Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI BERMAIN MENARA DONAT PADA ANAK USIA 2 SAMPAI 4 TAHUN


DI RUANG ANAK MELATI RSI JEMUR SARI SURABAYA

OLEH :

KELOMPOK

SHABRINA TAMIMI 1120019056

AGUS WAHYUDI 1120019083

ALIF NURUL AINI 1120019010

MASRIYAH 1120019093

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Terapi Aktivitas Bermain (TAB) dengan judul “Terapi Bermain Menyusun Menara
Donat” ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktik Profesi Ners Departemen
Keperawatan Anak di Di Ruang Anak Melatri Rumah Sakit Islam Jemur Sari Surabaya
yang dilaksanakan pada tanggal 27-12-2019 oleh Mahasiswa Profesi Ners Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya

Surabaya, 26 Desember 2019

Mengetahui,

Kepala Ruang Pembimbing Klinik/CI

(_________________________) (________________________)

Pembimbing Akademik

(________________________________)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Supartini (2004), hospitalisasi merupakan suatu proses dimana
karena alasan tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS,
menjalani terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Hospitalisasi
adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat
di rumah sakit (Wong, 2003).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan terapi bermain. Bermain
merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu
metode bagaimana mereka mengenal dunia. Dengan bermain anak dapat
menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitif dan juga emosinya, perasaannya
dan pikirannya.
Permainan yang cocok diterapkan untuk anak usia anak 2-4 tahun salah
satunya adalah permainan yang akan menstimulus gerakan jari-jari anak dan tangan
anak. Menyusun Menara Donat merupakan salah satu permainan edukatif yang
aman untuk anak dan dapat mengembangkan dan melatih kemampuan kognitif,
Visual dan Auditori anak. Bermain Menyusun Menara Donat dapat diberikan pada
anak yang sedang menjalani perawatan, karena tidak membutuhkan energi yang
besar untuk bermain. Permainan ini juga dapat dilakukan di atas tempat tidur anak,
sehingga tidak mengganggu dalam proses pemulihan kesehatan anak.
Menurut Zaman (2011) Menara Donat memperkenalkan pada anak tentang
konsep warna, pola dan ukuran.
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 24 Oktober 2017 dirumah sakit
Muhammadiyah Lamongan diruang shofa anak didapatkan jumlah pasien sebanyak
7 anak. Usia bayi (0-12 bulan) sebanyak 1 bayi (Status Epileptikus), usia toodler
(13-24 bulan) sebanyak sebanyak 3 bayi (GEA+Dehidrasi, GE kronis+Anemia dan
Deidrasi+Vomiting), usia pre sekolah (3-6 tahun) sebanyak 2 anak (Konvulsi dan
CKR), usia sekolah (6-12 tahun) sebanyak 1 anak (post op Hypospadia).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
1. Melatih koordinasi mata dan tangan
2. Bekembang kognitifnya
3. Anak dapat menyusun donat warna-warni
4. Dapat bersosiaisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan
5. Mengalihkan pemusatan pikiran atau perhatian anak yang selalu tertuju pada
dirinya agar anak senang
6. Menunjang unsur psikologis fisik/ sosial komunikasi
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Bermain


2.1.1 Pengertian
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikian,
menjadikan anak kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan. (Aziz Alimul,
2005)
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
menggunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi
kesenagan maupun mengembangkan imajinasi anak. (Anggani Sudono, 2000)
2.1.2 Katagori Bermain
Menurut Dian (2011) bermain harus seimbang, artinya harus ada
keseimbangan antara bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan.
Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka
sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapatkan dari orang lain.
1. Bermain aktif
1) Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut.Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-
ngocok apakah ada bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-
kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction play)
Pada anak umur 1-3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-
balok menjadi rumah-rumahan, lilin, dll.
3) Bermain drama (Dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
saudara-saudaranya atau dengan teman-temannya.
4) Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya,
contohnya:

1) Melihat gambar- gambar buku/majalah.


2) Mendengarkan cerita atau musik.
3) Menonton televisi.
2.1.3 Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) menurut Dian (2011) adalah alat permainan
yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk:
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar: sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus: gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar. Contoh alat permainan: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio,
tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan: buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, menara donat dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi
ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan: alat
permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
2.1.4 Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia
Menurut Dian (2011) bentuk terapi mainan menurut usia, sbb:
a. Anak usia 2-3 tahun
Bermain boneka, kegiatan belajar, melemparkan dan memungut benda-benda
(seperti bola) serta memasukkan atau mengeluarkan benda-benda dari
tempatnya.

b. Anak usia 3-4 tahun


Bermain puzzel, balon, musik, bercerita, bermain game sederhana, belajar
bermain kelompok dengan pengawasan orang dewasa, permainan pura-pura
memasak, membersihkan, menjadi dokter, perawat dan lain-lain
c. Anak usia 4-5 tahun
Bermain game, menyobek, memotong dengan gunting, buku bergambar,
menggunakan kertas dibuat boneka, topeng dan perahu, memiliki mainan
sendiri, mainan musik (drum), berfantasi, berimajinasi dan menggambar.
d. Anak usia 5-6 tahun
Menangkap bola, membuat gambar segiempat, mengenal angka dan huruf
serta berhitung dan berpakaian sendiri tanpa bantuan.

2.2 Konsep Dasar Usia Bayi


2.2.1 Usia anak (1-2 Tahun)
1. Tahap Perkembangan Usia 1 Tahun
a) Bisa mengucapkan 3 kata selain “dada” dan “mama”
b) Senang mempelajari bagian-bagian tubuh, benda, objek dan warna.
c) Sudah bisa lebih baik saat minum dengan cangkir, lebih sedikit tumpah
d) Menggunakan sendok sendiri dengan lebih baik
e) Bisa menumpuk 2-4 balok
f) Berjalan rambatan dimebel atau benda sekitarnya
2. Tahap Perkembangan Usia 2 Tahun
1) Keterampilan Motorik
a) Dapat membangun menara dari sampai 12 balok
b) Dapat meniru gambar lingkaran
c) Melempar bola dengan tangan di atas kepala
d) Menaiki tangga, memegang pegangan tangga
e) Menapak dengan kedua kaki
f) Mengancingkan kancing
2) Keterampilan Berbicara
a) Kosa kata berjumla lebih dari 1000 kata
b) Menyebutkan tiga buah angka yang berurutan
c) Menyanyi sebuah lagu
3) Keterampilan Kognitif
Mengenali balok atau lingkaran menurut ukuran dari besar ke kecil

2.2.2 Mainan Untuk Usia 1-2 Tahun


Menurut Dian (2011) permainan anak usia memerlukan mainan yang melatih
kemampuan bahasa, anak mulai meniru suara dan bunyi-bunyi yan ia dengar
kemampuan berbahasanya pun meningkat pesat di rentang sia ini. Ia akan
memegang benda apapun yang terjangkau olehnya, dan senang memindahkan
mainan dari satu tangan lainnya. Ia juga hobi melempar-lempar mainannya. Jenis
permainan seperti : Balok susun, mainann yan bisa bergerak atau didorong.
2.3 Bermain di Rumah Sakit
2.3.1 Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana.
2) Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis.
3) Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien.
4) Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien.
5) Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak.
6) Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan.
2.3.2 Rencana Bermain
Permainan yang kita lakukan adalah menggunakan Menara Donat. Setiap
Anak akan mendapat satu Menara Donat, anak bisa duduk, dan bermain dengan
mahasiswa. Kemudian leader memimpin jalannya permainan dengan
menginstruksikan ibu agar mendukung dalam kegiatan sehingga anak bisa tenang
dan kooperatif dalam permainan. Co-leader, fasilitator, observer melakukan tugas
masing-masing.
2.3.3 Jenis permainan
Jenis permainan yang digunakan yaitu Menara Donat. Menara Donat adalah
jenis permainan yang menggunakan Menara yang disusun oleh beberapa donat
mainan.
2.3.4 Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain menyusun menara
balok, antara lain: melatih motorik halus dan kasar, meatih kesabaran, emosi dan
ketelitian. Anak dapat mengenal bentuk dan warna, merangsang kreatifitas dan
meningkatkan daya konsentrasi.
2.3.5 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2) Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3) Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4) Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
2.3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1) Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan.
2) Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu.
3) Jenis kelamin.
4) Lingkungan lokasi, negara, kultur.
5) Alat permainan senang dapat menggunakan.
6) Intelegensia dan status sosial ekonomi.
2.3.7 Tahap Perkembangan Bermain
1) Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2) Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3) Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4) Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
2.3.8 Hambatan Yang Mungkin Muncul
1) Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia.
2) Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan.
3) Orang tua tidak mendukung
4) Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.

2.3.9 Antisipasi hambatan


1) Mencari pasien dengan kelompok usia yang hampir sama.
2) Pendekatan kepada anak lebih ditingkatkan
3) Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain.
4) Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan.
5) Membatasi waktu bermain
6) Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya.
2.4 Konsep Menara Donat
2.4.1 Pengertian Menara Donat
Menara Donat adalah permainan yang terdiri dari beberapa donat warna-
warni yang dapat disusun menjadi sebuah menara. Terdiri dari donat ukuran kecil
hingga ukuran besar (Afriani, 2004).
2.4.2 Manfaat Menara Donat
Menurut Afriani (2004), adapun beberapa manfaat yang bisa diambil dari
bermain menara donat adalah sebagai berikut :
1) Mengenal bentuk dan warna
2) Melatih kemampuan motorik halus
3) Merangsang kreatifitas
4) Meningkatkan daya konsentrasi
5) Melatih kesabaran
2.4.3 Alat yang di perlukan untuk bermain Menara Donat
Untuk bermain dibutuhkan Menara yang disusun dari beberapa donat
(Afriani, 2004).
2.4.4 Cara Bermain dengan Menara Donat
Permainan Menyusun Donat cara memainkannya pertama-tama dengan
melepas setiap donat dan kemudian disusun kembali sesuai besar donatnya. Latih
anak untuk menyusun berdasarkan ukrannya. Berikan pujian jika anak berhasil
melakukannya (Afriani, 2004).

BAB 3
SATUAN ACARA KEGIATAM
TERAPI BERMAIN MENARA DONAT PADA ANAK USIA 2-4 TAHUN
DI RUANG MELATI RSI JEMURSARI SURABAYA
POKOK BAHASAN : Terapi Bermain di Rumah Sakit
SUB POKOK BAHASAN : Terapi Bermain Menara Donat
HARI / TANGGAL : Jum’at, 27 Desember 2019
TEMPAT : Ruang Anak Melati RSI Jemur Sari Surabaya
WAKTU : 30 menit (Jam 09.00-09.30)

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
1. Menstimulus perkembangan motorik anak dan kognitifnya.
2. Menghilangkan / mengurangi perasaan takut dan kecemasan.
3. Mengurangi rasa sakit yang diderita.
4. Memenuhi kebutuhan aktifitas bermain.
3. JUMLAH PESERTA
Jumlah peserta sebanyak 6 anak.
4. SASARAN DAN MEDIA
1. Sarana:
a. Ruangan tempat bermain
b. Tikar untuk duduk
2. Media : menara donat
5. KRITERIA
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah seluruh pasien di Ruang Anak melati
yang memenuhi kriteria:
1) Seluruh pasien di Ruang Anak melati
2) Anak dalam kondisi baik / cukup baik.
3) Tidak mempunyai keterbatasan fisik.
4) Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga.
5) Pasien kooperatif.
5. SARANA DAN MEDIA
1) Sarana: Ruangan tempat bermain dan Tikar untuk duduk.
2) Media: Menara Donat
6. ATURAN BERMAIN
1) Anak dikumpulkan dalam beberapa lingkaran.
2) Masing-masing anak fokus terhadap menara donat atau permainan yang ada di
hadapannya.
3) Memberikan kesempatan anak untuk bermain menara donat yang ada.
4) Anak tidak boleh berebut mainan. Masing-masing anak akan diberikan menara
donat untuk belajar berinteraksi.
7. PENGORGANISASISAN
Jumlah Leader 1 orang, Co-leader 1 orang, Fasilitator 1 orang dan 1 observer orang
dengan susunan sebagai berikut:
1) Leader : Masriyah
2) Co-leader : Shabrina Tamimi
3) Observer : Alif Nuru Aini
4) Fasilitator : Agus Wahyudi
8. DESKRIPSI TUGAS
1. Leader
1) Memimpin jalannya acara.
2) Membuka pertemuan.
3) Mengatur setting tempat.
4) Menutup kagiatan bermain
2. Co - Leader
1) Membantu tugas dari leader.
2) Menggantikan posisi leader bila diperlukan.

3. Fasilitator
1) Sebagai pemandu jalannya acara.
2) Sebagai tempat bertanya leader dan co-leader tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
3) Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.
4. Observer
1) Mengobservasi jalannya acara.
2) Memberi penilaian.
3) Memberi saran dan kritik setelah acara selesai.
4) Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan co-leader.
9. SETTING TEMPAT

: Leader
: Co-leader
: Fasilitator
: Observer
: Peserta terapi bermain
: Orang tua peserta

10. SUSUNAN KEGIATAN

No Waktu Perawat Anak Ket


1 5 menit Pembukaan:
1. Leader membuka dan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Memperkenalkan Mendengarkan
pembimbing
4. Memperkenalkan anak satu Mendengarkan dan
persatu dan anak saling saling berkenalan
berkenalan dengan temannya
5. Kontrak waktu dengan anak Mendengarkan
6. Mempersilahkan Leader Mendengarkan
2 20 menit Kegiatan bermain:
1. Leader menjelaskan cara Mendengarkan
permainan
2. Menanyakan pada anak, Menjawab pertanyaan
anak mau bermain atau
tidak
3. Membagikan permainan Menerima permainan
4. Leader dan Fasilitator Bermain
memotivasi anak
5. Fasilitator mengobservasi Bermain
anak
6. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan
perasaan
3 5 menit Penutup:
1. Leader Menghentikan Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan
perasaan
3. Menyampaikan hasil Mendengarkan
permainan
6. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan
perasaan
7. Salah satu fasilitator Mendengarkan
menutup acara
8. Mengucapkan salam Menjawab salam

11. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi struktur yang diharapkan
1) Alat-alat yang digunakan lengkap.
2) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana.
2. Evaluasi proses yang diharapkan
1) Terapi dapat berjalan dengan lancar.
2) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik.
3) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi.
4) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya.
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
1. Anak mengerti konsep angka dan dapat menghitung sampai dengan 20.
2. Anak merasa senang dan teribur dengan permainan menara donat.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian .(2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika

Hidayat, Aziz Alimul .(2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :


Salemba Medika

Wong, Danna L .2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anggani Sudono. (2000). Sember belajar dan alat permainan. Jakarta: Grasindo
DAFTAR HADIR MAHASISWA
TERAPI BERMAIN MENARA DONAT

Ruang : Ruang Anak melati Surabaya

Tanggal : 27 Desember 2019

No. Nama TTD

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.
DAFTAR HADIR PESERTA
TERAPI BERMAIN MENARA DONAT

Ruang : Ruang Anak melati Surabaya


Tanggal : 27 Desember 2019

No. Nama Alamat TTD

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

Surabaya, 27 Desember2019

Mengetahui

Pembimbing Klinik/CI Pembimbing Akademik

(_________________________) (_________________________)

Anda mungkin juga menyukai