Anda di halaman 1dari 14

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

RISIKO BUNUH DIRI

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Dosen pengampu : Ns. Duma Lumban Tobing, M.Kep, Sp. Kep. J

Disusun oleh :
1. Suci Meliyani 1810711008
2. Sondang Mariani 1810711090
3. Hilmi Yoda 1810711099
4. Dina Krismayanti 1810711103
5. Widhi Nurfadillah 1810711094

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

2020
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
RISIKO BUNUH DIRI

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat mencegah keinginannya untuk mencoba bunuh diri
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat mengendalikan saat ada keinginan atau dorongan untuk bunuh
diri.
b) Klien dapat mengekspresikan perasaannya
c) Klien dapat menaikan harga diri
d) Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang baik.
B. Jenis – Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulus persepsi
b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulus sensori
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi realita
d. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi

C. Landasan Teoritis

Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan oleh seorang perawat pada sekelompok klien dengan masalah keperawatan yang
sama (Keliat & Pawirowiyono, 2014). Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternatif penyelesaian masalah (Keliat & Pawirowiyono, 2014)

D. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/tanggal : Senin, 09 November 2020
b. Jam : 10.00 s.d. 10.30 WIB
c. Acara : Terapi aktivitas kelompok
 Pembukaan
 Perkenalan pada klien
 Perkenalan TAK
 Penutup
d. Tempat : Rumah Sakit Jiwa UPNVJ
e. Jumlah pasien : 30 pasien

2. Tim Terapis
a. Leader : Suci Meliyani
Tugas Leader :
 Mengkoordinasi seluruh kergiatan
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Memimpin diskusi
 Kontrak waktu
 Menyimpulkan hasil kegiatan
 Menutup acara
b. Co Leader : Hilmi Yoda
Tugas Co Leader :
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Fasilitator : Sondang Mariani
Tuga fasilitator :
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
d. Observer : Widhi Nurfadillah
Dina Krismayanti
Tugas observer :
 Membanu kliean meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
 Mendampingi peserta TAK
 Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
 Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Anggota
Tugas anggota :
 Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

3. Metode dan media


a. Metode :
 Diskusi
 Permainan
b. Alat :
 Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
 Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
c. Setting :
 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang

D. Kriteria Klien

 Klien sehat
 Klien dengan harga diri rendah kronis
 Klien yang memiliki perasaan negative pada dirinya
 Klien dengan resiko bunuh diri

E. Proses Seleksi

 Berdasarkan observasi klien sehari-hari


 Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai perilaku klien
sehari-hari
 Hasil diskusi kelompok
 Berdasarkan asuhan keperawatan
 Adanya kesepakatan dengan klien
Terapi Aktivitas Kelompok (Resiko Bunuh Diri)

Sesi 1

Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri

Mencegah Keinginan untuk Bunuh Diri

A. Tujuan :
a. Klien dapat mengendalikan saat ada keinginan atau dorongan untuk bunuh diri.
b. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
B. Setting :
a. Terapis dan klien duduk bersama secara melingkar.
b. Tempat nyaman dan tenang.
C. Alat.
a. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.
b. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.
D. Metode.
a. Diskusi dan tanya jawab.
b. Permainan.
E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan.
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan resiko bunuh diri.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi.
a. Salam terapeutik :
I. Salam dari terapis kepada klien.
II. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
III. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
3. Evaluasi/validasi.
4. Menanyakan perasaan klien saat ini.
5. Kontrak.
I. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah keinginan untuk bunuh diri.
II. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
 Lama kegiatan 30 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
6. Tahap kerja.
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai
papan nama.
b. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Terapis menanyakan apakah klien masih ada keinginan bunuh diri.
d. Terapis menanyakan apa yang dilakukan klien saat keinginan tersebut muncul.
e. Terapis menjelaskan cara mengalihkan bila keinginan untuk bunuh diri muncul
dengan modifikasi lingkungan psikis.
f. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien.
7. Tahap terminasi.
a. Evaluasi
i. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
ii. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien menceritakan kembali cara mengalihkan bila keinginan bunuh
diri muncul secara tertulis.
c. Kontrak yang akan datang.
i. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mengidentifikasi hal positif yang
dimiliki untuk meningkatkan harga diri.
ii. Menyepakati waktu dan tempat.
F. Evaluasi dan dokumentasi
i. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1
stimulasi persepsi : pencegahan resiko bunuh diri , kemampuan klien yang diharapkan
adalah mampu menceritakan kembali cara mencegah bila keinginan bunuh diri.
Formulir evaluasi sebagai berikut :

No Aspek yang Dinilai Tanggal


.
1. Menyebutkan cara mengamankan benda-
benda berbahaya.
2. Menyebutkan cara mengendalikan
dorongan bunuh diri.
3. Menyebutkan koping konstruktif untuk
mengatasi masalah
Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

ii. Dokumentasi.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki oleh klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi , TAK stimulasi persepsi
pencegahan resiko bunuh diri. Klien mampu menuliskan cara mengalihkan bila
keinginan bunuh diri muncul dan tingkatkan reinforcement (pujian).

Sesi 2 Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri

Meningkatkan Harga Diri Klien

A. Tujuan.
a. Klien dapat mengidentifikasik pengalaman yang tidak menyenangkan.
b. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya
B. Setting.
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruang nyaman dan tenang.
C. Alat.
a. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.
b. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.
D. Metode.
a. Diskusi.
b. Permainan
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan.
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri,
harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan kien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik.
I. Salam dari terapis kepada klien.
II. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
III. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi.
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
i. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif diri
sendiri.
ii. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai
papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien.
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan.
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
e. Terapis membagikan kertas yang kedua.
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri, kemampuan
yang dimiliki, kegiatan yang biasanya dilakukan di rumah dan dirumah sakit.
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara
bergiliran sampai semua klien mendapat giliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi.
i. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
ii. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.
c. Kontrak yang akan datang.
i. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yang dapat
diterapkan dirumah sakit dan dirumah.
ii. Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi.

Evaluasi.

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi presepsi: harga diri rendah sesi 2, kemampuan klien yang diharapkan adalah
menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif (kemampuan)
yang dimiliki. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Stimulasi presepsi: harga diri rendah

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri

No Kemampuan Tanggal
.
1 Menyebutkan aspek
positif diri
2 Menulis hal positif diri
sendiri
Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang
tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda cek jika klien mampu dan
tanda silang jika klien tidak mampu.

Dokumentasi.

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperaawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi harga
diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan,
mengalami kesulitan menyebutkan hal positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan
dan hal positif dirinya dan tingkatkan rinforcement (pujian).

Sesi 3 Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri

Menggunakan mekanisme koping yang adaptif

A. Tujuan :
a. Klien dapat mengenali hal-hal yang ia sayangi.
b. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif.
c. Klien dapat merencanakan dan menetapkan masa depan yang realistis
B. Setting.
a. Terapis dan klien duduk bersama secara melingkar.
b. Tempat nyaman dan tenang.
C. Alat.
a. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.
b. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.
D. Metode.
a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Permainan
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan.
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
i. Salam terapeutik.
a. Salam dari terapis kepada klien.
b. Klien dan terapis pakai papan nama.
ii. Evaluasi / validasi.
Menanyakan perasaan klien saat ini.
iii. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika ada kien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 30 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja.
a) Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah untuk
setiap klien.
b) Terapis meminta klien menuliskan siapa orang yang paling disayangi dan dicintai.
c) Terapis meminta klien memilih dari salah satu orang yang dicintai, siapa yang
paling dekat dan paling dipercaya oleh klien.
d) Terapis menjelaskan pentingnya koping yang adaptif dan menganjurkan klien
untuk berbagi masalah kepada orang yang paling dekat dan dipercaya agar klien tidak
merasa tertekan dan terbebani.
e) Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup (masa depan) agar
bersemangat berusaha mewujudkan dan optimistis
f) Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup (masa depan)
klien di kertas yang telah dibagikan.
g) Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup (masa depan) yang telah
ditulisnya secara bergantian
h) Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika satu orang
klien telah selesai membacakan.
i) Terapis meminta klien melihat lagi tujuan hidupnya (masa depannya), mencoret
tujuan yang sulit (tidak mungkin) dicapai.
j) Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup (masa depan) yang benar-
benar realistis ( seperti langkah d).
k) Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai membacakan tujuan
hidupnya.
4. Tahap terminasi.
a. Evaluasi.
i. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
ii. Terapis memberikan pujian kepada kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan menuliskan lagi tujuan
hidup yang mungkin masih ada dan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
bersama orang yang dicintai dan membacanya kembali agar bias menggunakan
mekanisme koping yang adaptif.
c. Kontrak yang akan datang.
I. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang,.
II. Menyepakati waktu dan tempat untuk TAK
Evaluasi dan dokumentasi.
Evaluasi.
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif pada sesi III,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu menggunakan mekanisme koping
yang adaptif dan mampu menentukan masa depan yang realistis. Formulir evaluasi
sebagai berikut :

No Aspek yang Dinilai Nama


. Peserta
1. Menyebutkan orang yang paling dicintai dan
disayangi.
2. Memilih orang yang paling dekat dan
dipercaya.
3. Menyebutkan cara menggunakan koping yang
adaptif
4. Menuliskan tujuan hidup (masa depan).
5. Membaca tujuan hidup (masa depan)
6. Memilih tujuan hidup (masa depan) yang
realistis.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 4, TAK stimulasi persepsi :
Menggunakan Mekanisme Koping yang Adaptif. Misalnya : Klien mampu berbagi
masalah dengan keluarga. Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta
berikan pujian.

Anda mungkin juga menyukai