Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :
1. Deva Anggraeni 191097
2. Gelvin Theovilus 191100
3. Dita Apriani 191101

Dosen Pengampu :
Ns. Tri Setyaningsih, M. Kep, Sp. Kep. J

STIKES RS HUSADA
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
JAKARTA PUSAT
2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HARGA DIRI RENDAH

I. Topik
Harga Diri Rendah
II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota kelompok,
berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun respon terhadap stimulasi yang
diberikan.
2.2 Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasikan pengalaman yang tidak menyenangkan
b. Klien dapat mengidentifikasikan hal positif pada dirinya
III. Landasan Teori
Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai – nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,
tujuan serta keinginan (Stuart dan Sundeen dalam keliat, 1992).
Harga diri merupakan suatu nilai yang terhormat atau rasa hormat yang dimiliki
seseorang terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menjadi suatu ukuran yang berharga
bahwa mereka memiliki sesuatu dalam bentuk kemampuan dan patut dipertimbangkan
(Townsend, 2005).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ). Gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung (Schult & Videbeck, 1998 ). Harga diri rendah yang
berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan lain terutama kesehatan jiwa (Mirzal, 2009). Harga diri rendah kronis
adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan
dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005). Individu cenderung untuk
menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain (Depkes RI, 2000). Harga
diri rendah kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari konsep diri, dimana
perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang
lama. Termasuk didalam harga diri rendah ini evaluasi diri yang negatif dan dihubungkan
dengan perasaan lemah, tidak tertolong, tidak ada harapan, ketakutan, merasa sedih,
sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan tidak adekuat. Harga diri rendah kronik juga
merupakan suatu komponen utama dari depresi yang ditunjukkan dengan perilaku
sebagai terhukum dan tidak mempunyai rasa (Stuart & Laraia, 2005). Beberapa penelitian
menunjukkan depresi yang diakibatkan karena harga diri rendah, yang salah satunya
mempunyai hasil 15.600 siswa sekolah di Amerika, tingkat 6 sampai dengan 10
menunjukkan harga diri rendah yang diakibatkan karena sering dilakukan
pengintimidasian/pengejekan berakibat menimbulkan resiko depresi pada usia dewasa
(Kendree, 2001). Penyebab lain dari masalah harga diri rendah diperkirakan juga sebagai
akibat dari masa lalu yang kurang menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan
hasil dari overview dinyatakan bahwa pecandu napza biasanya memiliki konsep diri yang
negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan
ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas,
sif agresif dan cenderung depresi. (Shives, 1998).
IV. Klien
4.1 Karakteristik
a. Klien yang sehat fisik
b. Klien yang harga diri rendah
c. Klien yang memiliki perasaan negative pada dirinya
4.2 Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi klien sehari – hari
b. Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai perilaku
klien sehari – hari
c. Hasil diskusi kelompok
d. Berdasarkan asuhan keperawatan
e. Adanya kesepakatan dengan klien
4.3 Jumlah Pasien
8 Orang terdiri dari 3 laki – laki dan 5 orang perempuan
V. Pengorganisasian
5.1 Waktu
a. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
b. Jam : 10.00
c. Acara : Terapi Aktivitas Kelompok
- Pembukaan : leader
- Perkenalan pada klien : seluruh terapis
- Perkenalan TAK : leader
- Persiapan : co-leader
- Permasalahan : co-leader
- Penutup :leader dan co-leader
d. Tempat : Ruang Tengah Gedung A
e. Jumlah pasien : 8 orang
5.2 Tim terapis dan uraian tugas
a. Leader : Deva
Bertugas :
- Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
- Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
- Meneteapkan jalannya tata tertib
- Menjelaskan tujuan diskusi
- Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada
kelompok terapi diskusi tersebut
- Kontrak waktu
- Menyimpulkan hasil kegiatan
- Menutup acara
b. Co Leader : Dita
Bertugas :
- Mendampingi leader jika terjadi bloking
- Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
- Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
c. Observer : Gelvin
Bertugas :
- Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
- Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok
- Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator :
Bertugas :
- Membantu klien meluruskan dan menjalankan tugas yang harus dilakukan
- Mendampingi peserta TAK
- Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
- Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Anggota :
Bertugas :
- Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
5.3 Metode & media
a. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran
b. Alat
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
c. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Sesuaikan dengan kemmapuan yang akan dilatih
3. Ruangan nyaman dan tenang

Co L

K K

F1 K K K F4

F2 OBS F3

Keterangan
Leader
Co Leader
Observer
Fasilitator
Klien
d. Pembagian tugas
- Leader
- Co Leader
- Observer
- Fasilitator
VI. Proses Pelaksanaan
6.1 Persiapan
- Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri :
Harga Diri Rendah
- Membuat kontrak dengan klien
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
6.2 Orientasi
a. Salam Terapeutik
- Salam dan terapis pada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama )
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama)
b. Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Membuat daftar kegiatan yang dapat dilkauka dirumah dan di rumah sakit
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bercakap – cakap tentang hal
positif diri sendiri
- Terapis menjelaskan aturan berikut
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
6.3 Tahap Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap, nama panggilan serta memakai
papan nama
b. Terapis membagikan kertas dan spidol pda klien
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien
6.4 Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian kepada kelompok
- Terapis meminta ada pasien yang mampu mengulang pembelajaran dari
TAK
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang yaitu melatih hal positif diri yang dapat
diterapkan di rumah sakit dan di rumah.
- Menyepakati waktu dan tempat
VII. Format Evaluasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi presepsi harga diri rendah Sesi 1, kemampuan klien yang diharapkan
adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif
(kemampuan) yang dimiliki.
Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1
No Nama Klien Menulis pengalaman yang Menulis hal positif diri
tidak menyenangkan sendiri
1.
2.
3.
4.
5.
Stimulasi persepsi : Harga Diri
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan hal positif diri sendiri
Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang
tidak menyenangkan dan aspek positif dari diri sendiri. Beri tanda ( - ) jika klien
mampu beri tanda ( x ) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi :
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi presepsi:
harga diri rendah. Klien mampua menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak
menyenangkan , mengalami kesulitan menyebutkan hal positif dirinya dan tingkatkan
reinforcement (pujian)
2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan TAK
Kegiatan TAK dilaksanakan pada 25 November 2021 jam 10.00 WIB. Kegiatan
dilakukan di ruang tengah Gedung A. Dalam pelaksanaan TAK, jumlah Pasien
berjumlah 8 orang, peserta Laki-laki 3 orang dan perempuan 5 orang sesuai dengan
proposal yang telah diajukan. Dalam terapi aktivitas kelompok perawat melakukan
kontrak kepada pasien sehari sebelum TAK dilakukan. Mempersiapkan alat dan
menyeting tempat dilakukan sebelum pasien datang di tempat pelaksanaan TAK.
Suasana kegiatan TAK mulai dari awal hingga akhir acara berlangsung aman dan
nyaman,Pasien sangat bersemangat. Pasien mampu memperagakan /mengekspresikan
SPHarga Diri Rendah, dan Pasien mampu mengamati dengan baik jalan nya kegiatan
TAK.
Sebelum TAK dilaksanakan, leader memperkenalkan diri kepada pasien dan leader
memberikan kesempatan untuk co-leader, fasilitator dan observer untuk
memperkenalkan diri kepada pasien dan memberikan pasien kesempatan untuk
memperkenalkan dirinyamasing-masing. Leader dan co leader saling bergantian
menjelaskan peraturan terapi aktivitas kelompok, seperti bagiamana peraturan yang
di buat saat terapi aktivitas kelompok dilaksanakan, durasi berjalannya terapi
aktivitas kelompok dan memberikan infromasi kepada pasien bahwa perawat yang
berada disebelah pasien sebagai fasilitator untuk membantu pasien selama berjalannya
terapi aktivitas kelompok. Dalam aktivitas kelompok, leader danco-leader sudah
melakukan tugasnya untuk menjelaskan jalannya terapi aktivitas kelompok dan
memimpin jalannya terapi. Fasilitator sudah melakukan tugasnya untuk membantu
pasien selama berjalannya terapi aktivitas kelompok. Observer telah melakukan
tugasnya dengan mengamati jalannya terapi aktivitas kelompok apakah pasien mampu
melakukan SP yang sudah ditentukan terapi.
3. Respon Pasien
Respon pasien saat diberikan terapi aktivitas kelompok yaitu :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Pasien mengatakan mampu melakukan kegiatan sesuai kemampuan pasien miliki,
seperti ada yang suka menjahit, membersihkan halaman, membaca, dan juga
bernyanyi.
2) Menilai, menetapkan dan melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 1
Pasien mengatakan dapat melakukan kegiatan yang mereka pilih seperti menjahit,
membersihkan halaman, membaca dan juga bernyanyi.
3) Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 2
Pasien mengatakan mampu melakukan kegiatan yang mereka pilih 2 seperti
bernyanyi dan membaca, menjahit, dan membersihkan halaman.
4) Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 3
Pasien mengatakan mampu melakukan kegiatan yang mereka pilih seperti 2 3
bernyanyi dan membaca, menjahit, dan membersihkan halaman.
STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan :
Hari/Tanggal :
Nama Klien :
Ruangan :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Data Subjektif :
- Klien mengatakan belum pernah mengikuti terapi aktivitas kelompok
Data Objektif :
- Klien terlihat ragu – ragu saat membicarakan TAK
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus
a) Klien dapat mengidentifikasikan pengalaman yang tidak menyenangkan
b) Klien dapat mengidentifikasikan hal positif dirinya
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bapak/Ibu “
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
“Apakah Bapak/Ibu masih ongat dengan saya dan janji kita kemarin, yaitu tentang
kegiatan terapi kelompok dari kami”
c. Kontrak
“Bapak/ibu perkenalkan kami mahasiswa STIKES RS HUSADA hari ini kita akan
melaksasnakan TAK yaitu elatih positif pada diri”
“Kita akan melaksanakan TAK ini selama 45 menit diruangan Gedung A ini”
“Tujuan dilaksanakan TAK ini yaitu supaya Bapak/Ibu dapat bercakap – cakap
tentang hal positif diri sendiri yang ada di dalam diri Bapak/Ibu sekalian”
“Jika Bapak/Ibu ingin meninggalkan tempat ini. Bapak/Ibu harus meminta izin
kepada kami, tetapi kami berharap Bapak/Ibu mengikuti kegiatan ini dari awal
sampai selesai”
2. Tahap Kerja
“Baiklah Bapak/Ibu kegiatan ini kita mulai”
“Kami akan membagikan kertas pertama dan spidol, Bapak dan Ibu coba tuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan”
“Bagus sekali Bapak/Ibu sudah mengisi kertas yang kami bagikan . Sekarang kami
akan membagikan kertas yang kedua, dikertas ini Bapak/Ibu tuliskan hal positif
tentang Bapak/Ibu miliki sesuai kemampuan yang Bapak/Ibu miliki”
“Karena Bapak/Ibu sudah selesai menulis hal positif yang Bapak/Ibu miliki, mari kita
bacakan hal posistif yang sudah Bapak/Ibu tulis. Dimulai dari Bapak/Ibu A kemudian
lanjut Bapak/Ibu B dan kemudian yang terakhir Bapak/Ibu C”
“Wahh ternyata banyak yaa hal positif yang Bapak/Ibu miliki keren sekali”
“Terimakasih Bapak/Ibu karena sudah membacakan hal positif yang Bapak/Ibu miliki
sangat bagus”
3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mengikuti kegiatan ini?”
b. Tindak Lanjut
“Mungkin Bapak/Ibu masih banyak memiliki kegiatan positif yang belum ditulis,
untuk itu sekarang Bapak/Ibu boleh menulisnya”
c. Kontrak yang akan datang
“Bapak/Ibu sekalian nanti ada kegiatan terapi aktifitas kelopmpok seperti ini lagi
dengan kegiatan yaitu melatih hal positif diri yang dapat dirumah sakit dan
dirumah”
DAFTAR PUSTAKA
Hartono,Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Isaacs, Ann.2004. Panduan Belajar : keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik.
Jakarta :EGC
Keliat, Budi Anna.2004.Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
Purwaningsih, wahyu dan Ina Karlina. 2009.Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta :
NUHAMEDIKA
Riyadi, Sujono.2009.Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai