Oleh
(Dea Lasabuda, S.Kep)
(21062133)
Oleh
(Dea Lasabuda, S.Kep)
(21062133)
Menyatakan bahwa karya tulis akhir ners ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya, saya
tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah
dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain atau sebgian bahan
yang pernah diajukan untuk gelar Ners atau ijazah pada Universitas Katolik
De La Salle Manado atau perguruan tinggi lainnya.
Apabila pada masa yang akan datang diketahui bahwa pernyataan ini tidak
benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala
konsekuensinya.
Materai 10000
(Dea Lasabuda)
HALAMAN PERSERUJUAN
Respiratory distress sindrom (RDS)
Pembimbing KIAN
Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh:
NIM : 21062133
TIM PENGUJI
Penguji : ()
Ditetapkan di : Manado
Tanggal : September 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan laporan Karya
Tulis Ilmiah guna untuk memenuhi tugas akhir ini dapat selesai sesuai
dengan yang diharapkan.Dalam penyusunan karya tulis ini dapat teratasi
atas pertolongan Allah SWT dan melalui bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya memiliki
hambatan yang selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak,sehingga pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kaasih kepada:
Dea Lasabuda
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Orsinalitas
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Abstrak Bahasa Indonesia
Abstrak Bahasa Inggris
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teori
2.2 Asuhan Keperawatan Teori
2.3 Penelitian Terkait
BAB III Gambaran Kasus
BAB IV Pembahasan
4.1 Asuhan Keperawatan Teori
4.2 Analisis dan Diskusi Hasil
4.3 Keterbatasan Pelaksanaan
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sindrom gawat napas atau yang lebih dikenal dengan Respiratory
Distress Syndrome(RDS), adalah salah satu ancaman penting pasien
anak-anak dan bayi baru lahir, terutama saat masa penyembuhan
setelah sakit keras. Salah satu tanda gejalanya adalah kurangnya
oksigen dalam darah dalam tiga hari (ejurnalmalahayati, 2021).
Respiratory Distress Syndrome merupakan mordibitas neonatal yang
sering terjadi di seluruh dunia, prevalensi yang dilaporkan dari beberapa
negara yaitu 18,5% di Prancis, 4,24% di Pakistan dan 20,5% di Cina
(WHO,2019). Berdasarkan hasil penelitian dari Baseer dkk (2020).
didapatkan faktor-faktor risiko yang dipertimbangkan dalam RDS
adalah kelahiran prematur sebesar 72,2%, ketuban pecah dini
sebesar 33,3%, diabetes ibu sebesar 19,4%, hipertensi ibu sebesar 18%,
dan oligohidramnion sebesar 5,5%. Faktor resiko lain juga termasuk
kelahiran Caesar. Di Arab Saudi kelahiran Caesar menjadi faktor
risiko dari RDS sebesar 52,5%. Pada kasus RDS ini biasanya
terjadi pada neonatus berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 55,8%
dibandingkan perempuan sebesar 44,2% (Baseer dkk, 2020). Secara
global pada tahun 2018 terdata 2,5 juta anak meninggal pada bulan
pertama kehidupan. Sekitar 7000 kematian bayi baru lahir setiap
harinya, kejadian ini naik dari 40% pada tahun 1990 menjadi
47% kematian pada anak dibawah 5 tahun.
Di indonesia tingkat kematian neonatal pada tahun 2018 yaitu
sebanyak 33,78% per 1000 kelahiran hidup. Di negara berkembang
termasuk Indonesia belum ada laporan tentang kejadian RDS sampai
saat ini. Di akabupaten lumajang terlapor kematian bayi sebanyak
24,03% atau 56 kasus yang disebabkan oleh kegawatan nafas yaitu
Respiratory distress syndrome. Di Provinsi Sumatera Barat lebih
tepatnya di RSUP Dr. M. Djamil Padang terlapor bayi penderita
Respiratory Distress Syndrome mengalami kenaikan yang signifikan
pada 2 tahun terakhir, yaitu sebaynak 46 kasus pada tahun 2018 dan 79
kasus pada tahun 2019. Untuk itu Respiratory Distress Syndrome pada
neonatus merupakan masalah yang dapat meningkatakan mordibitas
dan mortalitas pada bayi baru lahir. (WHO,2019).
Di Provinsi Sulawesi Utara antara lain BBLR dengan RDS(32,6%),
Asfiksia (29,3%), Tetanus (0,38%), Sepsis (6,2%), Kelainan Kongenital
(4,7%), Ikterus (0,38 %), dan lain-lain (26,4%). Prevalensi BBLR
dengan RDS di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 10,2% dan mengalami
penurunan pada 2018 menjadi 6,2 %. Indonesia memiliki angka kejadian
BBLR yang bervariasi antar provinsi. Provinsi yang paling tertinggi
disusuki oleh Sulawesi tengah (8,9%) dan yang terendah disusuki oleh
Jambi (2,6%) (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan data observasi selama dinas di Ruang NICU sentra
medika hospital minahasa utara sejak di temukan salah satu penyakit
yaitu Respiratory Distress Syndrome (RDS). Karena adanya kasus ini
penulis tertarik dan menyususnnya jadi laporan akhir yaitu Karya Ilmiah
Profesi Ners. Karya akhir profesi ners ini sebagai gambaran penerapan
asuhan keperawatan pada pasien Respiratory Distress Syndrome (RDS).
Adapun pembuatan karya ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu tugas dari penulis dalam tingkat pendidik profesi ners.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memahami lebih
dalam tentang kasus Respiratory Distress Syndrome (RDS). Serta peran
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan seperti memberikan
tindakan keperawatan dan intervensi serta melakukan evaluasi agar
pasien mendapat diberikan terapi yang tepat, sehingga di kemudian hari
nanti ada kemajuan ke aras yang lebih baik terkain penerapan Asuhan
keperawatan pada pasien yang menderita Respiratory Distress
Syndrome (RDS).
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah Asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada klien
dengan masalah Respiratory distress syndrom (RDS) Diruangan NICU,
Centra Medika Hopital.
1.3. TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya ilmiah akhir ners ini adalah menganalisis
asuhan keperawatan mengenai pasien dengan masalah kesehatan
Respiratory Distress Sindrome (RDS) Di Ruangan NICU Sentra
Medika Hospital.
Ventilasi pefusi
menurun
Tegangan
RDS
Permukaan
Meningkat
Takikardi
Cidra Paru
Intake Nutrisi in Kelelahan
adekuat
Terjadi Reaksi
Kelemahann
Defisit Nutrisi fisik
Edema interstitial
Alveoli Paru Membran hialin
terbentuk Intoleransi
aktivitas
Akumulasi fibrin
Hipervolemia
di alveolus
Mengendap
Pefusi perifer
tidak efektif
BAB III
Gambaran Kasus
Klasifikasi dan analisa data pada kasus dan teori, untuk kasus
dilakukan pengkajian pada klien dengan cara tanya jawab dan
observasi sehingga didapati data subjektif dan objektif dan bisa
ditemukan masalah-masalah apa yang dialami oleh klien tersebut.
Sedangkan pada tinjauan teori untuk tanda dan gejala berdasarkan
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) dibagi tanda
mayor dan minor, namun sejauh ini tidak ada kesenjangan untuk
klasifikasi data dan analisa data pada kasus maupun teori sama-sama
memiliki data subjektif, objektif, masalah keperawatan dan
penyebabnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. pengkajian dilakukan di ruangan NICU 29 maret 2022.saat
dilakukan pengkajian terkait identitas pasien dengan melihat status
kien.Dan didapatkan nama klien By.Ny.M berjenis kelamin laki-
laki,berumur 2 hari tanggal lahir 27 maret 2022,tanggal masuk RS
29 maret dengan jenis persalinan SC dengan indikasi gawat
janin.Tempata persalin di RSUD Sam Ratulangi Tondano.Pasien
masuk di ruangan NICU dengan diagnosa medis RDS
sedang.Riwayat bayi usia 38-39 minggu,dengan berat badan lahir
3,050 gram, PB: 50cm, LK: 34cm, LP: 32cm, LILA: 11cm. TTV:
Nadi:159x/menit,Suhu:36,8℃,Pernapasan: 73x/menit,SpO2 94%.
suhu lingkungan ber-AC,Pasien di tempatkan di dalam inkubator,
kulit teraba hangat. komplikasi persalinan tidak ada, ada aspirasi
mekonium ,tidak ada lilitan tali pusat. Dengan Riwayat ibu: gravida:
1, partus : 0 abortus: 0. Pada saat pemeriksaan fisik di dapatkan
keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis. Refleks moro
ada, menggenggam kuat, mengisap lemah dan menelan. Tonus/
aktivitas : tenang, menangis kuat, warna kulit merah muda, tugor
kulit elastis, Bentuk kepala normal, frontanel anterior lunak, mata
normal refleks terhadap cahaya, kedua bola mata simetris, THT:
normal, bibir tidak sumbing, abdomen tegas, hepar tidak teraba ,
keadaan tali pusat masih basah, masih diklem dan belum kering.
Umbilikus:normal, paru-paru:suara napas kanan kiri sama, suara
napas cepat, bersih, respirasi spontan , terpasang alat bantup
pernafasan Bcpap 8lpm. Pemeriksaan genitalia, bentuk kelamin
normal, tidak ada oedema dan masa, Punggung normal, Anus paten.
Pada Ekstremitas gerakan bebas, ekstremitas atas normal,
ekstremitas bawah normal.
2. Klasifikasi data di dapati dari hasil pengkajian dan hasil observasi
yang di lakukan pada klien, data yang di temukan menjasi data
subjektif (DS) dan data objektif (DO).
3. Analisa data di dapatkan dari klasifikasi data yang mana untuk
menentukan masalah keperawatan pada kasus kasus Respiratory
Distress Syndrome (RDS) dan diapati untuk masalah keperawatan
yang ditemukan ada 5 masalah keperawatan.
4. Diagnosa keperawatan yang di dapat pada klien ada 3 masalah yang
di dapat Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nafas periodik,
Defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi in adekuat dan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan fisik.
5. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yaitu pola nafas tidak efektif dengan tujuan klien
mampu menunjukan pola nafas membaik dengan intervensi yang
dilakukan adalah manajemen pola nafas. Defisit nutrisi dengan
tujuan klien mampu menunjukan status nutrisi membaik dengan
intervensi yang dilakukan adalah manajemen status nutrisi dan
intoleransi aktivitas dengan tujuan klien mampu menunjukan
toleransi aktivitas meningkat dengan intervensi manajemen energi.
6. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada kasus Respiratory Distress
Syndrome (RDS) dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah di
buat , sesusai kondisis dan kebutuhan klien yang ada.
7. Evaluasi keperawatan yang dilakukakan pada klien kasus
Respiratory Distress Syndrome (RDS) yaitu selama perawatan dan
dibuat dalam bentuk SOAP. Reaspon klien dan keluarga saat
pelaksanaan asuhan keperawatan baikjuga sangan kooperatif dalam
penatalaksanaan tindakan keperawatan.
8. Kesenjangan yang ada dalam penulisan asuhan keperawatan pada
klien dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) dalam
pengkajian teoritis dan kasus, diagnosa keperawatan, perencanan,
dan evaluasi keperawatan.
5.2 Saran
Karya Ilmial Akhir Ners ini diharapkan dapat menjadi salah satu
sumber yang dapat menambah ilmu dan wawasan tentang asuahan
keperawatan pada klien Respiratory Distess Sindrome (RDS).
DAFTAR PUSTAKA
Agrina, Meta Febri, et al. “kasus Respiratory Distress Syndrome (RDS) and Low
---. “Tingkat kejadian kasus Respiratory Distress Syndrome (RDS) antara bblr
131.
Dewi, Putu Permata, et al. “Gambaran Asuahan Keperawatan Pada Bayi kasus
Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, vol. 1, no. 2, 8 Apr. 2022, pp. 73–80,
Dan Gawat Darurat. Google Books, Media Sains Indonesia, 7 Jan. 2022,
books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=CytgEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA15&dq=anatomi+fisiolo
gi+sistem+pernafasan&ots=-
2CN6iTwfI&sig=wkcbwxTzlAlhYlNSR4prVkybJSw&redir_esc=y#v=one
page&q=anatomi%20fisiologi%20sistem%20pernafasan&f=false.
Moi, Maria Yosefa, et al. “Asuhan Keperawatan Pada Bayi Ny. T Dengan Rds
Respiratory Rate Dan Saturasi Oksigen Pada Bayi Gawat Napas kasus
Cirebon.” Malahayati Nursing Journal, vol. 3, no. 4, 1 Oct. 2021, pp. 500–
506, 10.33024/mnj.v3i4.4541.
---. “Pengaruh Prone Positioning Terhadap Respiratory Rate Dan Saturasi Oksigen
6 Nov. 2021.
Wardani, Wilantika Ida, et al. “Gangguan Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien
May 2021.
LAMPIRAN
I. DATA BAYI
Ibu : D3
Ibu : Perawat
A. RIWAYAT BAYI
Apgar score : 4
Refleks:lemah
Tonus otot:lemah
Pernapasan:lemah,tidak teratur
Komplikasi persalinan
Ada ( ) Tidak ( )
a. Aspirasi mekonium ( )
b. Denyut jantung janin abnormal ( )
c. Masalah lain :
d. Prolabs tali pusat/lilitan tali pusat ( )
e. Ketuban pecah dini ( ) ; Berapa Jam :
B.Riwayat Ibu
Jenis persalinan :
Pervaginam ( )
Komplikasi kehamilan
Perawatan antenal
Pre eklamsia/toxcemia ( )
Suspect sepsis ( )
1. Refleks :
Moro ( )Menggenggam ( );kuat/lemah
Menghisap ( ); kuat/lemah
2. Tonus/aktivitas
a. Aktif ( ) Tenang ( )Letergi(
)
Kejang ( )
b. Menangis ( ) Sulit menagis ( )
3. Kepala/leher
a. Fontanel anterior Lunak ( ) Tegas ( )
Datar ( ) Menonjol( )
Cekung( )
b. Sutura sagitaris tepat ( ) Terpisah( )
c. Gambaran wajah Simetris ( ) Asimetris( )
d. Molding ( ) Caput succedaneum ( )
Cephalhetoma ( )
4. Mata
Bersih ( ) Sekresi ( )
Jarak interkantus : _______ Sklera : ______
5. THT
a. Telinga Normal ( ) Abnormal ( )
b. Hidung Simetris( ) Asimetris ( )
Sekresi ( ) Napas cuping hidung ( )
6. Wajah
a. Bibir sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit/platum ( )
7. Abdomen
Bibir sumbing ( )
a. Lunak ( ) Tegas ( )
Datar ( ) Kembung ( )
b. Lingkar ……Cm
c. Liver : Teraba ( ) ≤ 2cm ( )
Teraba ( ) > 2cm ( )
8. Thoraks
a. Simetris ( ) Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( ) Derajat 1 ( ) Derajat 2
( )
c. Klavikula normal ( ) Abnormal ( )
9. Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama ( ) Tidak
sama ( )
b. Suara nafas bersih ( ) Ronchi ( )
Sekresi ( )
Wheezeng ( ) vesikuler ( )
c. Repirasi spontan ( )
Alat bantu nafas ( ) Oxihood
( ) Nasal kanul
( ) O2 / incubator
Konsentrasi O2 : 8ltpm
10. Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhytim (NSR)
( ) Frekuensi : ___
b. Murmur ( ) PMI ( )
Lokasi :_______
c. Waktu pengisian kapiler : _________
d. Denyut nadi : 159
11. Ekstremitas
Gerak bebas ( ) ROM Terbatas ( ) Tidak terkaji( )
Ekstremitas atas Normal ( ) Abnormal( )
Sebutkan : ________
Ekstremitas bawah Normal ( ) Abnormal( )
Sebutkan : ________
Panngul Normal ( ) Abnormal( )
Sebutkan :
12. Umbiliku
Normal ( ) Abnormal ( )
Inlamasi ( ) Drainase ( )
13. Genetalia
Perempuan Normal ( ) Laki-laki Normal( )
Abnormal ( ) Sebutkan :
14. Anus Paten ( ) Imperforata ( )
15. Kulit
a. Warna Pink ( ) Pucat ( ) Imperforata( )
Sianosis pada kuku (Sebutkan) : _______________
16. Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu ( )
Suhu ruang ( ) Inkubator ( ) Boks
terbuka ( )
b. Suhu kulit : 36,8℃
= Perepuan
= Meninggal
= Garis perkawinan
= Garis keturunan
= Klien
Bayi cukup
bulan:Sindrome
mekonium asidosis
Ventilasi pefusi
menurun
Tegangan
RDS
Permukaan
Meningkat
Takikardi
Cidra Paru
Intake Nutrisi in Kelelahan
adekuat
Terjadi Reaksi
Kelemahann
Defisit Nutrisi fisik
Edema interstitial
Alveoli Paru Membran hialin
terbentuk Intoleransi
aktivitas
Akumulasi fibrin
Hipervolemia
di alveolus
Mengendap
Pefusi perifer
tidak efektif
KLASIFIKASI DATA
ANALISA DATA
Pruduksi surfaktan
menurun
Takikardi
Usaha nafas
meningkat
Ventilasi paru-paru
terganggu
Sesak nafas
Penggunaan energi
yang maksimal untuk
bernafas
Refleks menghisap
lemah
Intake nutrisi in
adekuat
Defisit nutrisi
3. DS : - BCB:Sindrom Intoleransi
DO : - klien tampak mekonium asidosis aktivitas
terbaring berhubungan
RDS
lemah dengan
- kemampuan kelemahan fisik
Pruduksi surfaktan
menghisap juga
menurun
tampak masih lemah
Atelektasis
Ventilasi pefusi
menurun
Takikardi
Usaha nafas
meningkat
Ventilasi paru-paru
terganggu
Pengeluaran energi
yang meningkat
Kelelahan
Kelemahan fisik
Intoleransi
aktivitas
INTERVENSI
Nama : By.D
Umur : 4 hari
Ruangan : ICU (NICU)
N Hari/ Diagnosa Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Raisional
o Tangg keperawatan
al
1. Rabu,3 Pola nafas tidak Setelah di berikan
0-03-22 efektif b.d nafas tindakan selama 5x7 Obsevasi : Observasi :
periodik jam diharapkan:
-Ventilasi semenit -Monitor frekuensi, irama, -mengetahui
meningkat kedalaman dan upaya napas frekuensi,irama,kedalaman dan upaya
-Diameter thoraks -Monitor pola napas (seperti napas.
anterior posterior bradipnea,takiepnea,hiperventilasi,ku -mengetahui pola nafas
meningkat smaul,cheyne-stokes,biot,ataksik
-Dipsnea menurun -Monitor kemampuan batuk efektif
-Penggunaan otot bantu -Monitor adanya produksi sputum -mengetahui seberapa mampu klien
napas menurun -Monitor adanya sumbatan jalan dalam mengeluarkan sputum
-Frekuensi nafas nafas -mengetahui frekuensi produksi
membaik -Palpasi kesemetrisan ekspansi paru sputum
-Kedalaman membaik -Auskultasi bunyi napas -mengetahui adanya sumbatan jalan
-Monitor nilai AGD nafas
-Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik : -mengtahui kesimetrisan paru
-Atur interval pemantauan respirasi
sasuai kondisi pasien -mengtahui bunyi nafas
-Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi : -mengtahui nilai AGD
-Jelaskan tujuan dan prosedur
-mengtahui hasul x-ray thotaks
pemantauan
-Informasiakan hasil Terapeutik :
pemantauan,jika perlu -membantu klien mencapai kesehatan
yang optimal
-merupakan bukti perawat telah
menerapkan asuhan keperawatan
sesuai prosedur
Edukasi:
Kolaborasi:
2. Defisit nutrisi Kamis,3 Observasi: 1.Mengidentifikasi status nutrisi. Hasil : tampak kesulitan Evaluasi: S:- O: Reflex masih
b.d intake 1-03-22 meminum sufor lewat oral. 2.Memonitor asupan makanan, Hasil : lemah . A: masalah belum teratasi.
nutrisi in Sufor diberkan tiap 3 jam sekali, 3.Memonitor berat badan Hasil : BB P: Intervensi 1 dihentikan,lanjut
adekuat : 3,050 gram, 4.Memberikan asupan asupan makanan lewat ngt, intervensi 2,3,4
Hasil: diberikan sufor lewat ugt sbnyak 5cc.
3 Intoleransi Kamis,3 Observasi : 1.mengidentifikasi ganguan fungsi tubuh yang Evaluasi: S:- O:tampak lemah
aktivitas b.d 1-03-22 mengakibatkan kelelahan,Hasil: ventilasi paru-paru terganggu. dalam melakukan aktivitas fisik
kelemahan 2.memonitor kelelahan fisik dan emosional, Hasil:klien tampak A:masalah belum teratasi P: Lanjut
fisik lemah,kemampuan menghisap juga tampak masih lemah, intervensi 2,3,4
3.memonitor pola tidur,Hasil: klien tampak gelisah, Terapeutik :
4.menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
(mis.cahaya,suara,kunjungan) Hasil : klen mulai tampak nyaman.
1. Pola nafas Jumat, Observasi :1.Memonitor pola nafas, Hasil: klien tampak masih Evaluasi : S:- O: Nafas masih
tidak efektif 01-04-22 sesak.2.Memonitor bunyi nafas ,Hasil: terdengar bunyi wheezing. cepat, HR: 120x/m, RR: 58x/m
b.d nafas Terapeutik:3.Memposisiskan semi fowler, Hasil: Pasien tampak SB: 36,4℃, SpO2: 98%.
periodik nyaman. 4.Memberikan bantuan oksigen, Hasil : Terpasang (Buble A:Masalah belum teratasi. P:
Cpap 6lpm). Lanjut intervensi 1,2,3,4
2. Defisit nutrisi Jumat, Observasi: 2.Memonitor asupan makanan, Hasil : Sufor diberkan tiap Evaluasi : S:- O: Reflex
b.d intake 01-04-22 3 jam sekali, 3.Memonitor berat badan Hasil : BB : 3,050 gram, menghisap masih lemah A: masalh
nutrisi in 4.Memberikan asupan asupan makanan lewat ngt, Hasil: diberikan belum teratasi P: Intervensi 1
adekuat sufor lewat ugt sbnyak 5cc dihentikan,lanjut intervensi 2,3,4
3. Intoleransi Jumat, Observasi : 2.memonitor kelelahan fisik dan emosional, Hasil:klien Evaluasi: S:- O:tampak
aktivitas b.d 01-04-22 tampak masih lemah,kemampuan menghisap juga tampak masih masihlemah dalam melakukan
kelemahan lemah, 3.memonitor pola tidur,Hasil: klien tampak masih gelisah, aktivitas fisik A:masalh belum
fisik Terapeutik : 4.menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah teratasi P: Lanjut intervensi 2,3,4
stimulus (mis.cahaya,suara,kunjungan) Hasil : klen tampak nyaman.
1. Pola nafas Sabtu,02 Observasi :1.Memonitor pola nafas, Hasil: mulai Evaluasi : S:- O: Nafas perlahan
tidak efektif -04-22 mulai membaik, HR: 120x/m, RR:
membaik.2.Memonitor bunyi nafas ,Hasil: masih sedikit terdengar
b.d nafas 50x/m SB: 36,4℃, SpO2: 99%.
periodik bunyi wheezing. Terapeutik:3.Memposisiskan semi fowler, Hasil: A:Masalah teratasi sebagian . P:
Lanjut intervensi 1,2,3,4
Pasien tampak nyaman. 4.Memberikan bantuan oksigen, Hasil :
Terpasang (Buble Cpap 10lpm).
2. Defisit nutrisi Sabtu,02 Diagnosa 2 : Defisit nutrisi b.d intake in adekuat, Tanggal 02 April Evaluasi : S:- O: Reflex
b.d intake -04-22 menghisap masih lemah A:
2022 pukul 10.00-selesai.Observasi: 2.Memonitor asupan makanan,
nutrisi in masalah belum tertasi P: Intervensi
adekuat Hasil : Sufor diberkan tiap 3 jam sekali, 3.Memonitor berat badan 1 dihentikan,lanjut intervensi 2,3,4
Hasil : BB : 3,050 gram, 4.Memberikan asupan asupan makanan
lewat ngt, Hasil: diberikan sufor lewat ugt sbnyak 5cc.
3. Intoleransi Sabtu,02 Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan fisik, Tanggal 02 Evaluasi: S:- O:tamapak masih
aktivitas b.d -04-22 lemah dalam melakukan aktivitas
April 2022 12:00-selesai.Observasi : 2.memonitor kelelahan fisik dan
kelemahan fisik A: masalah belum teratasi P:
fisik emosional, Hasil:klien tampak masih masih lemah,kemampuan Lanjut intervensi 2,3,4
menghisap masih lemah, 3.memonitor pola tidur,Hasil: klien tampak
masih gelisah, Terapeutik : 4.menyediakan lingkungan yang nyaman
dan rendah stimulus (mis.cahaya,suara,kunjungan) Hasil : klen
tampak nyaman.
1. Pola nafas Minggu, Observasi :1.Memonitor pola nafas, Hasil: nafas klien tampak Evaluasi : S:- O: Nafas lsudah
tidak efektif 03-04-22 membaik. 4.Memberikan bantuan oksigen, Hasil : Terpasang (Nasal mulai membaik, HR: 118x/m, RR:
b.d nafas kanul 3lpm). 51x/m SB: 36℃, SpO2: 99%.
periodik A:Masalah teratasi sebagian. P:
Lanjut intervensi 1&4
2. Defisit nutrisi Minggu, Observasi: 2.Memonitor asupan makanan, Hasil : Sufor diberkan tiap Evaluasi : S:- O: sudah mulai
b.d intake 03-04-22 3 jam sekali, 3.Memonitor berat badan Hasil : BB : 3,060 gram, kembali normal A: msalah tertasi
nutrisi in 4.Memberikan asupan asupan makanan lewat ngt, Hasil: diberikan sebagian P: Intervensi 1
adekuat sufor lewat ugt sbnyak 15cc. dihentikan,lanjut intervensi 2,3,4
3. Intoleransi Minggu, Observasi : 2.memonitor kelelahan fisik dan emosional, Hasil:klien Evaluasi: S:- O:klien tamapak
aktivitas b.d 03-04-22 sudah mulai bisa melakukan
tampak mulai bertenaga,kemampuan menghisap mulai membaik,
kelemahan aktivitas fisik secara normal A:
fisik 3.memonitor pola tidur,Hasil: klien tampak sudah tidak gelisah , masalah teratasi sebagian P:
Intervensi 1&3 dihentikan,lanjut
Terapeutik : 4.menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
intervensi 2&4
stimulus (mis.cahaya,suara,kunjungan) Hasil : klien tampak nyaman.
1. Pola nafas Senin,04 Observasi :1.Memonitor pola nafas, Hasil: nafas klien tampak baik. Evaluasi : S:- O: Nafas sudah
tidak efektif -04-22 kembali normal, HR: 118x/m, RR:
4.Memberikan bantuan oksigen, Hasil : Sudah tidak terpasang Buble
b.d nafas 51x/m SB: 36℃, SpO2: 99%.
periodik Cpap/Nasal kanul . A:Masalah teratasi. P: Intervensi
dihentikan.
2. Defisit nutrisi Senin,04 Observasi: 2.Memonitor asupan makanan, Hasil : Sufor diberkan tiap Evaluasi : S:- O: Reflex menelan
b.d intake -04-22 sudah baik A: Masalah teratasi P:
3 jam sekali, 3.Memonitor berat badan Hasil : BB : 3,060 gram,
nutrisi in Intervensi di hentikan.
adekuat 4.Memberikan asupan asupan makanan lewat ngt, Hasil: diberikan
sufor lewat oral sbnyak 20cc. Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas b.d
Kelemahan fisik, Tanggal 04 April 2022 16:00-selesai.
3. Intoleransi Senin,04 Observasi : 2.memonitor kelelahan fisik dan emosional, Hasil:klien Evaluasi : S:- O: klien tampak
aktivitas b.d -04-22 sudah bisa melakukan aktivitas
tampak bertenaga,kemampuan menghisap sudah baik. Terapeutik :
kelemahan 4.menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus fisik secara normal A: Masalah
fisik teratasi P: Intervensi di hentikan.
(mis.cahaya,suara,kunjungan) Hasil : klien tampak nyaman.
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No.RM : 165880
Klinik/Ruangan : Neonati
Limphocyt : 15% 20 – 45 %
Monocyt : 5% 2–8%
MCH : 37 pg 28 – 34 pg
Dosis Obat : Penggunaan obat ini harus sesuai dengan resep atau
petunjuk dari dokter. Dewasa dana anak-anak 20mg/kgBB dalam 2 dosis
terbagi tiap 8 jam. Infeksi berat Dosis ganda. GO akut 2-3 g dosis tunggal.
Kontraindikasi :
Efek samping : Rasa panas, flebitis (radang pada pembuluh darah vena),
infeksi pada daerah penyuntikan.