Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan masa kanak-kanak sangat berkesan dan merupakan dasar kehidupan
yang selanjutnya Pasien anak yangdirawat mengalami kecemasan akibat
hospitalisasi.Saat anak dirawat di rumah sakit (hospitalisasi) memaksa anak untuk
berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan
menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman sepermainannya.
Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak sebagai hukuman sehingga anak
akan merasa malu, bersalah, atau takut. Oleh karena itu, hal ini menimbulkan reaksi
agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-kata
marah, tidak mau bekerja sama dengan perawat, apabila kondisi itu terjadi maka akan
mempengaruhi proses perawatan saat di rumah sakit (Supartini, 2018).

Kecemasan merupakan rasa khawatir dan takut yang tidak jelas sebabnya.
Menurut Supartini (2017), kecemasan merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami
oleh anak karena menghadapi stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Kecemasan
dan masalah psikologi yang muncul pada anak dapat dikuranei dengan diberikan terapi
bermain pada saat perawatan di rumah sakit. upaya untuk menurunkan kecemasan yaitu
melalui keg iatan terapi bermain. Permainan adalah satu dari aspek yang paling penting
dalam kehaup seorang anak, dan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
menghadapi dan mengatasi stres. Berdasarkan hal tersebut, walaupun anak dalam kondisi
sakit dan dirawat di rumah sakit, tetapi bermain perlu dilaksanakan agar anak tidak
merasa cemas. Untuk itu perlu diperhatikan permainan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada serta hal yang disenangi anak,salah satunya menyusun lego.

Lego merupakan sejenis alat permainan bongkah plastik kecil yang dapat disusun
dan dibongkar pasang menjadi bangunan atau bentuk lainnya.Lego termasuk permainan
konstruktif atau bangun membangun yang meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak.
Lego merupakan salah satu bentuk permainan yang membutuhkan ketelitian, melatih
untuk memusatkan pikiran, karena kita harus berkonstrasi ketika meyusun balok-balok
lego tersebut hingga menjadi sebuah bangunan yang utuh dan lengkap Pemilihan lego
sebagai salah satu permainan edukatif karena dapat berperan dalam kecerdasan dan
motorik halus anak usia pra sekolah melalui permainan konstruktif atau bangun
membangun.

Bermain lego dapat mengalihkan konsentrasi anak yang sebelumnya terfokus


pada rasa cemas dan takut akibat sakitnya, kemudian konsentrasi anak dapat beralih ke
permainan lego karena adanya keinginan untuk menyelesaikan susunan legotersebut dan
ketertarikan pada warm-wami legoyang cerah (Pramono, 2017) Lego memiliki kelebihan
yaitu efektif untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Hal tersebut terlihat
saat bermain lego anak- anak mencoba beberapa cara memasangkan kepingan berupa
balok-balok sehingga baik untuk mengasah otak anak, melatih sel-selnya dan melatih
memecahkan masalah. Selain itu dengan bermain lego dapat memperkenalkan anak pada
konsep hubungan dan melatih logika anak, serta membuat anak merasa bangga dan
senang atas suatu karya yang dia hasilkan dari kreativitasnya sendiri.

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran
diri, moral,dan bermain dengan terapi
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
- Meningkatkan keterampilan anak
- Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
- Memberikan kesenangan dan kepuasan
B. SASARAN
1. Anak usia 3- 5 tahun
2. Kooperatif
3. Tidak bedrest
4. Tidak terpasang oksigen
5. Tidak sedang dalam program isolasi
6. Kondisi pasien stabil
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
1. Anak usia 3 - 6 tahun
2. Tidak terpasang alat-alat intensive seperti NGT, kateter, inhalasi, dll
3. Tidak bedrest
4. Tidak sedang dalam program isolasi
5. Kondisi stabil (tidak panas, tidak kejang)
6. Peserta kooperatif
B. ANALISA KASUS
1. Ds : Ny. A mengatakan An. A bosan dan jenuh di rumah sakit dan hanya bisa
berbaring ditempat tidur dengan tangan terpasang infus. Ny.A mengatakan kadang
anak suka mengeluh ingin bermain dengan teman nya.
Do : An. A tampak bosan, tampak tangan kanan terpasang infus
C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI
1. Setiap aktivitas bermain anak harus bersifat fleksibel, artinya anak memiliki
kesempatan untuk memberikan beragam solusi atas tantangan yang diberikan.
2. Aktivitas bermain memberikan kesempatan bagi anak untuk menciptakan sesuatu.
Jadi, jangan sampai imajinasi anak terbatasi oleh tantangan yang ayah ibu berikan.
3. Aktivitas bermain yang mencipta adalah, memberi kesempatan anak untuk
berkolaborasi, selagi menjadi dirinya sendiri.
4. Tantangan dapat ditambah atau dikurangi dalam aktivitas bermain, sesuai
kemampuan sang anak. Ini penting, karena sesuai dengan prinsip flow yang seberapa
seru sebuah pengalaman melakukan aktivitas (termasuk bermain) salah satunya
ditentukan oleh tingkat kesulitan. Saat tantangan dirasa anak terlalu sulit, ia akan
merasa cemas, sedangkan saat terlalu mudah, anak akan cepat bosan.
5. Pastikan bahwa aktivitas bermain yang mencipta menyenangkan bagi anak.
D. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI
Karakteristik bermain yaitu:
1. Anak usia 0 hingga 6 bulan
Bayi di usia 0 hingga 6 bulan cenderung suka melihat orang dan mengikutinya
dengan mata. Biasanya, anak-anak di usia ini, lebih menyukai barang-barang dengan
warna yang cerah. Pada usia ini, sebagian bayi juga sudah dapat meraih, mengangkat
kepala, mengarahkan kepala ke arah suara, dan memasukkan benda ke mulut. Bayi
dapat terpesona dengan apa yang bisa dilakukan tangan dan kakinya sendiri. Mainan
yang bagus untuk bayi berumur 0 hingga 6 bulan adalah mainan yang dapat dengan
mudah diraih, dipegang, dihisap, dikocok, seperti kerincingan, bola bertektur, teether,
dan lainnya, serta permainan yang mudah mengeluarkan suara. Selain itu, orang tua
juga dapat memberikan bayi hal-hal yang dapat didengarkan, seperti rekaman buku-
buku, dan rekaman lagu pengantar tidur, dan lagu-lagu sederhana.
2. Anak usia 7 hingga 12 bulan
Bayi di usia 7 hingga 12 cenderung sudah lebih aktif bergerak. Biasanya, bayi
akan mulai berguling, duduk, menaiki sesuatu, merayap, dan berdiri. Tak hanya itu,
bayi di usia ini sudah mulai dapat memahami namanya sendiri dan kata-kata umum
lainnya, dapat mengidentifikasi bagian tubuh, menemukan benda tersembunyi, dan
memasukkan barang ke dalam dan ke luar wadah. Mainan yang bagus untuk bayi usia
7 hingga 12 bulan adalah mainan yang dapat dimainkan dengan berpura-pura, seperti
boneka bayi, kendaraan plastik atau kayu dengan roda, dan mainan di air. Mainan
yang dapat dibangun, seperti lego atau balok-balok besar yang lunak dan kubus kayu.
3. Anak usia 1 Tahun
Anak yang berusia 1 tahun umumnya sudah dapat berjalan dan bahkan menaiki
tangga. Di usia ini, anak-anak sudah dapat menikmati cerita, mengucapkan kata-kata
pertama mereka, bermain di sebelah anak-anak lain, dan senang bereksperimen.
Mainan yang cocok untuk anak berusia 1 tahun adalah buku dengan ilustrasi sederhana
atau foto-foto benda nyata, telepon mainan, tempat tidur boneka dan boneka, kereta
bayi, aksesori berdandan, hewan plastik, puzzle, mainan berbentuk kendaraan, serta
mainan yang dapat melatih otot anak.
4. Anak usia 2 Tahun
Pada usia 2 tahun, anak sudah responsif terhadap orang lain, sering merasa
menyesal atau sedih ketika orang lain seusianya kesal, serta sering melakukan
kebalikan dari apa yang orang tuanya inginkan. Pada usia ini, anak juga sudah mulai
merasa memiliki ketakutan, terutama pada suara, perpisahan, atau benda-benda yang
lebih besar darinya. Kemampuan fisik pun sudah jauh berkembang pada usia ini, anak
sudah mulai dapat melompat dari ketinggian, memanjat, menggantung dengan lengan,
dan berguling. Mainan yang tepat untuk anak berusia 2 tahun adalah mainan-mainan
yang bertujuan untuk memecahkan masalah, seperti teka-teki kayu, balok-balok yang
saling menempel, benda untuk disortir berdasarkan ukuran, bentuk, warna, bau, dan
benda-benda dengan kait. Benda-benda yang dapat merangsang kreativitas anak,
seperti krayon dan spidol besar yang tidak beracun dan bisa dicuci, kertas besar untuk
menggambar dan melukis, kertas berwarna, gunting ukuran balita dengan ujung
tumpul, serta papan tulis dan kapur.
5. Anak usia 3 hingga 6 Tahun
Biasanya, anak-anak pada usia 3 hingga 6 tahun sudah tak begitu butuh perhatian
intensif dari orang tua seperti anak-anak di usia kurang dari 3 tahun. Pada usia ini,
anak sudah banyak bicara, banyak bertanya dan suka bereksperimen dengan berbagai
hal dan dengan keterampilan fisik mereka yang masih terbatas. Anak-anak di usia ini
juga suka bermain dengan teman-temannya dan kadang tidak ingin kalah. Mainan
yang cocok untuk anak usia 3 hingga 6 tahun adalah bermain kolase kertas, teka-teki,
koleksi dan benda kecil lainnya untuk disortir berdasarkan panjang, lebar, dan tinggi,
mainan transportasi, perangkat konstruksi, furnitur berukuran anak, mainan menganti
pakaian, boneka dengan aksesoris, teater boneka sederhana, mainan untuk
menggambar dan melukis, playdough, permainan alat-alat musik, buku bergambar
dengan lebih banyak kata dan gambar yang lebih rinci, pemutar CD dan DVD dengan
beragam musik, mainan yang dapat ditendang atau dilempar, dan masih banyak lagi.
Meskipun orang tua telah mengerahkan usahanya untuk memberikan mainan terbaik
untuk anak, orang tua juga tetap tak boleh lengah untuk mengawasi.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
“TERAPI BERMAIN LEGO TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA
ANAK USIA 3 – 5 TAHUN”
B. DESKRIPSI PERMAINAN
Masa kanak-kanak merupakan masa untuk bermain dan lego merupakan salah
satu sarana bermain edukatif yang mampu menumbuhkan motivasi, kreativitas,
keterampilan, dan ketekunan. Disamping itu, lego juga dapat melatih motorik halus anak-
anak pada masa perkembangannya Dalam pengenalan lego pada anak-anak,dibutuhkan
hal-hal yang menarik yaitu model lego yang dapat dibuat ke hampir semua model dalam
kehidupan sehari-hariseperti alat-alat transportasi, gedung, binatang, dan lain- lain. Dari
hasil membangun balok lego itu dapat membuat anak- anak berimajinasi untuk berkreasi
membuat sebuah bangunan. Hasil karya lego dapat dijadikan sebagai barang-barang
mainan. Meskipun tidak terbilang murah , membeli lego merupakan keuntungan karena
terbuat dari plastik sehingga dapat digunakan berulang-ulang dalam waktu yang lama.
C. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan lego yaitu dengan cara menggabungkan balok lego sesuai
dengan bentuk yang dinginkan.
D. KONSEP KOLASE KERTAS
Membuat permainan dari balok lego yang menarik dan disukai anak-anak dengan
menggabungkankan lego sesuai warna yang diinginkan anak.

Lanjut ya saaa…………
Karo rapiin wwkw
DAFTAR PUSTAKA
Pramono, T. S. 2017. Permainan Asyik Bikin Anak Pintar Yogyakarta: IN AzNa Books.

Supartini, Yupi. 2018. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai