Anda di halaman 1dari 26

Makalah Penggunaan teknologi dalam

peningkatan keselamatan pasien

Disusun oleh:

Kelompok 10

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat


menyebabkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga semakin
berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat, membuat masyarakat
lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggung
jawabkan. Kebutuhan layanan kesehatan termasuk keperawatan yang cepat,
efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat saat ini. Hal tersebut telah
membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi
informasi (Rini, 2009)
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasi
Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung
kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan
keperawatan. Dalam hal ini perawat berada dalam posisi kunci untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui strategi dan intervensi
yang mendukung keselamatan pasien ( Rini, 2009 )
Isu patient safety merupakan salah satu isu utama dalam pelayanan
kesehatan. Para pengambil kebijakan, pemberi pelayanan kesehatan, dan

2
konsumen menempatkan keamanan sebagai prioritas pertama pelayanan.
Patient safety merupakan sesuatu yang jauh lebih penting daripada sekedar
efisiensi pelayanan. Berbagai risiko akibat tindakan medik dapat terjadi
sebagai bagian dari pelayanan kepada pasien. Identifikasi dan pemecahan
masalah tersebut merupakan bagian utama dari pelaksanaan konsep patient
safety ( Pinzon , 2007 )
Penggunaan teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan patient
safety. Pada tahun 2004 Agency for Healthcare Research and Quality
menganggarkan $60 juta bagi pengembangan teknologi informasi untuk
menunjang pasien safety. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan
efektivitas penggunaan sistem komputer untuk memperbaiki praktek
peresepan, mengurangi medication error, dan meningkatkan kepatuhan
terhadap pelaksanaan standar pelayanan ( Pinzon , 2007).
Manfaat teknologi memang cukup besar dalam meningkatkan
keselamatan pasien dan kualitas pelayanan keperawatan. Namun dampak
negatif yang timbul dari penggunaan teknologi tersebut, tidak boleh
diabaikan.
Meskipun diakui bahwa teknologi dapat mempromosikan perasaan
keselamatan pada pasien, teknologi tidak pernah bisa menggantikan
kedekatan dan empati sentuhan manusia (Almerud ,et al , 2008 dalam Harley
& Timmos 2010)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi bagi pasien safety dalam keperawatan?
2. Bagaimana sejarah teknologi bagi pasien safety dalam keperawatan ?
3. Bagaimana Tahap pengembangan teknologi bagi pasien safety dalam
kesehatan ?
4. Bagaimana perkembangan teknologi bagi pasien safety dalam
keperawatan ?
5. Bagaimana Implementasi Teknologi bagi pasien safety dalam
keperawatan?

3
6. Apa dampak penggunaan teknologi bagi pasien safety ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengenai Penggunaan Teknologi dalam
Peningkatan Pasien Safety.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari teknologi informasi bagi pasien
safety dalam keperawatan
b. Untuk mengetahui sejarah dari teknologi informasi bagi pasien
safety dalam keperawatan
c. Untuk mengetahui Tahap pengembangan teknologi informasi bagi
pasien safety dalam kesehatan.
d. Untuk mengetahui Perkembangan teknologi informasi bagi pasien
safety dalam keperawatan
e. Untuk mengetahui Implementasi teknologi informasi bagi pasien
safety dalam keperawatan.
f. Untuk mengetahui dampak penggunaan teknologi bagi pasien
safety

D. Manfaat penulisan
Untuk memberikan informasi kepada para pembaca, utamanya bagi
sesama mahasiswa serta generasi muda mengenai Penggunaan teknologi
dalam peningkatan pasien safety , sehingga dengan demikian kita semua
berusaha untuk semakin mengembangkan teknologi yang mendukung
pasien safety.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Teknologi dalam Pasien Safety

Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu


bagian dari sejarahnyameliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut
Djoyohadikusumo (2014) berkaitan erat dengansains (science) dan
perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua
dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama
lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar
kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan
energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.

Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987) adalah sarana


pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut
Sardar (1987) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan struktur-struktur
politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan
budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi, sains
membentuk lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan cara
produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban.Pendeknya, sains, jelas
Sardar (1987) adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu
peradaban,dia merupakan ungkapan fisik dari pandangan dunianya.

Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo(1994) menyangkut


hal pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang diterapkan
dibidang perancangan (termasuk mengenai peralatan teknisnya). Dengan kata

5
lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan
rancangan yang didasarkan atas hasil sains. Seringkali diadakan pemisahan,
bahkan pertentangan antara sains dan penelitian ilmiah yangbersifat
mendasar (basic science and fundamental) di satu pihak dan di pihak lain
sains terapan dan penelitian terapan (applied science and applied research).
Namun, satu sama lain sebenarnya harus dilihat sebagai dua jalur yang
bersifat komplementer yang saling melengkapi, bahkan sebagai bejana
berhubungan; dapat dibedakan, akan tetapi tidak boleh dipisahkan satu dari
yang lainnya (Djoyohadikusumo. 2004).

Teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang membantu Anda


untuk bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi. (Haag dan Keen. 1996). Dalam
hal ini, TI dianggap alat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan
dengan informasi. Pengolahan informasi yang dihasilkan diproses
menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat ini adalah komputer beserta
software-software pendukungnya. Teknologi Informasi yang tidak hanya
terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi (Martin. 1999). IT tidak hanya sebagai teknologi
komputernya saja yangdipergunakan untuk pemrosessan dan penyimpanan
data. Pengertiannya lebih luas lagi, karena teknologi komunikasi digunakan
untuk melakukan pengiriman informasi.Teknologi Informasi merujuk pada
seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan,menyimpan,
mengubah, dan untuk menggunakan informasi tersebut dalam segala
bentuknya (McKeown. 2001) Cukup jelas di sini bahwa Teknologi Informasi
mencakup keseluruhan bentuk teknologi yang digunakan untuk memproses
informasi. Bentuknya bisa bermacam-macam layaknya komputer sebagai alat
yang multimedia. Didukung oleh perangkat lunak yang sesuai dengan
pengolahan informasi tersebut.

6
2. Sejarah teknologi bagi pasien safety dalam keperawatan
Makna Teknologi, menurut Capra (2004) seperti makna sains telah
mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur
Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna
wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris
diabad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas „seni
terapan‟ atau pertukangan, danberangsur-angsur artinya merujuk pada
pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk
mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan
teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik
maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi,lanjut Capra
(2004)menekankan hubungannya dengan sains.

Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004)


mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang
merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu
dalam cara yangmemungkinkan pengulangan.Akan tetapi, dijelaskan oleh
Capra teknologi jauh lebih tua daripada sains. Asal-usulnya pada pembuatan
alat berada jauh di awal spesies manusia, yaitu ketika bahasa, kesadaran
reflektif dankemampuan membuat alat berevolusi bersamaan. Sesuai
dengannya, spesies manusia pertama diberinama Homo habilis (manusia
terampil) untuk menunjukkan kemampuannya membuat alat-alat canggih.
Dari perspektif sejarah, seperti digambarkan oleh Toynbee (2004) teknologi
merupakan salah satu ciri khusus kemuliaan manusia bahwa dirinya tidak
hidup dengan makanan semata. Teknologi merupakan cahaya yang
menerangi sebagian sisi non material kehidupan manusia. Teknologi, lanjut
Toynbee (2004) merupakan syarat yang memungkinkan konstituen-

7
konstituen non material kehidupan manusia, yaitu perasaan dan pikiran ,
institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah sebuah manifestasi langsung
dari bukti kecerdasan manusia. Dari pandangan semacam itu, kemudian
teknologi berkembang lebih jauh dari yang dipahami sebagai susunan
pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis atau sebagai sesuatu yang dibuat
atau diimplementasikan serta metode untuk membuat atau
mengimplementasikannya. Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun
lalu, tetapi rumah sakit terlambat dalam menangkap revolusi komputer.
Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam
menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan
awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat
untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan  hasil
sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa
depan staf.

Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah


sakit diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen
keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer
yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan. Di
Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim
penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih
menggunakan  pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah
memiliki visi tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable
Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem
informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat,
tetapi pelaksanaanya belum optimal.

3. Tahap Pengembangan Teknologi Kesehatan

Adanya teknologi dibidang kesehatan memberi dampak yang cukup


besar dalam perkembangan pelayanan kesehatan baik pada bidang kuratif
maupun preventif. Dampak yang dimaksud disini ialah teknologi dapat
memudahkan dalam penyebaran informasi kesehatan dan kemajuan dalam

8
segi pengobatan. Seiring dengan perkembangan zaman menuju arah yang
lebih modern maka teknolgi yang sudah ada harus terus dikembangkan agar
tetap sesuai dengan pergerakkan zaman guna memenuhi kebutuhan dalam
pelayanan kesehatan masyarakat itu sendiri.

Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar


menjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan dapat
dibedakan dalam 4 tahapan : inovasi, pengembangan, difusi atau disiminasi,
dan evaluasi (Feeney, 1986).

1. Inovasi
Inovasi teknologi kesehatan merupakan suatu proses yang saling
terkait jarang mempunyai pengembangan teknologi yang merupakan garis
lurus. Biasanya dimulai dengan pengenalan akan kebutuhan, dimana
klinisi sebagai penyedia utama pelayanan kesehatan sebagai orang yang
kemungkinan paling mengetahui apa yang dibutuhkan dan menyatakan
masalah dalam konteks yang secara medis tepat. Inovasi memunculkan
kebaruan(novelty)dalam pengetahuan ilmu kedokteran, praktek kedokteran
atau organisasi. Kebanyakan inovasi adalah sebagai hasil dari banyaknya
kemajuan-kemajuan yang kecil yang secara individual mungkin tidak
berarti tetapi mempunyai efek yang kumulatif. Teknologi yang baru jarang
berkembang dalam satu langkah saja. Menurut Mckinlay terdapat 7
tahapan dalam inovasi medis,yaitu :
a. Laporan pendahuluan yang menjanjikan berdasarkan evikasi,inovasi
medis terhadap beberapa kasus tanpa control
b. Pemakaian atau pengambilan teknologi oleh profesional atau
organisasional;
c. Penerimaan publik(pihak ketiga);
d. Laporan observasional dan prosedur standar;
e. Uji kendali acak(randomize control trial);
f. Pengaduan oleh professional;
g. Teknologi mengalami kehilangan kepercayaannya dan erosi.

9
Proses pengembangan teknologi
Proses pengembangan teknologi dibedakan menjadi :
a. Teknologi bakalan (emerging technology) adalah teknologi yang
sedang diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium
inkubator atau sedang dalam uji coba laboratorium;
b. Teknologi baru (new technology). Teknologi baru secara fundamental
berbeda dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Teknologi ini
biasanya menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan ketepatan
diagnosis, demikian juga memberikan teknologi terapi yang baru.
2. Difusi
Teknologi adalah suatu proses dimana teknologi memasuki dan
menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan (Banta et al, 1981). Fase
ini mengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak
mengikuti uji klinik yang teliti untuk menunjukkan efikasi dan
keselamatan pasien. Pada awal fase difusi biasanya berjalan lambat, hal ini
menunjukkan kehati-hatian dari sebagian pengguna walaupun boleh jadi
juga menunjukkan masalah komunikasi informasi tentang inovasi yang
sudah dikembangkan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa difusi ini dipengaruhi oleh pembuat keputusan dan
kendala-kendala yang dihadapi oleh perorangan terhadap keputusan untuk
penggunaan teknologi tersebut. Untuk rumah sakit biasanya terkendala
dengan keterbatasan anggaran atau kendala dalam penggunaannya.

3. Evaluasi
Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut beberapa faktor, diantaranya
potensi terapi, kemampuan diagnosis dan skrining, efektivitas di masyarakat,
kepatuhan pasien dan cakupannya (Tugwell et al, 1986).
a. Potensi untuk Terapi.

10
Evaluasi teknologi kesehatan hendaknya dikaitkan dengan kemampuan
teknologi baru itu untuk meningkatkan derajat kesehatan secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang perlu dipertanyakan adalah
apakah teknologi terapi yang baru itu lebih bermanfaat dibandingkan
dengan kerugian terhadap pasien yang diagnosanya tepat, diobati dengan
tepat dan taat pada rekomendasi pengobatan tersebut.
b. Kemampuan untuk Diagnosis dan Skrining.
Teknologi untuk diagnosis dan skrining kemungkinan merupakan area
yang tumbuh paling cepat dalam teknologi kesehatan, misalnya
pengembangan dalam CT Scan dan MRI. Biasanya teknologi untuk
diagnosis dan skrining dikaitkan dengan kemanfaatan terapi dan untuk
meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome).
c. Efektivitas di Masyarakat
Untuk menentukan efektivitas teknologi di masyarakat perlu dilibatkan
penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat kesehatan yang dapat
diharapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di dalam
masyarakat atau populasi yang terjangkau. Kepatuhan profesional
kesehatan merupakan salah satu komponen efektivitas penggunaan
teknologi di masyarakat di sini diperlukan informasi sejauh mana
profesional kesehatan tersebut mematuhi aplikasi teknologi yang
diperlukan untuk aplikasi diagnosa yang tepat dan teknologi manajemen
(pencegahan,penyembuhan paliatif dan rehabilitasi).
d. Evaluasi kepatuhan pasien
Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan
kesehatan dalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung dari
jenis teknologi yang secara substansial mempengaruhi besarnya manfaat
yang diperoleh darinya.
e. Evaluasi cakupan (Evaluation Coverage)
Cakupan disini diartikan sebagai seberapa jauh teknologi yang
bermanfaat diterapkan secara tepat terhadap semua pasien atau masyarakat

11
yang memperoleh manfaat darinya. Cakupan  apakah pasien secara
individual memerlukan atau tidak teknologi tersebut.

4. Perkembangan teknologi dalam kesehatan


Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ–organ tubuh :
Terdapat banyak bidang kesehatan yang memanfaatkan
teknologi informasi antara lain:
1. Sistem Computerized Axial Tomography(CAT) berguna untuk
menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ
tubuh yang tidak bergerakdengan menggunakan sinar-X. Namun, untuk
melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh yangbergerak
menggunakan system Dynamic Spatial Reconstruction(DSR).
2. Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT) merupakan
sistem komputer yang menggunakan gas radioaktif untuk mendeteksi
partikel-partikel tubuh yang tampilannya dalam bentuk gambar. Bentuk
lain adalah Position Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem
komputer yang dapat menampilkan gambar yang menggunakan isotop
radioaktif. Selain itu, Nuclear Magnetic Resonance yang merupakan
teknik mendiagnosis dengan cara memagnetikkan nucleus(pusat atom)
dari atom hidrogen.
3. Sistem berbasis kartu cerdas (smart card ) dapat menggunakan juru medis
untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit
karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat
penyakit pasien. Penggunaan robot untuk membantu proses operasi
pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi
untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien. Saat ini telah ada
penemuan baru yaitu komputer DNA, yang mampu mendiagnosis penyakit
sekaligus memberikan obat. Ehud Shapiro beserta timnya dari institut
Sains Weizmann, Rehovot, Israel, telah membuat komputer DNA
ultrakecil yang mampu mendiagnosis dan mengobati kanker tertentu.

12
Komponen penyusun komputer DNA adalah materi genetik yang diketahui
urutan basanya. Pada teorinya urutan gen secara intrinsik mempunyai
kemampuan inheren untuk mengolah informasi layaknya komputer. Oleh
karena itu triliunan mesin biomolekul yang bekerja dengan ketepatan lebih
dari 99,8% itu, dapat dikemas dalam setetes larutan. Komputer DNA
menggunakan untai nukleotida sebagai masukan data, dan molekul biologi
aktif sebagai larutan data dapat menghasilkan sistem kendali logis dari
proses-proses biologi. Mesin ini bahkan mampu mengerjakan soal-soal
matematik. Fitur-fitur layanan unggulan bidang kesehatan saat ini yang
dikembangkan meliputi : registrasi tenaga kesehatan, forum kesehatan,
info rumah sakit, info puskesmas, pelatihan kesehatan, penelitian
laboratorium kesehatan, promosi kesehatan, tips sehat, keluarga sehat,
jamkesmas, info lingkungan sehat,info penyakit menular, dan lain-lain.
4. DGS(Digital Government Services) bidang kesehatan akan diperluas
berdasarkan layanan unggulan secara bertahap dengan membangun sistem
informasi yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat, seperti call
center, messaging system (berbasis SMS), kios digital pelayanan
kesehatan, pengembangan layanan kesehatan berbasis online (web), dan
lain-lain
5. System Computerized Axial Tomography (CAT) : berguna untuk
menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh
yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X.
6. System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) : berguna untuk melihat
gambar dari berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.
7. SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) : merupakan
sistem komputer yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi
partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar.
8. PET (Position Emission Tomography) : merupakan sistem komputer yang
menampilkangambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
9. NMR (Nuclear Magnetic Resonance): yaitu teknik mendiagnosa dengan
caramemagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.

13
10. USG (Ultra Sonography): adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkangelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250kHz–2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupagambar dua dimensi atau
tiga dimensi.
11. Helical CT-SCAN : adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara
komputerisasi,dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling
kecil jarak antara potongan 3mm.
12. Magnetic Resonance Imaging (MRI): adalah alat untuk pemeriksaan organ
tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal
dan sagita.
Beberapa contoh penemuan baru dalam teknologi kesehatan:
1. MelaFind: Scanner Kanker Kulit Berbasis Gelombang Elektromagnetik
Alat ini berfungsi sebagai detektor yang mampu membedakan tahi
lalat yang tidak berbahaya dengan kanker kulit (melanoma), sejenis kanker
mematikan yang menyerang kulit dan memiliki bentuk mirip tahi lalat.
Pemeriksaan melanoma ini umumnya menggunakan sampel jaringan atau
lebih sering disebut biopsi. Namun, terkadang prosedur tersebut dianggap
tidak efektif karena bisa saja tahi lalat yang dicurigai sebagai kanker
ternyata tidaklah berbahaya. Peralatan ini memanfaatkan teknologi
fotografi dengan berbagai jenis panjang gelombang elektromagnet.
Kemudian data yang didapat dicocokkan dengan database melanoma yang
telah dikumpulkan sebelumnya. Berikut penampakan ilustrasi perangkat
mutakhir kesehatan tersebut
2. Aspirin Elektrik
Sakit kepala dan migrain umumnya dapat diredakan dengan
aspirin. Kini ilmuwan berhasil mengembangkan perangkat kesehatan
canggih yang mampu melawan rasa sakit akibat migrain dan sakit kepala.
Alat tersebut berupa pemancar sinyal listrik kecil yang dapat diimplankan
pada kranial (tengkorak), khususnya pada bagian rahang yang bergusi.
Alat tersebut akan memancarkan impuls listrik yang akan memblokir

14
sinyal sakit kepala yang dipancarkan oleh bagian sistem syaraf yang
disebut sphenopalatine ganglion (SPG) tersebut.

3. Plester Anti Diabetes


Pengontrolan kadar glukosa atau gula darah pada
penderita diabetes melitus atau kencing manis umumnya dilakukan dengan
menggunakan test darah secara berkala. Hal tersebut tentunya sangat
mengganggu kenyamanan dan harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak terinfeksi berbagai jenis mikroba penyebab penyakit. Namun, Echo
Therapeutic, sebuah perusahaan penyedia alat-alat kesehatan berhasil
mengembangkan plaster anti diabetes. Plester tersebut dapat ditempelkan
pada kulit dan biosensornya akan mendeteksi perubahan biokimiawi pada
kulit akibat fluktuasi kadar gula darah. Informasi yang didapat dikirimkan
secara nirkabel menuju monitor khusus. Mudah, bukan? Dengan plaster
anti diabetes ini, Anda tidak perlu berdarah-darah lagi untuk menentukan
kglukosa dalam darah.
5. Implementasi teknologi dalam kesehatan

Penerapan teknologi dalam bidang kesehatan sangat diperlukan demi


menunjang peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Penerapan teknologi di bidang kesehatan berkaitan dengan teknologi
informasi serta teknologi dalam bidang pengobatan dan rehabilitasi. Berikut
ini beberapa contoh penerapan teknologi dalam bidang kesehatan :
a. Rekam Medis Berbasis Komputer (Computer Pased Patient Record)
Secara prinsip, rekam medis berbasis komputer adalah penggunaan
database untuk mencatat semua data medis, dmografis, serta setiap event
dalam manajemen pasien di Rumah Sakit. Rekam medis berbasis
komputer yang lengkap biasanya disertai fasilitas pendukung keputusan
(SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan
diagnosis maupun terapi agar petugas kesehatan dapat
mematuhi  protocol klinik.

15
b. Teknologi Nirkabel
Pemanfaatan teknolgi nirkabel memungkinkan dokter untuk selalu
terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggu mobilitasnya.
Penggunaan teknologi nirkabel berkaitan dengan komputerisasi dalam
dunia kesehatan. Penggunaan komputer dalam dunia kesehatan sangatlah
penting. Komputer dapat digunakan mulai dari penyimpanan dan
pengolahan data administrasi, riset bidang kedokteran, diagonisis
penyakit, farmasi, dan analisis organ tubuh.
c.  Tele Medicine/ E-Medicine
Tele Medicine adalah konsep umum yang menerapkan teknologi
komunikasi elektronik atau teknologi telekomunikasi yang dapat
mengirimkan informasi tentang daftar segala jenis penyakit. Tele
Medicine termasuk juga didalamnya adalah tele-education, yang
termasuk e-learning dan teleinformation bagi seorang pasien. Aplikasi E-
Medicine dapat diklasifikasikan sebagai kesehatan dan pengobatan
seumur hidup, informasi kesehatan perorangan, konsultasi jarak jauh,
pemeriksaan kesehatan secara rutin.
d. Sistem Informasi
Penerapan teknologi khususnya teknologi informasi sangat
membantu dalam manajemen kesehatan. Salah satu penerapan
teknologi informasi yaitu
1) Sistem Informasi Kesehatan Nasional  (SIKNAS) Online,  
2)  Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Online ,
3) Epi-Info
Epi info merupakan serial perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk pengembangan aplikasi di bidang epidemiologi
dan kesehatan masyarakat. Tujuannya adalah untuk
mengidentifiksi kebutuhan data surveilans epidemiologi penyakit
potensial wabah pada anak sekolah, identifikasi informasi yang
dihasilkan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah pada

16
anak sekolah serta pembuatan prototype aplikasi surveilans
epidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah.

4) GIS (Gheography Information System)


Gheography Information System yaitu suatu sistem perangkat
keras, perangkat lunak, dan data computer, serta personil untuk
membantu dalam manipulasi, analisa, dan menampilkan informasi
dalam lingkup lokasi spasial. Dalam bidang kesehatan, GIS
digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan, analisis
epidemiologi, dan manajemen kesehatan masyarakat.

Teknologi informasi juga sangat membantu dalam pelaksanaan pendataan


penyakit melalui survailans kesehatan masyarakat atau survailans epidemiologi,
pengamatan kejadian penyakit dari hari ke hari, pencegahan KLB penyakit,
mendeteksi dini kejadian gizi buruk, dan mendeteksi peningkatan kejadian
penyakit menular.

Perawatan pasien berbasis teknologi menjadi semakin kompleks,


mengubah cara pelayanan keperawatan. Sebelum aplikasi teknologi meluas ,
perawat sangat bergantung pada kemampuan indra mereka seperti penglihatan,
sentuhan, penciuman, dan pendengaran untuk memantau dan mendeteksi
perubahan status pasien . Seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan indra
perawat digantikan dengan teknologi yang dirancang untuk mendeteksi perubahan
kondisi fisik pasien . Contoh penggunaan teknologi antara lain penggunaan
oxymetry pulsa . Sebelum digunakan secara luas, perawat mengamati perubahan
status mental dan warna kulit untuk mendeteksi perubahan awal saturasi oksigen,
dan menggunakan gas darah arteri untuk mengkonfirmasi kecurigaan mereka.
Sekarang oxymetry pulsa memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi
oksigenasi menurun sebelum gejala klinis muncul, dan dengan demikian lebih
cepat mendiagnosa dan mengobati penyebab. (Cope, Nelson, Paterson, 2008).

17
Secara optimal, teknologi dirancang untuk meminimalkan kesalahan dan
memberi penangananan yang cepat bila kesalahan terjadi dengan cara (1)
menghilangkan kesalahan dan kejadian buruk, (2) mengurangi terjadinya
kesalahan / kejadian buruk, (3) mendeteksi kesalahan awal, sebelum kecelakaan
terjadi, dan (4) mengurangi dampak dari kesalahan setelah mereka muncul untuk
meminimalkan injury. Penggunaan alarm dan sistem peringatan dalam pemberian
asuhan keperawatan untuk mendeteksi kesalahan sebelum cedera perlu
dipertimbangkan. Beberapa contoh penggunaan alarm antara lain : alarm pada
pompa IV, alarm monitor jantung, dan alarm ventilator. Semua sistem peringatan
tergantung pada kemampuan perawat untuk melihat peringatan itu, proses alarm
dan memahami apa yang terjadi, dan akhirnya mengambil tindakan yang tepat
untuk mengurangi risiko pada patient (Cope, Nelson, Paterson, 2008).

Menurut Cope, Nelson dan Peterson (2008 ), teknologi perawatan pasien


menawarkan banyak kesempatan untuk meningkatkan produktivitas dan kepuasan
perawat, efisiensi operasional, kepuasan dan keselamatan pasien serta kualitas
pelayananan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian di bidang
teknologi perawatan pasien. Barcode, scanning, dan robot telah terbukti
meningkatkan efisiensi dan penurunan biaya. The Veterans Health Administration
(VHA) telah berhasil menerapkan soft ware administrasi obat barcode. Sistem
otomatis ini menggunakan teknologi yang inovatif, tanpa kabel dengan integrasi
kode yang bisa discan. Sistem ini dapat mengurangi kesalahan administrasi
pengobatan oleh dokter dengan adanya verifikasi identitas pasien dan validasi
obat yang diinstruksikan . Setelah implementasi di rumah sakit Kansas , VHA
memperkirakan bahwa soft ware ini dapat mencegah 549.000 kesalahan dalam
pemberian obat.

Pemanfaatan tehnologi yang lain dalam bidang keperawatan untuk


meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan adalah penggunaan
telenursing dan telehealth.

18
Telenursing adalah penggunaan teknologi untuk memberikan perawatan
dan melakukan praktik keperawatan jarak jauh. Meskipun penggunaan teknologi
menimbulkan perubahan media namun pemberian asuhan keperawatan, proses
keperawatan dan ruang lingkup praktek tidak berbeda dengan cara konvensional.
Perawat yang terlibat dalam praktek telenursing tetap melakukan pengkajian,
merencanakan, melakukan intervensi, dan mengevaluasi hasil dari asuhan
keperawatan. Tetapi semua dilakukan dengan menggunakan teknologi seperti
internet, komputer, alat pemantauan digital, dan peralatan telemonitoring.
Mengingat bahwa pelayanan kesehatan sekarang disediakan melalui
teletechnologies semakin meluas, telehealth merupakan istilah digunakan untuk
menjangkau luasnya pelayanan. Telehealth didefinisikan sebagai penggunaan
informasi elektronik dan teknologi telekomunikasi untuk mendukung perawatan
kesehatan klinis jarak jauh , pendidikan yang berhubungan pasien dengan
kesehatan profesional, kesehatan masyarakat dan administrasi kesehatan. The
American Nurses Association telah mendefinisikan telenursing sebagai suatu
bagian dari telehealth di mana fokusnya adalah pada praktek profesi keperawatan
(Fairchild, Elfrink, Deickman , 2008) .

Teknologi telehealth banyak diadopsi untuk melakukan home care.


Teknologi audio dan video dapat memfasilitasi pemantauan kesehatan pada pasien
di daerah terpencil. Perangkat periferal sering ditempatkan di rumah pasien seperti
termometer, sphygmomanometers, dan stetoskop yang tersambung ke peralatan
telenurses , telehealth sehingga dapat memonitor tanda-tanda klinis pasien dari
jarak jauh . Hambatan dalam memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas
yang disebabkan oleh factor kondisi geografis dan biaya dapat diminimalkan
(Fairchild, Elfrink, Deickman , 2008) .

Penelitian yang berkaitan dengan praktek telehealth dan telenursing telah


menunjukkan manfaat yang besar berkaitan dengan diagnosis dan konsultasi,
pemantauan dan pengawasan pasien. Dengan teknologi telehealth , kepatuhan
pasien meningkat, akses ke layanan perawatan dapat ditingkatkan, kontak antara

19
pemberi dan penerima layanan tetap terjaga , keselamatan pasien di rumah dapat
dipantau lebih dengan lebih baik (Fairchild, Elfrink, Deickman , 2008) .

Banyak penelitian tentang pemanfaatan telehealth untuk mendiagnosa


penyakit. Seperti yang dilakukan oleh Schwabb and colleagues, menemukan
interpretasi menggunakan remote dalam diagnosis berdasarkan electrokardigram
sama baiknya dengan interpretasi yang dilakukan oleh manusia. Selain
menegakkan diagnosis, telehealth juga berhasil digunakan dalam memberikan
pendidikan kesehatan dan konseling melalui tehnologi audio dan video dua arah.

Kepatuhan terhadap regimen terapi yang diberikan merupakan salah satu


isu penting yang menjadi perhatian dalam mencapai keselamatan pasien . Setelah
pasien keluar fasilitas layanan kesehatan, pasien bertanggung jawab atas
perawatan kesehatannya sendiri di rumah. Pasien seringkali tidak mengikuti
rencana pengobatan seperti yang diarahkan oleh dokter atau perawat karena
berbagai faktor, termasuk: kesalahan komunikasi atau salah pengertian pada
rencana pengobatan, kurangnya akses ke fasilitas yang diperlukan untuk rencana
perawatan, dan rejimen perawatan yang rumit sehingga pasien tidak dapat
memahami tanpa panduan (Adkins JW, 2006).

Hal ini dapat menyebabkan hasil yang tidak baik dan mengancam
keselamatan pasien. Oleh karena itu, metode berbasis telehealth dirasakan cukup
efektif dan efisien untuk meningkatkan kepatuhan atau ketaatan terhadap rejimen
perawatan yang diberikan . Telehealth adalah salah satu strategi untuk memantau
dan berkomunikasi dengan pasien di luar pengaturan perawatan akut. Hal ini juga
memiliki dampak terhadap tingkat pemanfaatan layanan kesehatan bagi pelayanan
perawatan akut (seperti penurunan kunjungan ke bagian gawat darurat) ,
(Fairchild, Elfrink, Deickman , 2008) .

6. Dampak penggunaan tekhnologi informasi dalam pelayanan


keperawatan.

20
Pelayanan yang berkualitas dan aman, memang menjadi tujuan dari
setiap instansi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan
pemanfaatan tehkhologi informasi. Namun tekhnologi informasi tetap
memiliki dampak negatif yang harus disadari dan diantisipasi agar tidak
menjadi masalah yang justru dapat membahayakan pasien dan menurunkan
kualitas pelayanan keperawatan. Dampak negatif penggunaan teknologi yang
mungkin timbul antara lain peralatan yang membahayakan karena
ketidakmampuan perawat dalam menggunakannya, pelanggaran privacy
pasien, dan kurangnya sentuhan atau kontak dengan pasien.

Menurut Cope, Nelson dan Patterson, 2008, perawat sebagai


konsumen informasi dan pengguna teknologi dalam perawatan kesehatan
harus terlibat dalam pemilihan peralatan baru, mendapat pelatihan untuk
peggunaannya, dan memantau pengaruh teknologi terhadap keselamatan
pasien dan keluarga secara berkelanjutan.

Pemilihan peralatan yang mahal dengan tehnologi yang canggih


dapat membahayakan jika tidak digunakan dengan tepat. Team yang
menangani peralatan kesehatan WHO , menggambarkan pendekatan yang
sistematis meliputi perawatan, pelatihan, pemantauan, dan pelaporan
kewaspadaan pada perangkat peralatan medis yang digunakan Melalui
pengawasan, perawat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi lebih
awal kesalahan yang terkait dengan teknologi. Staf yang sudah terlatih akan
dapat mengenali masalah yang terjadi pada peralatan yang digunakan
sehingga dengan cepat dapat ditindak lanjuti. Hampir serupa dengan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien, penggunaan peralatan juga
menuntut perawat untuk mengumpulkan data secara berkelanjutan untuk
mengidentifikasi berfungsi atau tidaknya alat yang digunakan,
menginterpretasikan data untuk menemukan sumber masalah peralatan , dan
bertindak dengan cepat berdasarkan interpretasi untuk melaporkan masalah
tersebut sehingga segera dapat diperbaiki.

21
Penelitian menemukan bahwa kualitas pelayanan yang rendah sering
disebabkan oleh ketidakmampuan perawat dalam menggunakan tehnologi
baru secara tepat dan aman. Sebagai pengguna akhir, perawat dapat
memaksimalkan keselamatan melalui proses seleksi, pengawasan
berkelanjutan dan metoda penilaian resiko secara proaktif (Cope, Nelson,
Paterson, 2008).

Cope, Nelson, Paterson (2008) menjelaskan ada empat strategi yang


dikembangkan oleh badan peralatan kesehatan WHO terkait penggunaan
tekhnologi untuk keselamatan pasien, antara lain :

a. Kebijakan : perawat sebagai pemberi perawatan pasien langsung harus


terlibat dalam menetapkan dan mengevaluasi kebijakan kelembagaan,
organisasi, dan masyarakat yang berkaitan dengan teknologi.
b. Kualitas dan keamanan : perawat dapat memastikan bahwa teknologi yang
mereka gunakan memenuhi kualitas internasional dan standar keselamatan
dan spesifikasi teknis yang diperlukan sesuai dengan lingkungan klinis di
mana alat tersebut digunakan.
c. Akses : perawat dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan institusi
dibuat berdasarkan masukan dari mereka dan juga masukan dari
stakeholders lainnya.
d. Penggunaan : perawat harus terlibat dalam kebijakan intuitif mereka dan
proses yang berhubungan dengan pemeliharaan, pelatihan, pemantauan,
dan pelaporan efek samping terkait dengan teknologi.

Teleheath dan telenursing, sebagai salah satu bentuk pemanfaatan teknologi


dalam bidang kesehatan juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus
diketahui oleh perawat. Seperti kerahasiaan data pasien, keandalan dan validitas
transmisi harus menjadi pertimbangan dalam menggunakan metoda ini.

22
Sifat pemantauan secara berkesinambungan perangkat ini mungkin
terbukti merupakan pelanggaran hak-hak pasien terhadap privasi, dan karena
masalah etika bagi penyedia layanan kesehatan tetap harus dipertimbangkan.
Penyedia layanan kesehatan harus sadar untuk menghormati privasi dan
kerahasiaan pasien. Terlepas dari teknologi telehealth spesifik digunakan,
keandalan dan validitas transmisi data sangat penting untuk keselamatan pasien.
Sangat penting bagi perawat untuk melihat teknologi telehealth sebagai media
untuk perawatan, dan bukan sebuah alat untuk menggantikan praktek keperawatan
yang berkualitas tinggi.

Harley & Timmons ( 2010) mengakui bahwa penggunaan teknologi yang


tepat dalam mendukung asuhan keperawatan tersebut baik , tetapi harus hati- hati,
karena penggunaannya tidak boleh menggantikan keterampilan pengamatan
secara tradisional dan aspek sentuhan manusia.

Keamanan keseluruhan dan efektivitas teknologi dalam perawatan


kesehatan akhirnya tergantung pada pengguna, oleh karena itu setiap bentuk
teknologi dapat memiliki dampak negatif jika tidak digunakan dengan benar atau
disalahtafsirkan.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Saat ini perkembangan teknologi begitu pesat. Hampir diseluruh
penjuru dunia menggunakan teknologi informasi. Kehadiran teknologi
informasi sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Kehadirannya
membawa perubahan yang berarti. Salah satunya bagi sarana kesehatan,
teknologi sangat membantu dalam memberikan pelayanan di tempat-
tempat kesehatan. Upaya-upaya pengembangan teknologi dalam kesehatan
banyak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bergelut di sistem informasi,
sehingga nantinya akan dapat mengembangkan sistem pelayanan
kesehatan yang semakin canggih dan semakin praktis.
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan komponen penting
dalam menjamin mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien. Banyak hal yang dapat menunjang penerapan patient safety
tersebut salah satunya adalah dengan teknologi Informasi yang
berkembang pesat saat ini. Banyak penemuan dalam bidang teknologi
informasi yang dihasilkan untuk penerapan patient safety tersebut baik
berbentuk software maupun hardware.
3.2 Saran

24
Perawat mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan yang
aman dan berkualitas. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk
dapat memberikan pelayanan yang aman dan berkualitas, salah satunya
adalah pemanfaatan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi
diharapkan dapat meningkatkan patient safety. Selain itu, untuk para
mahasiswa keperawatan diharapkan agar menjadi mahasiswa yang kreatif,
inovatif sehingga dapat menciptakan teknologi untuk pelayanan kesehatan
kedepannya guna meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di bidang
keperawatan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Almerud. (2008). Teknologi Dalam Keperawatan. Jakarta: Medika Pustaka.

Adrianti, R Supono. 2016. Penerapan Teknologi Informasi Pada Dunia


Kedokteran : Peluang Dan Hambatan Penerapan Pengobatan Jarak Jauh
Berbasis Internet Di Negara Berkembang. Retrieved from
staff.gunadarma.ac.id

Cope, G.P, Nelson, A.L, Patterson, E.S. 2008. Patient Care Technology And
Safety. Patient Safety And Quality: An Evidence Base Handbook For
Nurses.
Depkes. (2001). Reliable Health Information. Jakarta: Tiga Serangkai.

Fathoni, F. 2010. Strategi Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi.


Retrieved from eprints.unsri.ac.id

Graves dan Corcoran. 1989. The study of nursing informatics . Journal of Nursing
Scholarship 21(4) 227-231

Harley, S & Timmons, S. 2010. Clinical Assessment Skills And The Use Of
Monitoring Equipment. Pediatric Nursing Vol 22.
Holmes. (2003). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC.

Kadiman, Kusmayanto. 2006. Buku Putih - Penelitian dan Penerapan


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jakarta: Modul.

25
Oberty, Elvi. 2012. Efektifitas dalam Penerapan Teknologi pada (Personal
Digital Assistant) di Pelayanan Keperawatan. Faculty of Nursing,
University of Indonesia

Pinzon, R. 2007. Peran Teknologi informasi untuk meningkatkan keamanan


pengobatan di rumah sakit. Disampaikan dalam seminar nasional IT.
Yogyakarta. Diunduh tanggal 25 Oktober 2010 dari http://digilib.unsri.ac.id

Rini. (2009). Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Bandung: Erlangga.

Saba, K., McCormick. 2001. Essentials of computer for nurses : informatic for
the new millenium. USA: Mc. Graw-Hill.Comp

Sulisnadewi, N.L.K. 2010. Dampak Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan


Patient Safety Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jurnal Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.

Pinzon, R. 2007. Peran Teknologi informasi untuk meningkatkan keamanan


pengobatan di rumah sakit. Disampaikan dalam seminar nasional IT.
Yogyakarta. Diunduh tanggal 25 Oktober 2010 dari http://digilib.unsri.ac.id

26

Anda mungkin juga menyukai