Anda di halaman 1dari 32

Departemen Ortodonti

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Hasanuddin

Analisis
Fungsional
drg. Baharuddin MR, Sp.Ort(K)
Pengantar
Diagnosis ortodontik tidak boleh terbatas pada evaluasi statis gigi dan struktur
pendukungnya tetapi juga harus mencakup pemeriksaan unit fungsional
sistem stomatognatik.

Analisis fungsional penting tidak hanya untuk menentukan etiologi maloklusi


tetapi juga untuk merencanakan perawatan ortodontik yang diperlukan.
Pengantar

4 aspek fungsi yang memerlukan


evaluasi:

1. Mastikasi
2. Artikulasi
3. Kemungkinan sleep apnea terkait
dengan defisiensi fungsi
mandibula
4. Temporomandibular joint (TMJ)
Pemeriksaan

Subjektif Objektif
Data Pasien, Keluhan > Ekstra-oral dan Intra- > Radiografi
Utama, Riwayat Medis,
oral
Riwayat Gigi, dan
Riwayat Keluarga.
Pengantar
Analisis fungsional meliputi:
• Penilaian posisi istirahat postural dan interkuspasi maksimal.
• Pemeriksaan sendi temporomandibular.
• Pemeriksaan disfungsi orofasial.
PENILAIAN
POSTURAL REST
POSITION
Postural rest position adalah posisi
mandibula berada dalam posisi
awal dan seimbang.

Ruang yang berada di antara


rahang atas dan bawah pada
posisi istirahat adalah jarak
interoklusal atau free way space
yang biasanya 3 mm di daerah
kaninus.
Metode dalam menentukan postural
rest position
• Metode fonetik
Pasien diminta untuk menyebutkan beberapa huruf konsonan
semisal “M” atau kata semisal “Mississippi” secara berulang-ulang.
Mandibula akan kembali ke postural rest position setelah 1-2 detik
melakukan instruksi tersebut.

• Metode komando
Pasien diminta untuk melakukan gerakan tertentu seperti gerakan
menelan. Setelah melakukan gerakan tersebut mandibular akan
kembali ke rest position secara spontan.
Metode dalam menentukan postural
rest position
• Metode non-komando
Klinisi mengajak pasien untuk berbicara mengenai suatu topik
tertentu sementara klinisi melakukan pengamatan pada saat
pasien berbicara serta menelan dalam keadaan tidak sadar. Saat
pasien berbicara, otot-otot dari pasien berada dalam posisi rileks
dan mandibula akan kembali ke postural rest position.
Metode dalam menentukan postural
rest position
• Metode kombinasi
Kombinasi dari teknik di atas dapat dilakukan untuk pemeriksaan
fungsional pada anak-anak. Pasien diobservasi saat menelan dan
berbicara. Tapping test juga dapat dilakukan untuk melemaskan
otot dari pasien. Jari telunjuk dan jempol operator mengetuk dagu
pasien secara perlahan, kemudian pasien diinstruksikan untuk
membuka dan menutup mandibulanya sambil menaikkan
frekuensi ketukan hingga otot rileks.
Pengukuran Rest Position

01 02
Metode Intraoral Metode Ekstra-oral.
• Metode direk. Titik referensi
• Metode direk. Pengukuran jarak
dibuat pada kulit pasien
interoklusal pada regio kaninus menggunakan plesterJarak antara
02
menggunakan vernier calipers. 04
kedua titik ini diukur pada posisi
istirahat dan oklusi sentrik. Selisih
• Metode indirek. Pengukuran
dari kedua hasil pengukuran
dilakukan pada model studi.
merupakan freeway space.

• Metode indirek. Dapat


menggunakan pengukuran
sefalometrik dan kinesiografik.
Evaluasi Path of
Closure
Path of closure adalah gerakan mandibular dari posisi istirahat
ke artikulasi penuh dengan menganalisa gerakan pada 3 bidang
yaitu sagittal, vertical dan frontal.

Analisa dilakukan pada jumlah gerakan menyimpang pada saat


penutupan mandibula.

Deviation
Kelainan pada Path of
Closure Displacement
Bidang sagittal
Pada maloklusi kelas II, terdapat 3 kemungkinan gerakan

• Gerakan pure rotational : tanpa adanya gerakan menyimpang


• Forward path of closure : gerakan rotasi mandibular ke depan
• Backward path of closure : gerakan rotasi mandibular ke belakang.
Bidang vertikal
Merupakan hal yang sangat penting untuk dapat membedakan 2 tipe dari overbite.

• True deep overbite disebabkan oleh infraoklusi molar dan dapat didiagnosis
dengan adanya freeway space yang besar.

• Pseudo-deep bite disebabkan oleh incisivus yang overerupsi dan ditandi dengan
free way space yang kecil.
Bidang transversal
Midline mandibular diobservasi saat menutup. Pada kasus unilateral crossbite, analisis ini
dapat digunakan untuk membedakan antara laterognati dan laterooklusi.

• Laterognathy atau true crossbite : bagian tengah mandibula dan garis tengah wajah
tidak bertepatan saat istirahat dan saat oklusi.

• Lateroklusi : bagian tengah mandibula dan garis tengah wajah bertepatan dalam
posisi istirahat tetapi dalam oklusi mandibula menyimpang karena kelainan
posisi/inklinasi gigi.
PEMERIKSAAN
TEMPOROMANDI
BULAR JOINT
(TMJ)
TMJ
• TMJ adalah sendi yang menghubungkan rahang bawah (mandibula) dengan
os temporal pada cranium.

• Pemeriksaan klinis dari TMJ dilakukan dengan metode auskultasi dan palpasi
dari TMJ sambil melihat pergerakan otot dan pada saat mandibula
digerakkan. Tujuan utama dari pemeriksaan ini adalah untuk melihat gejala
dari disfungsi TMJ, antara lain:
• Krepitasi
• Clicking
• Nyeri
• Hipermobilitas
• Deviasi
• Dislokasi
• Keterbatan pergerakan rahang
• Abnormalitas morfologi lainnya
TMJ Ideal

TMJ Normal : Dapat digerakkan tanpa masalah

Indikator:
• Pembukaan mulut maksimum 3,5-4 mm
• Gerakan lateral 7 mm
• Tidak ada rasa sakit dan tidak ada Clicking
PEMERIKSAAN
DISFUNGSI
OROFASIAL
Disfungsi Orofasial
Dilakukan pemeriksaan pada :
a. Penelanan
b. Lidah
c. Pengucapan
d. Bibir
e. Pernafasan
Evaluasi Penelanan
Saat lahir lidah menonjol ke depan di antara gum pads untuk membentuk lip seal. Oleh
karena itu, bayi menelan secara viseral untuk usia 1,5 hingga 2 tahun pertama. Infantile
swallow ini secara bertahap digantikan oleh mature swallow saat gigi sulung telah erupsi
sempurna seluruhnya. Jika infantile swallow tetap berlanjut setelah tahun keempat, hal
ini dianggap sebagai disfungsi orofasial.
Evaluasi Lidah
Tongue thrust adalah salah satu disfungsi lidah yang paling umum. Disfungsi lidah dapat
dinilai secara klinis dengan pemeriksaan elektromiografi, sefalometri,
analisis, radiografi cine, pemeriksaan palatografi dan neurofisiologis.

Sefalogram dapat membantu mengevaluasi posisi dan ukuran lidah dalam kaitannya
dengan ruang yang tersedia.
Referensi
• Profitt WR, Fields HW, Larson BE, Sarver DM. Contemporary Orthodontics 6 th
Ed. Philadelphia: Elsevier
• Singh G. Textbook of Orthodontics 2nd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers.
Terima
Kasih

CREDITS: This presentation template was


CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai