Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 1

TERAPI BERMAIN DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

Disusun Oleh :

Nadiya Ayu Susilowati (210208036)

Nilda Da Concescao Mendes (210208064)

Rista (210208045)

Siti Aprilia (210208080)

Wildan Muttaqin Nur Fahlevi (210208054)

Zalika Hilwa Safitri (210208059)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, kami bisa
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Terapi Bermain dan Pencegahan Kecelakaan”
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak 1. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai terapi bermain dan
pencegahan kecelakaan bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Totok Wahyudi, S.Kep., Ns., M.Kep.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak 1. Ucapan terimakasih juga kepada
semua pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kami sangat
mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun agar dapat memperbaiki makalah
ini. Demikian sedikit pengantar dari kami, semoga bermanfaat.

Sukoharjo, 14 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI
B. MANFAAT
C. JENIS-JENIS PERMAINAN
D. PERLINDUNGAN DIRUMAH
E. PERLINDUNGAN DISEKOLAH

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan yang paling penting dilakukan oleh anak, yaitu bermain,


karena bagi anak bermain merupakan hal yang dianggap sama nilainya dengan
bekerja dan belajar bagi orang dewasa. Bermain dapat menjadi sarana untuk
mengubah tenaga potensial dalam diri anak yang akan membentuk macam-
macam penguasaan pada kehidupan yang akan datang. Pengalaman mengenali
dunia sekitar didapat anak selama bermain. Bermain dapat memberikan
rangsangan pada anak untuk melakukan berbagai tugas perkembangannya,
selain itu dapat menjadi pondasi yang kuat dalam mencari jalan keluar suatu
masalah kelak (Elfiadi, 2016).

Bermain bagi anak dilakukan saat berlari, berjalan, menggali tanah,


mandi, melompat, memanjat pohon,menggambar, menyanyi dan masih banyak
lagi. Secara bahasa, bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara
spontan atau langsung, atau kegiatan yang dilakukan melalui interaksibaik itu
dengan orang lain maupun benda-benda di sekitarnya, dilakukan dengan
senang hati, kemauan sendiri, penuh imajinasi, menggunakan lima indera dan
seluruh anggota tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bermain ?
2. Apa manfaat bermain ?
3. Apa jenis-jenis permainan ?
4. Bagaimana perlindungan dirumah ?
5. Bagaimana perlindungan disekolah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bermain
2. Untuk mengetahui manfaat bermain
3. Untuk mengetahui jenis-jenis permainan
4. Untuk mengetahui perlindungan dirumah
5. Untuk mengetahui perlindungan disekolah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bermain
Menurut Parten (dalam Sujiono, 2012), kegiatan bermain merupakan sarana
sosialisasi yang diharapkan dapat memberikan kesempatan anak menemukan,
bereksplorasi, berkreasi, mengekspresikan perasaan dan belajar dengan cara yang
menyenangkan. Kemudian dengan bermain juga, anak akan mengenal diri dan
lingkungan dimana anak tinggal.
B. Manfaat Bermain
Bermain memiliki manfaat yang banyak bagi anak, termasuk aspek-aspek
perkembangan anak didalamnya. Menurut Suryana (2013: 141-142) ada beberapa
manfaat bermain, yaitu :
1. Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak,
melatih motoric halus, motoric kasar, dan keseimbanganda, karena ketika
bermain fisik anak juga belajar memahami bagaimana kerja tubuhnya
2. Dapat mengembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain,
kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif karena saat bermain anak sering
bermain pura-pura menjadi orang lain, binatang, atau karakter orang lain. Anak
juga belajar melihat dari sisi orang lain (empati)
3. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, karena melalui bermain anak
seringkali melakukan eksplorasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan
sekitarnya sebagai wujud dari rasa keingintahuannya
4. Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya sendiri, karena
melalui bermain anak selalu bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil
keputusan, berlatih peran sosial sehingga anak menyadari kemampuan dan
kelebihannya.
C. Jenis-jenis Permainan
Permainan bagi anak usia dini harus memberikan pengaruh terhadap tumbuh
kembangnya, berikut disajikan beberapa permainan yang dapat menstimulasi seluruh
aspek perkembangan anak mulai dari perkembangan kognitif, fisik motoric, Bahasa,
sosial emosi, moral agama dan seni (Khadijah & Armanila, 2017) dan (Suminar,
2019).
a. Permainan untuk mengembangkan aspek kognitif (Permainan menghitung benda)
Alat yang diperlukan : benda yang ada di dalam kelas, di halaman sekolah dan
sekitar lingkungan sekolah.
Cara memainkan :
1. Anak diajak untuk menghitung seluruh benda yang ada di dalam kelas seperti
pintu, tas, papan tulis, kursi, meja, lampu, dan lain sebagainya.
2. Ajak anak keluar kelas untuk menghitung benda-benda yang ada di halaman
sekolah misalnya bunga, pohon, mobil/motor.
3. Bagi anak menjadi dua kelompok (kelompok kanan dan kelompok kiri)
dengan guru pendamping masing-masing satu kemudian ajak anak berjalan-
jalan di sekitar lingkungan sekolah.
b. Permainan dalam mengembangkan aspek bahasa anak usia dini (Permainan
bercerita kembali)
Alat yang diperlukan : buku seri cerita anak
Cara memainkan ;
1. Pastikan mood anak dalam keadaan baik
2. Posisikan anak dengan bentuk U dan guru tepat berada di depan anak-anak
3. Guru mulai bercerita dengan ekspresif agar anak tidak merasa jenuh hingga
berakhirnya cerita
4. Seusai guru bercerita, guru menanyakan apakah ada anak yang ingin bercerita
kembali tentang cerita yang baru saja guru sampaikan
5. Jika ada anak yang mengacungkan tangan, minta anak untuk bercerita di
depan kelas untuk bercerita di depan teman-temannya
6. Berikan penghargaan bagi anak yang berani maju ke depan untuk bercerita
dengan memberikannya gambar bintang atau hanya sekedar pujian dan tepuk
tangan meriah
c. Permainan dalam mengembangkan aspek motoric kasar anak usia dini (Permainan
petak umpet)
Cara memainkan :
1. Jumlah pemain lebih dari dua orang
2. Sebelum permainan di mulai, guru menjelaskan aturan mainnya
3. Untuk menentukan siapa yang jaga maka dilakukan ompimpa terlebih dahulu
4. Yang bertugas sebagai penjaga menghitung 1-10 sambil menutup mata atau
sesuai aturan yang telah disepakati untuk memberi kesempatan pemain
bersembunyi
5. Setelah penjaga selesai menghitung maka saatnya mencari pemain yang
bersembunyi
6. Setelah semua pemain berhasil ditemukan, selanjutnya pemain tersebut
berbaris di belakang penjaga untuk ditebak urutan barisnya
7. Jika nama yang ditebak betul maka anak tersebutlah yang bertugas sebagai
penjaga
d. Permainan dalam meningkatkan aspek motoric halus anak usia dini (Permainan
jahit julur)
Alat yang digunakan :
Kertas manila ukuran 20x40
Pembolong kertas
Jarum ukuran besar
Benang
Cara memainkan :
1. Kertas dilipat menjadi ukuran 20 x 20 cm, kemudian lubangi pada sisi kiri,
kanan dan bawah. Untuk bagian atas tidak perlu dilubangi
2. Bagikan jarum yang sudah dimasuki benang nilon untuk masing-masing anak.
3. Sebelumnya guru mencontohkan bagaimana cara menjahit jelujur di depan
anak-anak.
4. Bantu anak jika mengalami kesulitan saat menjahit jelujur.
5. Setelah selesai, talikan sisi kanan dan kiri menggunakan satu tali.
e. Permainan dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak usia dini
(Permainan yang kusuka dan dia suka)
Alat yang digunakan :
Kertas asturo warna biru dan kuning ukuran 4 x 4 cm
Spidol hitam
Cara memainkan :
1. Setiap anak diberikan 1 kertas biru, 1 kertas kuning, dan 1 spidol. Anak diajak
menulis huruf depan minuman kesukaan di kertas biru dan huruf depan
makanan kesukaan di kertas kuning
2. Minta anak untuk bertukar huruf pada lawan kelompok dan memberitahukan
arti huruf tersebut.
3. Berikan pertanyaan pada anak kelompok 1, “apa minuman kesukaan kalian?”
anak menjawab, “saya suka minum susu dan teman saya suka minum teh”.
4. Berikan pertanyaan pada anak kelompok 2, “apa makanan kesukaan kalian?”
anak
menjawab, “saya suka roti, dan teman saya suka mie”.
5. Lakukan pertanyaan sehingga seluruh anak selesai menjawabnya.
f. Permainan dalam meningkatkan aspek agama anak usia dini (Permainan cerita
Islami).
Alat yang digunakan : buku kisah teladan Islami bergambar
Cara memainkan :
1. Guru mengajak anak duduk rapi untuk mendengarkan kisah yang ingin
disampikan
2. Saat dialog antara tokoh yang ada dalam cerita, anak diminta untuk
mempraktikkannya langsung.
3. Hal itu dapat dilakukan berulang-ulang saat ada percakapan tokoh dalam
cerita
yang dapat dipraktikkan langsung oleh anak.
4. Di akhir cerita berikan pertanyaan untuk anak, jika anak dapat menjawab
dengan benar beri pujian dan acungan jempol untuk mengapresiasinya.
g. Permainan dalam mengembangkan aspek seni anak usia dini (Permainan
menjiplak koin)
Alat yang digunakan :
Pensil
Kertas
Koin pecahan 1000, 500, 200 dan 100
Cara memainkan :
1. Sebelumnya, kenalkan anak dengan uang koin pecahan 1000, 500, 200 dan
100.
2. Guru bertanya “apakah anak-anak pernah membeli jajan dengan uang koin?”
3. Selanjutnya guru mendemonstrasikan cara menjiplak koin yaitu dengan
meletakkan koin di bawah kertas kemudian gosok dengan menggunakan
pensil.
4. Jawab setiap pertanyaan yang muncul dari anak karena rasa penasaran yang
ditumbulkan dari permainan ini.
5. Kemudian, barulah anak mempraktikkan sendiri cara menjiplak koin.
6. Biarkan anak mengembangkan diri dan selalu berikan dorongan agar anak
dapat menyelesaikan permainan.
D. Perlindungan Dirumah
1. Usia: 0 sampai 2 bulan
Risiko: Terjatuh, terutama dari tempat ganti popok dan alat gendong depan.
Pencegahan: Jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan pada
permukaan yang tinggi. Pasang pengaman ketika anak digendong.
2. Usia: 2 sampai 5 bulan
Risiko: Dipukul dan mengalami sindroma mengguncang-guncang bayi
Pencegahan: Pastikan siapapun yang mengurus si kecil tahu bahwa mengguncang-
guncang bayi – meski ‘cuma sedikit saja’ – bisa menyebabkan cedera yang serius
atau fatal.
3. Usia: 6 sampai 8 bulan
Risiko: Terjatuh dari perabotan rumah
Pencegahan: Kini, bayi sudah bisa pintar berguling-guling dan merangkak.
Makanya, awasi ranjang, sofa, atau permukaan tinggi lain. Tebakan terbaik: lantai
juga.
4. Usia: 8 sampai 11 bulan
Risiko: Menelan benda-benda asing dan tersedak
Pencegahan: Hindari anggur; potong makanan kecil-kecil, dan masak makanan
sampai lunak. Jauhkan benda-benda kecil (uang logam, klip kertas, atau mainan
anak lebih besar dengan bagian-bagian yang kecil) dari jangkauan anak.
5. Usia: 12 sampai 17 bulan
Risiko: Terkena cairan panas dan tenggelam
Pencegahan: Balita bisa menjatuhkan makanan panas dari meja rendah. Jadi,
begitu ia mulai merambat perabotan di ruang keluarga, ‘bersihkan’ seluruh
permukaan. Awasi setiap kali ia berada di sekitar air: bak mandi, ember, kolam
kecil.
6. Usia: 11/2 sampai 3 tahun
Risiko: Keracunan obat
Pencegahan: Bila mungkin, minta obat yang tutupnya tidak bisa dibuka anak
(child-proof caps). Simpan obat-obatan jauh dari jangkauan anak-anak.
7. Usia: 3 sampai 4 tahun
Risiko: Kecelakaan mobil, baik di jalan maupun jalur masuk mobil di halaman
rumah
Pencegahan: Hati-hatilah di sekitar jalur masuk mobil di rumah: Jika mungkin,
ada orang dewasa lain yang memastikan bahwa anak benar-benar jauh dari tempat
Anda memasukkan atau mengeluarkan mobil. Periksa car seat si kecil dan
pastikan terpasang dengan benar.
E. Perlindungan Disekolah
Untuk meningkatkan keamanan anak prasekolah menurut Potter and Perry (2005)
yaitu:
1. Gunakan mainan yang besar dan lunak tanpa mata, hidung atau mulut yang terbuat
dari plastik
2. Gunakan kata-kata tidak dan jangan untuk menunjukkan bahwa benda atau
tindakan tersebut dapat meningkatkan resiko cedera pada anak
3. Ajarkan anak menyebrang jalan dan berjalan ditempat parkir
4. Jangan biarkan anak berlari sambal makan permen atau es krim yang bergagang
dalam mulutnya
5. Ingatkan anak untuk tidak memakan apapun yang mereka temukan dijalan atau
rumput
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain dapat menjadi sarana untuk mengubah tenaga potensial dalam diri
anak yang akan membentuk macam-macam penguasaan pada kehidupan yang
akan datang. Pengalaman mengenali dunia sekitar didapat anak selama bermain.
Bermain dapat memberikan rangsangan pada anak untuk melakukan berbagai
tugas perkembangannya, selain itu dapat menjadi pondasi yang kuat dalam
mencari jalan keluar suatu masalah kelak
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silakan sampaikan kepada
kami. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari kesalahan.
C.
DAFTAR PUSTAKA

Elfiadi. (2016). Bermain dan Permainan Bagi Anak Usia Dini. Itqan: Jurnal Ilmu-Ilmu

Kependidikan, VII(1), 51–60.

Khadijah & Armanila. 2017. Bermain dan Permainan. Medan: Perdana Publishing

Suminar, D. R. (2019). Psikologi Bermain: Bermain & Permainan bagi Perkembangan Anak.
Surabaya: Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai