Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: HARGA DIRI


RENDAH SESI 2

Disusun Oleh:
Arvi Iswanto
21219037

PROGRAM PROFESI NERS STIKes PERTAMEDIKA


JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
sayang-Nya kepada kami semua, sehingga kami senantiasa diberikan kesempatan
untuk menjalani proses belajar dengan baik.
Terima kasih juga kami haturkan kepada Kordinator praktek profesi keperawatan
Jiwa Ibu Ns. Tati Suryati, M.Kep, Sp.Kep.J beserta tim dosen pembimbing, atas
bimbingan dan kesabarannya dalam membagikan ilmu pengetahuannya kepada
kami semua.
Tugas penyusunan proposal terapi aktivitas kelompok: Sosialisasi ini disusun
untuk memenuhi tugas profesi Ners stase keperawatan jiwa pada program studi
Praktek Ners STIKes Pertamedika. Kami yakin tugas yang diberikan ini
akanmemperluas wawasan dan khazanah keilmuan keperawatan pada umumnya.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangatlah kami harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang.

Bintaro, 20 januari 2021

Arvi Iswanto
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK( TAK ) STIMULASI PERSEPSI
PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

A. Topik
Pencegahan Resiko Bunuh Diri

Sesi 1 : Melindungi pasien dari bunuh diri

Sesi 2 :Meningkatkan Harga Diri pasien

Sesi 3 : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota
kelompok, berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon
terhadap stimulasi yang diberikan
2. Tujuan Khusus
Sesi 1
a. Klien dapat meningkatkan harga diri
b. Klien dapat berpikir positif terhadap dirinya
Sesi 2
a. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
b. Klien dapat membuat rencana masa depan yang realistis
C. Landasan Teori
Bunuh diri adalah segala sesuatu perbuatan dengan tujuan untuk
membinasakan dirinya sendiri dan dengan sengaja dilakukan oleh
seseorang yang tau akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat
(W.F. Maramis, 1992) .
Bunuh diri adalah tindakan agresif terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan (Budi Anna Keliat, 1993) .
Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap
diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping
terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.( Jenny.,
dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah
Psikososial dan Gangguan Jiwa ) .
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapatmengancam kehidupan.Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri
karena merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya.Perilaku
bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan
dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang
digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu
mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak
dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena
kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang
berarti, perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan
hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan (Stuart,
2006).

D. Klien
1. Kriteria
- Klien yang sehat fisik
- Klien dengan harga diri rendah kronis
- Klien yang memiliki perasaan negatif pada dirinya
- Klien dengan resiko bunuh diri
2. Proses Seleksi
- Berdasarkan observasi klien sehari- hari
- Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan
mengenai perilaku klien sehari- hari
- Hasil diskusi kelompok
- Berdasarkan asuhan keperawatan
- Adanya kesepakatan dengan klien
E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/ tanggal : Rabo, 20 januari 2021
b. Jam : 09.00 s/d 09.25
c. Acara : TAK RBD
- Pembukaan : 5 menit
- Perkenalan pada klien : 5 menit
- Perkenalan TAK : 10 menit
- Penutup : 5 menit
d. Tempat : Ruang Camar
e. Jumlah pasien : 4 pasien
2. Tim Terapis
a. Leader ( ARVI)
Tugas Leader:

o Mengkoordinasi seluruh kegiatan.


o Memimpin jalannya terapi kelompok.
o Memimpin diskusi.
o Kontrak waktu
 Menyimpulkan hasil kegiatan
 Menutup acara
b. Co Leader ( NURHADI PRAYITNO)
Tugas Co Leader

1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.


2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas.
c. Fasilitator ( Ni putu, Dian P)
Tugas fasilitator

1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.


2. Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3. Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan.
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6. Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah.

d. Observer ( Kristina K)
Tugas observer
- Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
- Mendampingi peserta TAK
- Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
- Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Dokumentasi ( Siti K)
Tugas dokumentasi
- Mendokumentasikan semua kegiatan .

3. Metode dan media


a. Metode
1. Diskusi
2. Permainan
b. Alat :
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.
c. Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
CO LEADER

LEADER

PASIEN PASIEN

PASIEN PASIENN

FAILITATOR FASILITATOR

Observer

F. Pembagian Tugas
Leader : Arvi Iswanto
Co Leader :Nurhadi Prayitno
Observer :Kristina K
Fasilitator :Ni Putu Eka
Dian Purnamawati
Dokumentasi : Siti Khadidjah
Sesi 2

Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri


Meningkatkan Harga Diri Klien

Tujuan

1. Klien dapat mengidentifikasik pengalaman yang tidak menyenangkan.


2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya

Setting

1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Ruang nyaman dan tenang.

Alat

1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.


2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.

Metode

1. Diskusi
2. Permainan

Langkah kegiatan

1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan
konsep diri, harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan kien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama )
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.

c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang
hal positif diri sendiri.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut.
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
b. Lama kegiatan25 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan
serta memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien.
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan.
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
e. Terapis membagikan kertas yang kedua.
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri,
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasanya dilakukan di
rumah dan dirumah sakit.
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis
secara bergiliran sampai semua klien mendapat giliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.
c. Kontrak yang akan datang.
1. menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif
diri yang dapat diterapkan dirumah sakit dan dirumah.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

ANTISIPASI

1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok


a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain

2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :


a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi

3. Bila ada klien lain ingin ikut


a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut
Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK.Untuk TAK stimulasi presepsi: harga diri rendah sesi 3, kemampuan klien
yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan
aspek positif (kemampuan) yang dimiliki. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 2

Stimulasi presepsi: harga diri rendah

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri
sendiri

No Nama klien Menulis pengalaman yang Menulis hal positif diri


. tidak menyenangkan sendiri
1 Ibu S √ √
2 Ibu T √ √
3 Ibu M √ √
4 Ibu Y √ √
5
6
7
8

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman
yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda cek
jika klien mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperaawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi
persepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang
tidak menyenangkan, mengalami kesulitan menyebutkan hal positif diri.Anjurkan
klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan rinforcement
(pujian).

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti.Jakarta: Erlangga.
Atkinson (1999).Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Kartono, K. (1981). Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth


Edition.Washington, DC, Amerika Psychiatric Association, 1994.

Anda mungkin juga menyukai