Anda di halaman 1dari 5

Biomekanika Pergerakan Gigi Akibat Beban Mekanis Terkontrol

Pergerakan gigi terjadi akibat tekanan pada gigi. Tekanan ini akan direspon oleh gigi dan
jaringan pendukungnya melalui reaksi biologis yang kompleks sehingga menyebabkan jaringan
pendukung gigi mengalami remodeling. Ligamen periodontal memegang peranan penting dalam
proses pergerakan gigi secara ortodonti karena kemampuannya dalam merespon kekuatan
mekanik yang diterimanya akan menyebabkan adanya remodeling tulang alveolar sehingga
memungkinkan gigi untuk bergerak. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tekanan optimal
yang dikenakan pada gigi akan menyebabkan daerah ligamen periodontal yang mengalami
regangan akan terjadi aposisi tulang sedangkan pada daerah yang mengalami tekanan akan
terjadi resorpsi tulang (Profit, 2007; Mulyani, 1994).

Berbagai teori mengenai pergerakan gigi telah banyak dikemukakan. Teori tekanan-
regangan menyatakan bahwa pergerakan gigi terjadi osteoklastik pada sisi yang mengalami
tekanan dan terjadi aktivitas osteoblastik pada sisi yang mengalami regangan. Pada teori ini,
perubahan aliran darah pada ligamen periodontal terjadi akibat pemberian tekanan yang stabil
yang menyebabkan gigi bergerak pada posisinya dalam ligamen periodontal untuk kemudian
menekan suatu area dan meregang di daerah yang lain (Gambar 2.1). Aliran darah berkurang pada
area dimana ligamen priodontal tertekan dan meningkat pada area dimana ligamen periodontal
meregang. Tekanan dan regangan pada ligamen periodontal ini akan menyebabkan terjadinya
perubahan kimiawi sebagai stimulus perubahan seluler pada pergerakan gigi. Secara garis besar
yang terjadi menurut teori tekanan-regangan adalah adanya perubahan aliran darah karena terjadi
tekanan pada ligamen periodontal, kemudian terjadi pembentukan atau pelepasan pesan kimia,
dan terjadi aktivitas sel yang dipicu oleh perubahan kimia (Proffit dkk, 2007 ; Khrisnan, 2009).

Selain teori tekanan-regangan, teori lain mengenai pergerakan gigi adalah teori
piezoelektrik. Piezoelektrik adalah suatu fenomena yang terlihat pada matriks inorganik yang
berkristal, dimana deformasi struktur kristal akan menghasilkan suatu aliran listrik karena adanya
perpindahan elektron pada kristal-kristal tersebut. Bila suatu daya dikenakan pada tulang
sehingga menyebabkan tulang melengkung (bending), maka akan terlihat sinyal piezoelektrik.
Teori piezoelektrik tidak dapat menjelaskan lebih dalam mengenai pergerakan gigi, karena jenis
daya yang digunakan dalam merangsang pergerakan gigi secara ortodonti tidak menghasilkan
tekanan yang menghasilkan sinyal listrik. Sebaliknya, teori tekanan-regangan lebih dapat
menerangkan pergerakan gigi secara ortodonti karena teori ini merupakan stimulus bagi
diferensiasi seluler berdasarkan pesan kimiawi (Proffit, dkk, 2007).

Gambar 2.1. Gambaran histologis jaringan periodontal saat diberikan tekanan


mekanik. A. Ligamen periodontal dalam keadaan normal, B.
Pemberian tekanan yang ringan akan menyebabkan ligamen
periodontal mengalami konstriksi (Proffit, 2007)

Menurut sudut pandang klinis ortodonti, pergerakan gigi secara ortodonti terbagi menjadi
tiga fase, yaitu fase displacement, fase delay, dan fase acceleration and linear. Fase pertama
merupakan reaksi awal gigi terhadap daya yang diberikan dimana reaksi akan terjadi dalam
hitungan detik, dan mencerminkan pergerakan gigi yang terjadi diantara pergerakan
viskoelastisitas ligamen periodontal. Fase kedua atau fase delay ditandai dengan tidak adanya
pergerakan secara klinis. Pada fase kedua ini tidak terdapat pergerakan, namun terjadi
remodeling secara luas pada semua jaringan pendukung gigi. Fase ketiga ditandai dengan
pergerakan gigi secara cepat. Pergerakan gigi pada fase ini dimulai dengan adaptasi jaringan
pendukung ligamen periodontal dan perubahan tulang alveolar (Huang, dkk, 2005).

Burstone (cit Singh, 2007) membagi pergerakan gigi ke dalam 3 fase, yaitu fase inisial, fase lag,
dan fase post-lag. Fase pertama dimulai segera setelah dilakukan aplikasi daya dan ditandai
dengan sedikit pergerakan gigi di dalam soketnya. Fase ini terjadi dalam hitungan detik. Pada
initial phase dikharakteristikkan sebagai pergerakan secara cepat dan terjadi segera setelah
aplikasi gaya pada gigi. Laju fase ini sebagian besar dihubungkan dengan displacment gigi pada
celah ligamen periodontal. Reaksi selular dan jaringan mulai pada initial phase segera terjadi
setelah gaya mekanis diaplikasikan. Gaya mekanis tersebut menyebabkan tekanan dan
peregangan pada serabut ligamen periodontal serta sel-sel pada daerah ligamen periodontal
didaerah tekanan dan regangan. Proses kompleks ini mengawali rekruitmen dari progenitor
osteoklas dan osteoblas, seperti dimulainya ekstravasasi dan kemotraksi sel-sel radang.
Perubahan deformasi pada tulang alveolar yang diakibatkan gaya mekanis akan di respon oleh
osteosit, yang merupakan sel yang sensitif dan sebagai mekanoreseptor pada tulang. Sel ini
dalam merespon gaya mekanis dengan cara meningkatkan ekspresi glucose-6-phosphatase
dehydrogenase, Huridine, c-fos dan insulin-like growth factor-1. Sehingga akan memicu reaksi-
reaksi inflamasi selanjutnya.

Segera setelah fase ini, maka akan terjadi lag phase, fase ini berkebalikan dengan fase
sebelumnya yang mempunyai laju yang rendah bahkan sama sekali tidak terjadi pergerakan gigi.
Hialinisasi ligamen periodontal pada daerah tekanan merupakan tanda utama dari fase ini dan
tidak terjadi pergerakan gigi sampai sel-sel osteoklas secara lengkap menghilangkan semua
jaringan nekrotik. Gambaran fase kedua ini sejalan dengan Krishnan and Davidovitch yang
menyatakan bahwa fase kedua pada daerah tekanan dikenali dengan terjadinya penampakan
susunan serabut ligamen periodontal yang abnormal. Gangguan aliran darah akibat terjadinya
distorsi ini akan membawa pembentukan area hialinisasi dan terhentinya pergerakan gigi.
Pembersihan jaringan nekrotik dan resopsi tulang yang berasal dari daerah alveolar bone marrow
(indirect resorption) dan dari arah ligament periodontal yang normal (undermining resorption)
memungkinkan dimulainya kembali pergerakan gigi. Proses komprehensif ini membutuhkan
perekrutan sel-sel fagosit seperti makrofag, foreign body giant cells, dan osteoklas yang berasal
dari daerah yang berbatasan dengan ligamen periodontal yang belum rusak dan kavitas alveolar
bone marrow. Sel-sel ini beraktifitas secara bersamaan menghilangkan jaringan nekrotik dari
ligament periodontal dan yang berbatasan dengan tulang alveolar pada daerah tekanan. Pada
daerah regangan, quiescent osteoblasts (bone surface lining cells) akan membesar dan mulai
memproduksi matrik tulang baru (osteoid). Progenitor osteoblast baru berasal dari populasi
fibroblast-like cells (pericytes) disekitar kapiler ligament periodontal. Sel preosteoblas ini akan
berproliferasi dan migrasi kearah permukaan tulang alveolar melalui serat-serat Sharpey’s secara
simultan, dilanjutkan fibroblast pada daerah regangan memulai multifikasi dan remodeling
matriks disekitarnya. Fase kedua merupakan fase dimana komponen seluler di sekitar daerah
yang terlibat teraktivasi agar terjadi pergerakan gigi. Pemberian daya yang ringan akan
menyebabkan fase ini berlangsung singkat.
Pada fase lanjut pergerakan gigi secara ortodonsia, juga dikenal sebagai fase akselerasi dan linear
(post lag). Fase ketiga ini ditandai dengan pergerakan yang dimediasi oleh osteoklas. Fase ini
berlangsung kurang lebih 2 hari setelah pemberian daya.Pada daerah tekanan gigi menunjukkan
serat kolagen tanpa orientasi yang tepat. Permukaan tulang yang tidak beraturan ditemukan yang
mengindikasikan terjadinya resorpsi langsung atau frontal. Namun, pada beberapa penelitian
terbaru ditunjukkan bahwa zona hialinisasi pada daerah tekanan terjadi pada tahap ini khususnya
pada daerah yang diaplikasikan gaya yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan dan
penghilangan daerah nekrotik merupakan proses yang terjadi secara terus menerus atau lebih dari
satu kejadian selama pergerakan gigi. Selain itu juga menunjukkan bahwa resopsi tulang pada
daerah tekanan bukan merupakan reaksi terhadap gaya tetapi terjadi untuk menghilangakan
jaringan tulang iskemik yang berdekatan dengan jaringan hialinisasi. Resorpsi tulang langsung
selanjutnya dapat dianggap sebagai bagian dari proses remodeling. Dan didaerah regangan
terjadi deposisi, keberadaannya ditandai dengan alkaline phosphatase osteoblastic. Secara
singkat, fase pergerakan gigi terdapat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Respon tubuh terhadap pemberian tekanan mekanis (Singh, 2007)

Fase Waktu Perubahan yang terjadi


Fase inisial < 1detik Cairan ligamen periodontal
tertekan, tulang alveolar
melengkung dan terbentuk sinyal
piezoelektrik
1-2 detik Cairan ligamen periodontal
terlihat seiring dengan pergerakan
gigi di dalam ligamen periodontal
3-5 detik Pembuluh darah pada ligamen
periodontal akan tertekan pada
sisi yang mengalami tekanan dan
dilatasi pada sisi yang tertarik,
serat ligamen periodontal dan sel
akan mengalami distorsi
Fase Lag 4 jam Peningkatan kadar cAMP,
diferensiasi selular yang dimulai
pada ligamen periodontal
Fase post lag 2 hari Terjadi pergerakan gigi yang
ditandai dengan remodeling
tulang pada soketnya oleh
osteoklas dan osteoblas

Mustofa dkk (1983, cit Yee, 2007) mengajukan model hipotetik pergerakan gigi yang
terdiri dari dua teori yang bersama-sama menginduksi pergerakan gigi. Jalur pertama
menggambarkan respon biologis tulang, yang biasanya dihubungkan dengan pertumbuhan dan
remodeling normal tulang, sementara jalur kedua menggambarkan respon inflamasi lokal yang
berhubungan dengan pergerakan gigi secara ortodonti.

DAFTAR PUSTAKA

Foster T.D. 1997 : 168-83. Buku Ajar Ortodonti Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC,

Krishnan V and Davidovitch Z. On a Path To Unfolding The Biological Mechanisms of


Orthodontic Tooth Movement: Journal of Dental Research 2009; 88 : 597 – 608

Mulyani. 1994. Biomekanika Pergerakan Gigi. Jakarta : Widya Medika,

Profitt W.R. 1986 : 228-40. Contemporary Orthodontics. London : C.V Mosby


Company,

Singh G. 2007:317. Textbook of Orthodontic. New Dephi : Jaypee Brothers Medical


Publisher,

William J.K. 2000 : 1-8. Prinsip dan Praktik Alat-alat Ortodonti Cekat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC,

Anda mungkin juga menyukai