Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS FUNGSIONAL

Pembimbing:
Drg. Deni S.L., Sp.Ort.
Drg. Eko Putranto

Muhammad Arfianto Nur 160112160508


Nisa Nadiah Okviannas 160112170050
Khodijah Syukriyah 160112170064
Memperjelas etiologi
maloklusi

Analisis Fungsional

Tipe perawatan ortodonti


Pemeriksaan postural rest
position dan maximum
intercuspation

Analisis Fungsional
Pemeriksaan TMJ

Pemeriksaan disfungsi
orofasial
Pemeriksaan hubungan Postural
rest position – Kebiasaan oklusi
Menentukan postural rest
position

Merekan postural rest


position

Mengevaluasi hubungan
postural rest position –
kebiasaan oklusi
Menentukan Postural Rest Position
• Otot orofasial pasien harus dalam keadaan rileks
• Pasien dapat dibantu dengan melakukan tapping test dan bantuan
impuls elektrik ringan
Metode Metode
Fonetik Command

Metode Non- Metode


Command Kombinasi
Metode Fonetik
• Pasien diinstruksikan untuk mengucapkan beberapa konsonan / kata
dengan pengulangan (contoh: “M”, “Mississippi”)
• Mandibula kembali ke posisi istirahat postural 1-2 detik setelah latihan

Metode Command
• Pasien “diperintahkan” untuk melakukan fungsi pilihan (contoh:
menelan), setelah itu mandibula secara spontan kembali ke posisi
istirahat
• Latihan fonetik dapat juga dipertimbangkan sebagai salah satu metode
command.
Metode Non-Command
• Pasien diberikan distraksi
• Saat terdistraksi → pasien rileks → otot → mandibula kembali ke posisi
istirahat postural

Metode Kombinasi
• Cocok untuk analisis fungsi pada anak-anak
• Pasien diobservasi selama menelan dan berbicara
• Pada kasus anak yang lebih besar, “tapping test” → relaksasi otot
• Pasien didistraksi, seperti metode non-command
Pemeriksaan Ekstraoral
• Palpasi regio submental: otot yang rileks → indikasi bahwa posisi
istirahat sudah dicapai
• Bibir dipisahkan secara hati-hati dengan ibu jari dan jari telunjuk –
meyakinkan bahwa kontak garis bibir tidak terbuka secara seluruhnya
– untuk mengobservasi relasi maksilomandibula dalam posisi istirahat
A: Kontak retrusi
A-B : Pergerakan sendi aksis
B: Transisi dari pergerakan sendi
aksis ke pergerakan pembukaan
posterior
C : Aksis rotasi pada kondilus
ketika membuka mandibula dari
posisi istirahat
E : Pembukaan rahang maksimal
F : Kontak protrusi
G : Kebiasaan intercusp
R : Posisi istirahat mandibula
Komponen yang mempengaruhi posisi istirahat
Pengaruh jangka pendek Pengaruh jangka panjang
 pola otot yang tidak konsisten  Atrisi gigi
 respirasi  Gigi hilang prematur
 postur tubuh  Penyakit sistem neuromuskular
 situasi stress
 disfungsi sendi
temporomandibular

Pengaruh yang menentukan variasi intraindividu dan interindividu dalam


posisi istirahat
Postur
Kepala

• Posisi istirahat fisiologis pada mandibula bergantung pada postur kepala.


• Pasien rileks, duduk tegak dan pandangan lurus ke depan
Tapping
Test

• Dagu ditempatkan diantara ibu jari dan jari telunjuk


• Gerakan membuka dan menutup pasif pada mandibula untuk merelaksasi
otot mastikasi lebih dulu untuk menentukan posisi istirahat
• Memastikan apakah otot-otot sudah rileks dengan palpasi otot submental
Spekulum

• Penentuan posisi istirahat menggunakan spekulum posisi istirahat


• Alat ditempatkan lateral antara bibir untuk observasi hubungan rahang
saat fungsi
Pencatatan Rest Position
Pencatatan Rest Position
Pencatatan rest
position

Indirect
Direct extraoral
intraoral

Bahan Roentgenece
kinesiographic
cetak phalometric
Pencatatan Roentgenocephalmetric

Dibutuhkan 2 cepalogram
• Oklusi sentrik
• Mandibula dalam rest position-nya

Rest position dan freeway space dapan ditentukan dengan


membandingkan hasil radiograpi.
Pencatatan Kinesiographic

menurut Jankelson (1984), memungkinkan rest


position mandibula di catat dalan tiga-dimensi

Pencatatan posisi mandibula


• Magnet permanen
• Sensos sistme enam magnetometer

Anda mungkin juga menyukai