I. Latar Belakang
Konseling HIV/AIDS adalah konseling yang secara khusus memberi perhatian terhadap
permasalahan yang berkaitan dengan HIV/AIDS, baik terhadap orang yang terinfeksi maupun
terhadap lingkungan yang terpengaruh. Tujuan dari dilakukannya konseling HIV/AIDS agar
tersedianya dukungan sosial dan psikologik kepada odha dan keluarganya. Selain itu juga
terjadinya perubahan perilaku yang aman sehingga penurunan penularan infeksi HIV/AIDS.
Konseling HIV/AIDS biasanya dilakukan dua kali, yaitu: sebelum tes (pra-test) atau
sesudah tes (Pasca test) HIV/AIDS. Selama konseling berlangsung biasanya ada beberapa
topik yang di bicarakan. Di antaranya:
Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini, penulis ingin menjelaskan tentang
Pelayanan Dasar, Pelayanan Pra-Konseling, Pelayanan Post-Konseling dan Kegiatan
Belajar yang Menyenangkan. Hal inilah yang jadi permasalahan dalam makalah ini, yang
mudah-mudahan dapat menjawab semua pertanyaan kita tentang bagaimana seharusnya
kita dalam implementasinya ketikan kita menjadi seorang guru nantinya dalam
menghadapi siswa yang berlatar belakang berbeda-beda.
V. Sasaran
Orang yang terkena hiv
VI. Materi
Terlampir
VII. Metode
Tanya jawab
D PR CO
IX.
O NSE F
K
PI
CO D
NSE = counselor = dosen
F O
= fasilitator = observer
K
= klien
IX. Penugasan
1. moderator : ........
Peran Pemandu
Bertanggung jawab atas jalannya aktivitas cerita.
2. Observer : ...............
Peran Observer
a. Mengamati keamanan jalannya kegiatan
b. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
c. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan
d. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam dialog
3. Perawat : 1. ...........
2. ..........
3................
4. .............
Peran perawat
a. Memberikan pelayanan terhadap pasien
b. Bermain peran
4. teman : 1. ........
2..........
Peran teman
a. Mendampingi klien
b. Bermain peran
5. Pasien : ................
Peran pasien
a. Bermain peran
I. Media
Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Respon klien
1. 5 menit Pembukaan :
Didalam konseling dan tes secara sukarela (KTS) atau yang juga dikenal dengan
Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum tes (pre test)
dan sesudah tes (pasca test). Sedangkan pada konseling setelah tes yang dilakukan konselor
baik itu kegiatan mau pun tindakan dan cara dalam menghadapi klien berbeda, begitu juga
dengan hambatan yang ditemui konselor tersebut. Perbedaan tersebut dikarenakan pada pasca
tes, hasil tes negatif atau positif mempunyai pengaruh dan respon yang berbeda terhadap
klien sehingga konselor juga harus mempunyai penangan yang berbeda pula. Berikut adalah
strategi dan penanganan konselor didalam pelaksanaan konseling dan tes sukarela pada saat
pre tes dan pasca tes yang penulis dapat.
Selain itu juga klien langsung dikonsultasikan kepada dokter untuk penanganan
medis. Untuk hasil tes yang negatif, konselor memberikan penjelasan tentang makna hasil
tersebut. Konseling yang diberikan antara lain konseling untuk perubahan perilaku. Biasanya
klien yang hasil tes negatif disarankan untuk melakukan tes ulang setelah 6 bulan dari hasil
tesnya yang pertama. Dalam membantu klien untuk mengerti dan menerima hasil tes konselor
membutuhkan strategi sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Hj Sukmawati: ”Kunci
utama dalam menyampaikan hasil tes adalah sampaikan hasil hanya kepada klien secara tatap
muka karena seorang konselor tak diperkenankan memberikan hasil pada klien atau lainnya
secara verbal dan non verbal selagi berada diruang tunggu, berhati-hati dalam menyampaikan
hasil.” (wawancara tanggal 29 April 2010)
Ketika hasil tes positif maka strategi yang dilakukan konselor adalah:
1. harus memberitahu klien sejelas dan sehati-hati mungkin dan dapat mengatasi reaksi
awal yang muncul;
2. memberi cukup waktu untuk memahami dan mendiskusikan hasil tes tersebut;
3. memberikan informasi dengan cara yang mudah dimengerti dan memberikan dukungan
emosional;
4. merujuk klien ke lembaga dan kelompok dukungan;
5. mendiskusikan siapa yang mungkin ingin diberi tahu tentang hasil tes itu, risiko terhadap
pasangan seks dan bagaimana cara memberitahu pasangan mereka;
6. menjelaskan bagaimana klien dapat menjaga kesehatannya;
7. memberitahu klien kemana mencari perawatan dan pengobatan jika dibutuhkan;
8. mendiskusikan pencegahan penularan HIV termasuk memberikan informasi tentang
kondom dan hubungan seks yang lebih aman.
Dasar keberhasilan konseling pasca tes ditentukan oleh baiknya konseling pra tes. Bila
konseling pra tes berjalan baik maka dapat terbina hubungan baik antara konselor dan klien.
Dengan dasar ini maka akan lebih mudah untuk terjadinya perubahan perilaku di masa datang
dan memungkinkan pendalaman akan masalah klien
Pada tiap sesi konseling pastilah mempunyai tahapan-tahapan yang terjadi didalam
proses komunikasi antara konselor dan perawat (tahapan interaksi) yang bertujuan terapi bagi
klien, begitu juga yang penulis dapatkan dari observasi dan wawancara dengan konselor
informan pada Pokja AIDS RSPI-SS. Berikut adalah tahapan pada proses komunikasinya
berikut strategi yang dilakukan konselor di tiap tahapan tersebut:
1. Tahap awal atau tahap pengenalan pada tahap ini konselor dan klien pertama kali
bertemu. Pada tahap ini penampilan fisik dan kualitas-kualitas lain pada konselor seperti
sifat bersahabat kehangatan, keterbukaan profesionalisme dan dinamisme begitu penting
karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati.
Strategi konselor pada tahap ini biasanya ialah pengenalan, membina rasa saling
percaya dengan menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka, mengeksplorasi
pikiran, perasaan dan perbuatan, mengidentifikasi masalah dan mengukur tingkat
kecemasan diri pasien.
2. Tahap lanjutan adalah tahap pengenalan lebih jauh, di tahap ini konselor perlu
meningkatkan interaksi sosial dengan cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama
lain untuk mengatasi kecemasan, melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang
ada, meningkatkan komunikasi dengan klien dan mengurangi ketergantungan klien pada
perawat, dan mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan
berdasarkan masalah yang ada.
Strategi konselor pada tahap ini adalah mengeksplorasi, Konselor berusaha
mengetahui secara mendalam tentang perasaan klien dan situasi klien dan menciptakan
suasana komunikasi yang nyaman bagi klien dengan cara: Berhadapan dengan lawan
bicara, dengan posisi ini perawat menyatakan kesiapannya. Sikap tubuh terbuka; kaki
dan tangan terbuka (tidak bersilangan), sikap tubuh yang terbuka menunjukkan bahwa
perawat bersedia untuk mendukung terciptanya komunikasi, menunduk atau
memposisikan tubuh kearah lebih dekat dengan lawan bicara, hal ini menunjukkan
bahwa perawat bersiap untuk merespon dalam komunikasi (berbicara-mendengar).
Mempertahankan kontak mata, sejajar, dan natural, dengan posisi mata sejajar perawat
menunjukkan kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi. Bersikap tenang, tidak
terburu-buru saat berbicara dan menggunakan gerakan atau bahasa tubuh yang alami.
Memberitahukan dan menyamakan pemahaman kepada klien tentang apa yang dirasakan
dan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Menggunakan
pertanyaan terbuka, misalnya “Bagaimana Ibu tahu kalau Ibu mengidap HIV?
Tahap ini merupakan tahap yang panjang karena didalamnya konselor dituntut
untuk membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya
dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal
yang disampaikan oleh klien. Disini konselor juga mendengarkan secara aktif dan
dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah
yang sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.
Dibagian akhir tahap ini, konselor diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya
dengan klien dengan cara memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam
percakapan, dan membantu keduanya memiliki pikiran dan ide yang sama. Dengan
dilakukannya penarikan kesimpulan ini maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan
pesan atau perasaan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar
dipahami oleh konselor.
3. Tahap akhir konseling atau terminasi. Pada konseling HIV/AIDS yang merupakan proses
panjang dari perawatan klien yang paling banyak terjadi merupakan terminasi sementara
yaitu akhir dari tiap pertemuan konselor dan klien, setelah hal ini dilakukan konselor dan
klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda.
Pada tahap ini strategi konselor adalah membuat kesimpulan mengenai perawatan
yang didapat, mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan dan
menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak lanjut tersebut
berkaitan dengan interaksi yang baru saja dilakukan atau dengan interaksi yang akan
dilakukan selanjutnya. Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan
berikutnya.
Nama Pemeran :
Pada siang hari di suatu komplek tepatnya di Kota jambi seorang wanita bernama Safira ,
yang biasa dipanggil fira , ber umur 23 tahun , bekerja sebagai staf di salah satu Bank di
jambi . Safira merasa bahwa badan nya tidak enak , merasa mual disertai muntah dan batuk
serta diare yang sudah kurang lebih dialami nya selama 2 bulan ,yang ia kira hanya sakit
biasa karna kelelahan dan selama ini hanya meminum teh lalu membeli obat eceran ditoko ,
mengetahui badan nya tidak sembuh-sembuh , dia bertanya pada temannya lalu meminta
pada suaminya untuk menemaninya ke rumah sakit umum Raden Mattaher untuk mengecek
kesehatannya , suami nya sendiri merupakan lelaki yang sering pulang larut malam hingga
subuh , seringkali terlihat mabuk saat keluar dari diskotik dan bersama wanita malam .
Setiba nya di Rumah Sakit ia langsung mendatangi reseptionist dan mengantri di bagian
ruang tunggu penyakit umum , mengetahui gejalanya menyangkut pada ciri ciri HIV , Safira
lalu di usulkan oleh perawat untuk mendatangi klinik VCT di rumah sakit tersebut , setelah
melakukan konseling pre test dan test HIV , didapatkan hasil nya Positif , safira merasa
bingung , sedih , kesal dan berkali-kali mencari kesalahan pada dirinya.
Safira : Haduhh kok mual terus ya , mass tolong ambilkan dulu handphone ku di ruang tv
Heri : Ibu kenapa sih bu dari tadi mondar-mandir kamar mandi , pusing mas liatnya
Safira : Iya nih mas gatau kenapa ,mo coba telfon si fitri dulu temanku
Fitri : oh elo , ngapain lo nlfn siang siang gini , mo ngajakin gue ngemall?
Safira : kagak GR banget lu , ini loh kenapa ya gw mual trus muntah gak sembuhsembuh
Fitri : lo coba ke rumah sakit aja mnta temenin laki lu , gw lg ada kerjaan ni
Safira : iya bhay (mematikan telfon) , Mas gimana kalo kita ke rumah sakit aja mas udah
sakit bgt perutku ini
Safira : iya begini mbak , saya ini udah mual muntah gitu dirumah tadi kepala saya pusing
kali dan diare juga udh lama
Dittya : baiklah bu mual muntah yang ibu rasakan sudah sekitar berapa hari ya bu
Safira : dah lama mbak , diare sekitar 1 apa 2 bulan lalu gitulah mbak
Safira : biasanya saya beli diapotek dikasih amoxilin sama apa gt mbak
Dittya : baik bu saya coba konfirmasi dulu ya bu
Dittya : baik bu ini kartu berobat nya nanti ibu mengantri di bagian depan sebelah kanan di
bagian poli umum ya bu
Nova :Permisisusauliaselamatsiang
Nova :iyasusiniformulirnya
Aulia :makasiyasus
Nova :sayapermisikeluarduluyasus
Aulia :iyaterimakasihselamatsiangsus
Nova :selamatsiang
Saatnamaibusafira di panggilolehperawat 2
Safira : begini dok ,saya tu mual muntah terus , mengganggu banget untuk aktivitas seharihari
terus juga diare ,kepala pusing
Anty : untuk diare nya ibu sudah mengalami nya sejak berapa hari ya bu
Safira : sekitaran 1 bulan atau 2 bulan lalu udah lama banget dok
Anty : oh begitu , itu sudah lumayan lama ya bu untuk diare , biasanya ibu minum obat apa
bu
Anty : baiklah nanti coba saya usulkan untuk cek darah dulu , untuk hasil nya menunggu
sekitar 1 jam kedepan ya bu, terimakasih banyak bu
Nova :iyakenapasus
Nova :begini sus, ini ada pasien atas nama ibu safira yang telah diusulkan dokter di poli
umum untuk dilakukan pengecekan darah sus
Nova : baiklah ibu safira , disini ada suster yang akan melakukan pengambilan darah ibu ,
apakah ibu bersedia?
Rika : selamat pagi bu safira perkenalkan nama saya perawat rika yang akan bertugas untuk
mengambil sampel darah ibu untuk dicek ya bu
Rika : (menyiapkan alat lalu menyuntik) tarik nafas ya bu agak sakit sedikit
Rika : baik lah bu pengambilan darah nya sudah selesai , nanti ibu silahkan tunggu sekitar 1
jam kedepan hasilnya akan keluar ya bu
Perawat labor memberikan hasil tes darah tersebut ke perawat 2 lalu diberikan ke dokter
untuk dibacakan hasilnya
Menunggu hasil tes keluar hingga ibu safira dipanggil perawat 2 untuk mengetahui
penyakitya melalui hasil tes darah
Safira : iya dok bagaimana dengan hasil darah saya dok , saya kena penyakit apa ya dok
Anty : maaf sebelumnya bu , ibu mengidap penyakit dengan ciri yang kuat menuju ke HIV ,
apa sebelum nya ibu melakukan hal yang memiliki resiko terhadap HIV bu
Safira : astagfirulah mass gimana mass , kok bisa saya hiv dok , gimana ini (menangis)
Anty : ibu yang sabar bu , kalau boleh saya tau sebelumnya ibu ada melakukan seks beresiko
bu?
Safira : ga ada saya dok , saya gatau kenapa bisa , apa saya tertular suami saya ya dok
Heri : begini sebenarnya dok , saya memang sering melakukan seks beresiko yang dilakukan
di diskotik malam dan sering bertukar pasangan tanpa memakai alat pengaman dok
Heri : saya juga gatau bu , dok . saya harus gimana dengan keadaan seperti ini
Anty : baiklah pak bu , nanti saya akan usulkan bapak dan ibu untuk mendatangi klinik VCT
yang ada di rumah sakit ini
Anty : VCT itu Voluntarily Counseling and Testing yaitu konseling terhadap pasien dengan
hiv yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penyakit yang bapak dan ibu
alami
Safira : terimakasih ya dok
Aulia : baik lah pak bu perkenalkan nama saya perawat aulia , saya yang bertugas sebagai
konselor post test hiv diruang VCT pada sore ini , selama konseling nanti saya akan
memberikan informasi sesuai dengan keluhan ibu , dan selama wawancara kita nanti saya
akan jamin kerahasiaannya , apakah ibu dan bapak setuju?
Aulia : baiklah , kalau boleh saya tau , sejak kapan ibu dan bapak mengetahui jika ibu dan
bapak mengalami hiv ya pak bu
Heri : iya sus baru saja tadi , kami tidak tau kapan kami terkena nya dan sudah berapa lama
Aulia : baiklah dari data yang saya dapatkan disini , ibu memiliki resiko penularan dari suami
ibu sendiri ya bu
Safira : iya sus suami saya ini sering pulang malam , mabok aja kerjanya , saya juga gatau
kalo dia mengidap penyakit hiv sus , saya harus gimana sus , saya takut mati
Aulia : begini bu dan bapak ya , ibu harus semangat menjalani harihari ibu besok karna jika
ibu terus terfikir seperti ini bapak dan ibu akan membebani pikiran ibu dan bapak
Safira : ya bagaimana saya ga stress sus saya hiv dari suami saya sendiri
Aulia : saya mengerti apa yang ibu rasakan , untuk HIV sendiri belum memilik
i obat untuk menyembuhkannya akan tetapi ibu dapat mencegah virus nya untuk berkembang
lebih banyak dengan cara meminum obat ARV secara teratur agar mencegah virus nya untuk
berkembang menjadi AIDS bu
Aulia : obat ARV itu sendiri adalah anti retroviral yang berfungsi untuk mencegah
perkembangan bakteri dan virus yang jahat yang bermula dari virus HIV yang dapat berlanjut
ke AIDS
Aulia : ibu dan bapak harus semangat menjalani hari-hari nya dan semangat untuk meminum
obat agar penyakit bapak dan ibu tidak semakin parah
Aulia : baiklah pak bu , nanti akan kami usulkan untuk pemberian obat ARV dengan sus nova
ya pak bu
Aulia :begini sus ini ada pasien atas nama ibu safira yang baru saja test VCT dan positif
terkena HIV , bagaimana dengan pemberian obat ARV nya sus
Yeni :iyasus
Aulia : Bu safiraa.. silahkan masuk bu
Yeni :selamat sore ya pak bu perkenalkan nama saya perawat yeni ,saya yang sedang
bertugas sore ini untuk memberikan terapi obat antiretroviral kepada bapak dan ibu
Yeni : (memegang obat ) baik pak bu ini adalah obat antiretroviral sesuai dosis bapak dan
ibu , diminum selama 3x sehari setiap hari dan harus rutin ya bu pak dan tepat wakutu , di
pagi pada jam 07;00 di siang hari pada jam 13;00 dan pada malam hari di jam 19;00
Yeni : nah untuk sekarang coba ibu dan bapak minum dahulu obatnya dan ini minumnya
Yeni : baiklah pak , prosedur obat nya sudah selesai , jika obat ini sudah mau habis ibu dan
bapak bisa datang kembali ke klinik ini dan konsul kembali ya pak bu