Disusun Oleh:
NIM: 1611011042
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kultural.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Sosial dan Budaya Dalam
mengoptimalkan Komunikasi Keperawatan khususnya di pelayanan masyarakat dari berbagai
Budaya, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang
selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak
dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya.
Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan
kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut sebagai
interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan
yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor
Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata
kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi
tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia
tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia
lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untük
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu
komunikasi lewat ilmupolitik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab,
mengapa manusia perlu berkomunikasi :
Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui
komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk
dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam
sekitamya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau
peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan
pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya, maupun melalui informasi yang
mereka terima dari lingkungan sekitarnya.
Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Proses kelanjutan suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat
itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak
pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir,
gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga
lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan
seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang
harmonis. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.
Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota
masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan.
Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik
kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik warga negara
Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana
pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan
anggota masyarakat yang dilayaninya.
Ketiga fungsi tersebut menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam
berhubungan dengan sesama anggota masyarakat. Profesor David K. Berlo
dari Michigan State Universitymenyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai
instrumen dan interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap
orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan
keseimbangan dengan masyarakat (Byrnes, 1965). Jadi komunikasi jelas tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tata krama pergaulan
antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung
pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang
dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan,
pramuniaga dan lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan
kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir
mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak
massa dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang
membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran..
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar
tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua,
yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan
pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari
kampanye sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau atau menyampaikan gagasan
demi kepentingan umum. Iklan non nkomersil lebih dikenal dengan iklan layanan
masyarakat.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Peranan proses komunikasi antar budaya ..................................... 3
B. Fungsi komunikasi dalam situasi perbedaan budaya .................... 3
C. Desain optimalisasi strategi komunikasi .......................................
D. Prinsip-prinsip dalam Komunikasi dalam budaya ........................ 3
E. Komunikasi antar budaya dan sosialisasi...................................... 4
F. Komunikasi dalam konteks budaya .............................................. 5
G. Media penerapan komunikasi kultural .......................................... 6
H. Faktor budaya dalam pelayanan .................................................... 7
BAB III STUDI KASUS
A. Kasus 1(unit perspekstif transcultural) ......................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
A. Pembahasan kasus 1 ....................................................................... 9
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan proses komunikasi antar budaya?
2. Bagaimana fungsi komunikasi dalam situasi perbedaan budaya?
3. Apa saja yang meliputi desain strategi komunikasi?
4. Bagaimana Komunikasi antar budaya dan sosialisasi?
5. Bagaimana komunikasi dalam konteks budaya?
6. Bagaimana pentingnya faktor budaya dalam komunikasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan proses komunikasi antar budaya.
2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi dalam situasi perbedaan budaya.
3. Untuk mengetahui desain strategi komunikasi.
4. Untuk mengetahui komunikasi antar budaya dan sosialisasi.
5. Untuk mengetahui komunikasi dalam konteks budaya.
6. Untuk mengetahui pentingnya faktor budaya dalam komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Klien memungkinkan untuk berkomunikasi verbal dengan yang lain. Untuk klien dengan
bahasanya tidak sama dengan pelaku kesehatan, perantara mungkin diperlukan. Seorang
translator mengubah bahan tertulis (seperti pamphlet pendidikan pasien) dari satu bahasa ke
bahasa yang lain. Seorang penerjemah adalah seorang individu yang menengahi komunikasi
antara orang-orang yang beda bahasa tanpa menambah dan mengurangi arti atau pemaknaan.
Komunikasi nonverbal Untuk berkomunikasi secara efektif dengan klien yang berbeda
budaya. Perawat perlu menyadari 2 aspek dari perilaku nonverbal komunikasi:
Seorang pasien laki-laki berusia 56 tahun korban tabrak lari, masuk ke unit
perawatan sebuah rumah sakit. Pasien mengalami fraktur dekstra dan terpasang
traksi. Pasien juga mengalami perdarahan abdomen dan telah dilakukan tindakan
laparatomy eksplorasi. Pasien dalam status NPO ( nothing per oral). Dilihat dari
wajahnya, pasien adalah seorang keturunan India. Ia berteriak-teriak meminta
minum dalam bahasa Inggris.Perawat berusaha untuk menjelaskan bahwa saat ini
pasien tidak boleh minum. Pasien tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik
sementara di ruang perawatan tersebut tidak ada perawat yang lancar berbahasa
Inggris.