaskan penat dan bersantai sesambil menunggu makanan yang dimasak teman-teman kami. Kami semua makan bersama-sama dengan penuh keceriaan. Namun yang tidak mengenakan yakni di penghujung makan malam ini, karena sisa makanan kami masih banyak maka kami harus menghabiskannya bersama-sama. Setelah semuanya selesai giliran anak laki-laki yang membersihkan piring, kami semua saling membantu dalam setiap kegiatan ataupun rintangan, karena itulah semangat WL. Setelah semuanya selesai tantanganpun dimulai kembali. Kami harus tidur dihawa yang sangat dingin. Untungnya kami semua bisa tidur dan dapat menjalani kegiatan di esok harinya. Setelah semuanya bamgun kami semua keluar untuk sholat di moshola terdekat. Hawa dingin menyambut kami. Karena kami orang Pekalongan yang terbiasa dengan hawa yang panas, kami sangat kedinginan di daerah sini. Setelah packing selesai, kami keluar menyambut mentari yang hangat. Jam 6.30 kami semua pamit dengan tuan rumah dan melanjutkan perjalanan kami kembal menuju Telaga, untuk melepaskan benih-benih lele yang kami bawa. Di hari kedua ini, medan yang kami tempuh tidak terlalu sulit daripada hari pertama. Kami menyusuri jalan berbatu melewati hutan lindung di kawasan tersebut. Sembari berjalan kami juga menebar biji yang kami bawa dari rumah. Penebaran biji ini bermaksud agar hutan yang kami lalui agar tetap lestari dan dapat dirasakan oleh anak cucu kita. Sesampainya di pertigaan menuju telaga kami menunggu Masyud yang tertinggal di belakang. Sambil menunggu kami menghabiskan bekal yang kami bawa. Setelah Masyud datang kami segera turun menuju telaga. Sesampainya di telaga kami bergiliran secara simbolik melepaskan benih ikan lele yang kami bawa. Setelah itu, kegiatan yang tidak kalah penyingnya yakni jepret-jepret. Setelah itu kami turun melewati ladang perkebunan milik warga sekitar menuju Kawah Candradimuka. Setelah beberapa menit kami sampai di Kawah tersebut. Kami langsung disambut bau gas belerang yang sangat menyengat hidung kami. Setelah menikmati pemandangan kawah yang sangat indah, kami melanjutkan perjalanan menuju Kompleks Candi Arjuna, dengan menggunakan truk. Di Kompleks Candi Arjuna ini kami bisa melihat candi-candi yang masih dalam proses pemugaran. Konon dahulu sebelum dilakukannya penelitian, warga di sekitar ditemukannya candi bekas Majapahit ini, tidak mengetahui batu-batu yang terdapat disekitartempat itu, merupakan bagian dari candi. Mereka

mengambilnya dan dijual ke orang luar. Hal ini yang mengakibatkan banyak candi yang belum terlihat strukturnya. Setelah berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan menuju Kawah Sikidang. Kenapa disebut Sikidang karena kawah ini sering berpindah-pindah seperti kijang. Tanah di sekitar kawah ini juga rawan ambles karena teksturnya yang sangat lembek. Di tempat ini kami mengadakan acara penerimaan slayer bagi Petra Legato, yang telah berhasil mengikuti kegiatan di WL. Dia sempat dikerjain terlebih dahulu sebelum diberi slayer. Acara ini hampir tidak jadi karena hujan yang mengguyur kota Dieng. Setelah menikmati pemandangan di sekitar Kawah ini, kami bersiap untuk makan di rumah makan terdekat. Kami harus makan apa adanya karena terbatasnya biaya. Setelah cukup beristirahat kami berangkat menuju desa Mranten1 untuk menginap di rumah temannya Masyud, Pak Kwardi. Sesampainya disana kami bertemu dengan kelompok TA dari SMA Muhamadiyah Pekalongan. Kami akhirnya bermalam di rumah Pak Kwardi dengan kondisi kedinginan. Keesokan harinya, kami menyerahkan buku yang kami bawa untuk diserahkan ke Perpustakaan Daerah di Desa Mranten1 ini. Sebelum kami melanjutkan etape terakhir kami, kami menyempatkan melihat kawah G. Sipandu dan merasakan panasnya air dari kawah tersebut. Kami melanjutkan perjalanan di hari ketiga ini dengan perbekalan yang sudah menipis. Medan kali ini bervariasi, mulai dari jalan setapak, menyebrangi sungai, dan jalan yang mengacu adrenalin (naik-turun). Jalanan yang turun ini kami jadikan arena untuk lomba lari. Namun jangan ditanya susahnya bukan main ketika mencoba berhenti saat lari di jalanan seperti ini. Di perjalanan ini, kami menemukan ketenangan dan kedamaian didaerah ini. Udara yang sejuk, kicauan burung dan pemandangan yang indah menemani perjalanan kami. Kami melewati beberapa tipe hutan, mulai dari hutan hujan tropis, hingga hutan pinus dan karet. Kami juga melewati perkebunan teh yang sangat indah dan menakjubkan. Setelah berpuluh-puluh kilometer di tengah hutan, akhirnya kami menjumpai daerah penduduk. Rasa gembira pun datang saat melihat Pasar Kubis terlihat dari kejauhan. Kami memanfaatkan jalan yang menurun dan sepi dengan bermain balapan botol. Dengan bermain seperti ini terasa kelelahan yang kami alami sediit hilang. Namun karena hujan akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi permainan ini. Sesampainya di Pasar Kubis kami mencari tempat ibadah untuk sholat dan beristirahat. Untuk pertama kalinya kami diwawancarai oleh stasiun radio sekitar. Kami sangat senang dan bangga. Setelah cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan pulang ke Pekalongan dengan truk.

Banyak hal yang bisa kita ambil dari perjalanan ini, antara lain: Kesadaran akan kelestarian alam yang kurang di kalangan masyarakat. Harta dan kekayaan bukanlah segala-galanya, namun ilmu sangat penting di dunia maupun di akhirat nanti kelak. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga alam kita agar tetap lestari, seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak memakai sepeda montor ketika bepergian dekat dan masih banyak hal lagi yang bisa kita lakukan. Dimanapun kita, nyawa kita pasti terancam. Bumi kita sebenarnya masih memiliki sumber daya yang bisa kita manfaatkan seperti geotermal yang dapat membangkitkan listrik. Jangan pernah menantang alam, tapi bersahabat dan menyesuaikan dengan kondisi alam. Kebersamaan bermasyarakat. dan saling tolong menolong merupakan awal dari

Sekian artikel dari saya, mudah-mudahan bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Terima kasih. SKK dan TKK PRAMUKA

KUPAS TENTANG SKK DAN TKK


Sistem Tanda Kecakapan Pramuka merupakan salah satu penerapan sistem dari metode pendidikan kepramukaan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menarik, menyenangkan dan menantang yang disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan kegiatan peserta didik. Metode pendidikan kepramukaan ini menjadi metode ciri khas pendidikan dalam Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka menggunakan Sistem Tanda Kecakapan Pramuka yang meliputi : 1) Syarat Kecakapan Umum 2) Syarat Kecakapan Khusus 3) Syarat Pramuka Garuda

SKU, SKK, dan SPG merupakan alat/materi kegiatan pokok dalam proses pendidikan kepramukaan, yang dilaksanakan oleh peserta didik dalam upaya

untuk meningkatkan mutu pengetahuan, keterampilan dan adanya perubahan sikap laku peserta didik yang lebih baik. Selanjutnya dalam rubrik ini akan membahas tentang SKK ( Syarat Kecakapan Khusus dan TKK ( Tanda Kecakapan Khusus ). Syarat Kecapakap Khusus ( SKK ) adalah syarat yang wajib dipenuhi oleh seorang pramuka untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus ( TKK ). Sedangkan Tanda Kecakapan Khusus ( TKK ) adalah suatu tanda yang menunjukan ,kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan, dan ketrampilan seorang anggota Pramuka dibidang tertentu. Perlu dipahami bahwa di dalam Gerakan Pramuka : 1. Penyelenggaraan SKK maupun Tanda gambar untuk TKK diatur berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan Kwartir Nasional yakni : a. SK Kwarnas Nomor 132 Tahun 1979 b. SK Kwarnas Nomor 016 Tahun 1980 c. SK Kwarnas Nomor 030 Tahun 1981 d. SK Kwarnas pada Seluruh Satuan Karya ( Saka ) 2. SKK terbagi menjadi 5 Bidang dengan 5 warna dasar: a. Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak b. Bidang Patriotisme dan Seni Budaya. c. Bidang Ketangkasan dan Kesehatan. d. Bidang Ketrampilan dan Teknik Pembangunan. e. Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong-royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup. Berikut 5 bidang dengan warna dasar dan gambar Tanda Kecakapan Khusus: 3. SKK terbagi menjadi 3 tingkatan : a. Golongan Siaga : satu Tingkat. b. Golongan Penggalang : Madya, Purwa dan Utama. c. Golongan Penegak/ Pandega: Madya, Purwa dan Utama. Untuk penggalang, penegak dan pandega diharuskan menyelesaikan dahulu pada kecakapan SKK yang terendah yakni tingkat Madya sebelum ke tingkat berikutnya. SKK Madya, Purwa dan Utama memiliki instrument persyaratan yang berbeda dan semakin berbobot sesuai tingkatannya. 4. Bentuk Bingkai dan ukuran Tanda Kecakapan khusus ( TKK ) sesuai dengan tingkatan dan golongan adalah sebagai berikut :

5. Penggunaan dan pemasangan Tanda Kecakapan Khusus ( TKK ). a. Peserta didik yang telah berhasil menyelesaikan SKK mendapatkan tanda kecakapan ( TKK ). b. Apabila peserta didik telah menyelesaikan SKK tingkat purwa maka TKK tingkat madya yang disematkan terdahulu (Bentuk bingkai Lingkaran ) diganti dengan TKK tingkat purwa ( bentuk bingkai persegi empat ), demikian pula apabila telah mencapai SKK tingkat Utama, TKK tingkat purwa akan digantikan dengan TKK yang tingkat Utama. Kesemuanya masih dalam satu macam SKK ( Syarat Kecakapan Umum ). Dengan demikian TKK yang dipergunakan adalah TKK yang memiliki tingkat tertinggi. Contoh misal seorang Pramuka Penggalang telah menyelesaikan SKK berkemah dimulai dari awal tingkat Purwa Madya dan ke Utama maka perubahan bentuk bingkai TKK seperti dibawah ini :

6. Pemasangan tanda gambar atau TKK : TKK dipasang pada lengan kanan pakaian seragam pramuka, dengan cara penempatan gambar TKK, yaitu : a. Melintang, dua jari dibawah lambang Kwartir Daerah/diatas jahitan bawah lengan, atau b. Melingkari lambang Kwartir Daerah pada posisi kanan, kiri atau bawah lambang daerah dan diatur sedemikian rupa/ simetris agar nampak rapi. Jumlah maksimal yang dipasang pada lengan baju adalah 5 macam TKK. Berikut pemasangan pada lengan kanan pada pakaian seragam pramuka.

c. Peserta didik yang telah memiliki lebih dari 5 macam TKK maka selebihnya dapat menggunakan/ dipasang pada Tetampan/ selempang. d. Penggunaan Tetampan/ Selempang. Tetampan/ selempang merupakan alat kelengkapan seragam pramuka yang dipergunakan untuk memasang TKK. Tetampan/ Selempang terbuat dari kain yang berwarna dasar coklat tua, memiliki lebar 10 cm dan panjang menyesuaikan pengguna.( tinggi badan ) serta pada kedua pinggir kain diberi pita zig-zag dengan warna :

Siaga : Berwarna hijau. Pengalang : Berwarna merah Penegak/ Pandega : Berwarna Kuning. Berikut contoh Tetampan/ selempang untuk masing-masing golongan e. Tetampan/ selempang dapat dipakai pada acara khusus/ tertentu misal pada Upacara besar, Upacara pelantikan dll., sedangkan pada kegiatan yang bersifat rutin tidak perlu dikenakan. 7. Untuk tata cara menguji kecakapan peserta didik dalam menyelesaikan SKK telah diatur tersendiri dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional : Nomor : 273 Tahun 1993 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Cara Menilai Kecakapan Pramuka. Penulisan : oleh Kak Gunawan Surendro ( Pramukanet.org )

PENGAMALAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai warga negara yang baik, setia kepada nusa dan bangsa, seharusnyalah mempelajari dan menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara, seterusnya untuk diamalkan dan dipertahankan. Pancasila selalu menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia, baik ketika negara dalam kondisi yang aman maupun dalam kondisi negara yang terancam. Hal itu tebukti dalam sejarah dimana pancasila selalu menjadi pegangan ketika terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa indonesia. Pancasila merupakan cerminanri karakter bangsa dan neg indonesia yang beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yakni sebagai; jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup bangsa indonesia, dan pedoman hidup bangsa indonesia. Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan mendasar oleh setiap warga negara, dalam segala aspek kenegaraan dan hukum di Indonesia. Pengamalan pancasila yang baik akan mempermudah terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

B. Rumusan masalah
1. Pedoman Pengamalan pancasila 2. Pola pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila 3. Realisasi pengamalan pancasila dalan bidang ekonomi, budaya, pendidikan, dan Ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB II PEMBAHASAN

A. Pedoman Pengamalan Pancasila


Pedoman dalam penghayatan dan pengamalan pancasila dituangkan dalam ketetapan No.II/MPR/1978. Penjabaran ketetapan MPR itu adalah (Noor Ms. Bakry: 1994, 183-185): 1. Sila ketuhanan Yang Maha Esa 1) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agamanya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 3) Mengembangkan saling hormat menghormati kemerdekaan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 4) Menghargai setiap bentuk ajaran agama, dan tidak boleh memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab

1) Mengakui dan memperlakukan manusia dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2) Memandang persamaan derajat, hak dan kewajiban membedakan suku, turunan dan kedudukan sosial. antara sesama manusia tanpa

3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tepa selira dan tidak semena-mena terhadap orang lain. 4) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan. 5) Merasa sebagai bagian dari seluruh umat manusia dan karena itu berkewajiban mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain. 3. Sila persatuan indonesia 1) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2) Cinta tnah air dan bangsa Indonesia, sehingga sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa, apabila diperlukan. 3) Bangga sebagai bangsa Indonesia ber-Tanah air Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dunia. 4) Mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dalam memajukan pergaulan hidup bersama. 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 1) Sebagai warga negara dan warga-masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sma dalam. 2) Keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlabih dahulu diadakan musyawarah, dan keputusan musyawarah diusahakan secara mufakat, diliputi oleh semangat kekeluargaan. 3) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah dan melaksanakannya dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab. 4) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur, dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, serta tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. 5) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. 5. Sila keadilan bagi seluruh rakyat indonesia 1) Menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat indonesia. 2) Mengembangkan perbuatan-perbuatan kekeluargaan dan kegotongroyongan. yang luhur menceminkan sikap dan suasana

3) Bersikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati ha-hak orang lain.

4) Memupuk sikap suka memberi pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan agar dapat berdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik untuk pemerasan, pemborosan, bergaya hidup mewah dan perbuatan lain yang bertentangan dan merugikan kepentingan umum. 5) Memupuk sikap suka bekerja keras dan menghargai karya orang lain yang bermanfaat, serta bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan kesejahteraan bersama.

B. Pola Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Pengamalan Pancasila


Pola pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila dilakukan agar Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara, baik dalam kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Oleh sebab itu, diharapkan lebih terarah usaha-usaha pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan Pancasila dan pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat Pancasila. 1. Jalur-jalur yang digunakan 1) Jalur pendidikan Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan Pancasila, baik pendidikan formal (sekolah-sekolah) mapun pendidikan nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat), keduanya sangat erat kaitanya dengan kehidupan manusia. Dalam pendidikan formal semua tindak-perbuatannya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan dikembangkan sejak anak-anak masih kecil, sehingga proses pendarah-dagingan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga yang mendukung. Lingkungan masyarakat juga turut menentukansehingga harus dibina dengan sungguh-sungguh supaya menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila. Melalui pendidikan inilah anak-anak didik menyerap nilai-nilai moral Pancasila. Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui pemahaman dari pemikiran dan dan pengamalan secara pribadi. Sasaran pelaksanaan pedomaan pengamalan Pancasila adalah perorangan, keluarga, masyarakat, baik dilingkungan tempat tinggal masing-masing, maupun di lingkungan tempat bekerja. 2) Jalur media massa Peranan media massa sangat menjanjikan karena pengaruh media massa dari dahulu sampai sekarang sangat kuat, baik dalam pembentukan karakter yang positif maupun karakter yang negatif, sasaran media massa sangat luas mulai dari anak-anak hingga orang tua. Sosialisasi melalui media massa begitu cepat dan menarik sehingga semua kalangan bisa menikmati baik melalui pers, radio, televisi dan internet. Hal itu membuka peluang besar golongan tertentu menerima sosialisasi yang seharusnya belum saatnya mereka terima dan juga masuknya sosialisasi yang tidak bersifat membangun. Media massa adalah jalur pendidikan dalam arti luas dan peranannya begitu penting sehingga perlu mendapat penonjolan tersendiri sebagai pola pedoman pengamalan Pancasila. Sehingga dalam menggunakan media massa tersebut harus dijaga agar tidak merusak mental bangsa dan harus seoptimal mungkin penggunaannya untuk sosialisasi pembentukan kepribadian bangsa yang pancasilais. Jadi, untuk sosialisasi-sosialisasi yang mengancam penanaman pengamalan Pancasila harus disensor. 3) Jalur organisasi sosial politik Pengamalan Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen bangsa dan negara Indonesia. Organisasi sosial politik adalah wadah pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya masingmasing sesuai dengan keahliannya, peran dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsurunsur dalam organisasi sosial politik seperti para pegawai Republik Indonesia harus mengikuti pedoman pengmalan Pancasial agar berkepribadian Pancasila karena mereka selain warga negara Indonesia, abdi masyarakat juga sebagai abdi masyarakat, dengan begitu maka

segala kendala akan mudah dihadapi dan tujuan serta cita-cita hidup bangsa Indonesia akan terwujud. 2. Penciptaan suasana yang menunjang 1) Kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undangan Penjabaran kebijaksanaan pemerintah dan perundang-undangan merupakan salah satu jalur yang dapat memperlancar pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila dimana aspek sanksi atau penegakan hukm mendpat penekanan khusus. 2) Aparatur negara Rakyat hendaklah berpartisipasi aktif di dalam menciptakan suasana dan keadaan yang mendorong pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila. Dan aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan pengabdi kepentingan rakyat harus memahami dan mengatasi permasalahanpermasalahan yang ada di dalam masyarakat. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengamalan Pacasila perlu disediakan dan memfungsikan lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga penegak hukum dalam menjamin hak-hak warga negaranya dan melindungi dari perbutan-perbuatan tercela. 3) Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat Peranan kepemimpinan dan pemimpin masyarakat, baik pemimpin formal maupun informal sangat penting dalam pelaksanaan pedoman pengamalan. Mereka dapat menyampaikan bagaimana pola Dengan pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila dan menyuruh bawahan atau umatnya untuk mengikuti pola pedoman pelaksanaan Pancasila. begitu Pengamalan pancasila akan tetep lestari.

C. Pengamalan pancasila secara subjektif dan Objektif


1. Pengamalan secara objektif

Pengamalan pancasila yang obyektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi dalam setiap penyelengaraan negara, baik di bidang legislatif,eksekutif, maupun yudikatif. Dan semua bidang kenegaraan terutama realisasinya dalam bentuk peraturan perudang-undangan negara Indonesia antara lain sebagai berikut :
1) Tafsiran UUD 1945, harus dapat dilihat dari sudut dasar filsafat negara pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV 2) Pelaksanaan UUD 1945 dalam undang-undang harus mengingat dasar-dasar pokok pikiran tercantum dalam dasar filsafat negara Indonesia 3) Tanpa mengurangi sifat undang-undang yang tidak dapat diganggu gugat, iterprestasi pelaksanaannya harus mengingat unsur-unsur yang terkandung dalam dassaar filsafat negara. 4) Interprestasi pelaksanaan undang-undang harus lengkap dan menyeluruh, meliputi seluruh perundang-undangan dibawah undang-undang dan keputusan-keputusan administratif dari tingkat penguasa penguasa negara, mulai dari pemerintah pusat sampai dengan dengan alatalat perlengkapan negara di daerah, keputusan-keputusan pengadilan serta alat perlengkapnya,begitu juga meliputi usaha kenegaraan dan ermasuk rakyat.

5) Dengan demikian seluruh hidup kenegaraan dan tertip hukum Indonesia didasarkan atas dan diliputi oleh asas filsafat, politik dan tujuan negara didasarkan atas asas kerohanian Pancasila.

Hal ini termasuk pokok kaidah negara serta pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Dalam realisasi pelaksanaan kongkritnya yaitu dalam setiap penentuan kebijakan dibidang kenegaraan antara lain :
1) Garis besar haluan negara 2) Hukum, perundang-undangan, dan peradilan 3) Pemerinta 4) Politik dalam dan luar negeri 5) Keselamatan, keamanan,dan pertahanan 6) Kesejahteraan 7) Kebudayaan 8) pendidikan 2. Pemgamalan secara subjektif

pengamalan pancasila pengamalan pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam pribadi seseorang,warga negara, individu, penduduk, penguasa, dan orang Indonesia. Pengamalan pancasila yang subyektif ini justru lebih penting dari pengamalan yang karena pengamalan yang subyektif merupakan syarat pengamalan pancasila yang obyektif (Notonegoro,1974;44). Dengan demikian pelaksanaan pancasila yang subyektif ini berkaitan dengan kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu untuk mengamalkan pancasila. Dalam pengertian inilah akan terwujud jika suatu keseimbangan kerohanian yang mewujudkan suatu bentuk kehidupan dimana kesadaran wajib hukum telah berpadu menjadi kesadaran wajib moral. Sehingga dengan demikian suatu perbuatan yang tidak memenuhi wajib melaksanakan pancasila. Dalam pengamalan pancasila yang subyektif ini bilamana nilai-nilai pancasila telah dipahami,diresapi, dan dihayati oleh seseorang maka orang itu telah memiliki moral pancasila dan jika berlansung terus menerus sehingga melekat dalam hati maka disebut dengan kepribadian pancasila. Pengertian kepribadian bangsa Indonseia dapat dikembalikan kepada hakikat manusia.Telah diketahui bahwa segala sesuatu itu memiliki tiga macam hakikat yaitu : Hakikat abstrak, yaitu terdiri atas unsur-unsur yang bersama-sama menjadikan hal itu ada, dan menyebabkan sesuatu yang sama jenis menjadi berbeda dengan jenis lain sehingga hakikat ini disebut dengan hakikat universal. Contoh; jenis manusia, hewan, tumbuhan. Hakikat pribadi yaitu ciri khusus yang melekat sehingga membedakan dengan sesuatu yang lain. Bagi bangsa Indonesia hakikat pribadi ini

disebut dengan kepribadian.Dan penjelmaan dari hakikat abstrak.

hakikat

pribadi

ini

merupakan

Hakikat kongkrit yaitu hakikat segala sesuatu dalam menyatakan kongkrit, dan hakikat ini merupakan penjelmaan dari hakikat abstrak dan hakikat kongkrit. Oleh karena itu bagi bangsa Indonsesia, pengertian kepribadian Indonsesia ini memiliki tingkatan yaitu : 1) Kepribadian yang berupa sifat-sifat hakikat kemanusiaan monupluralisjadi sifat-sifat kemanusiaan yang abstrak umum universal. Dalam pengertian ini disebut kepribadian kemanusiaan, karena termasuk jenis manusia, dan memiliki sifat kemanusiaan. 2) Kepribadian yang mengandung sifat kemanusiaan, yang telah terjelma dalam sifat khas kepribadian bangsa Indonseia (pancasila) dan ditambah dengan sifat-sifat tetap yang terdapat pada bangsa Indonesia, ciri khas, karakter, kebudayaan dan lain sebagainnya. 3) Kepribadian kemanusiaan, kepribadian Indonesia dalam realisasi kongkritnya, setiap orang, suku bangsa, memiliki sifat yang tidak tetap, dinamis tergantung pada keadaan manusia(Indonesia) perorangan secara kongkrit.(Notonegoro,1971;169). Berdasarkan uraian diatas maka pengamalan pancasila subyektif dari pancasila meliputi pelaksanaan, pandangan hidup, telah dirumuskan dalam P4(Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila).

D. Realisasi Pengamalan Pancasila dalam Bidang Ekonomi, Budaya, pendidikan dan Iptek
1. Bidang ekonomi Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya tetapi manusia juga mempunyai kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur. Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan (Kaelan, 1996: 193). Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Hal ini dilakukan karena pengamalan dalam bidang ekonomi harus berdasarkan kekeluargaan. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha kecil dapat berkembang dan mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat. 2. Bidang budaya Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adatistiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 172). Begitu luas cakupan kebudayaan tetapi dalam pengamalan Pancasila kebudayaan bangsa Indonesia adalah budaya ketimuran, yang sangat menjunjung tinggi sopan santun, ramah tamah, kesusilaan dan lain-lain. Budaya Indonesia memang mengalami perkembangan misalnya dalam hal Iptek dan pola hidup, perubahan dan perkembangan ini didapat dari kebudayaan asing yang berhasil masuk dan diterima oleh bangsa

Indonesia. Semua kebudayaan asing yang diterima adalah kebudayaan yang masih sejalan dengan Pancasila. Walaupun begitu tidak jarang kebudayaan yang jelas-jelas bertentangan dengan budaya Indonesia dapat berkembang di Indonesia. Ini menunjukan bahwa filter Pancasila tidak berperan optimal, itu terjadi karena pengamalan Pancasila tidak sepenuhnya dilakukan oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu harus ada tindakan lanjut agar budaya bangsa Indonesia sesuai dengan Pancasila. Pembudayaan Pancasila tidak hanya pada kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat propaganda, pengenalan serta pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat kemampuan mental kejiwaan manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan kehendak manusia (Kaelan, 1996: 193). 3. Bidang pendidikan Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian. Maka dari itu pendidikan yang dilaksanakan harus sesuai diperhatikan. Pendidikan nasional harus dipersatukan atas dasar Pancasila. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasiona, yang menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional. Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. 4. Ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila bilamana dirinci dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai berikut (T. Jacob, 1996: 195): 1) Hormat terhadap hayat, karena semua makhlu hidup yang ad di alam semesta ini adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila satu). 2) Persetujuan suka rela untuk eksperimen dengan penerangan yang cukup dan benar tentang guna akibatnya, karena ilmu pengetahuan dan teknologi adalah demi kemanusiaan (sila II,IV). 3) Tanggung jawab sosial ilmu pengetahuan dan teknologi harus lebih penting dari pada mengejar pemecahan persoalan ilmiah namun mengorbankan kemanusiaan (sila II, V). 4) Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya (sila III). Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan bangsa dan negara. 5) Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya (sila III, V). 6) Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya (sila II, III, V). 7) Pelestarian lingkungan dengan memperhitungkan generasi mendatang (sila I, II, V). 8) Hak untuk berbeda dan kewajiban untuk bersatu (semua sila). 9) Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mengakibatkan terpisahnya jasmani dan rokhani bagi hayat (semua sila).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Bangsa Indonesia mempunyai pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, nilai dan norma yang terkandung di dalamnya merupakan keinginan dari bangsa Indonesia yang harus di amalkan. Pengamalan Pancasila secara subjektif akan memperkuat pengamalan Pancasila secara objektif. Pengamalan Pancasila ini harus di lakukan dalam berbagai bidang kehidupan di negara Indonesia agar Pancasila benarbenar berperan sebagaimana Fungsi dan kedudukannya dan supaya tujuan serta cita-cita bangsa Indonesia mudah terwujud.

B. Saran
Dewasa ini pengamalan pengamalan Pancasila semakin memudar terlebih lagi di era globalisasi, sehingga mengancam mental dan kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini harus segera ditangani dengan cara meningkatkan penanaman pengamalan Pancasila melalui pendidikan yang seutuhnya, jadi tidak sebatas teori tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perlu adanya kesadaran dari setiap warga negara akan pentingya pengamalan pancasila dan mempertahankannya.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani Purwastuti, dkk. 2002. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press. Kaelan. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Ms Bakry, Noor. 1994. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Liberty. Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Pengamalan Pancasila dalam Kehidupan Sehari hari


Pancasila. Pancasila, lima sila. Dasar Negara Indonesia. Kata itu mungkin udah nggak asing lagi buat kita. Dari kita kecil kita sudah terbiasa untuk mendengar Pancasila, bahkan setiap Upacara Bendera Pancasila selalu dibacakan dan kita wajib mengikutinya. Tapi, apakah kita benar benar menghayati Pancasila yang kita bacakan tersebut atau cuma asal lewat saja? Apakah kita benar benar mengamalkan sila sila tersebut dalam kehidupan sehari hari kita? Sebenarnya, pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari hari sangat mudah. Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajak kita untuk takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita tinggal menjalankan kewajiban kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, sila ke 1 ini mengajak kita untuk menjalin kerukunan dengan sikap saling hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama. Walaupun berbeda

agama, kita harus tetap menjaga kerukunan dan menjaga kenyamanan beragama antara pemeluk agama satu dengan agama yang lainnya. Seperti yang kita tahu, Indonesiasungguh kaya akan budaya. Bahkan di Indonesia ada 5 agama yang diakuin. Ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Kita semua hidup berdampingan, dan diharapkan dapat menjaga hubungan baik diantara pemeluk agama lainnya. Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini mengajak kita untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat dan hak hak asasi manusia. Menjunjung nilai nilai kemanusiaan. Kita harus saling membantu. Apabila ada saudara kita yang menderita kesusahan, seperti terkena bencana alam, kita harus memberi bantuan kepada mereka. Membantu meringankan beban mereka. Di Indonesia banyak terdapat organisasi organisasi untuk saling membantu, diantaranya ada Lembaga HAM yang membela hak asasi kita apabila ada yang bersikap tidak adil kepada kita. Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Bagi saya, sila ketiga ini benar benar menggambarkan Pancasila.Bhinneka Tunggal Ika, walaupun berbeda beda tapi tetap satu. Indonesia dari Sabang sampai Merauke, bermacam macam adat dan budaya, berjuta juta penduduk. Biar begitu, kita harus bersatu jika ada yang berniat menghancurkan Indonesia. Kita harus berani membela mengorbankan untuk kepentingan negara apabila diperlukan. Mungkin untuk jaman sekarang kita tidak perlu berperang menggunakan senjata tajam, tapi dengan wawasan kita, kita bisa melawan Negara lain. Mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia. Kita juga harus mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Ini yang sering membuat bangsa Indonesia terpecah, contohnya adalah golongan A dan B yang mengatasnamakan golongan kedaerahan, mempermasalahkan hal yang sebetulnya tidak perlu dipermasalahkan. Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.Masih ada hubungannya dengan sila sila diatas, mengapa menyelesaikan suatu masalah harus dengan cara kekerasan? Bahkan untuk hal yang tidak begitu penting. Mengapa harus sampai mengganggu ketidaknyamanan pemeluk agama lain yang sedang beribadah cuma gara gara hal yang sebenarnya tidak layak jika dipermasalahkan dengan urat yang menonjol dan kekerasan fisik. Semua masalah itu sebenarnya bisa kita selesaikan dengan cara damai, bermusyawarah. Menanyakan pendapat yang satu dan yang lainnya, dengan kepala dingin. Ini sebenarnya pengamalan yang ingin disampaikan sila keempat, namun sangat sulit dilakukan. Bermusyawarah mufakat dalam setiap pengambiulan keputusan, kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang lain, menghormati dan menghargai pendapat orang lain, berhati besar untuk menerima keputusan apapun yang dihasilkan oleh musyawarah dan pastinya bekerjasama untuk mempertanggungkan jawabkan

keputusan tersebut. Lagi lagi kita harus mengesampingkan kepentingan pribadi kita demi kebaikan bersama. Sila kelima, Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan, suatu kata yang sudah mulai langka di jaman sekarang ini. Yang salah dibela, yang benar ditinggalkan. Yang punya salah besar dihukum sebentar, yang punya salah secuil dipenjara bertahun tahun. Banyak yang diinjak injak hanya karena miskin atau tidak berpendidikan. Banyak orang yang sudah tidak membela keadilan, mungkin karena materi atau mungkin memang karena sudah tidak peduli.. Biarpun sekarang sudah jaman emansipasi, namun masih banyak juga yang memandang rendah terhadap kemampuan wanita. Kita harus belajar untuk menghargai orang lain. Selain itu, untuk diri sendiri, kita juga harus bisa menyeimbangkan hak dan kewajiban untuk diri kita. Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu tetapi tanyakan apa yang telah kau berikan untuk negaramu. Mungkin hal yang paling mudah untuk kita berikan kepada Negara dengan cara mengamalkan Pncasila dalam kehidupan sehari hari kita? :)

P.s : Artikel diatas gue bikin buat memenuhi tugas pkn, pake bahasa gue sendiri lho itu paling nyomot google dikit hahahaha jadi maaf aja kalo ada kalimat yang agak - agak sok tau~

PENEGAK DAN PANDEGA


DapatmenjelaskanbentukpengamalanPancasiladalamkehidupan sehari-hari
User Rating: /4

Rate
Poor Details Hits: 1705 Dapat menjelaskan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari Best

1. Pengertian Istilah Pancasila yang pertama kali dapat kitatemukan sejak jaman Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada abad XIV. Terdapat dalam buku "Negara Kertagama Karya Empu Prapanca. Arti kata Pancasila adalah lima dasar/asas. Urutan Pancasila yang sah dan dipakai sekerang dasar hukumnya adalah Inpres No. 12/1968. 2. Fungsi dan peranan Pancasila. Pancasila diungkapkan dari dan merupakan pencerminan nilai nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia, menjadi jiwa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Secara hakiki fungsi Pancasila mempunyai dua pengertian yakni : a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia (Way of life). b. Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia (dasar filsafat Negara Pancasila sebagai pegangan hidup, yang

merupakan pandangan hidup bangsa, penjelmaan filsafat hidup bangsa dalam pelaksanaan hidup sehari hari tidak boleh bertentangan dengan norma norma agama, kesusilaan, sopan santun dan hukum yang berlaku,peranan Pencasila dalam tata kehidupan bangsa Indonesia adalah: a. Sebagai jiwa bangsa Indonesia. b. Sebagai kepribadian bangsa Indonesia. c. Sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia, d. Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi negara Republik Indonesia. e. Sebagai dasar Negara Republik Indonesia. f. Sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. g. Sebagai cita cita dan tujuan Bangsa Indonesia. h. Sebagai falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia. 3. Hakekat pengertian Pancasila dan nilai nilai yang terkandung didalamnya : Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh memiliki ciri ciri dan bersifat : a. Sistematis (runtun), tidak boleh ditukar balikkan urut-urutannya. b. Kesatuan totalitas yang organis (utuh, manunggal dan senyawa), sila yang satu tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan sila sila yang lainnya. c. Hirarchis piramidal (bertingkat jenjang), sila pertama merupakan dasar/basis dan menjiwai sila yang kedua, sila kedua dijiwai oleh sila pertama den mendasari serta menjiwai sila ketiga, dan seterusnya. Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa tetapi tidak berarti bahwa Indonesia negara berdasarkan satu agama dan bukan juga negara sekuler. Di Indonesia tidak boleh ada paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa (atheisme) dan yang harus ada adalah Tuhan Yang Maha Esa dengan toleransi terhadap kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Nilai yang terkandung dalam Ketuhanan Yang Maha Esa ialah : Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (nilai keagamaan) dan ketakwaan. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung pengertian kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya norma norma kebudayaan baik terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun hewan (sikap dan perbuatan manusia sesuai dengan kodrat hakekat manusia yang berbudi, sadar nilai dan berbudaya). Nilai yang terkandung dalam sila kedua ialah Nilai kemanusiaan" : a. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia. b. Perlakuan yang adil terhadap manusia. c. Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta rasa, karya dan keyakinan. sehingga dapat dibedakan dengan hewan. Persatuan Indonesia mengandung pengertian bangsa yang mendiami wilayah Indonesia yang bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Yang bertujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Nilai yang terkandung dalam sila ketiga adalah Persatuan bangsa yaitu: a. Persatuan Indonesia ialah persatuan wilayah yang mendiami wilayah Indonesia. b. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. c. Pengakuan terhadap ke bhinnekatunggalika-an suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa, yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan / perwakilan mengandung pengertian bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab, baik kepada Tuhan YME maupun kepada rakyat yang diwakilinya. Nilai yang terkandung dalam sila keempat : adalah Kerakyatan yaitu : a. Kedaulatan negara ada ditangan rakyat. b. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat. c. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. d. Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam pemusyawaratan wakil wakil rakyat. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung pengertian bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi den kebudayaan (mencakup adil dan makmur). Nilai yang terkandung dalam sila ke lima adalah Keadilan sosial, yaitu : a. Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia. b. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi sosial, kebudayaan dan pertahanan keamanan nasional. c. Cita-cita masyarakat adil makmur, materil dan spritual, yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. d. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain. e. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai