PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
masalah tersebut merupakan bagian utama dari pelaksanaan konsep patient
safety ( Pinzon , 2007 )
Penggunaan teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan patient
safety. Pada tahun 2004 Agency for Healthcare Research and Quality
menganggarkan $60 juta bagi pengembangan teknologi informasi untuk
menunjang pasien safety. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan
efektivitas penggunaan sistem komputer untuk memperbaiki praktek
peresepan, mengurangi medication error, dan meningkatkan kepatuhan
terhadap pelaksanaan standar pelayanan ( Pinzon , 2007).
Manfaat teknologi memang cukup besar dalam meningkatkan
keselamatan pasien dan kualitas pelayanan keperawatan. Namun dampak
negatif yang timbul dari penggunaan teknologi tersebut, tidak boleh
diabaikan.
Meskipun diakui bahwa teknologi dapat mempromosikan perasaan
keselamatan pada pasien, teknologi tidak pernah bisa menggantikan
kedekatan dan empati sentuhan manusia (Almerud ,et al , 2008 dalam Harley
& Timmos 2010)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi bagi pasien safety dalam keperawatan?
2. Bagaimana sejarah teknologi bagi pasien safety dalam keperawatan ?
3. Bagaimana Tahap pengembangan teknologi bagi pasien safety dalam
kesehatan ?
4. Bagaimana perkembangan teknologi bagi pasien safety dalam
keperawatan ?
5. Bagaimana Implementasi Teknologi bagi pasien safety dalam
keperawatan?
6. Apa dampak penggunaan teknologi bagi pasien safety ?
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengenai Penggunaan Teknologi dalam
Peningkatan Pasien Safety.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari teknologi informasi bagi pasien
safety dalam keperawatan
b. Untuk mengetahui sejarah dari teknologi informasi bagi pasien
safety dalam keperawatan
c. Untuk mengetahui Tahap pengembangan teknologi informasi bagi
pasien safety dalam kesehatan.
d. Untuk mengetahui Perkembangan teknologi informasi bagi pasien
safety dalam keperawatan
e. Untuk mengetahui Implementasi teknologi informasi bagi pasien
safety dalam keperawatan.
f. Untuk mengetahui dampak penggunaan teknologi bagi pasien
safety
D. Manfaat penulisan
Untuk memberikan informasi kepada para pembaca, utamanya bagi
sesama mahasiswa serta generasi muda mengenai Penggunaan teknologi
dalam peningkatan pasien safety , sehingga dengan demikian kita semua
berusaha untuk semakin mengembangkan teknologi yang mendukung
pasien safety.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
sains terapan dan penelitian terapan (applied science and applied research).
Namun, satu sama lain sebenarnya harus dilihat sebagai dua jalur yang
bersifat komplementer yang saling melengkapi, bahkan sebagai bejana
berhubungan; dapat dibedakan, akan tetapi tidak boleh dipisahkan satu dari
yang lainnya (Djoyohadikusumo. 2004).
5
2. Sejarah teknologi bagi pasien safety dalam keperawatan
Makna Teknologi, menurut Capra (2004) seperti makna sains telah
mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur
Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna
wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris
diabad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas „seni
terapan‟ atau pertukangan, danberangsur-angsur artinya merujuk pada
pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk
mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan
teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik
maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi,lanjut Capra
(2004)menekankan hubungannya dengan sains.
6
teknologi berkembang lebih jauh dari yang dipahami sebagai susunan
pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis atau sebagai sesuatu yang dibuat
atau diimplementasikan serta metode untuk membuat atau
mengimplementasikannya. Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun
lalu, tetapi rumah sakit terlambat dalam menangkap revolusi komputer.
Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam
menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan
awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat
untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil
sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa
depan staf.
7
tetap sesuai dengan pergerakkan zaman guna memenuhi kebutuhan dalam
pelayanan kesehatan masyarakat itu sendiri.
1. Inovasi
Inovasi teknologi kesehatan merupakan suatu proses yang saling
terkait jarang mempunyai pengembangan teknologi yang merupakan garis
lurus. Biasanya dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan, dimana
klinisi sebagai penyedia utama pelayanan kesehatan sebagai orang yang
kemungkinan paling mengetahui apa yang dibutuhkan dan menyatakan
masalah dalam konteks yang secara medis tepat. Inovasi memunculkan
kebaruan(novelty)dalam pengetahuan ilmu kedokteran, praktek kedokteran
atau organisasi. Kebanyakan inovasi adalah sebagai hasil dari banyaknya
kemajuan-kemajuan yang kecil yang secara individual mungkin tidak
berarti tetapi mempunyai efek yang kumulatif. Teknologi yang baru jarang
berkembang dalam satu langkah saja. Menurut Mckinlay terdapat 7
tahapan dalam inovasi medis,yaitu :
a. Laporan pendahuluan yang menjanjikan berdasarkan evikasi,inovasi
medis terhadap beberapa kasus tanpa control
b. Pemakaian atau pengambilan teknologi oleh profesional atau
organisasional;
c. Penerimaan publik(pihak ketiga);
d. Laporan observasional dan prosedur standar;
e. Uji kendali acak(randomize control trial);
f. Pengaduan oleh professional;
g. Teknologi mengalami kehilangan kepercayaannya dan erosi.
8
Proses pengembangan teknologi
Proses pengembangan teknologi dibedakan menjadi :
a. Teknologi bakalan (emerging technology) adalah teknologi yang
sedang diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium
inkubator atau sedang dalam uji coba laboratorium;
b. Teknologi baru (new technology). Teknologi baru secara fundamental
berbeda dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Teknologi ini
biasanya menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan ketepatan
diagnosis, demikian juga memberikan teknologi terapi yang baru.
2. Difusi
Teknologi adalah suatu proses dimana teknologi memasuki dan
menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan (Banta et al, 1981). Fase
ini mengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak
mengikuti uji klinik yang teliti untuk menunjukkan efikasi dan
keselamatan pasien. Pada awal fase difusi biasanya berjalan lambat, hal ini
menunjukkan kehati-hatian dari sebagian pengguna walaupun boleh jadi
juga menunjukkan masalah komunikasi informasi tentang inovasi yang
sudah dikembangkan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa difusi ini dipengaruhi oleh pembuat keputusan dan
kendala-kendala yang dihadapi oleh perorangan terhadap keputusan untuk
penggunaan teknologi tersebut. Untuk rumah sakit biasanya terkendala
dengan keterbatasan anggaran atau kendala dalam penggunaannya.
3. Evaluasi
Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut beberapa faktor, diantaranya
potensi terapi, kemampuan diagnosis dan skrining, efektivitas di masyarakat,
kepatuhan pasien dan cakupannya (Tugwell et al, 1986).
a. Potensi untuk Terapi.
Evaluasi teknologi kesehatan hendaknya dikaitkan dengan kemampuan
teknologi baru itu untuk meningkatkan derajat kesehatan secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang perlu dipertanyakan adalah
9
apakah teknologi terapi yang baru itu lebih bermanfaat dibandingkan
dengan kerugian terhadap pasien yang diagnosanya tepat, diobati dengan
tepat dan taat pada rekomendasi pengobatan tersebut.
b. Kemampuan untuk Diagnosis dan Skrining.
Teknologi untuk diagnosis dan skrining kemungkinan merupakan area
yang tumbuh paling cepat dalam teknologi kesehatan, misalnya
pengembangan dalam CT Scan dan MRI. Biasanya teknologi untuk
diagnosis dan skrining dikaitkan dengan kemanfaatan terapi dan untuk
meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome).
c. Efektivitas di Masyarakat
Untuk menentukan efektivitas teknologi di masyarakat perlu dilibatkan
penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat kesehatan yang dapat
diharapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di dalam
masyarakat atau populasi yang terjangkau. Kepatuhan profesional
kesehatan merupakan salah satu komponen efektivitas penggunaan
teknologi di masyarakat di sini diperlukan informasi sejauh mana
profesional kesehatan tersebut mematuhi aplikasi teknologi yang
diperlukan untuk aplikasi diagnosa yang tepat dan teknologi manajemen
(pencegahan,penyembuhan paliatif dan rehabilitasi).
d. Evaluasi kepatuhan pasien
Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan
kesehatan dalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung dari
jenis teknologi yang secara substansial mempengaruhi besarnya manfaat
yang diperoleh darinya.
e. Evaluasi cakupan (Evaluation Coverage)
Cakupan disini diartikan sebagai seberapa jauh teknologi yang
bermanfaat diterapkan secara tepat terhadap semua pasien atau masyarakat
yang memperoleh manfaat darinya. Cakupan apakah pasien secara
individual memerlukan atau tidak teknologi tersebut.
10
4. Perkembangan teknologi dalam kesehatan
Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ–organ tubuh :
Terdapat banyak bidang kesehatan yang memanfaatkan
teknologi informasi antara lain:
1. Sistem Computerized Axial Tomography(CAT) berguna untuk
menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ
tubuh yang tidak bergerakdengan menggunakan sinar-X. Namun, untuk
melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh yangbergerak
menggunakan system Dynamic Spatial Reconstruction(DSR).
2. Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT) merupakan
sistem komputer yang menggunakan gas radioaktif untuk mendeteksi
partikel-partikel tubuh yang tampilannya dalam bentuk gambar. Bentuk
lain adalah Position Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem
komputer yang dapat menampilkan gambar yang menggunakan isotop
radioaktif. Selain itu, Nuclear Magnetic Resonance yang merupakan
teknik mendiagnosis dengan cara memagnetikkan nucleus(pusat atom)
dari atom hidrogen.
3. Sistem berbasis kartu cerdas (smart card ) dapat menggunakan juru medis
untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit
karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat
penyakit pasien. Penggunaan robot untuk membantu proses operasi
pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi
untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien. Saat ini telah ada
penemuan baru yaitu komputer DNA, yang mampu mendiagnosis penyakit
sekaligus memberikan obat. Ehud Shapiro beserta timnya dari institut
Sains Weizmann, Rehovot, Israel, telah membuat komputer DNA
ultrakecil yang mampu mendiagnosis dan mengobati kanker tertentu.
Komponen penyusun komputer DNA adalah materi genetik yang diketahui
urutan basanya. Pada teorinya urutan gen secara intrinsik mempunyai
kemampuan inheren untuk mengolah informasi layaknya komputer. Oleh
karena itu triliunan mesin biomolekul yang bekerja dengan ketepatan lebih
11
dari 99,8% itu, dapat dikemas dalam setetes larutan. Komputer DNA
menggunakan untai nukleotida sebagai masukan data, dan molekul biologi
aktif sebagai larutan data dapat menghasilkan sistem kendali logis dari
proses-proses biologi. Mesin ini bahkan mampu mengerjakan soal-soal
matematik. Fitur-fitur layanan unggulan bidang kesehatan saat ini yang
dikembangkan meliputi : registrasi tenaga kesehatan, forum kesehatan,
info rumah sakit, info puskesmas, pelatihan kesehatan, penelitian
laboratorium kesehatan, promosi kesehatan, tips sehat, keluarga sehat,
jamkesmas, info lingkungan sehat,info penyakit menular, dan lain-lain.
4. DGS(Digital Government Services) bidang kesehatan akan diperluas
berdasarkan layanan unggulan secara bertahap dengan membangun sistem
informasi yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat, seperti call
center, messaging system (berbasis SMS), kios digital pelayanan
kesehatan, pengembangan layanan kesehatan berbasis online (web), dan
lain-lain
5. System Computerized Axial Tomography (CAT) : berguna untuk
menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh
yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X.
6. System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) : berguna untuk melihat
gambar dari berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.
7. SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) : merupakan
sistem komputer yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi
partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar.
8. PET (Position Emission Tomography) : merupakan sistem komputer yang
menampilkangambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
9. NMR (Nuclear Magnetic Resonance): yaitu teknik mendiagnosa dengan
caramemagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.
10. USG (Ultra Sonography): adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkangelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250kHz–2000 kHz) yang kemudian
12
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupagambar dua dimensi atau
tiga dimensi.
11. Helical CT-SCAN : adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara
komputerisasi,dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling
kecil jarak antara potongan 3mm.
12. Magnetic Resonance Imaging (MRI): adalah alat untuk pemeriksaan organ
tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal
dan sagita.
Beberapa contoh penemuan baru dalam teknologi kesehatan:
1. MelaFind: Scanner Kanker Kulit Berbasis Gelombang Elektromagnetik
Alat ini berfungsi sebagai detektor yang mampu membedakan tahi
lalat yang tidak berbahaya dengan kanker kulit (melanoma), sejenis kanker
mematikan yang menyerang kulit dan memiliki bentuk mirip tahi lalat.
Pemeriksaan melanoma ini umumnya menggunakan sampel jaringan atau
lebih sering disebut biopsi. Namun, terkadang prosedur tersebut dianggap
tidak efektif karena bisa saja tahi lalat yang dicurigai sebagai kanker
ternyata tidaklah berbahaya. Peralatan ini memanfaatkan teknologi
fotografi dengan berbagai jenis panjang gelombang elektromagnet.
Kemudian data yang didapat dicocokkan dengan database melanoma yang
telah dikumpulkan sebelumnya. Berikut penampakan ilustrasi perangkat
mutakhir kesehatan tersebut
2. Aspirin Elektrik
Sakit kepala dan migrain umumnya dapat diredakan dengan
aspirin. Kini ilmuwan berhasil mengembangkan perangkat kesehatan
canggih yang mampu melawan rasa sakit akibat migrain dan sakit kepala.
Alat tersebut berupa pemancar sinyal listrik kecil yang dapat diimplankan
pada kranial (tengkorak), khususnya pada bagian rahang yang bergusi.
Alat tersebut akan memancarkan impuls listrik yang akan memblokir
sinyal sakit kepala yang dipancarkan oleh bagian sistem syaraf yang
disebut sphenopalatine ganglion (SPG) tersebut.
13
3. Plester Anti Diabetes
Pengontrolan kadar glukosa atau gula darah pada
penderita diabetes melitus atau kencing manis umumnya dilakukan dengan
menggunakan test darah secara berkala. Hal tersebut tentunya sangat
mengganggu kenyamanan dan harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak terinfeksi berbagai jenis mikroba penyebab penyakit. Namun, Echo
Therapeutic, sebuah perusahaan penyedia alat-alat kesehatan berhasil
mengembangkan plaster anti diabetes. Plester tersebut dapat ditempelkan
pada kulit dan biosensornya akan mendeteksi perubahan biokimiawi pada
kulit akibat fluktuasi kadar gula darah. Informasi yang didapat dikirimkan
secara nirkabel menuju monitor khusus. Mudah, bukan? Dengan plaster
anti diabetes ini, Anda tidak perlu berdarah-darah lagi untuk menentukan
kglukosa dalam darah.
5. Implementasi teknologi dalam kesehatan
14
Penggunaan teknologi nirkabel berkaitan dengan komputerisasi dalam
dunia kesehatan. Penggunaan komputer dalam dunia kesehatan sangatlah
penting. Komputer dapat digunakan mulai dari penyimpanan dan
pengolahan data administrasi, riset bidang kedokteran, diagonisis
penyakit, farmasi, dan analisis organ tubuh.
c. Tele Medicine/ E-Medicine
Tele Medicine adalah konsep umum yang menerapkan teknologi
komunikasi elektronik atau teknologi telekomunikasi yang dapat
mengirimkan informasi tentang daftar segala jenis penyakit. Tele
Medicine termasuk juga didalamnya adalah tele-education, yang
termasuk e-learning dan teleinformation bagi seorang pasien. Aplikasi E-
Medicine dapat diklasifikasikan sebagai kesehatan dan pengobatan
seumur hidup, informasi kesehatan perorangan, konsultasi jarak jauh,
pemeriksaan kesehatan secara rutin.
d. Sistem Informasi
Penerapan teknologi khususnya teknologi informasi sangat
membantu dalam manajemen kesehatan. Salah satu penerapan
teknologi informasi yaitu
1) Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) Online,
2) Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Online ,
3) Epi-Info
Epi info merupakan serial perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk pengembangan aplikasi di bidang epidemiologi
dan kesehatan masyarakat. Tujuannya adalah untuk
mengidentifiksi kebutuhan data surveilans epidemiologi penyakit
potensial wabah pada anak sekolah, identifikasi informasi yang
dihasilkan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah pada
anak sekolah serta pembuatan prototype aplikasi surveilans
epidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah.
15
4) GIS (Gheography Information System)
Gheography Information System yaitu suatu sistem perangkat
keras, perangkat lunak, dan data computer, serta personil untuk
membantu dalam manipulasi, analisa, dan menampilkan informasi
dalam lingkup lokasi spasial. Dalam bidang kesehatan, GIS
digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan, analisis
epidemiologi, dan manajemen kesehatan masyarakat.
16
terjadi, dan (4) mengurangi dampak dari kesalahan setelah mereka muncul untuk
meminimalkan injury. Penggunaan alarm dan sistem peringatan dalam pemberian
asuhan keperawatan untuk mendeteksi kesalahan sebelum cedera perlu
dipertimbangkan. Beberapa contoh penggunaan alarm antara lain : alarm pada
pompa IV, alarm monitor jantung, dan alarm ventilator. Semua sistem peringatan
tergantung pada kemampuan perawat untuk melihat peringatan itu, proses alarm
dan memahami apa yang terjadi, dan akhirnya mengambil tindakan yang tepat
untuk mengurangi risiko pada patient (Cope, Nelson, Paterson, 2008).
17
merencanakan, melakukan intervensi, dan mengevaluasi hasil dari asuhan
keperawatan. Tetapi semua dilakukan dengan menggunakan teknologi seperti
internet, komputer, alat pemantauan digital, dan peralatan telemonitoring.
Mengingat bahwa pelayanan kesehatan sekarang disediakan melalui
teletechnologies semakin meluas, telehealth merupakan istilah digunakan untuk
menjangkau luasnya pelayanan. Telehealth didefinisikan sebagai penggunaan
informasi elektronik dan teknologi telekomunikasi untuk mendukung perawatan
kesehatan klinis jarak jauh , pendidikan yang berhubungan pasien dengan
kesehatan profesional, kesehatan masyarakat dan administrasi kesehatan. The
American Nurses Association telah mendefinisikan telenursing sebagai suatu
bagian dari telehealth di mana fokusnya adalah pada praktek profesi keperawatan
(Fairchild, Elfrink, Deickman , 2008) .
18
sama baiknya dengan interpretasi yang dilakukan oleh manusia. Selain
menegakkan diagnosis, telehealth juga berhasil digunakan dalam memberikan
pendidikan kesehatan dan konseling melalui tehnologi audio dan video dua arah.
Hal ini dapat menyebabkan hasil yang tidak baik dan mengancam
keselamatan pasien. Oleh karena itu, metode berbasis telehealth dirasakan cukup
efektif dan efisien untuk meningkatkan kepatuhan atau ketaatan terhadap rejimen
perawatan yang diberikan . Telehealth adalah salah satu strategi untuk memantau
dan berkomunikasi dengan pasien di luar pengaturan perawatan akut. Hal ini juga
memiliki dampak terhadap tingkat pemanfaatan layanan kesehatan bagi pelayanan
perawatan akut (seperti penurunan kunjungan ke bagian gawat darurat) ,
(Fairchild, Elfrink, Deickman , 2008) .
19
mungkin timbul antara lain peralatan yang membahayakan karena
ketidakmampuan perawat dalam menggunakannya, pelanggaran privacy
pasien, dan kurangnya sentuhan atau kontak dengan pasien.
20
Cope, Nelson, Paterson (2008) menjelaskan ada empat strategi yang
dikembangkan oleh badan peralatan kesehatan WHO terkait penggunaan
tekhnologi untuk keselamatan pasien, antara lain :
21
Harley & Timmons ( 2010) mengakui bahwa penggunaan teknologi yang
tepat dalam mendukung asuhan keperawatan tersebut baik , tetapi harus hati- hati,
karena penggunaannya tidak boleh menggantikan keterampilan pengamatan
secara tradisional dan aspek sentuhan manusia.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saat ini perkembangan teknologi begitu pesat. Hampir diseluruh
penjuru dunia menggunakan teknologi informasi. Kehadiran teknologi
informasi sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Kehadirannya
membawa perubahan yang berarti. Salah satunya bagi sarana kesehatan,
teknologi sangat membantu dalam memberikan pelayanan di tempat-
tempat kesehatan. Upaya-upaya pengembangan teknologi dalam kesehatan
banyak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bergelut di sistem informasi,
sehingga nantinya akan dapat mengembangkan sistem pelayanan
kesehatan yang semakin canggih dan semakin praktis.
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan komponen penting
dalam menjamin mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien. Banyak hal yang dapat menunjang penerapan patient safety
tersebut salah satunya adalah dengan teknologi Informasi yang
berkembang pesat saat ini. Banyak penemuan dalam bidang teknologi
informasi yang dihasilkan untuk penerapan patient safety tersebut baik
berbentuk software maupun hardware.
3.2 Saran
Perawat mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan yang
aman dan berkualitas. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk
dapat memberikan pelayanan yang aman dan berkualitas, salah satunya
adalah pemanfaatan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi
diharapkan dapat meningkatkan patient safety. Selain itu, untuk para
mahasiswa keperawatan diharapkan agar menjadi mahasiswa yang kreatif,
inovatif sehingga dapat menciptakan teknologi untuk pelayanan kesehatan
kedepannya guna meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di bidang
keperawatan kedepannya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Cope, G.P, Nelson, A.L, Patterson, E.S. 2008. Patient Care Technology And
Safety. Patient Safety And Quality: An Evidence Base Handbook For
Nurses.
Depkes. (2001). Reliable Health Information. Jakarta: Tiga Serangkai.
Graves dan Corcoran. 1989. The study of nursing informatics . Journal of Nursing
Scholarship 21(4) 227-231
Harley, S & Timmons, S. 2010. Clinical Assessment Skills And The Use Of
Monitoring Equipment. Pediatric Nursing Vol 22.
Holmes. (2003). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Saba, K., McCormick. 2001. Essentials of computer for nurses : informatic for the
new millenium. USA: Mc. Graw-Hill.Comp
24
Sulisnadewi, N.L.K. 2010. Dampak Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan
Patient Safety Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jurnal Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
25