Anda di halaman 1dari 55

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada Tn.S


dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Istirahat dan Tidur : Gangguan
Pola Tidurdi Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia

Girsang, Putri Noviani

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2895
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur : Gangguan Pola
Tidurdi Kelurahan Sari Rejo Kecamatan
Medan Polonia

KaryaTulisIlmiah
Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Putri Noviani Girsang
142500105

Program Studi DIII Keperawatan


Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Medan
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
i

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada Tn.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan
Tidur : Gangguan Pola Tidur di Lingkungan VI, Sari Rejo Medan Polonia”, yang
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.

Penulis Menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan
serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta
saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis di
kemudian hari.

Pada Kesempatan ini penulis mernyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada:

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Sumatera Utara Medan.
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. KMB selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep. Sp. Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ilmu Keperawatan Sumatera Utara Medan.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
6. Ismayadi, S.Kep, Ns, M.Kes, CWCC, CHt.N selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.
7. Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu,
serta dengan sabar menguji dan membimbing penulis.
8. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen Pembimbing Akademi saya yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing selama kuliah. Khususnya Pengisian KRS.
9. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Medan.

ii

Universitas Sumatera Utara


10. Kepada orangtua saya, ayah Jakiman Girsang, dan mamak Sannaria Ginting, S.Pd
yang sudah memberikan Motivasi, dukungan, semangat, perhatian, dan kasih
sayang serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan baik.

Medan, Juli 2017


Hormat Saya

Putri Noviani Girsang

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . ........................................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 3
C. Manfaat ...................................................................................................... 4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah
Gangguan Pola Tidur........................................................................... 5
1. Pengkajian......................................................................................... 18
2. Analisa Data...................................................................................... 19
3. Rumusan Masalah............................................................................. 21
4. Perencanaan........................................................................................ 22
B. Asuhan Keperawatan Kasus................................................................ 24
1. Pengkajian ......................................................................................... 24
2. Analisa Data ...................................................................................... 33
3. Rumusan Masalah ............................................................................. 35
4. Perencanaan ...................................................................................... 35
5. Implementasi dan Evaluasi ............................................................... 38
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 40
B. Saran ......................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41
LAMPIRAN ................................................................................................. 42

iv

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan,
aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan
tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa
sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-
ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda
(Tarwoto & Wartonah, 2006).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan
istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan menurun
serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2003).

Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas metabolisme
tubuh menurun, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan
penurunan respons terhadap stimulus eksternal (Wahid, 2007).

Pola istirahat dan tidur yang biasa dari seorang yang masuk rumah sakit atau
fasilitas pelayanan kesehatan lain dengan mudah dipengaruhi oleh penyakit atau rutinitas
pelayanan kesehatan yang tidak dikenal. (Potter & Perry,2005), seperti Diabetes Mellitus.

Diabetes adalah penyakit seumur hidup dimana badan seseorang tidak


memperoduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
dengan baik.Jika tubuh tidak mempunyai insulin, tak ada cara untuk mengendalikan
glukosa di dalam darah, maka seseorang berada pada suatu kesusahan besar. Semua
glukosa dari makanan akan tinggal di dalam darah, dan kadar gula darah akan sangat tinggi
sehabis makan, dan seseorang itu akan merasa sangat sakit.

Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil polling
tidur di Amerika oleh NSF didapat bahwa ternyata wanita lebih 2 banyak mengalami
gangguan tidur dibandingkan dengan laki – laki, yaitu 63% : 54 %.

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari

Universitas Sumatera Utara


ketiga masalah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika
terjaga di tengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari. Banyak orang
dewasa di Amerika Serikat memiliki hutang tidur yang signifikan karena ketidakadekuatan
dalam hal kuantitas maupun kualitas tidur malamnya dan mengalami hipersomnolen
disiang hari selama melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Gangguan tidur telah diklasifikasikan menjadi empat kategori utama, yang pertama
Disomnia adalah gangguan primer yang berasal dari sistem tubuh yang berbeda. Kedua
Parasomnia adalah prilaku yang tidak diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur
seperti gangguan terjaga, terjaga sebagian. Ketiga gangguan tidur yang berhubungan
dengan gangguan medis/psikiatrik. Yang terakhir gangguan tidur yang masih bersifat
usulan adalah gangguan baru yang belum memiliki banyak informasi yang adekuat
mengenai keberadaan gangguan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Riwayat kesehatan sosial, keluarga dan tidur yang lengkap dan cermat harus
diperoleh untuk mendapatkan informasi rinci tentang keluhan tidur. Kajian laboratorium
tentang tidur sering kali digunakan untuk mendiagnosa gangguan tidur, termasuk
penggunaan Polisomnogram (PSG) di malam hari dan Multiple Sleep Latency test
(MSLT). PSG melibatkan penggunaan EEG, EMG, dan EOG untuk memantau tahapan
tidur dan bangun selama tidur malam. MSLT memberi informasi objektif tentang tidur dan
aspek-aspek terpilih dari struktur tidur dengan mengukur seberapa cepat individu tertidur
selama empat kesempatan tidur siang sepanjang hari (Potter & Perry, 2005).

Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalahtujuan penting


perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahatdan tidur, maka hal
pertama yang harus dilakukan perawat yaitu mengkaji pola tidur pasien dengan
menggunakan riwayat keperawatan untuk mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor
yang biasanya mempengaruhi tidur. Klien membutuhkan suatu pendekatan individual
berdasarkan pada kebiasaan pribadi mereka dan pola tidur serta masalah khusus yang
mempengaruhi tidur mereka (Potter & Perry 2005).

Diagnosa keperawatan dapat ditegakkan setelah melakukan pengkajian lengkap


tentang kebutuhan tidur pasien. Dengan begitu Intervensi keperawatan pada pasien dapat
menjadi efektif dalam mengatasi gangguan tidur jangka pendek dan panjang (Potter &
Perry, 2005).

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut
dalam suatu karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.Sdengan
prioritas Masalah Gangguan PolaTidur pada klien Diabetes Melitus di Lingkungan VI Sari
Rejo Medan Polonia “.

2.1. Tujuan
1.2.1.Tujuan umum
Tujuan daripenulisan karya tulis ilmiah ini untuk memberikan asuhan
keperawatan pada Tn.S dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Tidur
pada klien diabetes mellitus di Kelurahan Sari Rejo Lingkungan VI Kecamatan Medan
Polonia.

1.2.2.Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan prioritas masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Tidur pada klien diabetes mellitus, maka penulis mampu:
1. Melakukan pengkajian pada Tn.S dengan prioritas masalah gangguan pola
tidur pada Diabetes Melitus di Kelurahan Sari Rejo Lingkungan VI
Kecamatan Medan Polonia.
2. Menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan prioritas masalah
gangguan pola tidur pada Diabetes Mellitus di Kelurahan Sari Rejo
Lingkungan VI Kecamatan Medan Polonia.
3. Memberikan intervensi pada Tn.S dengan prioritas masalah gangguan pola
tidur pada Diabetes Mellitus di Kelurahan Sari Rejo Lingkungan VI
Kecamatan Medan Polonia.
4. Memberikan implementasi pada Tn.S dengan prioritas masalah gangguan
pola tidur pada Diabetes Mellitus di Kelurahan Sari Rejo Lingkungan VI
Kecamatan Medan Polonia.
5. Melakukan evaluasi pada Tn.S dengan prioritas masalah gangguan pola
tidur pada Diabetes Mellitus di Kelurahan Sari Rejo Lingkungan VI
Kecamatan Medan Polonia.

Universitas Sumatera Utara


1.3.Manfaat
1.3.1.Bagi masyarakat (lapangan)
Hasil penulisan karya tulis ilmiah yang diperoleh dapat dijadikan sebagai
masukan dalam memberikan informasi tentang asuhan keperawatan khususnya masalah
Gangguan Tidur dengan diabetes mellitus.

1.3.2.Bagi penulis
Penulisan karya tulis ini sangat berguna untuk menambah wawasan penulis
tentang asuhan keperawatanmengenai masalah Gangguan Tidur dengan diabetes
mellitus dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah serta
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah Gangguan Tidur dengan diabetes mellitus.

1.3.3.Bagi institusi
Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan untuk menambah masukan dan
sumber bacaan diperpustakaan khususnya mengenai asuhan keperawatan dengan
masalah Gangguan Tidur dengan diabetes mellitus.

1.3.4.Bagi pendidikan keperawatan


Penulisan karya tulis ilmiah ini diperoleh sebagai bahan masukan dan informasi
bagi perawat yang ada dirumah sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan khususnya pada kasus Gangguan Tidur dengan diabetes mellitus.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah


Gangguan Pola Tidur

1. Defenisi
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan cirri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons
terhadap rangsangan dari luar.

2. Fisiologi tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan
pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivias tidur ini diatur oleh
system pengaktivasi retikularis yang merupakan system yang mengatur seluruh
tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan
tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular
activating system (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.
Demikian juda pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan
serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah,
yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari
keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan system limbic. Dengan
demikian, system pada batang otak yang mengatur sikls atau perubahan dalam
tidur adalah RAS dan BSR (Aziz Alimul Hidayat, 2006).
3. Jenis jenis tidur
Dalam prosesnya, tidur dibagi ke dalam dua jenis. Pertama, jenis tidur yang
disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam system pengaktivasi reticularis,
disebut dengan tidur gelombang lambat (slow wave sleep) karena gelombang
otak bergerak sangat lambat, atau disebut juga tidur non rapid eye movement

Universitas Sumatera Utara


(NREM). Kedua, jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran abnormal dari
isyarat-isyarat dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan
secara berarti, disebut dengan jenis tidur paradox, atau disebut juga dengan tidu
rapid eye movement (REM) (Aziz Alimul Hidayat 2006).

2.1.Pengaturan Tidur
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme
selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan
bangun. Reticular Activating System (RAS) di bagian batang otak atas diyakini
mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan, dan kesadaran. RAS
memerikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus
dari korteks serebri ( emosi, proses pikir)( tarwoto & wartonah, 2006 ).
Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan
katekolamin, misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan
serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbur
synchronizing regional (BSR). Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari
keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya
bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha
dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada saat
itu BSR mengeluarkan serum serotonin (Tarwoto & Wartonah, 2006).

2.2.Tahap Tidur
EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak,
otot, dan aktivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid eye
movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang
terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.
Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 110 menit sebelum tidur
berakhir.

Tidur Dengan Gerak Mata Tidak Cepat (NREM) Gerak Mata


Cepat (REM)

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

Universitas Sumatera Utara


Level Tidur paling Tidur ringan Tidur lebih Tidur -
Tidur ringan nyenyak paling
nyenyak

Pola Gelombang otak Gelombang Gelombang Sama Gelombang


EEG menjadi lambat ; otak menjadi otak lambat seperti beta, sama
muncul lebih lambat disebut tahap 3, seperti saat
gelombang teta gelombang tidur orang terjaga
delta dengan
gelomban
g otak
lambat
yang
disebut
gelomban
g data

Deskr - Hanya - - - Sama - Rata-rata


ipsi berlangsung Berlangsung Berlangsung seperti berlangsung
beberapa menit 20 menit 15 – 20 menit tahap 3 20 menit

- Rasa kantuk ; - Masih - Orang sulit - Jumlah


orang dapat cukup mudah dibangunkan; REM
mengatakan ia untuk saat meningkat
tidak membangunk dibangunkan saat malam
mengantuk; an orang dari pertama-tama beranjak,
mudah muncul tidur merasa period 1REM
disorientasi dimulai kira-
- Tanda vital, - Tanda vital,
dalam tahap kira 110
kerja otot dan kerja otot dan
ini. menit dalam
metabolisme metabolisme
siklus tidur
mulai melambat terus - Tanda vital
melambat teratur terapi - Tanda vital
- Dapat
lambat; tak tentu
melaporkan
relaks total;
sensasi jatuh - REM dapat
gerakan

Universitas Sumatera Utara


diikuti dengan sedikit atau dilihat
ketegangan otot tidak ada. melalui
seolah menutupnya
- Tidur
menangkapnya kelopak
berjalan,
mata.
mengigau,
enuresis, dan - Mimpi yang
mimpi buruk hidup dan
pada anak- penuh warna
anak.
- Merasa
ketakutan

4. Siklus Tidur
Selama siklus tidur, individu melalui tidur NREM dan REM, siklus komplit
biasanya berlangsung sekitar 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam siklus ini tidur
pertama, orang yang tidur melalui kertiga tahap pertama tidur NREM dalam
total waktu 20 sampai 30 menit. Kemudian tahap IV NREM, tidur kembali ke
tahap III dan II sekitar 20 menit. Setelah itu terjadi tahap REM pertama, yang
berlangsung sekitar 10 menit, melengkapi siklus tidur pertama. Orang tidur
biasanya mengalami empat sampai eman kali siklus tidur selama 7 sampai 8
jam. Orang yang tidur yang dibangunkan di tahap manapun harus memulai
tahap I tidur NREM yang baru dan berlanjut ke seluruh tahap tidur REM.
Durasi tahap tidur NREM dan REM bervariasi selama periode tidur. Seiring
dengan berlalunya malam, orang tidur menjadi tidak terlalu Lelah dan
meluangkan lebih sedikit waktu di tahap III dan IV tidur NREM. Tidur REM
meningkat dan mimpi cenderung memanjang. Apabila orang tidur sangat Lelah,
siklus REM seringkali terjadi secara singkat. Sebelum tidur berakhir, terjadi
periode hampir terbangun, dan didominasi oleh Tahap I dan II tidur NREM dan
tidur REM (Kozier,dkk, 2002).
Siklus tidur normal dapat dilihat lebih jelas pada skema berikut (Bennita W.
Vaughans, 2013) :

Universitas Sumatera Utara


Bangun

NREM I

REM

NREM II NREM II NREM II

NREM III NREM III

NREM IV

2.3.Fungsi Tidur
Fungsi tidur secara jelas tidak ketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur
dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan,
mengurangi stress pada paru, kardiovaskular, endokrin, dan lain-lain.
Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi
seluler yang penting.
Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur: pertama, efek pada
sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan di antara berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada struktur
tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh Karena selama
tidur terjadi penurunan (Aziz Alimul Hidayat, 2006).
2.1.7 Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan. Tabel


berikut merangkum kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia.

Universitas Sumatera Utara


Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan
Tidur

0 – 1 bulan Masa neonatus 14 – 18 jam/hari

1 bulan – 18 bulan Masa bayi 12 – 14 jam/hari

18 bulan – 3 tahun Masa anak 11 – 12 jam/hari

3 tahun – 6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6 tahun – 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12 tahun – 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

18 tahun – 40 tahun Masa dewasa muda 7 – 8 jam/hari

40 tahun – 60 tahun Masa dewasa pertengahan 7 jam/hari

60 tahun ke atas Masa tua 6 jam/hari

Kebutuhan dan pola tidur Normal menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) yaitu :

1. Neonatus sampai dengan 3 bulan

a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari

b. Mudah berespons terhadap stimulus

c. Pada minggu peratama kelahiran 50% adalah tahap REM

2. Bayi

a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam

b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari

c. Tahap REM 20-30 %

3. Toddler

a. Tidur 10-12 jam/hari

b. Tahap REM 25%

10

Universitas Sumatera Utara


4. Prasekolah

a. Tidur 11 jam pada malam hari

b. Tahap REM 20%

5. Usia sekolah

a. Tidur 10 jam pada malam hari

b. Tahap REM 18,5%

6. Remaja

a. Tidur 8,5 jam pada malam hari

b. Tahap REM 20

7. Dewasa muda

a. Tidur 7-9 jam/hari

b. Tahap REM 20-25 %

8. Usia dewasa pertengahan

a. Tidur kurang lebih 7 jam /hari

b. Tahap REM 20%

9. Usia tua

a. Tidur kurang lebih 6 jam/hari

b. Tahap REM 20-25 %

2.1.8 Faktor – faktor yang memperngaruhi tidur

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut
dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya.

11

Universitas Sumatera Utara


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) faktor-faktor yang mempengaruhintidur
yaitu :

1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tiduratau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan hipertensi, gangguan
pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit persyarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
3. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
4. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
5. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya

6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah
7. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antaralain :
a. Diuretik : menyebabkan insomnia
b. Antidepresan : menyupresi REM
c. Kafein : meningkatkan saraf simpatik
d. Narkotika : menyupresi REM

12

Universitas Sumatera Utara


2.2 Gangguan Tidur

2.2.1 Pengertian Gangguan Tidur

Gangguan pola tidur adalah gangguan jumlah dan kualitas tidur (penghentian
kesadaran alami, periodic) yang diatasi waktu dalam jumlah dan kualitas (NANDA NIC,
NOC, 2007). Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat
yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan
(Carpenito,LJ, 1995). Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi yang
memperlihatkan perasaan Lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesudan apatis, kehitaman
di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian
terpecah-pecah, sakit kepala, dan sering menguap atau menguap(Aziz, 2006).

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga masalah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika
terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari.

2.2.2 Klasifikasi Gangguan Tidur

Kelainan Deskripsi

Insomnia Susah tidur atau tetap tertidur. Penyebabnya antara lain :

a. Stres situasional
b. Jet lag
c. Penyakit
d. Penggunaan hipnotik berlebihan
e. Kebiasaan tidur yang buruk
Insomnia dapat berkembang menjadi siklus yang ganas
saat seseorang mengalami lebih banyak kesulitan untuk
tertidur dan tetap tertidur karena antisipasinya terhadap
masalah tidur.

13

Universitas Sumatera Utara


Deprivasi tidur Periode tidur tidak memadai secara berkepanjangan
(jumlah dan / atau kualtasnya). Faktor pendukungnya
antara lain :

a. Penyakit atau rawat inap.


b. Penggunaan obat (terapeutik atau rekreasional)
c. Pola kerja
d. Stres
e. Lingkungan tidur
Narkolepsi Mengantuk berlebihan sepanjangan hari. Episode ini
berlangsung 10 – 15 menit.

a. Serangan REM yang cepat (15 – 20 menit)


b. Terjadi paralisis tidur
c. Mengalami mimpi yang hidup
d. Katafleksi (kelemahan otot tiba-tiba) yang dapat
menyebabkan seseorang jatuh.
Parasomnia Aktivitas-aktivitas yang terjadi selama tidur yang
normalnya terjadi ketika seseorang terjaga :

a. Berjalan dalam tidur


b. Mengigau
c. Enuresi
Aktivitas lain yang termasuk kategori ini antara lain :

a. Mimpi buruk
b. Gigi menggeratak

14

Universitas Sumatera Utara


Apnea Tidur Periode apnea berlangsung 10 detik atau lebih sementara
seseorang tersebut tidur. Faktor pendukung apnea tidur di
antaranya :

a. Pemakaian alkohol
b. Obesitas
c. Merokok
d. Posisi tidur (tidur telentang)
e. Gangguan jaringan ringan
f. Deformitas tulang rahang
Mengorok dan mengantuk sepanjang hari adalah dua
manifestasi umum yang menyertai apnea tidur. Perangkat
Tekanan udara positif berkelanjutan (CPAP) dan
pembedahan serta modifikasi gaya hidup dapat membantu
pasien yang memiliki apnea tidur.

Gangguan Pola Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu


Tidur secara keadaan individu mengalami atau mempunyai resiko
umum perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang
menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya
hidup yang diinginkan (Carpenito, 1995).

Gangguan ini dapat dilihat dari kondisi pasien yaitu :

a. Memperlihatkan perasaan lelah


b. Mudah terangsang dan gelisah
c. Lesu dan apatis
d. Kehitaman di daerah sekitar mata
e. Kelopak mata bengkak
f. Konjungtiva merah, mata perih
g. Perhatian terpecah-pecah
h. Sakit kepala
i. Sering menguap atau mengantuk
Penyebab gangguan pola tidur antara lain kerusakan
transpor oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan
eliminasi, pengaruh obat, imobilitas, nyeri pada kaki,

15

Universitas Sumatera Utara


takut operasi, faktor lingkungan yang mengganggu, dll.

2.8.4 Faktor –faktor Gangguan Tidur


Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Seringkali faktor tunggal
tidak hanya menjadi penyebab masalah tidur (Nurmianto, 2004). Gangguan tidur dapat
dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan
rendah, orang muda serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang
normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan
pada siklus tidur biologisnya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja,
mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain (Potter & Perry, 2009).
Faktor fisiologis, faktor psikologis, obat-obatan dan substansi, dan lingkungan
dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur (Potter & Perry, 2005).

2.8.5 Faktor Fisik


Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, rasa tidak nyaman (misalnya kesulitan
bernafas), atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi, dapat menyebabkan
masalah tidur. Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan
tertidur atau tetap tertidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi
yang aneh saat tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur.
Berdasarkan penelitian, rasa tidak nyaman merupakan salah satu faktor terjadinya
gangguan tidur dimana seseorang akan merasa gelisah dan sulit untuk mendapatkan tidur
yang nyenyak (Potter & Perry, 2005).

16

Universitas Sumatera Utara


2.8.6. Faktor Lingkungan
Lingkungan tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk
tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang.
Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Jika seseorang
biasanya tidur dengan individu lain, maka tidur sendiri menyebabkan ia terjaga.
Sebaliknya, tidur tanpa ketenangan atau teman tidur yang mengorok juga mengganggu
tidur (Potter & Perry, 2005).

2.8.7.Faktor Psikologis
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur. Stres
emosional juga dapatmenyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah
frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk
tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang
berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk (Potter & Perry, 2005).

2.8.8.Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tidur menurut Tarwoto
& Wartonah (2010) yaitu :
1. Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur, jumlah
jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering terbangun
pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari : apakah merasa segar saat
bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
c. Adakah alat bantu tidur : apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur
d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi : jenis gangguan tidur, kapan
masalah itu terjadi.
2. Pemeriksaan fisik
a. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien
b. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.
c. Perilaku : iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur
tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket,
menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.

17

Universitas Sumatera Utara


3. Pemeriksaan diagnostik
a. Elektroencefalogram (EEG) adalah alat untuk mengukur aktivitas listrik dalam
korteks serebral (otak).
b. Elektromiogram (EMG) adalah alat untuk mengukur tonus otot.
c. Elektrookulogram (EOG) adalah alat untuk mengukur gerakan mata dan
memberikan infirmasi struktur aspek fisiologis tidur.
1. Gejala Klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva
merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.
2. Penyimpangan Tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visul dan
auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi,
serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.
2.1.2.Analisa Data
Data dasar adalah sekumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri. Pengumpulan Data
yang didapat pada gangguan pola tidur yaitu :

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN

1 DS : Diabetes melitus Gangguan Pola Tidur

-Tn. S mengatakan
susah tidur,tidak
nyenyak, sulit untuk
memulai tidur, sulit Penurunan fisiologi

untuk melanjutkan tidur


tidur jika sudah
terbangun dan
sering ngantuk pada
siang hari. Penurunan elastisitas

18

Universitas Sumatera Utara


DO: pembuluh darah

-Wajah Tn.S tampak


lemas.

-Sering Menguap
Nyeri kepala
-kelopak mata hitam

-konjungtiva mata
pucat
Gangguan Pola Tidur
-Klien tidur jam
02.00 Pagi.

-Jumlah tidur klien


4 Jam setiap malam.

-Frekuensi
terbangun pada
malam hari 2 kali

-TTV:

TD : 110/70 mmHg

RR : 22 x/menit

HR : 64 x/menit

T : 36,5 0C

KGD: 355 mg/dl

2 DS: Ketidaknyamanan Kecemasan

Klien mengatakan

merasa cemas

dengan keadaannya.

Klien mengatakan
tidak nyaman

19

Universitas Sumatera Utara


Kurang pengetahuan

DO:

Klien tampak
gelisah
Kecemasan
Klien terlihat

berkeringat.

Klien selalu

bertanya tentang

penyakitnya.

Ekspresi wajah

tampak tegang.

TTV:

TD : 110/70 mmHg

RR : 22 x/menit

HR : 64 x/menit

T : 36,5 0C

KGD : 355 mg/dl

2.1 Rumusan Masalah


Diagnosa keperawatan pada gangguan pola tidur harus aktual dan potensial
berdasarkan pengumpulan daya yang selama pengkajian dimana perawat menyusun
strategi keperawatan untuk mengurangi kebutuhan istirahat tidur atau gangguan pola
tidur (Potter & Perry,2006).
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang mengurangi respon aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin
berkompeten untuk mengatasinya (Potter &Perry,2005).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah kebutuhan
istirahat dan tidur yaitu:

20

Universitas Sumatera Utara


1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
a) Proses penuaan
b) kecemasan
c) Gangguan metabolisme
d) Kerusakan eliminasi
e) Pengaruh obat
f) Pola aktivitas siang hari
h) Immobilitas
i) Ketidaknyamanan fisik
j) Konsumsi alkohol
k) Lingkungan yang mengganggu
2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat
tidur,dan
ketidakmampuan mengawasi perilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan obesitas.
5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat tidu.
6. Potensial cedera berhubungan dengan somnambolisme.
7. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.
Kemungkinan Data yang ditemukan adalah :
a) Perubahan penampilan dan perilaku
b) Sering menguap
c) Lingkaran hitam disekitar mata
d) Perubahan tingkat aktifitas
e) Mata / konjungtiva merah.
f) Stress
g) Faktor usia

21

Universitas Sumatera Utara


2.2 Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dalam intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut( Potter& Perry,2005).
Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan
tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal,
penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam serta secara
verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat terbangun dari tidur (
Wilkinson, 2006; Tarwoto & Wartonah, 2010)
Intervensi Rasional

1. Lakukan pengkajian masalah 1. Memberikan informasi dasar dalam


gangguan tidur klien, karakteristik, menentukan rencana perawatan
dan penyebab kurang tidur.

2. Anjurkan klien untuk mengurangi


2. Mengurangi gangguan saat tidur.
distraksi lingkungan dan hal-hal yang
dapat mengganggu tidur.

3. Anjurkan klien untuk tidur dengan 3. Meningkatkan tidur.


posisi yang nyaman.

4. Anjurkan klien untuk 4. Menghindari tidur siang yang


meningkatkan aktivitasnya p ada siang berlebihan.
hari.

5. Anjurkan klien untuk mengurangi


5. Dapat mempercepat klien untuk
aktivitas sebelum tidur.
memulai tidur.
6. Anjurkan klien untuk tidak banyak
6. Tidur siang hari dapat
tidur pada siang hari.
menyebabkan tidak bisa tidur pada
malam hari.

7. Anjurkan klien makan yang cukup 7. Meningkatkan tidur.


satu jam sebelum tidur.

22

Universitas Sumatera Utara


8. Berikan pengetahuan kesehatan 8. Meningkatkan pola tidur.
kepada klien tentang jadwal tidur, cara
mengurangi stress dan cemas serta
latihan relaksasi.

23

Universitas Sumatera Utara


B. Asuhan Keperawatan Kasus

2.2.1. Pengkajian

The image part w ith relationship ID rId12 w as not found in the


file.

1. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL. Pipa II Sari Rejo
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 12 Juni 2017
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus

II. `KELUHAN UTAMA


Tn. S mengatakan dirinya sulit untuk mulai tidur pada malam hari,
kadang tidurnya hanya 2 jam saja sering terbangun pada malam hari. Jika
sudah terbangun dari tidur maka akan sulit untuk tidur kembali. Klien
mengatakan pusing , adanya rasa kesemutan pada kaki/ tungkai bawah,dan
kurang beraktivitas pada siang hari dan sering menguap.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


A. Provocative/palliative

1. Apa Penyebabnya : Diabetes Mellitus

2. Hal-hal yang Memperbaiki Keadaan : Jika pasien minum obat

pasien mengatakan dirinya bisa tidur dan sebaliknya.

24

Universitas Sumatera Utara


B. Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan : Pasien merasa lelah

2. Bagaimana dilihat : Pasien tampak gelisah, lesu, kehitaman


didaerah sekitar mata, perhatian terpeca-pecah.

C. Region/lokasi

Dimana lokasinya : -

D. Severity

Pasien mengatakan akibat tidak bisa tidur ia merasa sangat mengantuk dantidak
dapat bekerja seperti biasanya.

E. Time

Pada saat malam hari tidak bisa tidur dan pada siang hari pun tidak bisa tidur.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan dirinya tidak mempunyai penyakit yang lain hanya
mengalami Diabetes.

B. Pengobatan atau tindakan yang dilakukan


Pasien pernah berobat ke Rumah Sakit.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Pasien tidak pernah di operasi.
D. Lama rawat : -
E. Alergi

Pasien mengatakan dirinya tidak ada alergi.

F. Imunisasi

Pasien mengatakan dirinya mendapatkan imunisasi lengkap sewaktumasih kecil.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua

Pasien mengatakan ibunya menderita Diabetes Mellits.

25

Universitas Sumatera Utara


B. Saudara kandung

Pasien mengatakan semua anggota keluarganya sehat tidak ada yang


menderita penyakit yang serius.

C. Penyakit keturunan yang ada

Pasien mengatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami


gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Pasien mengatakan ayah dan ibu telah meninggal dunia.

F. Penyebab meninggal

Ayah pasien meninggal dikarenakan menjadi korban kecelakaan.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA
Pasien sadar akan penyakit yang dialaminya, tetapi klien mulai menghindari
hubungan sosial dengan orang lain.
KONSEP DIRI
1. Gambaran diri
Tn. S mengatakan menyukai bentuk tubuhnya.
2. Idel Diri
Tn. S mengatakan dirinya ingin cepat sembuh.
3. Harga diri
Tn. S mengatakan harga dirinya tidak terganggu.
4. Peran diri
Tn. S mengatakan sebagai kepala rumah tangga.
5. Identitas
Tn. S mengatakan bersyukur sebagai ayah bisa membiayai keluarga dan
menyekolahkan anak-anaknya, tetapi selama sakit Tn.S sudah tidak
bekerja lagi.

26

Universitas Sumatera Utara


B. RIWAYAT PSIKOLOGI
Tn. S mengatakan cemas dengan gangguan kebutuhan tidur yang dialami
klien.
C. RIWAYAT SOSIAL
Tn. Smenjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan mengikuti acara
atau gotong royong di lingkungan VI.
D. SPIRITUAL
Tn. S menganut agama Islam dan klien mengatakan selalu melakukan sholat
lima waktu.

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola makan dan minum

a. Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

b. Nafsu/selera makan : selera makan baik

c. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati

d. Alergi : Tidak ada

e. Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah

f. Waktu pemberian makanan : pagi, siang, sore

g. Jumlah dan jenis makanan : sesuai porsi nasi, lauk, sayur dan
buah

h. Waktu pemberian cairan/minum : saat setelah makan saja

i. Masalah makanan dan minuman (kesulitan mengunyah, menelan) :


normal, tidak ada masalah makanan dan minuman

B. Perawatan diri/personal hygiene

a. Kebersihan tubuh : tubuh tampak bersih

b. Kebersihan gigi dan mulut : gigi tampak sedikit kuning dan


kurang bersih

c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku dan kaki tangan pendek
danbersih

27

Universitas Sumatera Utara


C. Pola kegiatan/aktivitas

a. Uraian aktivitas pasien mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total. Pasien dapat melakukan


aktivitassehari-hari secara mandiri, seperti mandi, makan, eliminasi,ganti
pakaian.

b. Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : -

1. Pola Eliminasi
a. BAB
Pola BAB : Teratur 1 x sehari
Karakter feses : Keras
Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan
BAB terakhir : Pagi hari
Diare : Tidak ada diare
Penggunaan laksatif : Tidak ada laksatif
b. BAK
Pola BAK : 5-6 x/hari
Karakter urine :Kuning jernih
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK :Tidak ada rasa nyeri
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
Penggunaan diuretic : Tidak ada
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
2. Kebiasaan Olahraga
Tn. S jarang melakukan olahraga, hanya saja tekadang berjalan sekitar
rumah.

3. Kemampuan Melakukan Aktivitas


Aktivitas sehari-hari Tn. S adalah menjaga cucu di rumah dan
menonton TV.
8. Rekreasi
Tn. S mengatakan biasanya menonton TV dan untuk rekreasi dilakukan keluarga
untuk mengunjungi keluarga hanya pada saat liburan saja.

28

Universitas Sumatera Utara


VIII. STATUS MENTAL
1. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien compos mentis, klien dalam keadaan sadar ketika diberi
pertanyaan
2. Penampilan
Klien tampak rapi baik cara berpakaian.
3. Pembicaraan
Klien berbicara dengan lambat.
4. Alam perasaan
Klien tampak tidak bersemangat.
5. Afek
Pasien tidak mengalami gangguan pada afek, seperti afek datar yaitu tidak ada
perubahan dalam roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau
menyedihkan, hanya bereaksi bila ada stimulus yang lebih kuat.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat dilakukan pengkajian
bagus, pasien mau menatap lawan bicara.
7. Persepsi
Jika mereka memiliki rumah sendiri mereka akan mempunyai kehidupanyang lebih
baik lagi.
8. Proses pikir
Pasien tidak mengalami gangguan proses pikir seperti sirkuntasial (pikiranberputar-
putar), tangensial (pembicaraan yang berbelit-belit), flight ofidea(pikiran
melayang).
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti obsesi (pikiran yang terus
muncul meskipun pasien berusaha menghilangkannya), fobia (rasa ketakutanyang
patologis/tidak rasional terhadap suatu objek/situasi/benda tertentu yang tidak dapat
dihilangkan)
10. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang, jangka pendek
maupun gangguan memori saat ini.

29

Universitas Sumatera Utara


IX. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : Compos mentis
B. Tanda-tanda Vital
- Suhu : 36,5 C
-Tekanan Darah : 110/70 mmHg
-Nadi : 64 x/menit
-Pernafasan : 22 x/menit
-Skala Nyeri :3
-Tinggi Berat : 170 cm
-Berat Badan : 75 kg
C. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala dan Rambut
- Bentuk : Simetris
- Ubun-ubun : Tidak ada Benjolan
- Kulit Kepala : Bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Merata dan bersih
- Bau : Tidak berbau
- Kulit Kepala : Besih
Wajah
- Warna Kulit : Sawo matang
- Struktur wajah :Oval dan simetris
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris
- Palpebra : Merah muda
- Konjungtiva dan Sklera : Merah muda dan putih
- Pupil : Isokor dan coklat muda
- Cornea dan iris : Bening
- Visus : Ketajaman penglihatan baik
- Tekanan bola mata : Baik
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septumnasi :Simetris dan di tengah
- Lubang hidung : Bersih
- Cuping hidung :Tidak ada

30

Universitas Sumatera Utara


Telinga
- Bentuk telinga : Normal dan simetris
- Ukuran telinga :Normal, simteris kanan dan
kiri
- Lubang telinga : Bersih
- Ketajaman pendengaran : Baik
Mulut dan Faring
- Keadaan bibir : Lembab dan simetris
- Keadaan gusi dan gigi : Merah muda,gigi putih
- Keadaan lidah : Bersih
- Orofaring : Normal
Leher
- Posisi Trachea : Normal
- Thyroid : Tidak ada pembesaran
- Suara : Normal
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada distensi
- Denyut nadi karotis : Teraba
Pemeriksaan Integumen
- Kebersihan : Bersih
- Kehangatan : Hangat
- Warna : Normal , sawo matang
- Turgor : Baik
- Kelembaban : Lembab
- Kelainan pada kulit : Tidak ada
Pemeriksaan Thoraks/dada
- Inspeksi thoraks/dada : Normal
- Pernafasan (frekuensi, irama) : 20x/menit
- Tanda kesulitan bernafas :Tidak ada kesulitan bernafas
Pemeriksaan Paru
- Palpasi getaran suara : Ada getaran
- Perkusi : Resonan
- Auskultasi : Vesikuler dan tidak ada tambahan
suara

31

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan Muskuloskeletal/Ekstremitas
Normal, Berfungsi dengan baik, tidak ada edem.
Pemeriksaan Fungsi Sensorik
Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas, dingin, dan tajam tumpu.

2.7.2 ANALISA DATA


NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN

1 DS : Diabetes melitus Gangguan Pola Tidur

-Tn. S mengatakan
susah tidur,tidak
nyenyak, sulit untuk
memulai tidur, sulit Penurunan fisiologi

untuk melanjutkan tidur

tidur jika sudah


terbangun dan
sering ngantuk pada
siang hari. Penurunan elastisitas
pembuluh darah

DO:

-Wajah Tn.S tampak


lemas. Nyeri kepala

-Sering Menguap

-Klien tidur jam


02.00 Pagi.
Gangguan Pola Tidur
-Jumlah tidur klien
4 Jam setiap malam.

-Frekuensi
terbangun pada
malam hari 2 kali

32

Universitas Sumatera Utara


-TTV:

TD : 110/70 mmHg

RR : 22 x/menit

HR : 64 x/menit

T : 36,5 C

KGD : 355 mg/dl

2 DS : Kecemasan

Klien mengatakan Ketidaknyamanan

merasa cemas

dengan keadaannya. Kurang pengetahuan

Klien mengatakan
tidak nyaman

Kecemasan

DO:

Klien tampak
gelisah

Klien terlihat

berkeringat.

Klien selalu

bertanya tentang

penyakitnya.

Ekspresi wajah

tampak tegang.

TTV:

TD : 110/70 mmHg

33

Universitas Sumatera Utara


RR : 22 x/menit

HR : 64 x/menit

T : 36,5 C

2.7.3 RUMUSAN MASALAH


1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan diabetes ditandai dengan
susah tidur, tidak nyenyak, dan wajah tampak lemas.
2. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahan tentang penyakit ditandai dengan
BB =75 kg, TB= 170, IMT= 27

2.7.8 PERENCANAAN

Hari / No. Perencanaan Keperawatan


tanggal Dx

1 Tujuan : klien dapat mempertahan kebutuhan tidur dalam


batas normal.

Kriteria Hasil :

1. Rasa ngantuk klien pada siang hari berkurang.

2. Klien dapat tidur nyenyak.

3. Waktu tidur klien 6-8 jam setiap malam.

4. Frekuensi terbangun dimalam hari berkurang.

5. Klien melakukan tindakan-tindakan yang mempercepat


tidur.

6. Perasaan segar setelah tidur.

Rencana Tindakan Rasional

1.) Lakukan pengkajian 1.) Memberikan informasi


masalah gangguan tidur dasar dalam menentukan

34

Universitas Sumatera Utara


klien, karakteristik, dan rencana perawatan.
penyebab kurang tidur.

2.) Kurangi kebisingan, atur


2.) Mengurangi gangguan
cahaya lampu yang redup.
saat tidur.
3.)Batasi intake cairan pada
3.) Meningkatkan pola tidur.
malam hari, terutama yang
mengandung kafein.

4.)Anjurkan klien untuk


mengurangi distraksi 4.) Menghindari tidur siang
lingkungan dan hal-hal yang yang berlebihan.
dapat mengganggu tidur.

5.)Anjurkan klien untuk tidur


dengan posisi yang nyaman.
5.) Meningkatkan pola tidur.
6.)Anjurkan klien untuk tidak
banyak tidur pada siang hari

6.) Meningkatkan agar bisa


tidur pada malam hari.

2 Tujuan : Setelah dilakukannya asuhan keperawatan pada


klien, klien dapat mengetahui mengenai penyakit,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

Kriteria Hasil :

1. mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, dapat


mengidenfikasi hubungan tanda dan gejala dengan
proses penyakit.
Rencana Tindakan Rasional

1. Jelaskan kepada -Agar pasien mengetahui,


pasien tentang mengerti dan memahami
penyakit yang di tentang sakit yang
derita dialami.

35

Universitas Sumatera Utara


-Memberikan informasi yang
2. Lakukan pemberian akurat dan bermakna bagi
pendidikan kesehatan pasien dan bagi perawat dapat
secara bertahap dan mengetahui perkembangan
sesuai rencana pada pengetahuan pasien dengan
satuan acara pasti.
pembelajaran (SAP).
-Memberikan pengetahuan
dasar dimana pasien cepat
3. Diskusikan bersama membuat pertimbangan
pasien tentang dalam memilih gaya hidup.
penyakitnya.
-Pemahaman tentang semua
aspek penggunaan obat
4. Tinjauan ualang meningkatkan penggunaan
program pengobatan. yang tepat.

5. Kajitingkat
-Untuk memberikan
pengetahuan pasien
informasi yang tepat pada
tentang penyakit,
pasien dan menghindari
prognosa,
kejenuan informasi.
danpengobatannya.

36

Universitas Sumatera Utara


2.1.1. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/ Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi
Tanggal

Selasa/ 1 1. Melakukan pengkajian S :


masalah gangguan tidur
13 Juni - Klien dapat mengerti
klien, karakteristik, dan
92017 tentang masalah yang
penyebab kurang tidur.
mengakibatkan gangguan
2. Menganjurkan klien untuk pola tidur.
mengurangi kebisingan,
-Klien mengatakan akan
mengatur cahaya yang
mengatur cahaya yang
redup.
redup.
3. Menganjurkan klien untuk
-Klien mengatakan akan
lebih banyak minum pada
membatasi intake cairan
siang hari daripada malam
terutama pada malam hari.
hari.
O:
4. Menganjurkan keluarga
untuk ikut -Klien belum bisa tidur
berpartisipasidalam tepat waktu. TD : 110/70

menciptakan kenyamanan. mmHg


Seperti, keluargadapat A :
menjaga anak kecil ketika
Masalah belum teratasi
klien lagi istirahat.
P:
5. Menganjurkan klien untuk
tidur dengan posisi yang Intervensi dilanjutkan
nyaman, seperti posisi
- Mengatur cahaya
SIM.
- Mengurangi intake cairan
6. Menganjurkan klien untuk
- Posisi tidur yang nyaman
tidak banyak tidur pada
siang hari. - Kamar tidur yang bersih

37

Universitas Sumatera Utara


2 a. Mengajarkan teknik S:
relaksasi (Pertama-
Klien mengatakan rasa
tama bapak tarik
cemasnya sudah mulai
napas dalam perlahan-
berkurang dan saat cemas
lahan, setelah itu
klien melakukan teknik
tahan napas. Dalam
relaksasi.
hitungan ketiga
setelah itu bapak O:
hempaskan udara Klien masih tampak sedikit
melalui mulut dengan gelisah.
meniup udara secara
Klien terlihat melamun
perlahan-lahan.
b. Melatih klien mengontrol TD: 110/70 mmHg
cemas dengan teknik
HR: 64x/menit
mengerutkan otot-otot.
RR: 22x/menit.
(Kepalkan dengan kencang
sesaat telapak tangan anda A:
seolah-olah hendak
Klien masih mengalami
meninju untuk
kecemasan.
mengencangkan otot bisep
dan lengan bawah, rileks. P:
Kerutkan semua otot-otot Intervensi dilanjutkan
diwajah andamulai dari
dahi, mata, hidung, mulut,
leher, hidung dan bahu
sekitar 4 hitungan dan
rasakan ketegangan itu lalu
tarik nafas panjang dan
perlahan-lahan hempaskan
nafas anda sambil
kendurkan mulai dari dahi,
mata, hidung, mulut, leher
dan hidung. Luruskan kaki

38

Universitas Sumatera Utara


anda lalu tegangkan
rasakan tegang mulai dari
jari kaki, lutut, betis, paha
dan rasakan ketegangan
beberapa saat. Lalu
kembali tarik nafas dalam
sambil menghempaskan
secara perlahan.

c. Menganjurkan klien untuk


melakukan tekhnik
tersebut saat merasakan
cemas (Jadi pak, kalau
bapak merasakan cemas
lagi bapak juga dapat
melakukan teknik tersebut
untuk mengontrol cemas
bapak.

39

Universitas Sumatera Utara


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien Tn. S yangmengalami
masalah gangguan tidur dengan diabetes mellitus didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Faktor resiko gangguan tidur pada Tn. S meliputi penyakit fisik klien yangmengalami
riwayat diabetes mellitus, pola tidur yang tidak biasanya sehinggamenyebabkan rasa
mengantuk yang berlebihan.

2. Tindakan penanganan gangguan tidur dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang


tenang, kurangi kebisingan bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada saat
tidur.

3. Masalah keperawatan yang muncul pada Tn. S adalah gangguan kebutuhan tidur,
gangguan integritas kulit dan rasa cemas.

4. Implementasi yang sudah dilakukan pada Tn. S dapat berupa menentukan jam tidur
klien, menjelaskan pentingnya tidur yang cukup selama sakit dan tekanan psikososial,
mendorong klien untuk menetapkan rutinitas tidur, dan menganjurkan klien untuk
menghindari yang mengganggu kebutuhan tidur sehari-hari.

3.2. Saran

a. Klien hendaknya dapat melaksanakan segala bentuk anjuran demi perbaikan keadaannya
dan menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan ulang yang lebih buruk.

b. Keluarga dapat memberikan saran ataupun peringatan pada klien bila melanggar apa-apa
yang sudah dianjurkanoleh perawat.

c. Ruangan ataupun lingkungan rumah dapat memberikan asuhan keperawatan secara lebih
baik lagi untuk hasil yang optimal, lebih melengkapi sarana yang terkait dengan gangren
akibat diabetes melitus. Serta kerjasama antar tim perawat dan tim kesehatan, klien dapat
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(diharapkan).

40

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2004). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,


Salemba Medika, Jakarta.

Alimul, A. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Medika.

Bennita, W. V. (2013). Keperawatan Dasar, Edisi 1, Yogyakarta : Rapha Publishing.

Carpenito, L. J. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 2, Alih Bahasa Monica Ester,
Setiawan : EGC. Jakarta.

Guyton, A. C. Dan J. E. Hall (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Jakarta :
EGC.
Kozier, (2004). Konsep Fundamental Keperawan, Jakarta : EGC.

Potter, P.A. & Perry, A.G, (2005). Buku Ajar : Fundamentals Keperawatan Konsep,
Proses & Praktik Edisi 4, Jakarta : EGC.

Potter, P.A. & Perry, A.G, (2006). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
& Praktik Edisi 5, Jakarta : EGC.

Potter, P.A. & Perry, A.G, (2009). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
& Praktik Edisi 7, Jakarta : EGC.

Tarwoto & Wartonah, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi
3. Jakarta : Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah, (2010), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi
4. Jakarta : Salemba Medika.

Wahid, (2007), Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Praktik Belajar Mengajar Dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wilkinson, J.M. (2006). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC.

41

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Dx Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

Tanggal

Selasa/13 I 09.00 1.Menganjurkan untuk mengurangi S :


Juni 2017 cahaya.
- klien mengatakan sudah
2.Menganjurkan mengurangi intake mengerti penyebab
cairan pada malam hari terutama yang gangguan tidur.
11.00 mengandung kafein.
-klienmengatakan
3. Menganjurkan klien untuk membatasi sudah
intake cairan terutama pada malam hari mengurangi
yang mengandung kafein. kebisingan

-klienmengatakan sudah
membatasi intake cairan

yang mangandung kafein


pada

malam hari.

O : klien masih susah tidur.

TD : 110/70 mmHg
HR : 82x/menit
RR: 23x/menit
A:

Masalah teratasi sebagaian


(masalah kebisingan)

P:

Intervensi Dilanjutkan

S:

42

Universitas Sumatera Utara


II 13.00 1. Mengidentifikasi perasaan klien Klien mengatakan rasa
(kalau boleh tau pak kenapa merasa hal cemasnya sudah mulai
tersebut, apa yang bapak pikirkan ?) berkurangdan saat cemas
klien melakukan teknik
2. Mengidentifikasi jenis kecemasan
relaksasi.
klien dari data subjektif dan objektif.
O:
3. Mengajarkan teknik relaksasi
(pertama-tama bapak tarik nafas dalam Klien masih tampak sedikit
perlahan-lahan, setelah itu tahan napas. gelisah dan masih terlihat
Dalam hitungan ketiga setelah itu bapak melamun.
hempaskan udara melalui mulut dengan
TTV:
meniup udara secara perlahan-lahan.
TD: 110/70

HR: 82x/menit

RR:22 x/menit

A:

Klien masih mengalami


kecemasan

P:

Intervensi dilankutkan.

S:

-Klien mengatakan sudah


1. Menganjurkan klien untuk membatasi membatasi intakecairan
Rabu/ 14 I 09.00
intake cairan terutama pada malam hari
Juni 2017 Padamalamhari.
yang mengandung kafein.
-Klien mengatakan akan
2.Menganjurkan klien untuk tidur
tidurdenganposisiyangnyam
dengan posisi yang nyaman.
an.

-Klien mengatakan

43

Universitas Sumatera Utara


3.Menganjurkan klien untuk tidak sudahbisaMemulaitidur
banyak tidur pada siang hari. kuranglebih 30 menit.

-Klien mengatakan sudah


mengurangi waktu istirahat

pada siang hari.

O:

klien tampak

lebih segar dari

38 sebelumnya.

TD : 120/80 mmHg

HR : 82x/menit

RR : 23x/menit

A:

Masalah sebagian teratasi

intake cairanpada malam


hari sudahdibatasi,dan

untukmemulaitidurpadamala
m hari sebagianteratasi).

P:

Intervensi dilanjutkan.

44

Universitas Sumatera Utara


11.00 a. mengevaluasi perasaan dan kemjuan S:
klien (apakah bapak sudah
Klien mengatakan
melakukanteknik relaksasi yang kita
melakukan teknik yang
latih semalam pak? Sesuai janji kita,
hari ini kita akan latihan cara kedua sudah dipelajari
untuk mengontrol kecemasan bpak untuk mengatasi
yaitudengan teknik mengerutkan otot-
kecemasan. Klien
otot.
mengatakan sudah berasa
b. Melatih klien mengontrol otot
cemas dengan teknik mengerutkan lebih baik.
otot-otot.
O:
(kepalkan dengan kencang sesaat
Klien melakukan teknik
telapak tangan anda seolah-olah
hendak meninju untuk yang
mengencangkan otot bisep dan lengan diajarkan untuk

I bawah, rileks. Kerutkan semua otot-


mengurangi kecemasan.
I otot di wajah anda mulai dari dahi,
mata, hidung, mulut, leher, hidung TTV:
dan bahu sekitar 4 hitungan dan TD: 110/70
rasakan ketengan itu lalu tarik nafas
HR: 82x/menit
panjang danperlahan-lahanhempaskan
nafas anda dan sambil kendurkan RR: 23x/menit
mulai dari dahi, mata, hidung, mulut,
A:
leher dan hidung.Luruskan kaki anda
lalu tegangkan rasakan tegang mulai Klien mampu
dari jari kaki , lutut, betis, paha dan menyebutkan cara
rasakan ketegangan beberapa saat. mengontrol
Lalu kembali
kecemasan.
tariknafasdalamsambilmenghempaska
nsecaraperlahan. P:
c. Menganjurkan klien untuk
Intervensi dilanjutkan.
melakukan teknik tersebut saat
merasakan cemas (jadi pak, kalau

45

Universitas Sumatera Utara


bapak merasakan cemas lagi bapak
juga dapat melakukan teknik trsebut
untuk mengontrol cemas bapak.

Kamis/ 15 I 09.00 1. Menanyakan pada klien apakah

Juni 2017 sudah bisa tidur dengan nyaman dan


S:
tepat waktu?
-Klien mengatakan sudah
2. Menganjurkan klien untuk tidur
mengurangi intake cairan
dengan posisi yang nyaman.
pada malam hari dan klien
3. Menganjurkan klien untuk tidak sudah tidur dengan posisi
banyak tidur pada siang hari, tetapi yang nyaman.
melakukan aktivitas.
-Klien mengatakan sudah
4. Menganjurkan klien untuk membuat bisamemulaitidur kurang
kamar tidur bersih. lebih 20 menit.

O:

-Klien tampak

lebih segar dari


sebelumnya.

TD : 120/80 mmHg

HR : 84x/menit

RR :23x/menit

A:

Masalah teratasi sebagian (


Klien belum dapat

tidur dengan

tepat waktu)

46

Universitas Sumatera Utara


P:

Intervensi dilanjutkan (oleh


keluarga) - tetap mengontrol
waktu tidur - tetap
memantau klien untuk

melakukan aktifitas pada

siang hari

-memantau kamar tidur


a. Mengevaluasi kemajuan klien klien agar tetap bersih.
(Pak, bagaimana persaan bapak S:
13.00
setelah melakukan teknik yang
Klien mengatakan sudah
sudah kita latih dari yang
dapat
sebelumnya ?
Apakah ada kemajuan dari hari mengontrol kecemasan.
sebelumnya? ). Klien mengatakan sudah
b. Melatih pasien mengendalikan tenang.
kecemasan dengan melakukan
O:
teknik
hyposis 5 jari.(pejamkan mata Wajah klien
bapak, tarik napas lalu buang cerah dan
perlahan, lakukan selama 3 kali.
tersenyum.
Tautkan ibu jari bapak ke
I telunjuk bayangkan ketika tubuh A:
I bapak begitu sehat. Tautkan ibu
Klien mampu
jari bapak pada jari tengah,
bayangkan ketika bapak menyebutkan cara
mengontrolcemas
mendapatkan hadiah atau barang
danmelakukan.
yang bapak suka. Tautkan ibu
jari pada jari manis bayangkan P:
ketika bapak berada di tempat
Intervensi dihentikan.
yang paling nyaman, tempat
yang sangat bahagia. Tautkan

47

Universitas Sumatera Utara


ibu jari ke jari kelingking,
bayangkan ketika
bapakmendapatkan suatu
penghargaan. Tarik napas,
buangperlahan, lakukan selama
3 kali lalubuka mata kembali.

48

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai