Anda di halaman 1dari 6

EFEK PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA

PRIMER

Sausan Armaneta Mumtaz (181610101015)


Dr. drg. I Dewa Ayu Susilawati, M. Kes
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Pendahuluan

Salah satu ciri yang menandai masa pubertas perempuan yaitu menstruasi. Masa
siklus menstruasi seseorang sering sekali disertai gangguan ketidaknyamanan fisik
seperti kram atau nyeri. Dismenorhea atau nyeri menstruasi adalah satu masalah
ginekologi yang sering dikeluhkan. Istilah dismenorhea digunakan bila rasa nyeri
dapat menganggu aktivitas sehari-hari dan membutuhkan pengobatan Banyak remaja
putri yang mengalami hal yang tidak menyenangkan selama menstruasi. Dismenorhea
primer adalah menstruasi tanpa ada kelainan pelvis (Abdul, 2015).

Studi longitudinal, French (2005) tentang dismenorhea melaporkan bahwa 90%


wanita yang berusia kurang dari 19 tahun mengalami dismenorhea dan menurun
menjadi 67% pada wanita yang berusia lebih dari 24 tahun. Studi epidemiologi pada
populasi remaja (berusia 12-17 tahun) diperoleh pravelensi dismenorhea 59,7%.
Mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga
melaporkan bahwa dismenorhea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk
sekolah (Parker, et al., 2009). Kejadian yang sering terjadi yaitu dismenorhea primer,
di Indonesia sekitar 54.89%, 10-15% diantaranya menderita nyeri berat,
menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan
menurunkan kualitas hidup masing - masing. Sedangkan dismenorhea sekunder
disebabkan selain proses menstruasi dan produksi prostaglandin secara alami dengan
angka kejadian di Indonesia sekitar 45,11% (Atikah dkk, 2009; p 83- 86).
Dampak yang diakibatkan oleh dismenorhea primer berupa gangguan aktivitas seperti
tingginya tingkat absen dari sekolah maupun kerja, keterbatasan kehidupan sosial,
performa akademik, serta aktivitas olahraganya. Permasalahan dismenorhea juga
berdampak pada penurunan kualitas hidup akibat tidak masuk sekolah maupun
bekerja (Parker, et al., 2009 ; Polat, et al., 2009). Hal ini juga berdampak pada
kerugian ekonomi pada wanita usia subur, serta berdampak pada kerugian ekonomi
nasional karena terjadinya penurunan kualitas hidup. Dismenorhea primer juga dapat
menyebabkan infertilitas dan gangguan fungsi seksual jika tidak ditangani, depresi,
dan alterasi aktivitas autonomik kardiak. (Stoelting-Gettelfinger, 2010)

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi gejala nyeri pada dismenorhea,
seperti mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri (asam mefenamat, ibuprofen,
metampiron, dan lain-lain). Penggunaan analgesik yang berlebihan dapat membuat
seseorang ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri, hal ini tentu saja
berbahaya, ditambah lagi dengan efek samping penggunaan analgesik jangka panjang
yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati bahkan hipertensi ( Anjelina, 2013).
Manajemen nyeri dapat dilakukan oleh seorang perawat dengan menggunakan
metode farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis dengan obat
golongan anti nyeri, sedangkan cara non farmakologis dapat dilakukan dengan
relaksasi, hipnoterapi, kompres air hangat, senam atau olahraga secara teratur, yoga,
distraksi dan massage (Anjelina, 2013), serta mengkonsumsi bahan makanan yang
dapat memicu pelepasan endorphin (Jayanti, 2010). Salah satu bahan makanan yang
merangsang otak melepaskan hormon endorphin yaitu coklat.

Coklat merupakan produk pangan hasil olahan derivat biji kakao yang berasal
tanaman kakao atau Theobroma cacao. Coklat merupakan produk pangan olahan
yang bahan terdiri campuran kombinasi dari pasta coklat (chocolate liquor), gula,
lemak kakao dan beberapa jenis bahan tambahan cita rasa ( Sudibyo, 2012). Biji kakao
memliki rasa sepat dan rasa pahit yang khas karena disebabkan oleh polifenol
(Prawoto, et al., 2008). Coklat hitam kandungan biji kakao lebih banyak jika
dibandingkan dengan jenis coklat lainnya, hal tersebut yang mengakibatkan coklat
hitam kaya akan senyawa polifenol yang berkontribusi besar memberikan rasa pahit
dan warna hitam pekat pada coklat hitam ( Chan, 2012). Coklat hitam adalah pilihan
terbaik untuk manfaat kesehatan (Pech, 2010).

Coklat memiliki berbagai manfaat bagi tubuh, seperti melepas neurotransmitter yang
meningkatkan suasana hati dan tinggi antioksidan. Coklat juga mengandung kalsium,
kalium, natrium, magnesium serta vitamin A, B1, C, D, dan E. Dark chocolate banyak
disukai orang terutama pada remaja, disamping rasanya yang enak juga mengandung
triptofan yang dapat merangsang pengeluaran serotonin yang menghambat lintasan
nyeri dalam medula spinalis dan mengandung karbohidrat bila dikonsumsi akan
menghasilkan endorphin yang dapat mengaktivasi bagian sistem analgesia otak
dengan menghambat prostaglandin Hormon endorphin akan menjadi analgesik alami
dan penenang alami sehingga mampu menurunkan intensitas nyeri seperti pada nyeri
haid (Devi, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, H. 2015. Dark Chocolate dan Dimenorhea. Jurnal Informasi kesehatan


Indonesia

Devi, N. 2012. Gizi Saat Sindrom Menstruasi. Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia

Pech, J. 2010. The Chocolate Therapist: A User’s Guide to The Extraordinary Health
Benefits of Chocolate. Wiley. Canada.

Istiqomah, A. 2009. Efektivitas Senam Dismenore dalam Mengurangi Dismenore


pada Remaja Putri di SMU Negeri 5 Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Chan, K. 2007. A Clinical Trial Gone Awry: The Chocolate Happiness Undergoing
More Pleasantness (CHUMP) Study. Research of A Holiday Kind 177(2), 1539-1541.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18056618. Diakses pada tanggal 4 Mei 2019.

Anjelina, N. 2013. Perbedaan Efektifitas Teknik Yoga (Cat Strech Exercise) dengan
Senam Dismenore terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dismenorhea Primer). Skripsi.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang.Malang.

Jayanti, F. R. 2010. Efektifitas Pemberian Yogurt terhadap Penurunan Nyeri Haid


(Dismenorhea) pada Wanita Usia 18-22 Tahun di Wilayah Sumbersari. Skripsi.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang. Malang.

Prawoto, A. A., Wibawa, A., Santoso, A. B., Dradjat, B., Sulistiowati, E., Satyoso, H.
U., et al. 2008. Panduan Lengkap Kakao. Penebar Swadaya. Depok.

Parker, M. A. et al. 2009. The Menstrual Disorder of Teenagers (MDOT) Study


Determining Typical Mentrual Patterns and Menstrual Disturbance in a Large
Population Based Study of Australian Teenagers. International Journal of Obstectrics
and Ginecology 117, 185-192. www.ijbm.org/articles/Article3_4_PP3.pdf. Diakses
pada tanggal 5 Mei 2019.

Polat, Aytac. et al. 2009. Prevalence of Primary Dysmenorrhea in Young Adult


Female University Students. Archives of Ginecology and Obstectrics 279, 527-532.
http://link.springer.com/article/10.1007/s00404-008-0750-0?no-access=true. Diakses
pada tanggal 4 Mei 2019.

Stoelting-Gettelfinger. 2010. A Case Study and Comprehensive Differential


Diagnosis and Care Plan for the Three Ds of Women’s Health: Primary
Dysmenorrhea, Secondary Dysmenorrhea, and Dyspareunia. Journal of the American
Academy of Nurse Practitioners 22, 513-522.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1745-7599.2010.00544.x/abstract.
Diakses pada tanggal 4 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai