PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa
remaja putri bukan hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek
menarche. Menarche atau terjadinya menstruasi pertama kali yang dialami seorang
adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi
(Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. (2010). Kebanyakan wanita mengalami tingkat kram
yang berbeda-beda hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman, sedangkan
beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan antivitas sehari-
didunia kurang lebih 50% wanita yang mengalami dismenore (Aprilia et al., 2021).
Dimana kejadian dismenore primer pada setiap negara dilaporkan sekitar lebih dari
50%. Prevelensi dismenore primer di Amerika Serikat pada tahun 2012 pada wanita
umur 12-17 tahun adalah sekitar 59,7% dengan derajat kesakitan 49% dismenorea
ringan, 37% dismenorea sedang dan dismenorea berat 12%. Pada remaja putri Turki
1
ditemukan 31,2 % mengalami ketidak teraturan siklus menstruasi dikarenakan
negara lain didunia. Menurut Proverawati & Misaroh tahun 2012 di Indonesia angka
kejadian dismenorea pada wanita terdiri dari 72,89% dismenore primer sedangkan
55% remaja mengalami dismenore (Susanti, et al., 2018). Menurut data tingkat
Provinsi Lampung pada tahun 2014 presentase rata-rata remaja wanita mengalami
haid sekitar 40% dari wanita-wanita usia yang produktif mengalami gejala-gejala
dismenore yang cukup untuk mempengaruhi hidup mereka sehari-hari sampai taraf
tahun 2014, dismenorhea menempati urutan pertama keluhan yang sering terjadi
pada wanita, Pravelensi dismenorhea lebih tinggi pada kelompok usia remaja 10-20
berlebihan, sehingga menyebabkan uterus untuk berkontraksi secara cepat dan juga
yang menuju ke uterus menurun sehingga uterus tidak mendapat suplai oksigen yang
adekuat sehingga menyebabkan nyeri (Astrida Rakhma, 2013). Penyebab nyeri haid
bisa bermacam- macam, bisa karena suatu proses penyakit (misalnya radang
panggul), endometriosis, tumor atau kelainan letak uterus, dan stres atau kecemasan
2
yang berlebihan (Arifin, 2007 dalam Oktaviana dan Imron, 2012). Terdapat juga
faktor yang mempengaruhi dismenore primer yaitu status gizi. Remaja yang
memiliki status gizi yang kurang selain dapat mengakibatkan terganggunya fungsi
reproduksi. Hal inilah yang akan berdampak pada gangguan dismenore (Nataria,
2011). Begitu juga dengan umur menarche yang terlalu dini, pada dasarnya umur
Dismenore ditandai dengan nyeri kram pada bagian bawah perut yang
Berdasarkan studi epidemiologi pada populasi remaja wanita (berusia 12-17 tahun)
wanita untuk tidak masuk sekolah (Anurogo dan Wulandari, 2011). Terhadap jumlah
aktivitasnya, seperti sulit dalam beraktifitas dan absen dari mata pelajaran sekolah
(Purwanti, 2012). Dilaporkan lebih dari 20% wanita sering tinggal di rumah untuk
istirahat dan pembatasan dalam aktifitas fisik sewaktu nyeri haid. Derajat nyeri dan
kadar gangguan tentu tidak sama pada setiap wanita, ada yang masih bisa bekerja
dan beraktivitas ada pula yang tidak bisa beraktifitas (Proverawati, 2009). Dampak
yang terjadi jika nyeri haid (dismenore) tidak diatasi dapat menyebabkan gangguan
terdeteksi atau kehamilan ektopik pecah, kista pecah, perforasi rahim dari IUD,
gejala nyeri yaitu dengan cara farmakologi dan non farmakalogi. Obat farmakologi
yang sering digunakan adalah analgesik dan anti inflamasi seperti asam mafenamat,
3
ibuprofen, dan lain-lain. Akan tetapi penggunaan obat-obatan untuk mengurangi
dismenore sangat beresiko karena efek sampingnya seperti gangguan pada lambung
banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi rasa nyeri pada
khasiatnya (Smith, 2006). Selain itu untuk mengatasi dismenore bisa dengan
menggunakan air rebusan pengganti maupun air rebusan pelengkap yang lebih aman
(Suparmi, 2016).
Salah satu tanaman herbal tersebut seperti jahe (Zingiber Officinale Rose). Jahe
(ginger) sama efektifnya dengan ibuprofen dan asam mefenamat (mefenamic acid)
untuk membantu mengurangi nyeri haid atau dismenore primer. Selain bahannya
mudah dicari, ramuan minuman jahe mudah dibuat. Jahe mengandung zat berkhasiat
yang membatu menghilangkan rasa sakit atau nyeri dan mual saat menstruasi
(Sulistyowati, 2015). Zat yang terkandung seperti shogaol, gingerol, dan zingeberin
didalam jahe. Varian jahe yang memiliki zat tersebut salah satunya adalah jahe
merah. Rimpang jahe ini bewarna merah atau jingga. Bentuknya lebih kecil dari jahe
emprit. Rimpangnya kecil, ramping, dan seratnya lebih kasar karena kurang
mengandung air. Aroma jahe merah sangat tajam dan sangat pedas karena
kandungan minyak asiri jahe merah lebih banyak dibandingkan dengan jahe lainnya.
Kandungan tersebut berskisar sekitar 2,6% sampai 3,7% dari berat kering
rimpangnya, yaitu sekitar 3 ml tiap 100gram rimpangnya. Oleh karena itu, jahe
4
merah ini lebih cocok digunakan sebagai ramuan obat-obatan (Hamidah Jauhary,
2020;11-13).
Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ana Mariza dan Sunarsih.
didapatkan hasil bahwa remaja putri yang mengalami nyeri haid (dismenore) setelah
diberikan minuman jahe merah mengalami penurunan tingkat nyeri yang signifikan,
Minuman jahe merah sangat bermanfaat dalam mengurangi dismenorea primer pada
siswi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung dengan P Value 0,000 . Hal ini
sesuai dengan pendapat Anurogo (2011) yaitu kandungan jahe shogaol, gingerol,
dan zingeberin dapat membantu mengurangi nyeri saat menstruasi pada wanita.
bahwa 21 responden yang mengalami nyeri saat disminorea kurang lebih selama 1-3
hari, yang menyebabkan sebagian aktvitas terganggu dan sulit untuk berkonsentrasi
dalam belajar.
Pemberian Jahe Merah Terhadap Penurunann Nyeri Disminorea Pada Remaja Putri
Nyeri Disminorea Pada Remaja Putri Kelas X Di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
Tahun 2023?”.
5
1.3. Tujuan Penelitian
2023
Tahun 2023.
Tahun 2023.
1.4. Manfaat
6
b. Memberikan pengetahuan dan solusi bagi masyarakat yang mengalami
mengatasi masalah nyeri haid pada peneliti sendiri. Hasil penelitian ini
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami disminorea kelas