Persepsi/Kognitif : HDR
Posted by Udayati Made
PROPOSAL TAK
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
A. TOPIK
Gangguan Konsep Diri
Sesi 1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota kelompok,
berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon terhadap stimulasi yang
diberikan.
2. Tujuan Khusus
Harga diri merupakan suatu nilai yang terhormat atau rasa hormat yang dimiliki
seseorang terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menjadi suatu ukuran yang berharga
bahwa mereka memiliki sesuatu dalam bentuk kemampuan dan patut dipertimbangkan
(Townsend, 2005).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan ( Townsend, 1998 ).
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Schult
& Videbeck, 1998 ).
Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental
karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain terutama kesehatan jiwa
(Mirzal, 2009).
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA,
2005). Individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari
orang lain (Depkes RI, 2000).
Harga diri rendah kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari konsep
diri, dimana perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan dipertahankan
dalam waktu yang lama. Termasuk didalam harga diri rendah ini evaluasi diri yang
negatif dan dihubungkan dengan perasaan lemah, tidak tertolong, tidak ada harapan,
ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan tidak adekuat.
Harga diri rendah kronik juga merupakan suatu komponen utama dari depresi yang
ditunjukkan dengan perilaku sebagai terhukum dan tidak mempunyai rasa (Stuart &
Laraia, 2005).
Beberapa penelitian menunjukkan depresi yang diakibatkan karena harga diri
rendah, yang salah satunya mempunyai hasil 15.600 siswa sekolah di Amerika, tingkat
6 sampai dengan 10 menunjukkan harga diri rendah yang diakibatkan karena sering
dilakukan pengintimidasian/pengejekan berakibat menimbulkan resiko depresi pada
usia dewasa (Kendree, 2001).
Penyebab lain dari masalah harga diri rendah diperkirakan juga sebagai akibat
dari masa lalu yang kurang menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan hasil
dari overview dinyatakan bahwa pecandu napza biasanya memiliki konsep diri yang
negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan
ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif agresif dan cenderung depresi. (Shives, 1998).
Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam bentuk
terapi kognitif. Terapi ini bertujuan untuk merubah pikiran negatif yang dialami oleh klien
dengan harga diri rendah kronis ke arah berpikir yang positif. Pada keluarga terapi yang
diperlukan dapat berupa triangle terapy yang bertujuan untuk membantu keluarga
dalam mengungkapkan perasaan mengenai permasalahan yang dialami oleh anggota
keluarga
sehingga
diharapkan
keluarga
dapat mempertahankan
situasi
yang
mendukung pada pengembalian fungsi hidup klien. Pada masyarakat juga perlu
dilakukan terapi psikoedukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang masalah harga diri rendah kronis yang merupakan salah satu
bagian dari masalah gangguan jiwa di masyarakat.
D. KLIEN
1. Kriteria
-
2. Proses seleksi
-
Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai prilaku klien
sehari-hari
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari / tanggal
b. Jam
: 08.00-08.45 WITA
c. Acara
: 45 menit
Pembukaan
Perkenalan TAK
Persiapan
: 10 menit
Permasalahan
: 20 menit
Penutup
: 3 menit
d. Tempat
e. Jumlah pasien
: 5 menit
: 2 menit
: 5 menit
: 403
: 5 orang
2. Tim terapis
a. Leader :
Bertugas :
Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada kelompok terapi
diskusi tersebut .
Kontrak waktu
Menutup acara
b. Co leader
Bertugas :
c. Observer
Bertugas :
d. Fasilitator
Bertugas :
e. Anggota
Bertugas :
b. Alat :
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
c. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Ruangan nyaman dan tenang
Keterangan :
L
: leader
Co L
: co leader
Obs
: observer
: fasilitator
: klien
F. PEMBAGIAN TUGAS
Leader
Co Leader
: Made Udayati
:
Observer
Fasilitator
G. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri : harga
diri rendah
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
-
b. Evaluasi / validasi
-
c. Kontrak
-
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bercakap-cakap tentang hal positif diri
sendiri.
-
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai
papan nama
b. Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien
e. Terapis membagikan kertas yang kedua
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri : kemampuan yang
dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan dirumah dan dirumah sakit
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara bergiliran
sampai semua klien mendapatkan bergiliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
-
b. Tindak lanjut
-
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis
c. Kontrak yang akan datang
-
Menyepakati TAK yang akan datang yaitu melatih hal positif diri yang dapat
Sesi 1
Stimulasi persepsi : Harga Diri Rendah
Nama Klien
tidak menyenangkan
diri sendiri
1
2
3
4
5
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri
PetunjPetunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan dan aspek positif dari diri sendiri. Beri tanda () jika klien mamapu dan
(x) jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulasi persepsi : harga
diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan,
mengalami kesulitan menyebutkan hal positif dirinya dan tingkatkan reinforcement
(pujian).
STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan
: I (satu)
Hari / tanggal
Nama Klien
Ruangan
: 403
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Data Subyektif :
klien mengatakan belum pernah mengikuti terapi aktivitas kelompok
Data Obyektif :
Klien terlihat ragu-ragu saat membicarakan TAK
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
selamat pagi, Bapak ibu ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak ibu pagi ini ?
apakah bapak dan ibu masih ingat dengan saya dan janji kita kemarin, yaitu tentang
kegiatan terapi kelompok dari kami
c. Kontrak
bapak dan ibu, perkenalkan kami dari mahasiswa STIKes Wira Medika PPNI Bali hari
ini akan melaksanakan TAK yaitu melatih positif pada diri.
kita akan melaksanakan TAK ini selama 45 menit di ruang ini yaitu di ruangan 403
tujuan dilaksanakan TAK ini yaitu supaya bapak dan ibu dapat bercakap-cakap tentang
hal positif diri sendiri yang ada di dalam diri bapak dan ibu sekalian
jika bapak atau ibu ingin meninggalkan tempat ini, bapak atau ibu harus meminta izin
kepada saya, tetapi saya berharap bapak dan ibu mengikuti kegiatan ini dari awal
sampai selesai
2. Tahap kerja
baiklah bapak dan ibu kegiatan ini kita mulai
kami akan membagiakan kertas pertama dan spidol, bapak dan ibu coba tuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan
bagus sekali bapak dan ibu sudah mengisi kertas yang kami bagikan. dan sekarang
kami akan membagikan kertas yang kedua. di kertas yang kedua ini bapak dan ibu
tuliskan hal positif tentang bapak dan ibu miliki dan kemampuan yang bapak dan ibu
miliki
karena bapak dan ibu sudah selesai menulis hal positif yang bapak atau ibu miliki, mari
kita mulai untuk membacakan hal positif yang sudah bapak dan ibu tulis, dimulai dari
Bapak A, silahkan bapak. kemudian sekarang Ibu B, silahkan dibacakan ibu. Lanjut ke
Bapak C, kemudian Ibu D dan yang terakhir Ibu E
terimakasih bapak dan ibu karena sudah membacakan hal positif yang bapak dan ibu
miliki, dan semua yang bapak dan ibu bacakan itu sangat bagus
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengikuti kegiatan ini?
b. Tindak lanjut
mungkin dari bapak dan ibu masih banyak memiliki hal yang positif yang belum ditulis,
untuk itu sekarang bapak dan ibu boleh menulisnya
c. Kontrak yang akan dating
bapak dan ibu sekalian nanti akan ada kegiatan aktifitas kelompok seperti ini lagi
dengan kegiatan yaitu melatih hal positif diri yang dapat diterapkan dirumah sakit dan di
rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna.2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna. 2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
Purwaningsih, wahyu dan Ina Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta :
NUHA MEDIKA
Riyadi, Sujono.2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu