DESAIN FLAP
INSTRUKTUR
drg. Hasmawati Hasan, M.Kes
Flap desain di buat bertujuan agar lapangan pandang daerah operasi cukup dan
sebagai jalan masuknya alat.
Persyaratan pembuatan flap : Insisi tegak lurus permukaan jaringan, harus tegas
dan satu kali serta tidak terputus, basis lebih lebar daripada atap,dan selalu
memperhatikan anatomi / topografi jaringan, ukuran flap jangan berlebihan.
Penjahitan luka bedah sangat penting untuk menahan pinggiran luka diatas luka,
menyambung tepi-tepi luka , melindungi jaringan dibawah luka dari infeksi atau
factor iritasi lain dan mencegah perdarahan setelah operasi. Penjahitan juga
dibutuhkan pada luka laserasi, kasus perdarahan dan untuk mencegah infeksi.
Stabilisasi jahitan diperoleh dengan pembuatan simpul, yang dapat berupa simpul
sederhana atau simpul bedah.
Modul ini menjelaskan cara melakukan insisi flap & penjahitan . Mahasisiwa
diharapkan mampu menjelaskan dan melakukan macam insisi flap & penjahitan
dengan betul.
Modul ini diberikan pada mahasiswa yang megambil mata kuliah Blok 16
Oromaksillofasial II disemester V.
Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam pemecahan
masalah pasien yang memerlukan tindakan bedah dengan pembukaan flap &
Penjahitan.
DESAIN FLAP
Flap adalah suatu irisan pada gingival dan atau mukosa yang secara bedah
diangkat terpisah dari jaringan di bawahnya untuk memperoleh lapang pandang dan
akses ke daerah pembedahan, dan Penjahitan bertujuan untuk menyatukan kembali
jaringan yang terputus serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan
jaringan dan juga mencegah perdarahan dan luka terbuka dengan menggunakan
benang . Sebagai seorang dokter gigi diharapkan minimal mampu melakukan bedah
sederhana tersebut.
Flap di buat untuk mendapatkan jalan masuk ke daerah kerja, kecenderungan
yang ada selama inidokter gigi jarang melakukan pembuatan flap atau pembuatan
flap yang terlalu kecil. Pada pencabutan gigi dgn kasus tertentu, suatu pendekatan
dengan pembuatan flap sering lebih konservatif dan kurang traumatic di banding
dengan pencabutan berkepanjangan menggunakan tang/elevator, yang pada dasarnya
mengakibatkan cedera yang cukup berat pada jaringan lunak dan jaringan keras.
Pada akhir prosedur tindakan bedah, flap di kembalikan ketempatnya dan
distabilisasi dengan penjahitan.
Periosteal elevator
Dapat digunakan untuk merefleksi jaringan lunak
KLASIFIKASI FLAP
a. Flap Trapesium
Bentuk trapezium ini dibentuk oleh suatu insisi horizontal sepanjang
tepi gingiva atau puncak bumbungan alveolus, dan di tambah dua
insisi vertical yang menyerong pada bagian bukal, dimana dasar
lebih lebar dibanding tepi bebasnya.
b. Flap Triangular
Bentuk flap jenis ini lebih di kenal sebagai flap bentuk L, flap ini
mirip dengan jenis trapesium, perbedaannya terletak pada insisi
verticalnya yang hanya satu sisi saja, yaitu biasa berbentuk vertical
lurus dan juga bisa bentuk serong.
c. Flap Envelop
Flap envelope merupakan hasil dari insisi horizontal sepanjang garis
servikal gigi. Insisi flap envelope dibuat pada bagian sulcus gingival
yang diperluas sepanjang 4-5 gigi
d. Flap Semilunar
Flap jenis ini meupakan hasil dari incise yang membengkok. Insisi
ini dimulai dari lipatan vestibular dan membentuk seperti busur
dengan bagian yang cembung mengarah ke gingiva cekat.
b. Flap Pedicle
Pada flap jenis ini terdapat 3 bentuk flap yang di gunakan untuk
menutup oroantral yaitu
C. Tujuan
1. Mampu melakukan persiapan sebelum pembuatan desain flap
2. Mampu melakukan insisi desain flap Trapezoid,Triangular, dan Semilunar
D. Bahan dan Alat
1. Jas Praktikum
2. Diagnostik set
3. Scalpel no 15
4. Handle
5. Handuk putih
6. Sarung tangan steril
7. Masker
E. Metode Pembelajaran
Metode yang di gunakan adalah Clinical Skills Laboratory (CSL). Kelompok CSL
terdiri beberapa kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 10-12 mahasiswa/ dan
masing-masing di bimbing 1 orang instruktur.Prosedur CSL di lakukan pada model
yang telah disiapkan dan Instruktur bertugas melakukan checklist CSL yang
dilakukan oleh mahasiswa dan pada akhir prosedur CSL, instruktur akan memberikan
feedback kepada mahasiswa.
F. Skenario
Mulut,dengan Keluhan selalu ada benjolan kecil pada gusi bagian atas gigi
Depannya, Pada pemeriksaan klinis tampak fistel pada daerah apeks gigi Insisivus
centralis kanan, kedaan struktur gigi masih utuh, Pada pemeriksaan Ro foto tampak
gambaran radiopaque pada daerah apeks gigi 11, dan di simpulkan dilakukan apeks
reseksi.
G. Lession Plan
5 Penutup 5
Gambar 1.
- Mucoperiosteal elevator
2. TATA CARA / PROSEDUR
- Siapkan alat dan bahan
- Mencuci tangan dengan hibiscrup, kemudian keringkan dan memakai
sarung tangan steril
- Lakukan tindakan antiseptik lokal dengan alkohol 70% dengan povidone
iodine 10%
- Daerah insisi ditutup dengan duk bolong steril
- Lakukan injeksi anastesi lokal infiltrasi secara sirkuler
- Insisi flap dilakukan dengan menggunakan scalpel no 15 yang konstan
- Lakukan insisi vertical dan horizontal dengan scalpel no 15 ( sesuai
indikasi )
- Pelepasan flap dengan periosteal elevator
a. Trapezoidal flap
b. Triangular flap
c. Semilunar flap
RUJUKA
Nama Mahasiswa :
NIM :
A Persiapan )0 0
Alat dan Bahan 10
1 Mempersiapkan semua alat dan bahan yang
di butuhkan
1. Diagnostik set 30
2. Scalpel
3. Mucoperiostal
B Prosedur
Keterangan :
Skor 0 : Tidak dilakukan
Skor 1 : Dilakukan tapi tidak sempurna/memuaskan
Skor 2 : Dilakukan dengan sempurna / menuaskan
Jumlah Skor
Nilai = ---------------------- x 100 % =
Jumlah Skor Total
Komentar/ feedback:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….