Anda di halaman 1dari 18

Satuan Acara Bermain

MEWARNAI GAMBAR
Ruang Nusa Indah
Rumah Sakit Tentara Dr. Soepraoen
MALANG

Oleh :
KELOMPOK 4

Novita Puspasari
Eny Dwi Oktaviani
Dwi Puji Rahayu
Ade Rumondang Megawati H.
Tomi Rinaldi
Teguh Fitriyanto

JURUSAN KEPERAWATAN

FKUB

2016

LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

RST dr. Soepraoen Malang


Tanggal 23 November 2016

Oleh:

Novita Puspasari
Eny Dwi Oktaviani
Dwi Puji Rahayu
Ade Rumondang Megawati H.
Tomi Rinaldi
Teguh Fitriyanto

Mengetahui,

PROSEPTOR AKADEMIK PROSEPTOR KLINIK


Pokok bahasan : Terapi bermain
Sub pokok bahasan : Terapi bermain mewarnai gambar di ruang Nusa Indah di
RST Dr. Soepraoen Malang
Waktu : 10.30 – 11.00 WIB
Tempat : ruang Nusa Indah di RST Dr. Soepraoen Malang
.

A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi
anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain
dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil
warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga
merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain
terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat
hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler
dengan cara mewarnai gambar

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan program bermain selama 1x30 menit peserta terapi
bermain dapat termotivasi dan antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit peserta terapi bermain
diharapkan:
a. Aspek Kognitif:
1. Anak dapat lebih mengenali warna
2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
  

3. Mengembangkan imajinasi pada anak


b. Aspek afektif
Anak dapat mengikuti instruksi yang diajarkan penyaji
c. Aspek Psikomotor:
Anak dapat mewarnai dengan benar sesuai dengan warna yang
diinginkan.

C. Metode
Demonstrasi cara mewarnai gambar.

D. Media
Kertas mewarnai, pensil warna

E. Karakteristik peserta
1. Anak yang dirawat di ruang 5 usia prasekolah (3-5 tahun)
2. Anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
F. Struktur organisasi
1. Struktur Organisasi
a. Leader : novita
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Memberikan penjelasan mengenai peraturan kegiatan
3) Mengenalkan beberapa warna yang dapat dibuat untuk mewarnai
4) Mendemonstrasikan cara mewarnai
5) Memandu peserta mewarnai
b. Fasilitator : Eny, Dwi, Ade, Teguh
1) Membantu leader dalam mengatur kegiatan
2) Mengkondisikan peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatan
3) Membantu peserta yang sulit mengikuti proses kegiatan
c. Observer : Tomi
1) Menilai jalannya proses kegiatan
2) Menilai peran leader, fasilitator, dan observer dalam menjalankan
proses kegiatan
3) Menilai partisipasi peserta dalam mengikuti proses kegiatan
4) Mendokumentasikan kegiatan
G. Setting

Keterangan:
Leader Peserta
Fasilitator Observer
H. Langkah-langkah terapi bermain
No Jenis Kegiatan Waktu Respon Peserta
1 Pembukaan: 5 menit Menjawab salam dan
a. Menyiapkan peserta dan memperhatikan
ruangan perawat
b. Menyiapkan alat/media
c. Salam pembuka
d. Memperkenalkan diri
kepada peserta terapi
bermain
2 Kegiatan inti terapi bermain: 20 menit Peserta
a. Menjelaskan pengertian memperhatikan
bermain, tujuan terapi penjelasan yang
bermain, cara bermain, diberikan, mengikuti
alat yang digunakan, petunjuk yang
waktu yang diperlukan diberikan dan
untuk terapi bermain, berpartisipasi aktif
memberikan dalam terapi bermain
kesempatan bertanya
sebelum kegiatan
dimulai
b. Memulai kegiatan terapi
bermain dengan
memberikan contoh
terlebih dahulu pada
peserta
c. Memulai
mendemonstrasikan cara
mewarnai gambar
d. Memberikan reward
dan membangkitkan
motivasi bagi anak yang
belum bisa mengikuti
apa yang
didemonstrasikan
penyaji
3 Penutup terapi bermain: 5 menit Peserta menjawab
a. Menyimpulkan hasil salam penutup
terapi bermain dengan tersenyum
b. Kontrak untuk
pertemuan selanjutnya
c. Ucapan terimakasih dan
kerjasama selama terapi
bermain
d. Salam penutup

I. Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a.  Anak hadir di ruangan minimal 4 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Nusa Indah kamar 5.
c.  Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b.  Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c.  Tidak  terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a.  Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
J. Hasil observasi

1. Leader
leader bertugas untuk memimpin jalannya acara penyuluhan dari
awal hingga berakhirnya penyuluhan. Leader juga bertugas memimpin
diskusi agar lebih tenang dan kondusif.Menyamapaikan materi
2. Fasilitator
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar
dapat kooperatif dalam penyuluhan yang dilakukan.
3. Observer
a) observer menilai jalannya kegiatan bermain dari awal hingga akhir
b) Observer menilai masing-masing peran dalam struktur organisasi dari
awal hingga akhir kegiatan
c) Observer menilai respon peserta kegiatan bermain dari awal hingga
akhir kegiatan bermain
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi, 2001).Bermain merupakan suatu
aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan
diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan  agar
anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.

2.2         KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari
anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakkan aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

2.3         CIRI-CIRI BERMAIN
1.         Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2.         Selalu ada timbal balik interaksi
3.         Selalu dinamis
4.         Ada aturan tertentu
5.         Menuntut ruangan tertentu
2.4         KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
1.         Social affective play
            Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2.         Sense of pleasure play
            Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di
sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,
misalnya bermain air atau pasir.
3.         Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4.         Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.

2.5         KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1.         Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak
balita Toddler.
2.         Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok
3.         Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada
pembagian tugas, anak bermain sesukanya.

4.         Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.

2.6     FUNGSI BERMAIN


          Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1.         PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2.         PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3.         KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4.         PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5.         KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6.         PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7.         TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8.         KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

2.7     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1.         Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2.         Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3.         Jenis kelamin
4.         Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5.         Alat permainan  senang dapat menggunakan
6.         Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8     TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1.         Tahap eksplorasi
       Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2.         Tahap permainan
       Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3.         Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4.         Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya.

2.9     TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN


ANAK USIA TOODLER (1-3 TAHUN)
1.         Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan            : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan       : Umur 1 tahun : 75 cm
                                              : Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77
2.         Tahap Perkembangan
a.         Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
         Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja
menjadi sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya,
sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.
        Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan
bahasa meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal
anak sangat terbatas, bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak lain.

b.        Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :


Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang
tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan
merasa malu dan ragu-ragu.

c.         Stimulasi dan perkembangan anak


a)        Anak umur 12 – 18 bulan :
     Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil
benda kecil dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara
sedehana, minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
     Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan
anak melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih
anak menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi
kesempatan anak melepas pakaian sendiri.

b)      Anak umur 18-24 bulan:


     Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret
dengan alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut namanya,
meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.
     Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari
anak menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih
anak mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan
ibunya sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan
permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik
dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermiannya.Anak
mempunyai rasa ingin tahu yang besar.Oleh karena itu seringkali
mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus
diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak
memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah
“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun
lebih jelas terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan
mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3
tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel karena
sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum
begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis
alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat
dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-macam.

2.10     BERMAIN DI RUMAH SAKIT


A.  TUJUAN
1.        Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2.        Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang
tepat
3.        Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
B.     PRINSIP
1.        Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2.        Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3.        Kelompok umur sama
4.        Melibatkan keluarga/orangtua
C.       UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1.        Lakukan saat tindakan keperawatan
2.        Sengaja mencari kesempatan khusus
D.      BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1.        Alat bermain
2.        Tempat bermain
E.       PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1.        Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan
keluarga
2.        Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

2.11      BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
a.       Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media.
Mewarnai gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media
yang sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan
yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan
komunikasi pada anak.
b.      Manfaat
1)      Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2)      Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat
membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan
ketrampilan motorik halus.
3)      Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4)      Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada
anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5)      Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress,
kognitifnya tidak akurat dan negative.
6)      Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
7)      Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang
merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku
anak selama dirawat di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.Terdapat
pada : http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB
sauders Company, Philadelpia USA
Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC  :
Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25
Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta
Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta
Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children.Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto Canada

Anda mungkin juga menyukai