DISUSUN OLEH:
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa karena dengan karunia nya
sayadapat menyelesaikan makalah ini.
Laporan makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Tapi
makalah ini tidak lah sesempurna yang bapak/ibu harapkan, kami mohon maaf untuk
kesalahan dan kekurangannya.Untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah.
Akhir kata saya berharap semoga laporan makalah tentang Keperawatan Gerontik ini
dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
Bab III
Bab 4
Bab 5 Penutup
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................15
Daftar Pustaka
Pustaka............................................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
Proporsi penduduk lansia dari total populasi diprediksi akan terus meningkat hingga
tahun 2050 mencapai 21,4% (Kemenkes RI, 2014).Peningkatan jumlah populasi lansia akan
menimbulkan masalah-masalah kesehatan pada usia lanjut. Lansia pada umumnya akan
mengalami gangguan visual, penurunan pendengaran, masalah kulit, hipertensi, osteoartritis,
osteoporosis, katarak senilis, diabetes mellitus tipe dua, dan gangguan mental (Potter &
Perry, 2005). Terjadi Perubahan kognitif pada lansia Pada lansia akan terjadi penurunan
ingatan baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Menurut Schlessinger dan
groves, 1976 memori adalah system yang sangat berstruktur, dan memori otak akan merekam
fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing perilaku. Dan
sering terjadi perilaku yang aneh pada lansia diantaranya sering lupa atau pikun Menjadi tua
biasa ditandai oleh kemunduran biologis yang Nampak pada gejala kemunduran fisik
disamping itu, juga sering terjadi kemunduran kognitif diantaranya yaitu : Sering lupa,
ingatan tidak berfungsi dengan baik, Ingatan terhadap hal – hal lebih baik dari pada hal – hal
yang baru saja terjadi, Sering terjadinya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang , Sulit
menerima ide – ide baru (Padila, 2013). Semakin bertambahnya usia, maka sering terjadinya
proses menua secara generative yang berdampak pada perubahan – perubahan pada manusia,
tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga perasaan, kognitif, sosial, dan seksual. (Azizah,
2010). Perubahan kognitif terjadi pada perubahan daya ingat (memory), IQ (Intelegent
quocient), kemampuan belajar, kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, kebijaksanaan dan kerja.
TINJAUAN TEORI
Lansia merupakan masalah yang baru pada Negara berkembang yang menuju proses
kemajuan di berbagai bidang. Akibat krisis yang melanda Indonesia banyak masalah yang
berkepanjangan, Namun fenomena yang tampak pada lansia malah berbeda. Dengan
kemajuan kesehatan dan ekonomi justru memicu permasalahan baru dimana angka harapan
hidup meningkat, terutama untuk wanita jauh dibandingkan dengan laki-laki,rata-rata umur
lansia berkisar 60-76 tahun dengan rata-rata 68,8 tahun usia termasuk tergolong lanjut usia
(WHO dalam Azizah, 2011).
Otak adalah aset manusia yang sangat berharga. Tidak satupun benda buatan manusia
yang mampu menandingi kemampuan otak. Otak adalah salah satu organ tubuh yang sering
digunakan. Otak manusia terdiri dari 100 miliar syaraf yang masing – masing terkait dengan
10 ribu syaraf lain. Otak terdiri dari dua belahan, kiri dan kanan (Widiati & Proverawati,
2010).
Senam otak (brain gym) merupakan beberapa rangkaian gerakan sederhana yang bisa
menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak, dapat meningkatkan konsentrasi otak, dan agar
jalan keluar bagi bagian-bagian otak yang terhambat agar bisa berfungsi maksimal (Widianti,
2010). Dari gabungan beberapa gerakan itu dimaksudkan untuk merangsang otak kanan dan
kiri (dimensi lateralitas), meringankan atau merelaksasi otak bagian depan dan belakangan
(dimensi pemfokusan), merangsang system yang terkait dengan perasaan / emosional, yakni
otak tengan dan otak besar (dimensi pemusatan).
Senam otak (Brain gym) juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya
ingat. Pada lansia penurunan otak dan tubuh membuat tubuh mudah jatuh sakit, pikun dan
frustasi. Meski demikian, penurunan ini bisa diperbaiki dengan melakukan senam otak.
Senam otak tidak saja akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga
merangsang ke dua belahan belahan otak untuk bekerja (Widianti & Proverawati, 2010).
Ada banyak sekali manfaat dari senam otak brian gym ini, senam ini berguna untuk
melatih otak kerja dengan melakukan gerakan pembaharuan (repatting), latihan ini juga
berguna untuk membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Dari
beberapa mekanisme yang dapat menjelaskan hubungan antara aktifitas fisik seperti brain
gym dengan fungsi kognitif yaitu aktifitas fisik menjaga dan mengatur vaskularisasi keotak
dengan menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar lipoprotein, meningkatkan produksi
endhotelial nitric oxide dan menjamin perfusi jaringan otak, efek langsung keotak yaitu
memelihara struktur saraf dan meningkatkan perluasan serabut saraf, sinap – sinap dan
kapilaris.
Namun yang utama adalah untuk meningkatkan kinerja otak dan daya fikir, selain itu
juga bermanfaat untuk menambah semangat belajar atau bekerja tanpa stress, menurunkan
emosi seseorang, pikiran lebih jernih, meningkatkan daya ingat, meningkatkan kepercayaan
diri, memandirikan seseorang dalam mengaktifkan seluruh potensi diri dan ketrampilan yang
dimilki. (Widianti, 2010). Menurut (Dennison, 2009) fungsi gerakan Brain Gym terkait
dengan 3 dimensi otak diantaranya yaitu : (1) menstimulasi dimensi lateralitas; (2)
meringankan dimensi pemfokusan; dan (3) merelaksasikan dimensi pemusatan.
Gerakan – gerakan brain gym atau senam otak adalah suatu ragam gerak yang bisa
merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal. Dengan mengaktifkan otak kanan dan
otak kiri, sehingga kerjasama antara otak kanan dan kiri bisa berjalin. Prinsip utama dalam
dilaksanakanya senam otak yaitu agar otak tetap bugar dan intinya mencegah penurunan
fungsi kognitif serta mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan kesehatan otak.
Latihan senam otak akan sangat membantu keseimbangan fungsi otak. Baik otak kiri
maupun kanan (dimensi lateralitas), otak belakang/ batang otak dan otak depan/ frontal
lobus (dimensi pemfokusan), serta system limbis (misbrain) dan otak besar/ cerebral cortex
(dimensi pemusatan) dan dalam senam otak terdapat gerakan – gerakan terkoordinasi yang
dapat menstimulasi kerja otak sehingga lebih menjadi aktif (Dennison, 2008).
Dari penelitian Dr. Yuda Turana di temukan bahwa senam otak seminggu 2 kali
dalam waktu 2 bulan terdapat pengaruh dalam kognitif lansia terutama dalam fungsi
memori atau daya ingat (Kemenkes RI, 2015). Gerakan dasar senam otak (Brain Gym)
(Widianti & Proverawati, 2010):
4. Gerakan silang : Kaki dan tangan digerkkan secara berlawanan. Bisa kedepan
samping atau belakang.
Manfaat : Merangsang bagian otak yang menerima informasi (receptive) dan
bagian yang mengungkapkan informasi (expressive) sehingga memudahkan
proses mempelajari hal – hal baru dan meningkatkan daya ingat.
kemampuan berbahasa.
Buang nafas perlahan sementara otot – otot diaktifkan dengan cara mendorong
tangan ke empat jurusan (depan belakang, dalam dan luar), sementara tangan
lainnya menguatkan dorongan tersebut.
Manfaat : Mengaktifkan otot agar mampu berbicara ekspresif dan
ketrampilan berbahasa serta meningkatkan koordinasi mata – tanagn.
11. Tombol imbang : Sentuhkan 2 jari ke bagian belakang telinga (tangan kanan
untuk telinga kanan), pada lekukan dibelakang telingan, sementara tangan yang
lain menyentuh pusar, selama kurang lebih 30 detik. Lakukan secara bergantian.
Manfaat : Mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan
perhatian, mengambil keputusan, berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif .
12. Latihan di lakukan 2 – 3 kali dalam satu minggu baik di lakukan dipagi hari.
ANALISA JURNAL
Judul Jurnal : Pengaruh senam otak terhadap peningkatan short term memory pada lansia
Ringkasan Jurnal : Memori adalah kemampuan suatu organisme untuk menyimpan dan
kemudian mengingat informasi. Memori dapat juga dibagi dari segi
waktu yaitu yang pertama memori jangka pendek (short term memory)
yang mencakup kejadian selama 30 menit terakhir dan beberapa
minggu. Kemampuan memori jangka pendek dapat di tes dengan
menyuruh penderita mengingat sesuatu, misalnya: kata, nomor atau
nama dan menyuruh mengemukakannya kembali setelah beberapa saat.
Proses memori pada lansia tidak jauh berbeda dengan memori manusia
pada usia dewasa. Namun pada lansia seperti halnya kondisi tubuh
yang lain otak pun juga mengalami penuaan yang akhirnya
mempengaruhi system memori khususnya pada memori jangka pendek.
Kemampuan memori dapat ditingkatkan melalui latihan memori jangka
pendek. Latihan-latihan ini berupa teknik untuk meningkatkan fokus
dan kemampuan asosiasi.Intinya dalam latihan meningkatkan memori
jangka pendek ini bagaimana kita harus terus bisa mengaktifkan fungsi
otak agar tidak diam yang akhirnya bisa menjadi lemah. Karena otak
yang selalu aktif membuat otak menjadi sehat dan memiliki ingatan
jangka pendek yang lebih baik.
Kelebihan jurnal : 1. Pengunaan bahasa yang digunakan oleh penulis mudah untuk
dimengerti para pembaca
PEMBAHASAN
Pada jurnal yang kami analisa, kami tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan praktek. Semua yang di jelaskan di teori sesuai dengan praktek. Di teori manfaat
senam otak (Brain gym) dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya ingat, untuk
melatih otak kerja dengan melakukan gerakan pembaharuan (repatting), latihan ini juga
berguna untuk membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Dari
beberapa mekanisme yang dapat menjelaskan hubungan antara aktifitas fisik seperti brain
gym dengandan di jurnal pun disebutkan seperti itu.
Selain dari manfaat senam otak, mekanisme Brain Gym pada teori dan praktek juga
sama, yaitu Gerakan – gerakan brain gym atau senam otak adalah suatu ragam gerak yang
bisa merangsang kerja dan fungsi otak secara optimal. Dengan mengaktifkan otak kanan dan
otak kiri, sehingga kerjasama antara otak kanan dan kiri bisa berjalin. Prinsip utama dalam
dilaksanakanya senam otak yaitu agar otak tetap bugar dan intinya mencegah penurunan
fungsi kognitif serta mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan kesehatan otak.
Latihan senam otak akan sangat membantu keseimbangan fungsi otak. Baik otak kiri maupun
kanan (dimensi lateralitas), otak belakang/ batang otak dan otak depan/ frontal lobus (dimensi
pemfokusan), serta system limbis (misbrain) dan otak besar/ cerebral cortex (dimensi
pemusatan) dan dalam senam otak terdapat gerakan – gerakan terkoordinasi yang dapat
menstimulasi kerja otak sehingga lebih menjadi aktif
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Lanjut usia (lansia) dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. UU No.13/Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia menyatakan bahwa lansia
adalah seorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun ke atas. World Health
Organization(WHO) menyatakan bahwa lansia adalah kelompok orang yang berusia 60
sampai dengan 74 tahun (Marzuki, 2014). Proporsi lansia terbesar saat ini berada di negara
berkembang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan bahwa negara maju
merupakan negara dengan proporsi lansia terbesar. Proporsilansia di negara berkembang
tahun 2013 berjumlah 554 juta jiwa, sedangkan di negara maju berjumlah 287 juta jiwa
(Kemenkes RI, 2014). Proporsi penduduk lansia di Indonesiapada tahun 2012 sebesar 7,6%
dan terus meningkat pada tahun 2013 mencapai 8,9%(BPS, 2010; Kemenkes RI, 2014).
Senam otak (brain gym) merupakan beberapa rangkaian gerakan sederhana yang bisa
menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak, dapat meningkatkan konsentrasi otak, dan agar
jalan keluar bagi bagian-bagian otak yang terhambat agar bisa berfungsi maksimal (Widianti,
2010). Dari gabungan beberapa gerakan itu dimaksudkan untuk merangsang otak kanan dan
kiri (dimensi lateralitas), meringankan atau merelaksasi otak bagian depan dan belakangan
(dimensi pemfokusan), merangsang system yang terkait dengan perasaan / emosional, yakni
otak tengan dan otak besar (dimensi pemusatan).
DAFTAR PUSTAKA
Widiyati Anggriyana. 2010. Senam Kesehatan Gerakan 188. Jogjakarta : Nuha Medika
Dennison. Paul E. Gail E 2008. Buku Panduan Lengkap Brain Gym Senam Otak. Jakarta :
Grasindo