Anda di halaman 1dari 20

Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

TINGKAT NYERI DAN PENANGANAN


NYERI SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA
PUTRI
Liza Aina Lismaya1, Etty Komariah Sambas2, Soni Hersoni
3
Program Studi D III Keperawatan, STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya Email: lizaainal@gmail.com

ABSTRAK

Masa remaja terjadi ketika seseorang mengalami perubahan struktur tubuh dari anak – anak
menjadi dewasa (pubertas). Salah satu perubahan yang terjadi pada remaja putri ditandai
dengan menstruasi. Keluhan yang sering dialami remaja putri semasa menstruasi adalah nyeri
haid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi konsep/ teori atau hasil – hasil
penelitian tentang tingkat nyeri dan penanganan nyeri saat menstruasi pada remaja putri. Jenis
penelitian ini adalah telaah literatur. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sumber primer yaitu buku rujukan sebanyak 19 buah dan artikel penelitian yang relevan
sebanyak 10 buah dari tahun 2010 – 2019. Artikel penelitian diperoleh dari Google Scholar.
Hasil penelitian ini menggambarkan persamaan dan perbedaan mengenai tingkat nyeri dan
penanganan nyeri saat menstruasi pada remaja putri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
remaja putri yang mengalami nyeri haid tingkat sedang lebih banyak dibandingkan dengan
tingkat nyeri lainnya. Upaya penanganan nyeri haid yang paling banyak dilakukan adalah
penanganan nyeri secara non farmakologi. Perbedaan yang didapatkan dalam upaya
penanganan nyeri haid yang dinyatakan dengan tindakan tepat atau tidak tepat. Hasil
penelitian mengenai penanganan nyeri haid secara non farmakologi yang berbeda adalah
dengan cara minum susu, minum air, istirahat dan mengonsumsi nutrisi, mengoleskan minyak
kayu putih, tidur dengan perut diganjal bantal, mandi air hangat dan tidur/ beristirahat.

Kata kunci: Tingkat nyeri haid, Penanganan nyeri haid

Diterima : 22 Januari 2021 Direview: 27 Januari 2021 Diterbitkan: 31 Januari 2021

PENDAHULUAN negara berkembang. Di Indonesia, jumlah


Remaja adalah suatu masa remaja dan kaum muda berkembang sangat
kehidupan individu dimana terjadi ekplorasi cepat. Antara tahun 1970 dan 2000,
psikologis untuk menentukan identitas diri. kelompok umur 15 – 24 tahun jumlahnya
Pada masa transisi dari masa anak – anak meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau
ke masa remaja individu mulai dari 18% menjadi 21% dari total jumlah
mengembangkan ciri – ciri abstrak dan populasi penduduk Indonesia (Rosyida,
konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja 2019). Menurut hasil Survey Demografi
mulai memandang diri dengan penilaian dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
dan standar pribadi, tetapi kurang dalam 2012 jumlah penduduk dengan usia10-19
interprestasi perbandingan sosial (Rosyida, tahun mencapai 48 per 1000 perempuan
2019). Sekitar 1 miliar manusia atau setiap (DepKes, 2013 dalam Februanti, 2017).
1 di antara 6 penduduk dunia adalah Setiap remaja akan mengalami
remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di
1
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

perkembangan baik fisik, psikis dan

seksual. Perkembangan seksual pada remaja memiliki pengalaman menstruasi yang


putri salah satunya adalah menstruasi. berbeda-beda. Sebagian wanita
Menstruasi merupakan perdarahan yang
teratur dari uterus sebagai tanda bahwa
organ kandungannya telah berfungsi
dengan matang. Pada umunya, remaja putri
akan mengalami menstruasi pertama
(menarche) pada usia 12 – 16 tahun. Siklus
menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari,
dengan lamanya menstruasi selama 2 – 7
hari (Anwar, 2011 dalam Rosyida, 2019).
Setiap wanita memiliki pengalaman
menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian
wanita mendapatkan menstruasi tanpa
keluhan, namun tidak sedikit dari mereka
yang mendapatkan menstruasi disertai
keluhan sehingga
mengakibatkan rasa
ketidaknyamanan. Gejala- gejalanya dapat
berupa payudara yang melunak, puting susu
yang nyeri, kram, dan masih banyak lagi
(Maulana, 2008 dalam Februanti, 2017).
Setiap remaja akan mengalami
perkembangan baik fisik, psikis dan
seksual. Perkembangan seksual pada
remaja putri salah satunya adalah
menstruasi. Menstruasi merupakan
perdarahan yang teratur dari uterus
sebagai tanda bahwa organ kandungannya
telah berfungsi dengan matang. Pada
umunya, remaja putri akan mengalami
menstruasi pertama (menarche) pada usia
12 – 16 tahun. Siklus menstruasi normal
terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya
menstruasi selama 2 – 7 hari (Anwar,
2011 dalam Rosyida, 2019). Setiap wanita

2
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, lebih kuat (Saraswati, 2011 dalam


namun tidak sedikit dari mereka yang Herawati, 2017). Nyeri haid merupakan
mendapatkan menstruasi disertai keluhan fenomena simptomatik meliputi nyeri
sehingga mengakibatkan abdomen, kram, dan sakit punggung
rasa ketidaknyamanan. (Rosyida, 2019).
Gejala- gejalanya dapat berupa payudara Menurut WHO (2012), nyeri haid
yang melunak, puting susu yang nyeri, pada wanita dialami oleh sekitar 1.769.425
kram, dan masih banyak lagi (Maulana, jiwa, dimana 10 – 15% diantaranya
2008 dalam Februanti, 2017). mengalami nyeri haid hebat (Herawati,
Nyeri haid adalah nyeri pada daerah 2017). Berdasarkan studi epidemiologi
perut bagian bawah sampai ke panggul pada populasi remaja putri (berusia 12 - 17
disaat menstruasi yang disebabkan oleh tahun) di Amerika Serikat, prevalensi nyeri
produksi zat kimia yang bernama haid sebesar 59,7%. Studi ini juga
prostaglandin yang dinyatakan dapat melaporkan bahwa nyeri haid
meningkatkan nyeri haid. Penyebab nyeri menyebabkan 14% remaja sering tidak
berasal dari otot rahim, seperti semua otot masuk sekolah (Bonde, dkk 2014 dalam
lainnya, otot rahim dapat berkontraksi dan Savitri, 2015). Di Turki, nyeri haid
relaksasi. Saat menstruasi kontraksi akan merupakan gangguan menstruasi dengan
prevalensi terbesar (89,5%), diikuti

ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta Penelitian Sulastri (2011) menyatakan


perpanjangan durasi menstruasi (5,3%). Di bahwa akibat keluhan nyeri haid berdampak
Malaysia prevalensi nyeri haid pada remaja pada gangguan aktivitas sehari
putri sebanyak 62,3% (Ningsih, 2011 – hari sehingga menyebabkan absen sekolah
dalam Savitri, 2015). Di Indonesia angka ≤ 3 hari. Penelitian Poureslami (2011)
kejadian nyeri haid sebesar 107.673 jiwa menyatakan bahwa hampir 10% remaja
(64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa yang nyeri haid mengalami absence rate
(54,89%) mengalami nyeri haid primer dan satu sampai tiga hari perbulan atau
9.496 jiwa (9,36%) mengalami nyeri haid ketidakmampuan remaja putri dalam
sekunder (Liusnino, 2013 dalam Herawati, melakukan tugasnya sehari – hari akibat
2017). Berdasarkan hasil penelitian, angka nyeri hebat. Banyak remaja putri yang
kejadian nyeri haid di Jawa Barat cukup mengalami nyeri haid yang berdampak pada
tinggi. Hasil penelitian didapatkan menurunnya konsentrasi di kelas dan
sebanyak 54,9% remaja putri mengalami banyak remaja putri yang tidak masuk
nyeri haid, terdiri dari 24,5% mengalami karena timbulnya nyeri haid (Sulastri, 2011
nyeri ringan, 21,28% mengalami nyeri dalam Rakhma, 2012).
sedang dan 9,36% mengalami nyeri Secara umum penanganan nyeri haid terbagi
berat (Arnis, 2012 dalam Savitri, 2015). menjadi dua kategori yaitu pendekatan

3
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

farmakologi dan non


farmakologi. Secara farmakologi nyeri
dapat ditangani dengan terapi analgetik,
yang merupakan metode paling umum
digunakan untuk menghilangkan nyeri.
Untuk mengurangi rasa nyeri, bisa
diberikan obat anti peradangan non steroid
misalnya ibuprofen, naproxen dan asam
mefenamat. Walaupun analgetik dapat
menghilangkan nyeri dengan efektif, namun
penggunaan analgetik akan berdampak
ketagihan dan akan memberikan efek
samping obat yang berbahaya (Potter dan
Perry, 2005; Priscilla, 2012 dalam Wianti,
A. dan Karimah, 2018). Teknik
keperawatan untuk mengurangi nyeri juga
dapat diterapkan seperti kompres hangat
pada daerah abdomen, massage abdomen,
mempertahankan postur tubuh yang baik,
latihan atau olahraga, serta gizi seimbang.
Selain itu juga dapat dikonsumsi asam
lemak esensial yang terdapat pada ikan
sarden atau salmon, suplemen (Mg dan Zn)
dan multivitamin terutama vitamin E,
mengurangi stress, serta massage daerah
perut. Penanganan nyeri haid dapat juga
dilakukan dengan olahraga ringan,
mengkonsumsi buah dan sayur, serta
mengurangi kadar gula dan kafein. Apabila
permasalahan semakin parah, maka harus
berkonsultasi dengan dokter (Dianawati,
2003 dalam Marlina, 2012). Penelitian yang
dilakukan Paramita di SMK YPKK I
Sleman Yogyakarta tahun 2010,
menyatakan bahwa sebagian besar remaja
putri menangani nyeri haid dengan
melakukan kompres hangat, yaitu sebanyak
48,3% remaja putri, istirahat 13,8%,

4
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

olahraga teratur 12,1%, pengkonsumsian


diperoleh dari buku- buku ilmiah, laporan
makanan bergizi 17,3%, pengkonsumsian
penelitian, karangan- karangan ilmiah, tesis
obat analgetik 10,3%, dan terapi hormonal
dan disertasi, peraturan- peraturan,
0% tidak ada satu pun remaja putri yang
ketetapan-ketetapan, buku tahunan,
melakukan terapi hormonal (Rakhma,
ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis
2012).
baik tercetak maupun elektronik lain.
Hasil penelitian tentang tingkat
Pada tahap awal pencarian data
nyeri dan penanganan nyeri sudah banyak
artikel menggunakan kata kunci. Tahap ini
dilakukan di wilayah Indonesia maupun di
dilakukan dengan memulai penilitian
negara – negara lain dan artikel
dengan cara mempersempit topik penelitian
penelitiannya banyak yang sudah
untuk mempermudah penelusuran literatur.
dipublikasikan di berbagai jurnal. Maka
Peneliti memilih istilah kunci dengan
untuk mendapatkan gambaran tingkat nyeri
menggunakan satu atau dua kata atau satu
dan penanganan nyeri haid dapat dilakukan
prase singkat. Istilah – istilah kata kunci
dengan cara studi literatur.
yang digunakan adalah tingkat nyeri haid
Karya Tulis ini berupa telaah
dan penanganan nyeri haid.
literatur dari berbagai sumber. Telaah
Kata kunci tersebut dimasukkan ke
literatur merupakan suatu penelitian yang
mesin pencarian/ databased Google Scholar
dilakukan dengan cara mencari referensi
dan menggunakan sumber primer. Sumber
teori yang relevan dengan kasus atau
primer adalah literatur yang ditulis
permasalah yang ditemukan, referensi ini
langsung oleh orang yang melakukan
dapat dicari melalui buku, jurnal, artikel,
penelitian atau ide asli dari penulis. Seperti
dan laporan penelitian (Dzakariyyah, 2017).
buku dan artikel, buku yang menjadi
Berdasarkan uraian di atas maka penulis
sumber pada penelitian ini berjumlah 8
tertarik membuat Karya Tulis Ilmiah
buah buku yang relevan terhadap penelitian
berbentuk telaah literatur dengan judul
yang dilakukan yang peneliti dapatkan dari
“Tingkat Nyeri Dan Penanganan Nyeri Saat
perpustakaan dan atikel yang digunakan
Menstruasi Pada Remaja Putri".
pada penelitian ini berjumlah 10 artikel
dipublikasikan oleh media elektronik
METODE
seperti jurnal pendidikan adalah salah satu
Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan
contohnya.
metodologi telaah literatur. Menurut
Artikel dan buku yang telah
Purwono (2010), telaah literatur adalah
diperoleh kemudian diolah oleh peneliti
segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
dengan cara dibaca, dicatat, diatur, dan
untuk menghimpun informasi yang relevan
ditulis kembali mengenai hasil atau konsep
dengan topik atau masalah yang akan atau
yang ada pada artikel dan buku yang
sedang diteliti. Informasi itu dapat
diperoleh untuk bisa menyusun telaah

5
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

literatur. Setelah penyusunan literatur


Dengan Upaya Penanganan Dismenore
selesai, peneliti harus menulis atau
pada Mahasiswi Pendidikan Biologi.
mencantumkan kajian pustaka dari 10
Penelitian ini merupakan penelitian
artikel yang telah ditelaah.
deskriptif. Penelitian dilakukan pada
mahasiswi S1 pendidikan biologi
HASIL DAN PEMBAHASAN
universitas mataram dengan jumlah
Hasil Penelitian
populasi sebanyak 55 orang dan sampel
Penelitian yang dilakukan oleh Tri
Ayu Illiyun tahun 2019 dengan judul yang diambil sebanyak 33 orang sesuai
dengan kriteria eksklusi dan inklusi yang
Gambaran Penanganan Nyeri Dismenore
Pada Remaja Putri Di Desa Kraden ditentukan oleh peneliti, penelitian ini
menggunakan teknik sampling purposive
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Semarang. Penelitian ini merupakan dan teknik pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Variabel penelitian pengetahuan
penelitian deskriptif. Teknik pengambilan
data menggunakan kuesioner. Teknik tentang menstruasi dengan upaya
penanganan dismenore. Analisis data
sampling yang digunakan berupa total
sampling. Variabel penelitian berupa berupa univariate. Hasil penelitian
didapatkan bahwa sebagian besar
penanganan nyeri dismenore. Analisis
data berupa univariate. Hasil penelitian mahasiswa mempunyai pengetahuan yang
baik (72,7 %) tentang menstruasi dan
menunjukkan dari 25 responden remaja
putri di Desa Kradenan Kecamatan sebanyak 27,3% memiliki pengetahuan
sedang mengenai menstruasi. Dan
Kaliwungu Kabupaten Semarang. Hasil
penelitian menunjukkan sebanyak 23 didapatkan bahwa sebagian besar
mahasiswa (93,94%) menangani nyeri
(92%) remaja putri melakukan
penanganan secara non farmakologi. ketika haid dengan cara non farmakologi
(tidak meminum obat), yang sebagian besar
Responden yang mengkonsumsi jamu
kunyit asam sebesar 4 remaja putri, menggunakan lebih dari satu macam cara
(Kusmiyati. Merta, I wayan. Bahri, 2016).
mengkonsumsi susu sebesar 1 remaja
putri, memperbanyak minum air putih Penelitian yang dilakukan oleh Ni

sebesar 1 remaja putri dan melakukan Lung Junianan Dewi dan Nengah Nuriari

tidur sebesar 17 remaja putri. Sebanyak 2 pada tahun 2019 dengan judul Derajat

(8%) remaja putri melakukan penanganan Dismenore Dengan Upaya Penanganan

secara farmakologi berupa obat asam Pada Remaja Putri. Penelitian ini

mefenamat (Illiyun, 2019). merupakan penelitian deskriptif. Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh ini dilakukan pada siswi SMPN 2 Denpasar

Kusmiyati pada tahun 2016 dengan judul dengan jumlah sampel sebanyak 119 siswi.

Studi Pengetahuan Tentang Menstruasi Peneliti menggunakan teknik sampling


purposive dan teknik pengumpulan data

6
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

menggunakan kuesioner. Analisis data


menggunakan obat dan pijatan sebanyak 15
berupa univariate. Hasil penelitian
orang (62,5 %).(Dewi & Nuriari, 2019).
didapatkan bahwa sebagian besar yaitu
Penelitian yang dilakukan oleh
40,3% memiliki derajat dismenorea yang
Sandra Febrianti dan Fatma Rinjani Muslim
sedang. Berdasarkan interpretasi dari 119
pada tahun 2016 tentang Gambaran Upaya
responden didapatkan bahwa sebagian
Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenore
besar yaitu 63,0% upaya penanganan
Di SMK YBKP3 Tarogong Kidul.
dismenorea menggunakan non
Penelitian ini merupakan penelitian
farmakologi. Hal ini berarti bahwa ada
deskriptif. Penelitian dilakukan pada siswi
hubungan derajat dismenorea dengan
SMK YBKP3 Tarogong Kidul dengan
upaya penanganan pada siswi di SMP
sampel Sebanyak 52 siswi. Penelitian
Negeri 2 Denpasar. Sedangkan derajat
menggunakan teknik sampling accidental.
dismenore didapatkan bahwa siswi yang
Teknik pengumpulan data menggunakan
mengeluh derajat nyeri ringan sebanyak 47
kuesioner. Analisis data berupa univariate.
siswi yaitu 39,5 %, derajat nyeri sedang
Hasil penelitian menunjukkan sebagian
sebanyak 48 siswi yaitu 40,3%, dan derajat
responden (50,0%) mengalami kejadian
nyeri berat sebanyak 24 siswi yaitu 20,2 %
dismenorea pada kategori nyeri berat dan
mendengarkan terapi musik sebanyak 32
upaya yang dilakukan oleh responden
orang (68,1 %) dan melakukan kompres
dalam mengatasi dismenorea adalah dengan
hangat di perut sebanyak 15 orang (31,9
kompres air hangat sebanyak (57,7%),
%). Siswi yang mengalami derajat
beristirahat atau tidur dilakukan oleh
disminorea sedang sebanyak 48 orang.
sebagian besar responden (51,9%), hampir
Upaya penanganan yang dilakukan
setengah responden (34,6%) melakukan
sebagian besar menggunakan teknik
distraksi, kemudain hampir setengah
pengobatan non farmakologi dengan
responden (30,8%) melakukan dengan
kompres hangat sebanyak 18 orang
mandi air hangat dan melakukan teknik
(37,5%), mengkonsusmsi jamu kunyit
guide imagery. Upaya penanganan
sebanyak 9 orang (18,8 %), melakukan
dismenore dengan cara farmakologi pada
pijatan diperut sebanyak 15 orang (31,3
responden dibagi menjadi dua bagian yaitu
%), dan dengan olah raga sebanyak 6 orang
minum obat anti nyeri dari obat-obat dibeli
(12,5%). Siswi yang mengalami derajat
dari warung (Feminax, Panadol, Biogesik,
disminorea berat sebanyak 24 orang.
dll) dan minum obat anti nyeri dari resep
Upaya penanganan yang dilakukan
dokter (Asetaminofen, Asam mefenamat,
sebagian besar menggunakan pengobatan
Aspirin, dll). Siswi yang melakukan upaya
farmakologi dan non farmakologi yaitu obat
penanganan dismenore dengan meminum
dan kompres hangat sebanyak 9
obat anti nyeri dari obat-obat warung
orang (37,5 %),
dilakukan hampir setengahnya responden

7
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

(26,9%). Sedangkan yang melakukan upaya


(12,5%) melakukan penanganan dengan
penanganan dismenore dengan meminum
tepat dan hanya 4 orang (8,3%) menangani
obat anti nyeri dari resep dokter dilakukan
secara tidak tepat, kemudian derajat
oleh sebagian kecil responden (17,3%)
dismenore berat hanya 1 orang (2,08%)
(Febrianti & Muslim, 2018).
yang menangani dengan tepat dan sebanyak
Penelitian yang dilakukan oleh
2 orang (4,17%) menangani tidak tepat
Anita Misliani pada tahun 2019 dengan
(Misliani et al., 2019).
judul Penanganan Dismenore Cara
Penelitian yang dilakukan oleh Mia
Farmakologi Dan Non Farmakologi.
Rita Sari pada tahun 2018 tentang
Penelitian ini merupakan penelitian
Gambaran Derajat Dismenorea (Nyeri
deskriptif. Penelitian ini menggunakan
Haid) Dan Upaya Penanganan Pada Remaja
teknik total sampling. Teknik pengumpulan
Putri Usia 13-15 Tahun Di SMPN 2
data menggunakan kuesioner. Variablel
Tembilahan Hulu. Penelitian ini merupakan
pada penelitian ini penanganan dismenore
penelitian deskriptif. Teknik sampling
cara farmakologi dan Non Farmakologi.
menggunakan simple random sampling.
Analisis data berupa univariate. Hasil
Variabel penelitian derajat dismenore dan
penelitian menunjukkan bahwa responden
upaya penangananya. Teknik pengumpulan
yang mengalami derajat dismenore ringan
data menggunakan kuesioner. Analisis data
sebanyak 35 orang (72,9%) yang dirasakan
berupa univariate. Hasil dilihat bahwa
oleh siswi yaitu agak mengganggu, derajat
responden yang berasal dari kelas VIII
dismenore sedang sebanyak 10 orang
sebanyak 33 orang (41%), kelas IX
(20,8%) yang hasil pengisian kuesioner
sebanyak 48 orang (59%) dan berumur 13
dismenore yang dirasakan oleh siswi yaitu
tahun sebanyak 11 orang (14%), umur 14
mengganggu aktivitas, dan derajat
tahun sebanyak 19 orang (23%), berumur
dismenore berat hanya 3 orang (6,3%) yang
15 tahun sebanyak 51 orang (63%), yang
hasil pengisian kuesioner dismenore yang
mengalami dismenorea sebanyak 81 orang
dirasakan oleh siswi sangat mengganggu
(70%) dan yang tidak mengalami
aktivitas siswi tersebut. Upaya penanganan
dismenorea sebanyak 34 orang (30%), yang
dismenore yang dilakukan responden
mengalami derajat dismenorea ringan
berdasarkan derajat dismenore pada
sebanyak 41 orang (50.6%),
kategori penanganan tepat dan tidak tepat
dismenorea
didapatkan hasil yaitu dengan derajat
sedang sebanyak 33 orang (40.7%) dan
dismenore ringan sebanyak 27 orang
dismenorea berat sebanyak 7 orang (8.7%).
(56,35%) menangani dismenore dengan
Sedangkan responden yang mengalami
tepat dan hanya 8 orang (16,7%) menangani
dismenorea derajat ringan skala 1 sebanyak
dengan tidak tepat, sedangkan derajat
9 orang (22%), skala 2 sebanyak 14 orang
dismenore sedang sebanyak 6 orang
(34%), skala 3 sebanyak 18 orang (44%),

8
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

dismenorea derajat sedang skala 4 mengalami nyeri pada


sebanyak 7 orang (21%), skala 5 sebanyak
22 orang
(67%), skala 6 sebanyak 4 orang (12%),
dismenorea derajat berat skala 7 sebanyak 6
orang (86%), skala 8 sebanyak 1 orang
(14%) dan skala 9 serta skala 10 sebanyak 0
orang (0%). Responden yang mengalami
dismenorea upaya penanganannya secara
non farmakologi sebanyak 65 orang
(80,3%), yang mengalami dismenorea
upaya penangananya secara kombinasi (non
farmakologi dan farmakologi) sebanyak 13
orang (16,0%), dan yang mengalami
dismenorea upaya penangananya secara
farmakologi sebanyak 3 orang (3,7%).
(Sari, 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh


Rahayu Savitri pada tahun 2015 tentang
Gambaran Skala Nyeri Haid Pada Usia
Remaja. Penelitian ini penelitian
merupakan penelitian deskriptif, Teknik
sampling menggunakan purposive
sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner, Variabel pada
penelitian ini skala nyeri haid. Analisis data
berupa univariate. Hasil penelitian bahwa
sebanyak 6 orang siswi yang mengalami
dismenorea (11,8%) berada di skala nyeri
ringan, sebanyak 38 orang siswi yang
mengalami nyeri sedang sebanyak (74,5%),
sebanyak 6 orang siswi yang mengalami
nyeri berat (11,8%) dan sebanyak 1 orang
siswi yang mengalami nyeri yang sangat
berat (2,0%) dan Berdasarkan data
menunjukkan bahwa skala nyeri haid siswi,
sebagian besar siswi pada saat menstruasi

9
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

rentang nyeri sedang. Hal ini terbukti dari didaptkan hasil sebanyak 9 responden
besarnya persentase pada skala nyeri (19,6%) mengalami nyeri ringan,
sedang yaitu sebanyak 38 orang siswi sebanyak 37 responden (80,4%)
(74,5%) mengalami nyeri berat dan tidak ada yang
(Savitri, 2015). mengalami nyeri sedang (Setiawan &
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, 2018).
Sinta Ayu Setiawan dan Linda Lestari Penelitian yang dilakukan oleh
tahun 2018 dengan judul Hubungan Sheila Priscilla pada tahun 2017 tentang
Nyeri Haid (Dismenore) dengan Gambaran Penanganan Nyeri Haid Pada
Aktivitas Belajar Sehari – hari Pada Siswi SMPN 2 Sedayu Periode Maret
Remaja Putri Kelas VII Di SMPN 3 2017. Penelitian menggunakan rancangan
Pulung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi seluruh
penelitian analitik. Teknik pengambilan siswi SMPN 2 Sedayu kelas VIII
data menggunakan kuesioner. Teknik sebanyak 70 orang dan sampel sebanyak
sampling yang digunakan berupa total 42 orang. Teknik sampling menggunakan
accidental sampling. Variabel penelitian purposive sampling. Teknik pengumpulan
berupa Hubungan nyeri haid dengan data menggunakan kuesioner. Variabel
aktivitas belajar sehari – hari. Analisis penelitian ini penanganan nyeri haid.
data berupa bivariate. Hasil penelitian Analisis data berupa univariate. Hasil
menunjukkan dari 46 responden

penelitian menunjukkan tindakan hangat saat mengalami nyeri haid, sebanyak


swamedikasi secara non farmakologi pada 4 (9,5%) siswi melakukan pengompresan
dismenore dilakukan sebanyak 24 menggunakan air hangat di perut bagian
(57,1%) siswi yang olahraga dan istirahat bawah atau perut yang nyeri. Berdasarkan
yang cukup untuk mencegah nyeri haid, tindakan swamedikasi secara farmakologi
sebanyak 19 (45,2%) siswi yang pada dismenore diperoleh hasil bahwa yang
mengkonsumsi nutrisi yang cukup untuk dilakukan sebanyak 10 (23,8%) siswi
mencegah nyeri haid, sebanyak 18 meminum obat anti nyeri dari obat warung
(42,9%) siswi yang melakukan pemijatan yang meliputi 9 (21,4%) siswi menggunakan
pada area perut yang terasa nyeri, obat feminax dan 1 (2,4%) siswi
sebanyak 16 (38,1%) siswi melakukan menggunakan obat biogesik. Serta sebanyak
teknik relaksasi saat mengatasi nyeri haid, 7 (16,6%) siswi meminum obat anti nyeri
sebanyak 14 (33,3%) siswi melakukan dari resep dokter yang meliputi 3 (7,1%)
tindakan penanganganan dismenore siswi menggunakan
dengan mengubah pola hidup sehat, obat paracetamol dan 4 (9,5%) siswi
sebanyak 8 (19,0%) siswi mengolesi perut menggunakan obat asam mefenamat.
yang nyeri dengan balsam atau lotion Frekuensi tindakan swamedikasi secara

10
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

farmakologi pada dismenore dapat


atau berkurangnya rasa nyeri haid setelah
diketahui pula bahwa sebanyak 23
melakukan tindakan penanganan (Priscilla
(54,8%) siswi telah merasakan sembuh
& Rimbi, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh
Uung Cahya Sholeh Haria Sari pada tahun
2019 dengan judul Gambaran Tingkat
Nyeri Haid (Dismenore) Pada Remaja Putri
di Pondok Pesantren Fatchul Ulum
Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner tipe check list.
Teknik sampling menggunakan total
sampling. Variabel penelitian tingkat nyeri
haid (dismenore). Analisis data berupa
univariate. Hasil penelitian untuk nyeri
dismenore paling banyak responden
mengalami skala nyeri sedang yaitu
sebanyak 13 responden (32.5%), nyeri
ringan yaitu sebanyak 7 responden (17.5%),
nyeri berat yaitu 11 responden (27.3%).
Dalam penelitian ini juga menyatakan
bahwa 36 (90%) responden mestruasinya
secara rutin dan 30 (75%) responden pernah
mengalami nyeri haid. Kualitas nyeri yang
dirasakan bahwa 19 responden (47.5%)
mengalami nyeri tusuk. Untuk penanganan
pada penelitian ini lebih banyak memilih
meminum air putih sebanyak 50 %,
relaksasi sebanyak 32% sedangkan untuk
pemberian obat 7,5% dan untuk kompres
dan olahraga masing-masing 5% (Sari,
2012).

PEMBAHASAN ini, dapat diuraikan beberapa persamaan


A. Persamaan yang terdapat pada artikel tersebut.
Berdasarkan artikel penelitian yang 1. Rancangan penelitian
relevan dengan permasalahan pada KTI Rancangan penelitian deskriptif
11
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

terdapat pada penelitian Tri Ayu


berdasarkan ciri atau sifat populasi
Illiyun, Kartika Sari, Luvi Dian
yang sudah diketahui sebelumnya
Afriyani (2019), Kusmiyati (2018), Ni
(Notoatmodjo, 2014).
Luh Yuning Junianan Dewi dkk
Teknik sampling total sampling terdapat
(2019), Sandra Febrianti dan Fatma
pada penelitian Tri Ayu Illiyun, Kartika
Rinjani Muslim (2016), Anita Misliani
Sari, Luvi Dian Afriani (2019), Anita
Mahdalena dan Syamsul Firdaus
Misliani Mahdalena dan Syamsul
(2016), Mia Rita Sari (2018), Rahayu
Firdaus (2016), Uung Cahya Sholeh
Savitri (2015), Sheila Priscilla dan
Haria Sari (2019). Total sampling adalah
Onida Rimbi (2017), Uung Cahya
teknik pengambilan sampel dimana
Sholeh Haria Sari (2019).
jumlah sampel sama dengan populasi
Penelitian deskriptif adalah penelitian
(Setiawan, Dony dan Prsetyo, 2015).
yang berusaha mendeskripsikan dan
Teknik sampling accidental terdapat
menginterpretasikan sesuatu, misalnya
pada penelitian. Sandra Febrianti dan
kondisi atau hubungan yang ada,
Fatma Rinjani Muslim (2016) Sinta Ayu
pendapat yang berkembang, proses yang
Setiawan, Linda Lestari (2018). Teknik
sedang berlangsung, akibat atau efek
sampling accidental adalah teknik
yang terjadi, atau tentang
penentuan sampel berdasarkan
kecenderungan yang tengah berlangsung
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
(Setiawan, Dony dan Prsetyo, 2015).
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
2. Teknik sampling
digunakan sebagai sampel, bila
Teknik sampling purposive
dipandang orang yang kebetulan ditemui
terdapat pada penelitian Kusmiyati
itu cocok sebagai sumber data
(2018), Ni Luh Yuning Junianan Dewi
(Setiawan, Dony dan Prsetyo, 2015).
dkk (2019), Rahayu Savitri (2015),
3. Instrumen penelitian
Sheila Priscilla dan Onida Rimbi
Instrumen penelitian kuesioner
(2017). Purposive sampling adalah
terdapat pada penelitian Tri Ayu
suatu pertimbangan tertentu yang
Illiyun, Kartika Sari, Luvi Dian
dibuat oleh peneliti sendiri,
Afriyani (2019), Kusmiyati (2018), Ni
Luh Yuning Junianan Dewi dkk
(2019), Sandra Febrianti dan Fatma
Rinjani Muslim (2016), Anita Misliani
Mahdalena dan Syamsul Firdaus
(2016), Mia Rita Sari (2018), Sinta
Ayu dan Linda Lestari (2018), Sheila
Priscilla dan Onida Rimbi (2017),
Uung Cahya Sholeh Haria Sari (2019).

12
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

Kuesioner adalah teknik pengumpulan


mengalami nyeri yang sangat berat
data yang dilakukan dengan cara
(2,0%). Pada penelitian yang
memberi seperangkat pertanyaan atau
dilakukan oleh Uung Cahya Sholeh
pernyataan tertulis kepada para
Haria Sari (2019) didapatkan hasil
responden untuk dijawab (Sujarweni,
nyeri haid sebanyak 7 orang (17.5%)
2014).
yang mengalami nyeri ringan,
4. Analisis Data
sebanyak 13 orang (32.5%) yang
Analisis data univariate terdapat
mengalami nyeri sedang, dan 11 orang
pada penelitian Tri Ayu Illiyun,
(27.3%) yang mengalami nyeri berat.
Kartika Sari, Luvi Dian Afriyani
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh
(2019), Kusmiyati (2018), Ni Luh
Yuning Junianan Dewi dan Nengah
Yuning Junianan Dewi dkk (2019),
Nuriari (2019) sebanyak 47 siswi (39,5
Sandra Febrianti dan Fatma Rinjani
%) yang mengalami nyeri ringan,
Muslim (2016), Anita Misliani
sebanyak 48 siswi (40,3%) yang
Mahdalena dan Syamsul Firdaus
mengalami nyeri sedang, dan 24 siswi
(2016), Mia Rita Sari (2018), Rahayu
(20,2%) yang mengalami nyeri berat.
Savitri (2015), Sheila Priscilla dan
Dari hasil penelitian Rahayu
Onida Rimbi (2017), Uung Cahya
Savitri (2015), Uung Cahya Sholeh
Sholeh Haria Sari (2019).
Haria Sari (2019), dan Ni Luh Yuning
Analisis univariate adalah pengolahan
Junianan Dewi dan Nengah Nuriari
hasil data yang bertujuan untuk
(2019) menunjukkan bahwa tingkat
menjelaskan atau mendeskripsikan
nyeri haid yang dirasakan paling
karakteristik setiap variabel penelitian
banyak adalah nyeri sedang. Nyeri
yang disajikan dalam tabel distribusi
sedang adalah nyeri yang cukup
frekuensi disertai penjelasan
mengganggu dan memerlukan obat
(Notoatmodjo, 2014).
untuk menghilangkan rasa nyeri dan
5. Hasil penelitian
penderita masih bisa melakukan
Hasil penelitian yang serupa dan
aktivitas sehari – hari, dimana pada
berkaitan dijelaskan oleh Rahayu
tingkatan ini mengalami nyeri tetapi
Savitri (2015) pada penelitiannya
masih bisa melakukan aktivitas
didapatkan hasil sebanyak 6 orang
(Ratnawati, 2018).
siswi (11,8%) yang mengalami nyeri
Menurut Ratnawati (2018),
ringan, sebanyak 38 orang siswi
tingkat nyeri haid dibagi menjadi tiga
(74,5%) yang mengalami nyeri
kategori yaitu: nyeri ringan, nyeri
sedang, sebanyak 6 orang siswi
sedang dan nyeri berat. Penyebab
(11,8%) yang mengalami nyeri berat
nyeri haid dibagi menjadi dua, yaitu:
dan 1 orang siswi (2,0%) yang
penyebab nyeri haid primer dan

13
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

penyebab nyeri haid sekunder.


Penelitian yang dilakukan oleh
Penyebab nyeri haid primer terdiri
Sheila Priscilla dan Onida Rimbi
dari: faktor psikologis, faktor
(2017), didapatkan
endokrin, alergi. Penyebab nyeri haid
75 responden (63,0%) menggunakan
sekunder terdiri dari: faktor konstitusi
upaya penanganan dismenore dengan
seperti anemia, faktor seperti obstruksi
non farmakologi seperti massage
kanalis servikalis, anomaly uterus
(42,9%), kompres hangat (33,3),
kongenitak, leimyoma submukosa dan
istirahat yang cukup (57,1%),
endometriosis dan adenomeosis.
mengonsumsi nutrisi yang cukup
Penelitian yang dilakukan oleh
(45,2%) teknik relaksasi (38,1) dan 29
Tri Ayu Illiyun, Kartika Sari, Luvi
responden (24,4%) menggunakan upaya
Dian Afriyani (2019), sebanyak 23
penanganan dismenore dengan
(92%) remaja putri melakukan
farmakologi seperti 10 (23,8%) siswi
penanganan secara non farmakologi.
meminum obat anti nyeri dari obat
Responden yang mengkonsumsi jamu
warung yang meliputi 9 (21,4%) siswi
kunyit asam sebanyak 4 remaja putri,
menggunakan obat feminax dan 1
mengkonsumsi susu hanya 1 remaja
(2,4%) siswi menggunakan obat
putri, memperbanyak minum air putih
biogesic. Serta sebanyak 7 (16,6%)
hanya 1 remaja putri dan melakukan
siswi meminum obat anti nyeri dari
tidur sebanyak 17 remaja putri.
resep dokter yang meliputi 3 (7,1%)
Sebanyak 2 (8%) remaja putri
siswi menggunakan obat paracetamol
melakukan penanganan secara
dan 4 (9,5%) siswi menggunakan obat
farmakologi berupa obat asam
asam mefenamat, dan
mefenamat.
15 responden (12,6%) menggunakan
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh upaya penanganan dismenore
Yuning Junianan Dewi (2019) farmakalogi dan non farmakologi.
didapatkan bahwa sebagian besar yaitu Penelitian yang dilakukan oleh
63,0% upaya penanganan dismenorea Mia Rita Sari (2018) menyatakan 3
menggunakan non farmakologi seperti responden (3,7%) menggunakan upaya
kompres hangat sebanyak 18 orang penanganan dismenore dengan
(37,5%), mengkonsusmsi jamu kunyit farmakologi, 65 responden (80,3%)
sebanyak 9 orang (18,8 %), melakukan menggunakan upaya penanganan
pijatan diperut sebanyak 15 orang (31,3 dismenore dengan non farmakologi
%), dan dengan olah raga sebanyak 6 seperti relaksasi nafas dalam sebanyak
orang (12,5%). 42 orang (28%), massage/pijat
sebanyak
38 orang (25%), olahraga (senam)

14
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

sebanyak 28 orang (19%), distraksi

musik sebanyak 20 orang (13%), Kartika Sari, Luvi Dian Afriyani


minum jamu sebanyak 12 orang (8%)
dan kompres hangat sebanyak 10 orang
(7%). Dan 13 responden (16,0%)
menggunakan upaya penanganan
dismenore dengan farmakologi dan non
farmakologi.
Penelitian yang dilakukan oleh
Kusmiyati (2016) didapatkan 2
responden (6,06%) menggunakan cara
farmakologi yang didapatkan dari
dokter, dan 31 responden (93,94%)
menggunakan cara non farmakologi
seperti menggunakan kompres hangat,
massage, nafas dalam, distraksi,
mengoleskan minyak kayu putih, tidur
dengan perut diganjal bantal. Penelitian
yang dilakukan oleh Sandra Pebrianti
dan Fatmah Rinjani Muslim (2016)
didapatkan upaya penanganan yang
dilakukan secara non farmakologi
sebanyak 7 orang melakukan relaksasi,
18 orang melakukan distraksi, 30 orang
melakukan kompres hangat, 16 orang
melakukan mandi air hangat, 17 orang
meminum jamu/ ramuan herbal, 16
orang melakukan imajinasi terbimbing,
27 orang melakukan pemijatan, 11
orang melakukan olahraga, 27 orang
dengan beristirahat atau tidur.
Sedangkan yang melakukan
penanganan dengan cara farmakologi
14 orang membeli obat di warung dan 9
orang membeli obat yang diresepkan
dokter.
Hasil penelitian Tri Ayu Illiyun,

15
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

(2019), Ni Luh Yuning Junianan (Pramardika & Fitriani, 2019).


Dewi (2019), Sheila Priscilla dan Hal ini sejalan dengan teori
Onida Rimbi (2017), Mia Rita Pramardika & Fitriani (2019),
Sari (2018) penanganan penanganan dibagi menjadi
Kusmiyati (2016) dan Sandra 2 yaitu menggunakan cara farmakologi
(2017) menunjukkan seperti obat analgetik dan terapi
bahwa upaya hormonal, dan menggunakan cara non
penanganan nyeri haid farmakologi seperti massage, kompres
(dismenore) yang paling banyak hangat, kompres dingin, TENS
dilakukan adalah penanganan (Transecutaneus Elektrikal Nerve
secara non farmakologi. Terapi Stimulation) teknik distraksi, relaksasi/
non farmakologi adalah terapi tarik nafas dalam, olahraga, imajinasi
alternative komplementer yang terbimbing dan pengobatan herbal.
dapat dilakukan sebagai upaya B. Perbedaan
menangani nyeri haid tanpa 1. Rancangan penelitian
menggunakan obat- obatan kimia. Rancangan penelitian analitik
Tujuan dari terapi non terdapat pada penelitian Sinta Ayu
farmakologi adalah dan Linda Lestari (2018). Rancangan
untuk penelitian analitik adalah suatu
meminimalisir efek dari zat kimia rancangan penelitian untuk melihat
yang terkandung dalam obat hubungan dua variabel atau lebih

tanpa adanya perlakuan atau adalah proses komunikasi yang sangat


intervensi (Sujarweni, 2014). menentukan dalam proses penelitian,
2. Teknik sampling dengan wawancara data yang
Teknik sampling simple random diperoleh akan lebih mendalam,
terdapat pada penelitian Mia Rita karena mampu menggali pemikiran
Sari (2018). Teknik sampling simple atau pendapat secara detail (Setiawan,
random adalah dikatakan simpel Dony dan Prsetyo, 2015).
karena sederhana. Pengambilan
4. Analisis Data
anggota sampel dari populasi
Analisis data bivariate digunakan
dilakukan secara acak tanpa
pada penelitian Sinta Ayu Setiawan,
memperhatikan strata yang ada di
Linda Lestari (2018). Analisis data
dalam populasi (Sujarweni, 2014).
bivariate adalah salah satu bentuk
3. Instrumen penelitian
analisis kuantitatif (statistik) yang
Instrumen penelitian wawancara dan
paling sederhana yang bertujuan untuk
kuesioner terdapat pada penelitian
menganalisis hubungan
Rahayu Savitri (2015). Wawancara
antara dua variabel (Setiawan, Dony
16
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

dan Prsetyo, 2015).


Penelitian yang dilakukan
yaitu sebanyak 1 orang yang Sheila Priscilla dan Onida Rimbi
meminum susu, 1 orang yang (2017) didapatkan perbedaan dalam
meminum susu. penanganan nyeri haid secara non
farmakologi yaitu, sekitar (57,1%)
yang melakukan istirahat, dan
(45,2%) yang mengonsumsi nutrisi.
Penelitian yang dilakukan
Kusmiyati (2016) didapatkan
perbedaan dalam penanganan nyeri
haid secara non farmakologi yaitu
dengan mengoleskan minyak kayu
putih dan tidur dengan perut
diganjal bantal.
Penelitian yang dilakukan
Sandra Pebrianti (2016) didapatkan
perbedaan dalam penanganan nyeri
haid secara non farmakologi
sebanyak 16 orang melakukan
mandi air hangat, dan 27 orang
yang memilih beristirahat/ tidur.
5. Hasil penelitian
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Anita Misliani (2016)
yaitu, penanganan nyeri menstruasi
dinyatakan dengan tepat dan tidak
tepat. Dengan hasil penelitian derajat
dismenore ringan, sebanyak 27
orang (56,35%) menangani
dismenore dengan tepat dan hanya 8
orang (16,7%) menangani dengan
tidak tepat. Derajat dismenore
sedang, sebanyak 6 orang (12,5%)
melakukan penanganan dengan tepat
dan hanya 4 orang (8,3%)
menangani secara tidak tepat.
Kemudian derajat dismenore berat,

17
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

hanya 1 orang (2,08%) yang


SIMPULAN
menangani dengan tepat dan
1. Persamaan konsep/teori atau hasil-
sebanyak 2 orang (4,17%)
hasil penelitian mengenai tingkat
menangani tidak tepat.
nyeri dan penanganan nyeri haid
Hal ini berbeda dengan
a. Berdasarkan metodologi
penelitian yang dilakukan oleh Ni
penelitian, persamaan yang
Luh Yuning Junianan Dewi dan
terdapat pada artikel-artikel
Nengah Nuriari (2019), Sheila
penelitian yang ditelaah adalah 9
Priscilla dan Onida Rimbi (2017),
buah penelitian menggunakan
Mia Rita Sari (2018) dan Kusmiyati
rancangan penelitian deskriptif, 4
(2016) yang menyatakan penanganan
buah penelitian menggunakan
dismenore melalui penanganan
teknik purposive sampling, 2
farmakologi dan non farmakologi.
accidental sampling dan 3
Lebih lanjut Sheila Priscilla dan
menggunakan total sampling, 9
Onida Rimbi (2017), menjelaskan
buah penelitian instrumen
bahwa mayoritas siswi melakukan
penelitian menggunakan
olahraga dan istirahat yang cukup
kuesioner, dan 9 buah penelitian
untuk menangani nyeri haid. Hal ini
menggunakan analisis data
berbeda dengan penelitian Uung
univariate.
Cahya Sholeh Haria Sari (2019)
b. Berdasarkan hasil penelitian,
yang menjelasakan bahwa untuk
sebagian besar hasil penelitian
mengurangi rasa sakit, mayoritas
menunjukkan bahwa tingkat
wanita minum banyak air putih.
nyeri haid pada remaja putri
Penelitian yang dilakukan Tri
yang paling banyak adalah
Ayu Illiyul (2019) didapatkan
tingkat nyeri haid sedang, yang
perbedaan dalam penanganan nyeri
cukup mengganggu dan
haid secara non farmakologi, Hal ini
memerlukan obat untuk
berbeda dengan teori yang
menghilangkan rasa nyeri
dikemukakan oleh Pramardika dan
dimana penderita masih bisa
Fitriani (2019) dimana penanganan
melakukan kegiatannya. Hasil
nyeri haid secara non farmakologi
penelitian mengenenai
dengan cara massage, kompres
penanganan nyeri haid secara
hangat, kompres dingin, distraksi,
non farmakologi yang meliputi:
relaksasi, olahraga, TENS, imajinasi
kompres hangat, kompres dingin,
terbimbing dan pengobatan herbal/
teknik relaksasi, teknik distraksi,
jamu.
massage, olahraga, imajinasi
terbimbing, dan pengobatan

18
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

herbal / jamu. Cara – cara

tersebut banyak dipilih karena


DAFTAR PUSTAKA
minim efek samping dan lebih
Andarmoyo, S. (2013). Persalinan Tanpa
mudah dilakukan.
Nyeri Berlebihan: Konsep dan
2. Perbedaan konsep/teori atau hasil-
Aplikasi Manajemen Nyeri
hasil penelitian tentang tingkat
Persalinan. Yogyakarta: Ar- Ruzz
tingkat nyeri dan penanganan nyeri
Media.
haid
Dewi, N. L. Y. J., & Nuriari, N. (2019).
a. Berdasarkan metodologi
Derajat Dismenorea Dengan Upaya
penelitian, perbedaan yang
Penanganan Pada Remaja Putri. 12,
terdapat pada artikel-artikel
114–120. ISSN:
penelitian yang ditelaah adalah 1
2620-8695 http://jurnalartikel/Nengah
penelitian menggunakan
Runiani.pdf
rancangan penelitian analitik, 1
Febrianti, S., & Muslim, F. R. (2018).
penelitian menggunakan teknik
Penyuluhan Upaya Remaja Putri
simple random sampling, 1
Dalam Mengatasi Dismenorea Di
penelitian yang menggunakan
SMK YBKP3 Tarogong Kidul Garut.
teknik wawancara dalam
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
mengumpulkan data, dan 1
Masyarakat, 1, Nomor 2(2), 83–91.
penelitian menggunakan analisis
ISSN: 1978-7257
data bivariate.
Februanti, S. 2017. Gambaran pengetahuan
b. Berdasarkan hasil penelitian,
remaja putritentang penanganan
dapat disimpulakan bahwa upaya
dismenore di smpn 9 Tasikmalaya. 1–
penanganan nyeri haid
7.
dinyatakan dengan tindakan
Herawati, R. (2017). Faktor-Faktor Yang
tepat atau tidak tepat dan dengan
Mempengarui Kejadian Nyeri Haid.
cara farmakologi dan non
161–
farmakologi. Selain itu hasil
172.http://ejournal.upp.ac.id/index.ph
penelitian mengenai penanganan
p/a kbd/article/view/1382
nyeri haid secara non
Illiyun, T. A. (2019). Gambaran
farmakologi yang berbeda adalah
Penanganan Nyeri Dismenore Pada
minum susu, dan minum air,
Remaja Putri Di Desa Kradenan
istirahat dan mengonsumsi
Kec. Kaliwungu Kab Semarang. 1–
nutrisi, mengoleskan minyak
13. ISSN: 0033-2909
kayu putih, dan tidur dengan
https://doi.org/.1037//0033-
perut diganjal bantal, mandi air
2909.I26.1.78
hangat dan tidur/ beristirahat.
Irianto, K. (2015). Kesehatan
19
Volume 1 Nomor 1 Januari 2021

Reproduksi. Bandung: CV. Alfabeta.

Kumalasari, Intan dan Andhyantoro, I.


Menstruasi Dengan Upaya
(2013). Kesehatan Reproduksi untuk
Penanganan Dismenore Pada
Mahasiswa Kebidanan dan
Mahasiswa Pendidikan Biologi.
Keperawatan. Jakarta: Salemba
XI(1),47–50.
Medika.
https://jurnalartikel/Kusmiyati.pd
Kusmiyati. Merta, I wayan. Bahri, S.
f ISSN: 2410-1500.
(2016). Studi pengetahuan Tentang

20

Anda mungkin juga menyukai