Pencabutan gigi dengan pembedahan harus dilakukan apabila pencabutan dengan tang
tidak mungkin dilakukan, gagal atau apabila gigi mengalami impaksi ataupun terpendam.
Baik untuk pencabutan gigi erupsi yang menimbulkan masalah, atau impaksi molar ketiga,
prinsip-prinsip pembedahan biasanya relatif serupa. Diawali dengan pembuatan flap
mukoperiosteal untuk mencapai jalan masuk ke tulang rahang. Kemudian jalan masuk ke gigi
dicapai dengan mengasah tulang secara konservatif. Akhirnya, jalan masuk yang tidak
terhalang diperoleh dengan mengasah tulang atau lebih baik dengan memotong gigi secara
berencana. Pada akhir prosedur ini jaringan lunak dikembalikan ke tempat semula dan
distabilisasi dengan jahitan.
Flap adalah suatu irisan gingiva dan atau mukosa yang secara bedah diangkat terpisah
dari jaringan di bawahnya untuk memperoleh lapang pandang dan akses terhadap tulang dan
permukaan akar.1
Flap dibuat untuk mendapatkan jalan masuk. Kecenderungan yang ada selama ini
adalah jarang melakukan pembuatan flap atau pembuatan flap yang terlalu kecil. Pada
pencabutan gigi, suatu pendekatan dengan pembuatan flap sering lebih konservatif dan
kurang traumatik dibanding dengan pencabutan berkepanjangan menggunakan tang/elevator,
yang pada dasarnya mengakibatkan cedera yang cukup berat pada jaringan lunak dan jaringan
keras.2
serong).
Mempertahankan suplai darah (insisi harus sejajar dengan pembuluh darah guna
perbaikan kontur)
Gigi (pencabutan gigi dengan pembedahan, pengambilan ujung akar atau frakmen
KLASIFIKASI FLAP
Flap diidentifikasi berdasarkan komposisi jaringan, lokasi, dan desain atau bentuknya.
Pembuatan flap harus memperhatikan bentuk dan letak insisi pada gingiva. Bentuk dan letak
insisi harus sedemikian rupa sehingga dapat menjamin penyembuhan luka dengan baik.
1. Berdasarkan Ketebalan
Berdasarkan komponen jaringan yang membentuknya atau ketebalannya, flap dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu, full thickness flap (berketebalan penuh) atau flap mukoperiosteal
dan partial thickness flap (berketebalan sebagian) atau flap mukosa. 2
a. Flap Berketebalan Penuh (Flap Mukoperiosteal / Full-Thickness Flap)
Flap berketebalan penuh (flap mukoperiosteal) terbentuk atas gingival, mukosa,
submukosa, dan periosteum. Flap ini dibuat dengan cara memisahkan jaringan lunak
dari tulang dengan pemotongan tumpul.Tekniknya sebagai berikut. Buatlah insisi
serong ke dalam (internal bevel), dari dekat tepi gingiva ke arah puncak tulang
alveolar, dengan mempertahankan gingiva berkeratin sebanyak mungkin. Mata pisau
No.11,12b,15 atau 15c biasa digunakan untuk membuat insisi awal ini. Pisau No.11
atau 15c dengan tangkai yang telah dimodifikasi dapat digunakan dengan baik untuk
membuat insisi di daerah lingual atau palatal. Insisi awal ini sebaiknya diperluas ke
sekeliling leher gigi dan daerah interproksimal untuk mempertahankan tinggi jaringan
papilla interdental untuk penjahitan.Kemudian pisahkan jaringan dari tulang dengan
elevator periosteal (rasparatorium) atau chisel (blunt dissection), agar flap dapat
dibuka dan mudah digerakkan, serta memberi akses yang cukup ke strukturstruktur
di bawahnya, seperti puncak tulang, daerah cacat tulang, sementum nekrotik, dll.
Setelah itu dibuat insisi kedua mengelilingi setiap gigi ke arah puncak tulang atau
aspek koronal dari ligamen periodontium dengan pisau bedah, chisel Fedi atau chisel
Ochsenbein. Insisi kedua ini memutuskan serabut gingiva suprakrestal dari
permukaan gigi.Pisau bedah digunakan untuk membuang jaringan yang tertinggal,
dengan cara memotong secara horizontal tepat di atas puncak tulang (gambar 1).2
Penggunan disain flap dengan berketebalan penuh, diindikasi untuk perawatan
alveoplasti multiple dan fistula oroantral.
b. Flap Berketebalan Sebagian (Flap Mukosa/Partial-Thickness Flap)
3
Flap berketebalan sebagian terdiri atas gingiva, mukosa atau submukosa, tetapi
tidak termasuk periosteum. Flap ini dibuat dengan membuat insisi tajam sampai ke
dekat tulang alveolar, tetapi periosteum dan jaringan ikat tetap dibiarkan melekat ke
tulang dan menutupi tulang.
Teknik untuk melakukan flap ini hampir sama dengan teknik flap berketebalan
penuh, kecuali insisi awal dan cara merefleksi atau membuka flap yang berbeda.
Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
Buat insisi serong ke dalam (internal bevel) menggunakan pisau bedah, mulai
dari tepi gingival, sejajar dan dekat ke permukaan luar tulang, tetapi biarkan jaringan
lunak setebal kurang lebih 0,5-1 mm tetap utuh dan melekat ke tulang. Pisau bedah
yang biasa digunakan adalah No.11, 12b, 15, atau 15c.
Kemudian pemotongan dilakukan menggunakan pisau bedah (sharp dissection),
bukan elevator (blunt dissection). Hal ini sering menyebabkan perdarahan yang
banyak selama pembedahan. Pada prinsipnya sama dengan yang dilakukan pada
pembuatan flap berketebalan penuh.
Teknik ini dipertimbangkan apabila flap akan digeser atau ditransfer sehingga
menghindari daerah tulang yang terdedak.
perawatan bedah mulut, akan tetapi yang terpenting pada pembuatan flap adalah desain
dasar pembuatan flap yang harus dipahami. 2,3
2.1 Flap Trapezoid
Bentuk trapesium ini dibentuk oleh suatu insisi horizontal sepanjang tepi
gingiva yang mengikuti alur tepi gingiva, dan ditambah dua insisi vertikal yang
menyerong pada bagian bukal. Ujung dari insisi vertikal berujung pada interdental
gingiva tepi. Agar tidak merusak servikal gigi tetangga pada saat penyembuhan.
mengarah ke gingiva cekat. Penjahitan akan lebih baik apabila tepi bawah dari flap
ini berada pada 2-3 mm di atas pertemuan mukosa bergerak dan cekat. Akhir dari
masing masing sisi yang diinsisi ini harus meluas minimal satu gigi dari area
pengurangan tulang. Flap semilunar digunakan untuk apikoektomi, penghilangan
kista berukuran kecil, dan sisa ujung akar.
Keuntungan: insisi yang kecil, refleksi yang mudah, tidak menyebabkan resesi
gingiva, tidak mengintervensi jaringan periodontal, oral higiene yang tinggi bila
dibandingkan dengan tipe flap lainnya.
Kerugian: kemungkinan salah perhitungan lokasi flapnya tinggi, karena flap diawali
pada bagian yang menjauhi tepi gingiva, akses dan visualisasi yang terbatas,
pengembalian flap yang susah.
2.5 Flap Tipe Lain
Tipe lain dari flaps adalah hasil dari insisi bentuk-Y dan bentuk-X. Flap ini
digunakan dalam prosedur pembedahan langit-langit, terutama untuk menghilangkan
eksostesi (torus palatina).
a. Flap bentuk Y
Insisi dibuat sepanjang midline palatum, ditambah dua insisi anterolateral,
dimana kedua cabang flap diinsisi mengarah ke gigi kaninus kanan dan kiri. Prosedur
flap ini diindikasikan untuk perawatan pembedahan eksositosis yang kecil pada
palatum.
b. Flap bentuk X
Jenis flap ini digunakan untuk pembedahan eksositosis yang besar. Yang
memiliki desain dasar seperti pada flap bentuk Y. Perbedaannya dari flap bentuk Y
7
adalah ditambah dua insisi arah posterolateral. Flap jenis ini akan mendapatkan akses
yang lebih baik dan luas daripada bentuk Y.
menghindari terpotongnya arteri pada palatum karena sejajar dengan pembuluh darah
arteri.
a. flap bukal
b. flap palatal
c. Flap bridge
8
Flap jenis ini adalah flap palatobukal dan perpendicular pada alveolar ridge.
Setelah diinsisi, flap dibawa ke posterior atau anterior tergantung dari kasusnya. Flap
ini digunakan untuk menutup lubang oroantral dengan tanpa melibatkan bagian
vestibular, dan digunakan hanya pada daerah sebelahnya yang kosong atau
edentulous.
SCALPEL HANDLE NO 3
MACAM-MACAM BLADE
No 15
No 11
No 12
No 10
Mata pisau scalpel yang untuk bedah intraoral: pisau no. 15 (relatif kecil dan dapat
digunakan untuk membuat insisi di sekitar gigi terus kemukoperiosteum). Selain itu,
mata pisau no. 11 dan 12 juga seringdigunakan untuk intraoral. Mata pisau no. 11
memiliki ujung yang tajamyang biasa digunakan untuk membuat tusukan kecil insisi
seperti padainsisi abses. Mata pisau no. 12 yang bengkok berguna untuk
prosedur mukogingival dimana insisi harus dibuat dari aspek posterior gigi atau diarea
tuberositas maksila.
Mata pisau scalpel dipasang dengan hati-hati ke pegangannya dengan needle
holder untuk mencegah sayatan pada jari operator. Mata pisau dipegang di tepi superior
dan dipasang dengan bagian penahan pada handle mengarah ke atas. Mata pisau digeser
pada handle sampai ke posisi klik. Cara melepaskan mata pisaunya pun demikian.
Mata pisau scalpel dirancang untuk penggunaan satu pasien. Mata pisau ini akan
menjadi tumpul dengan mudah ketika dia berkontak dengan jaringan keras seperti tulang
dan gigi. Jika beberapa insisi darimukoperiosteum sampai ke tulang diperlukan,
dibutuhkan mata pisaukedua selama operasi tersebut. Mata pisau yang tumpul tidak akan
membuat insisi yang bersih dan tajam pada jaringan lunak, oleh karena ituharus diganti
ketika mata pisau sudah menjadi tumpul.
10
Ketika
gigi
sudah
diekstraksi,
jaringan lunak yang menempel disekeliling gigi harus dilepaskan. Instrumen yang sering
digunakan adalah Woodson periosteal elevator no.1. Instrumen ini relatif kecil dan
lembut dan dapat digunakan untuk menghilangkan jaringan lunak melewati sulkus
gingival.
11
Kedua retraktor ini dapat menarik pipi dan flap mukoperiosteal secara stimultan.
Sebelum flap dibuat, retraktor menahan pada pipi dan ketika akan menyentuh flap,
retraktor ditempatkan pada tulang dan selanjutnya digunakan untuk menarik flap.
Retraktor lidah: Kaca mulut, Weider tongue retractor (retraktor yang lebar, berbentuk
hati yang bergigi tajam pada satu sisi sehingga dapat melawan lidah lebih kuat serta
menarik secara medial dan anterior), towel clip (biasa digunakan saat biopsi,
memerlukan anestesi lokal.
12
Hemostat memiliki sebuah paruh yang panjang dan halus, digunakan untuk
menggenggam jaringan, dan sebuah pegangan yang mengunci. Hemostat juga sangat
berguna pada bedah mulut untuk menghilangkan jaringan granulasi pada soket gigi dan
untuk mengambil ujung akar yang kecil, serpihan kalkulus, fragmen restorasi amalgam,
dan partikel kecil lainnya yang jatuh ke area mulut atau luka.
memiliki
bentuk
besar
dan
gigi yang sudah diangkat dari soketnya. Ujungnya yang bundar ini mencegah
tergelincirnya benda yang dipegang.
13
b. Blumenthal rongeurs
Memiliki kedua ujung side-cutting and end-cutting. Tang ini tidak boleh digunakan
untuk mengambil gigi karena dapat menumpulkan dan merusaknya.
d. Bone file
14
15
8.2.
Needle
Untuk menutup mukosa insisi -> jarum kecil setengah bulat atau three eights
circle. Jarum dipegang pada 2/3 jarak antara ujung depan dan akhir jarum.
8.3.
Suture Material
(1) Ukuran untuk mukosa oral: 3.0, (2.0 > 3.0), 6.0 biasanya digunakan untuk
penjahitan kulit muka
(2) Resorbabilitas: Resorbable (Catgut: <5hari; Chromic gut: 10-12 hari; asam
poligilokolik dan poliaktitik: 4 mg); Nonresorbable ( sutra, nilon, dan stainless
steel)
(3) Mono/polifilamen: Monofilamen (Gut atau chromic gut, nilon, dan stanless
steel); Polifilamen (Sutra, asam poligilokolik dan poliaktitik)
Karena berupa multipel filamen, cairan oral dapat terjebak diantaranya dan
menyimpan bakteri yang ada pada saliva. Benang monofilamen tidak
menyebabkan hal seperti pada polifilamen ini, tetapi dia lebih sulit untuk
diikat dan lebih mengiritasi lidah dan jaringan lunak.
Benang jahit yang umum untuk kavitas oral adalah sutra hitam no.3-0. Ukuran
ini sangat pas untuk kekuatannya, bahan dari sutra alami membuatnya mudah
untuk diikat dan ditoleransi oleh jaringan lunak sekitarnya
9. Gunting
16
17
darah,
saliva, dan larutan irigasi harus dihisap dari daerah operasi. Kebanyakan alat penghisap
didesain dengan beberapa jenis lubang sehingga jaringan lunak tidak akan terhisap dan
menyebabkan kerusakan jaringan. Alat penghisap Fraser memiliki lubang pada bagian
gagang yang dapat ditutup sesuai dengan keperluan. Saat jaringan keras dipotong dengan
larutan irigasi yang banyak, lubang ditutup sehingga larutan dapat dibuang dengan cepat.
Ketika melakukan penghisapan pada jaringan lunak, lubang tidak ditutup untuk
menghindari terjadinya cedera jaringan.
12. Instrumen Untuk Memindahkan Instrumen Steril
Transfer forceps adalah tang yang digunakan untuk memindahkan instrument dari
satu area steril ke area steril lainnya. Tang ini biasanya memiliki jepitan yang berat dan
membelok ke kanan, sehingga instrument lain seperti tang ekstraksi dapat dipindahkan
dari satu area ke area lainnya dan alat-alat yang kecil dapat dipindahkan tanpa
menjatuhkannya. Tang ini disimpan dalam wadah yang berisi larutan antibakteri, seperti
glutaraldehide. Wadahnya harus dikosongkan dan diisi dengan larutan yang baru tiap
harinya. Dan wadahnya harus dicuci dan diautoklaf paling tidak seminggu sekali.
dan mencegah kerusakan pada tulang karena panas yang tinggi. Sebagai tambahan, saat
prosedur bedah selesai dan sebelum flap mukoperiosteal dijahit kemballi ke posisinya,
daerah pembedahan sebaiknya diirigasi dengan saline steril. Syringe plastik yang besar
dengan jarum 18-gauge tumpul biasanya digunakan untuk irigasi. Jarumnya harus
tumpul dan halus sehingga tidak melukai jaringan lunak, serta memiliki sudut untuk
mengarahkan aliran irigasi supaya lebih efisien.
19
14.2.
Tipe
Tiga tipe dasar dari elevator adalah (1) tipe lurus atau gouge type
A. Straight elevator, B&C. Mata pisau dari straight elevator yang konkaf
Elevator kedua yang paling banyak digunakan adalah elevator triangular atau
pennent-shape. Elevator triangular berguna ketika patahan akar gigi tertinggal
dalam soket. Contohnya adalah ketika molar pertama mandibula mengalami fraktur
dan meninggalkan akar distal dalam soket tetapi akar mesial ikut lepas bersama
mahkota, Ujung dari elevator triangular ditempatkan dalam soket, dengan bagian
20
shank bersandar pada lempeng tulang bagian bukal. Kemudian diputar dengan tipe
rotasi wheel-and-axle, dengan ujung elevator yang tajam meengikat sementum dari
akar distal yang tersisa; kemudian elevator diputar dan akar dikeluarkan. Elevator
triangular memiliki banyak tipe dan angulasi, tetapi tipe yang paling sering
digunakan adalah Cryer.
type. Elevator tipe ini digunakan untuk memindahkan akar. Elevator pick-type yang
berat adalah Crane pick. Biasanya dibutuhkan pengeboran untuk membuat lubang,
kira-kira dengan kedalaman
dimasukkan ke dalam lubang, dengan lempeng tulang bukal dianggap sebagai titik
tumpu, akar diangkat dari soket gigi.
Tipe kedua dari pick adalah root tip pick, atau elevator apeks. Elevator apeks
adalah instrument yang sulit karena digunakan untuk mengeluarkan ujung akar
yang kecil dari soketnya.
21
Ditekankan bahwa instrument ini merupakan instrument yang tipis dan tidak
dapat digunakan sebagai elevator tipe wheel-and-axle atau pengungkit seperti
elevator Cryer atau Crane pick.
DAFTAR PUSTAKA
1. Carranza FA, Takei HH. The Periodontal Flap, Dalam Carranzas Clinical
Periodontology, Newman MG, Carranza FA, Takei HH. Ed ke-10, W.B. Saunders Co.
Philadelphia; 2002. H:795-800.
2. Pedersen GW. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih bahasa: Purwanto. Jakata: EGC.
1993. H: 47-51.
3. Fragiskos FD. Oral Surgery. Berlin: Springer; 2007. P: 33-39.
4. Balaji. 2007. Textbook Of Oral And Maxillofaxial Surgery. New Delhi: Elsevier. P: 6279. 112-3.
22