Anda di halaman 1dari 14

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HARGA DIRI RENDAH

PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa 1
Yang dibina oleh Ns. Komaruddin M. Kep Sp. Kep. J

Oleh :

Riska Handayani (1611011004)


Bintari Puspa Alfirosa (1611011005)
Musrifatul Hasanah (1611011006)
Balqis Rahmania Surya (1611011009)
Kanza Alqorina Imami (1611011012)
Fatma Sari Dewi AR (1611011022)
Nunik Nurhidayatul M (1611011026)
Lubbul Fuad Al-fathoni (1611011028)
Saiful Bahri (1611011029)
Ahmad Gufron Marzuki (1611011036)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
Maret, 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis sampailah pada tahap peyelesaian tugas makalah
yang berjudul “terapi aktivitas kelompok harga diri rendah“. Terselesaikannya
tugas proposal ini, karena dukungan baik pendapat dan tenaga yang telah
diberikan oleh rekan yang sudah membantu dalam proses penyusunan proposal
ini. Serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah keperawatan jiwa 1 Ns. Komaruddin M. Kep Sp. Kep. J yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal yang disusun.
Penulis menyadari makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata-
kata yang disusun dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STMULASI PERSEPSI
A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive (Keliat, 2004).
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart &
Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang
yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan, ketdaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yalom, 1995 dalam
Stuart & Laraia, 2001). Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika
kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik yang
berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
Harga diri rendah bukanlah masalah kecil karena tidak menutup
kemungkinan individu dengan hargaa diri rendah bisa berakibat pada isolasi sosial
hingga bunuh diri. Hasil dari penelitian yang dilakukan di 15 SMA di Semarang
diketahui bahwa sebanyak 113 responden (66,9%) memiliki harga diri tinggi dan
57 responden (33,1) memiliki harga diri rendah. Hal tersebut tentu perlu menjadi
perhatian karena angka tersebut tidak bisa dikategorikaan kecil.
Terapi Aktivitas Kelompok Harga Diri Rendah (TAK HDR) merupakan
solusi yang tepat terhadap pasien dengan problem harga diri rendah. “Kelompok
adalah kumpulan yang memilki hubungan satu dengan yang lain, saling
bergantung, dan mempunyai norma yang sama” (Stuart dalam Kelitat, 2009).
Dengan berada pada suatu kelompok, individu dengan masalah harga diri rendah
tidak lagi terisolasi sosial, dan merasa lebih dihargai, mendapatkan dukungan
(support) dan pendidikan meningkatkan pemecahan masalah. Pimpinan kelompok
dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompoknya
untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian
masalahnya dari kelompok, perawat juga harus adaptif menilai respon klien
selama berada dalam kelompok.
Salahsatu terapi aktivitas kelompok adalah terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi yaitu terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan
terkait dengan pengalaman dan/ atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah. Aktivitas untuk klien dengan harga diri rendah dalam terapi
ini adalah mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons yang dialami dalam
kehidupan. Aktivitas ini terdiri dari dua sesi (Keliat, B. A, 2004). Terapi aktivitas
kelompok yang akan mahasiswa lakukan adalah mengidentifikasi hal positif pada
diri dan melatih positif pada diri.

B. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini, antara lain :
1. Tujuan Umum
Klien dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
b. Klien mampu mengidentifikasi hal positif pada diri
c. Klien mampu melatih hal positif pada dirinya

C. Manfaat Kegiatan
Harapan diadakan kegiatan ini adalah agar klien dapat mengambil manfaat
sebagai berikut:
a. Dapat mengurangi memori pengalaman yang tidak menyenagkan
b. Dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya
c. Dapat melatih hal positif pada dirinya

D. Nama Kegiatan
Nama Kegiatan : TAK HDR (Terapi Aktivitas Kelompok Harga Diri Rendah )

E. Peserta Kegiatan
1. Klien harga diri rendah yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan
perawat.
2. Klien harga diri rendah yang dapat berkomunikasi dengan perawat
3. Klien harga diri rendah yang telah kooperatif dengan lingkungan dan sekiarnya

F. Waktu dan Tempat Kegiatan


Adapun waktu pelaksanaannya sebagai berikut :
Hari : jum’at
Tanggal : 29 Maret 2018
Waktu : 07:30- selesai
Tempat: gedung A Universitas jember lantai 3
G. Mekanisme Kegiatan sesi 1
1. Persiapan
a. memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan
konsep diri: harga diri rendah
b. membuat konrak dengan klien
c. mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
1. salam dari terapis kepada klien
2. perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3. menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi
menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal
positif diri sendiri
2. terapis menjelaskan tata tata tertib dan aturan main berikut:
 peserta datang 5 menit sebelum dimulai
 wajib memperhatikan selama kegiatan berlangsung
 dilarang makan dan minum selama kegiatan berlangsung
 dilarang mengobrol dan membuat keributan
 saat ingin bertanya, silahkan acungkan tangan kanan dan mulai
bicara ketika sudah dipersilahkan oleh leader
 tidak boleh menyela orang yang sedih berbicara
 jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
 lama kegiatan 45 menit
 setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan
serta memakai papan nama
b. Terapis membangikan kertas dan spidol kepada klien
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien
e. Terapis membagikan kertas yang kedua
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri:
kemampuan yang dimiliki kegiatan yang biasa dilakukan di rumah
dan di rumah sakit
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis
secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan giliran
h. Terapis memberi pujian pada setiap pern serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis
c. Kontrak yang datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif
diri yang dapat di terapkan di rumah sakit dan di rumah
2. Menyepakati waktu dan tempat

H. Evaluasi dan Dokumentasi sesi 1


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK untuk TAK stimulus persepsi: harga diri rendah sesi 1,
kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman yang
tidak menyenangkan dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki.
Formulir evalausi sebagai berikut.
Sesi 1
Stimulus persepsi: Harga Diri Rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal
positif pada diri
No Nama klien Menulis pengalaman Menulis hal
yang tidak positif diri sendiri
menyenangkan
1
2
3
4
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom
nama
2. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan
menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek
positif diri sendiri. Beri tanda √ jikaklien mampu dan
tanda X jika klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentaskan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1,
TAK stimulasi persepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga
hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan
menyebutkan hal positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal
positif dirinya dan tingkatkan reinforcement (pujian).
I. Mekanisme kegiatan sesi 2
1. Persiapan
a. Meningkatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi dan validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal
positif diri sendiri
2. Terapis menjelaskan tata tata tertib dan aturan main berikut:
 peserta datang 5 menit sebelum dimulai
 wajib memperhatikan selama kegiatan berlangsung
 dilarang makan dan minum selama kegiatan berlangsung
 dilarang mengobrol dan membuat keributan
 saat ingin bertanya, silahkan acungkan tangan kanan dan mulai
bicara ketika sudah dipersilahkan oleh leader
 tidak boleh menyela orang yang sedih berbicara
 jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
 lama kegiatan 45 menit
 setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis meminta semua klien membaca ulang daftar kemampuan
positif pada sesi 1 dan memilih satu untuk dilatih
b. Terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan ditulis di
whiteboard
c. Terapis meminta semua klien untuk memilih satu dari daftar di
whiteboard. Kegiatan yang paling banyak dipilih diambil untuk
dilatih
d. Terapis melatih cara pelaksanan kegiatan/kemampuan yang dipilih
dengan cara berikut
1. Terapis memperagakan
2. Klien memperagakan ulang (semua klien mendapat giliran)
3. Berikan pujian sesuai dengan keberhasilan klien
e. Kegiatan a sampai dengan d, dapat diulang untuk
kemampaun/kegiatan yang berbeda
4. Tahap Terminasi
a. Evalausi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian kepada kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada
jadwal kegiatan sehari-hari
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal positif lainnya
2. Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek positif selesai dilatih
J. Evalausi dan Dokumentasi Sesi 2
Evaluasi
Evalausi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievalausi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulus persepsi harga diri rendah sesi 2,
kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki satu hal positif yang
akan dilatih dan memperagakannya. Formulir evalausis ebagai berikut:

Sesi 2
Stimulasi persepsi: harga diri
Kemampuan melatih kegaitan positif
No. Nama Membaca Memilih satu hal positif Memperagakan
klien daftar hal yang akan dilatih kegiatan positif
positif
1.
2.
3.
4.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca
ulang daftar hal positif dirinya,memilih satu hal positif untuk
dilatih dan memperagakan kegiatan positif tersebut. Beri tanda √
jika klien mampu dan beri tanda X jika klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2, TAK stimulus persepsi:
harga diri rendah. Klien telah melatih merapikan tempat tidur. Anjurkan dan
jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.
K. Pengorganisasian Kelompok
Leader : Bahri
Co. Leader : Lubbul
Observer : Puspa
Fasilitator : Balqis, Riska
Klien : Musrifatul, Gufron, Kanza, Devi, Nunik

L. Perilaku Pemimpin / Terapis Yang Diharapkan :


1. Peran Leader.
- Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
- Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
- Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
- Memimpin diskusi kelompok.
2. Peran Co-Leader.
- Mendampingi Leader.
- Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
- Membantu leader dalam pelaksanaan TAK
3. Peran Observer.
- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
- Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
4. Peran Fasilitator.
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
- Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti
jalannya terapi.
5. Peran Anggota Kelompok.
- Mengikuti Proses TAK dari awal sampai akhir
- Mendengarkan dan memperhatikan pengarahan dari terapis
- Menjawab pertanyaan bila ada pertanyaan dari terapis

M. Media Dan Alat


1. Spidol/pulpen sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
3. Papan nama

N. Setting Tempat

F
F

L
C
KETERANGAN :
F
= Fasilitator

= Klien

O = Observer

C = Co- Leader

= Leader
L

O. Proses Evaluasi
1. Evaluasi Struktur.
- Terapis dan klien berada pada posisi yang sudah direncanakan
- Peralatan tersedia sesuai rencana
- Anggota terapi hadir lengkap (5 orang)
- Peran dan tugas terapis berjalan sesuai rencana
P. Evaluasi Proses
- Pelaksanaan kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
- Peran dan tugas terapis sesuai perencanaan.
- Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
- Klien aktif dan dapat mengikuti semua rangkaian kegiatan dengan tertib.
- Klien dapat mengikuti terapi sesuai dengan aturan main.

Q. Evaluasi Hasil
- 70% klien dapat menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan
- 70% klien dapat menuliskan hal positif pada diri sendiri
PENUTUP
Setelah kegiatan terapi aktivitas kelompok ini, diharapkan klien dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu klien mampu mengidentifikasi hal
positif pada diri dan melatih hal positif pada dirinya. Demikian proposal ini kami
buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam kegiatan ini kami
ucapkan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai