JARINGAN EPITEL
ISTILAH EPITEL
Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan
thele yang berarti nipple atau punting.
Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri
atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus
cahaya ataupun yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian
mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang
membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk
kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang
menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam
jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.
ASAL EPITEL
Epitel dapat berkembang dari ketiga lapis embrional. Epitel yang melapisi
kulit, mulut, hidung, dan anus berasal dari ektoderm. Pelapis sistem
pernapasan, saluran cerna, dan kelenjar dari saluran cerna (misalnya,
pancreas dan hati) berasal dari endoderm. Epitel lainnya (misalnya,
endotel pelapis pembuluh darah) berasal dari mesoderm. Pada umumnya
mesoderm ini akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Epitel yang
berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada dua macam yaitu :
1. Endothelium
Endotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam
pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfe.
2. Mesothelium
Mesotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang
besar yang menutupi beberapa organ tertentu seperti yang melapisi
peritoneum, pleura, dan pericardium.
1. Sel gepeng
Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan
tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang
dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat
dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal.
2. Sel kuboid
Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga
tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya
tampak poligonal.
3. Sel silindris
Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya.
Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang
berbentuk oval agak ke basal.
Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun
dalam satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai
dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan
dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete
testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi
rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran,
duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.
Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan
inti yang bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus,
diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum,
pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus
ekskretorius beberapa kelenjar.
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini
hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-
sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak
paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana
basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk
polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.
Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi
sekresi. Jika pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan,
maka cairan tersebut bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari
kelenjar yang terdapat di bawah epitel.
a. Stratum basale
Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada
lapisan paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen
melanin.
b. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada
pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-
akan sel-selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya
bangunan yang disebut desmosome. Adanya desmosome menyebabkan
eratnya hubungan antar sel.
c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan
sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-
butir keratohialin, oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-
perubahan fisiologis.
d. Stratum lucidum
Lapisan ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang
homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang
telah mati dan mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya.
e. Stratum corneum
Merupakan lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin
telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat
bagian-bagian epidermis yang dilepaskan sehingga merupakan lapisan
tersendiri yang disebut dengan Stratum disjunctum.
Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas
berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran
basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek
bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat
ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae,
urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada
beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi
dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan
oesophagus dari fetus.
3. Gap junction
1. Lamina basalis
Ketebalannya antara 500 Å- 1000 Å yang merupakan anyaman padat
filament halus.
2. Lamina reticularis
Terdapat dibawah lamina basalis yang merupakan anyaman serat-serat
retikuler dalam substansi dasar. Terkadang ditemukan serat elastis
diantaranya, misalnya pada membrane basalis epitel trachea.
Menurut beberapa peneliti, lamina basalis dibentuk oleh sel-sel epitel,
sedangkan lamina retikularis dibentuk oleh jaringan pengikat. Dari
permukaan basal sel-sel epitel terdapat tonjolan-tonjolan yang masuk ke
dalam jaringan pengikat di bawahnya. Hal ini merupakan factor penguat
perlekatan epitel pada jaringan pengikat, terutama untuk epitel gepeng
berlapis dan epitel transisisonal. Bangunan lain yang terdapat pada
bagian basal adalah hemidesmosom yang berfungsi sebagai penguat
perlekatan epitel pada jaringan pengikat.
1. Mikrovili
2. Stereocilia
3. Kinocilia
Kinocilia atau yang biasa disebut dengan cilia, merupakan tonjolan yang
berbentuk sebagai bulu halus dan bersifat motil (bergerak). Kemampuan
bergerak tersebut disebabkan karena adanya struktur halus yang berbeda
dengan stereocilia. Sebuah cilium tertanam dalam suatu bangunan yang
dinamakan corpusculum basale. Ukuran panjang kinocilia berkisar antara
5-10 µm dengan diameter 0,2 µm. cilia dapat ditemukan pada epitel
tractus respiratorius, oviduct, dan uterus.
4. Crusta
Struktur ini merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang
kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Struktur khusus ini
dapat ditemukan sebagai capsula lentis.
POLARITAS SEL-SEL EPITEL
Polaritas sel epitel adalah keadaan yang berbeda antara bagian puncak
dan dasar epitel. Salah satu contohnya adalah sel silindris pada epitel
usus yang berfungsi untuk absorbsi makanan. Di bagian puncak sel
terdapat tetes-tetes lemak, kompleks golgi dan lebih banyak mengandung
mitokondria dengan mikrovili pada permukaaan bebasnya, sedangkan
pada tubulus contortus ginjal, mitokonria lebih banyak dibagian dasar sel.
KELENJAR
Kelenjar adalah suatu sel atau beberapa sel tubuh yang menghasilkan
substansi khusus untuk bagian lain dari tubuh.
KLASIFIKASI KELENJAR
I. KELENJAR EKSOKRIN
a. Kelenjar uniseluler
Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat
pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala.
b. Kelenjar multiseluler
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis
kelenjar ini dibedakan menjadi :
· Kelenjar intraepitelial,
yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa
saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput
lendir lambung dan rongga hidung.
· Kelenjar ekstraepitelial,
jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan
pengikat.
monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya kelenjar keringat)
dan kelenjar polyptyche, yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya
glandula sebacea).
Kelenjar nonsitogen ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Kelenjar mukosa
Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal
dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau
premusin sebagai pembentuk lendir.
2) Kelenjar serosa
3) Kelenjar campuran
1) Kelenjar merokrin
Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak
ada bagian sel yang ikut disekresikan (glandula subdorifera).
2) Kelenjar apokrin
Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut
bersama-sam disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di
bagian pucak sel kelenjar (glandula axillaris dan glandula circumanale).
3) Kelenjar holokrin
Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan
sekresi sehingga sekretnya bercampur dengan bagian sel yang telah mati
(glandula sebacea).
SEL MIO-EPITEL
Sel ini berasal dari epitel tetapi bersifat kontraktil seperti sel otot. Sel
tersebut terletak diantara membrane basalis dan sel-sel epitel
kelenjarnya. Sel mio-epitel diduga berfungsi untuk membantu mendorong
sekret kelenjar ke dalam duktus excretorius, terlihat adanya tonjolan-
tonjolan sitoplasma yang panjang mengelilingi pars secretoria
membentuk anyaman sebagai keranjang.
Kelenjar ini tidak memiliki saluran keluar, disebut juga dengan kelenjar
buntu. Hasil dari kelenjar ini diangkut oleh pembuluh darah atau
pembuluh limfe. Pada umumnya kelenjar endokrin terdapat anyaman
kapiler yang berhubungan langsung dengan sel-sel kelenjar. Susunan sel-
sel kelenjar dapat tersebar dalam anyaman kapiler atau membentuk
kelompok-kelompok.
Oleh karena hormon sebagai hasil kelenjar endokrin dalam kadar yang
sangat rendah sudah menunjukkan pengaruhnya, maka hormon tersebut
tidak selalu harus diangkut oleh pembuluh darah, namun harus di timbun
terlebih dahulu. Penimbunan pada hormon pada tingkat pertama dapat
dilakukan intraseluler sebagai butir-butir sekresi yang selanjutnya dapat
ditimbun ekstraseluler di dalam celah-celah antar sel kelenjar atau
dibatasi dalam suatu bentuk ruang yang dinamakan folikel (glandula
thyroidea).
Tidak semua kelenjar endokrin disusun dalam kesatuan kelenjar khusus,
melainkan tersebar dalam suatu organ (testis, ovarium, dan selaput lendir
usus). Sebagian kelenjar endokrin membentuk suatu kesatuan yang
dibungkus oleh jaringan pengikat (hypophisis cerebri).
Ada bentuk khusus dari kelenjar endokrin yang merupakan campuran
kelenjar endokrin-eksokrin. Jenis kelenjar ini terdapat pada pancreas
dimana kelenjar endokrin sebagai pulau-pulau diantara kelenjar eksokrin.
Kelenjar endokrin sebagai insula langerhans.