KEPERAWATAN ANAK
“TERAPI BERMAIN ALFABET PADA ANAK USIA PRASEKOLAH”
DISUSUN OLEH:
DOSEN FASILITATOR :
Terapi bermain adalah suatu proses penyembuhan dengan metode bermain yang
digunakan pada anak yang mempunyai masalah emosi,khususnya pada anak usia 3-6 tahun,
dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang
diharapkan.pelaksanaan terapi bermain sudah sesuai dengan prinsip terapi bermain bagi anak
dirumah sakit yaitu permainan tidak boleh bertantangan dengan pengobatan yang sedang
dijalankan pada anak,permainan yang tidak membutuhkan energi, singkat dan
sederhana,permainan harus mempertimbangkan keinginan anak (Inggrith, et.al, 2015).
Menurut Green (2010) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dirumah sakit
yaitu:
a. Faktor predisposisi : Faktor predisposisi adalah hal yang menjadi rasional atau motivasi
berperilaku diantaranya.
- Pengetahuan : Aktifitas bermain yang dilakukan perawat diruangan untuk menimimalkan
dampak hospitalisasi dimulai dari domain kognitif .
c. Faktor pendorong : Faktor pendorong merupakan akibat dari tindakan yang dilakukan
seseorang atau kelompok untuk menerima umpan balik yang positifatau negatif yang
meliputi support social (Heri& Intan, 2017).
a. Ekstra energy : Untuk bermain diperlukan ektra senergi, bermain memerlukan energi yang
cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang memadai
b. Waktu : Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal,selain itu anak juga mempunyai kesempatan yang cukup untuk
mengenal alat-alat permainan
c. Alat permainan : Untuk bermain diperlukan yang sesuai dengan umur dan perkembangan
anak contoh untuk anak usia prasekolah permainan yang cocok digunakan yaitu menyusu
menyusun alfabet.
d. Ruangan untuk bermain : Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus
untuk bermain
e. Pengetahuan cara bermain : Anak belajar bermain melalui coba-coba sendiri meniru
teman-temannya atau diberitahukan oleh orang tua.
f. Teman bermain : Anak harus merasa yakin bahwa dia mempunyai teman bermain apakah
itu saudaranya, orang tuanya atau temannya (Heri & Intan, 2017).
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN)
1. Latar Belakang
Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Pada masa ini, diperlukan
pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana panca indera dan sistem
penerimaan rangsangan serta proses memori harus siap sehingga anak mampu belajar dengan
baik, proses belajar pada masa prasekolah adalah dengan cara bermain. Kemampuan kognitif
dalam proses pembelajaran, anak lebih sering menggunakan permainan yang menyenangkan
agak anak dapat mengeksplor kreativitasnya dengan cara belajar sambil bermain (Oktaviyani
& Suri, 2019). Hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan yang berencana atau
darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit. Lingkungan dan orang-orang
asing. Berbagai dampak kecemasan akibat hospitalisasi yang dialami oleh anak usia
prasekolah, akan beresiko mengganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses
penyembuhan (Pratiwi & Deswita, 2013).
Tujuan menerapkan terapi bermain pada anak di rumah sakit adalah agar anak dapat
melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama perawatan, agar dapat mengekspresikan
pikiran dan fantasi anak, agar anak dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman
bermain yang tepat dan agar anak dapat beradaptasi secara efektif dengan lingkungan yang
baru yaitu rumah sakit sehingga kecemasan anak karena hospitalisasi dapat berkurang karena
terapi bermain tersebut. Terapi bermain alfabet ini merupakan suatu kegiatan yang
menyenangkan untuk anak-anak agar membantu mengenali dan belajar huruf alfabet. hal ini
juga merupakan kesempatan untuk memperkenalkan huruf besar dan huruf kecil dan juga
dapat mencocokkannya dalam teka- teki yang menyenangkan.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
3. Metoda :
- Demontrasi
- Bermain Bersama
- Mendengarkan tanggapan anak
4. Media : menggunakan persiapan alat yaitu 26 tutup botol, selembar kertas besar, tinta
berwarna dan surat busa.
5. waktu dan tempat : jam 16.00 wib di ruangan bermain di Lili non infeksi RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru
6. pengorganisasian
leader: cindy
co leader: yolla
moderator: ghea
fasilitator 1: fenty
Fasilitator 2 : nurul
observer: hari
7. setting tempat:
Keterangan:
: Leader
: Co leader
: Peserta
: moderator
: Observer
: fasilitator
8. Kegiatan Penyuluhan
9. Uraian Tugas
1) Leader
2) Co Leader
3) Moderator
Membuka penyuluhan
Memperkenalan diri dan kelompok
Memberitahu pokok bahasan kepada peserta.
Kontrak waktu dengan peserta terapi bermain.
Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan penyuluhan.
Mempersilakan leader untuk menyampaikan cara bermain.
7 Menutup terapi bermain.
4) Fasilitator
➢ Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan
➢ Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat kooperatif
dalam permainan yang akan dilakukan.
5) Observer
➢ Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya
acara
➢ Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok
10. Evaluasi
A. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun Alfabet
kemudian berhasil
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi
bermain
11. Referensi : Rohmah, N. 2018. Terapi Bermain. Jember: LPPM Universitas
Muhammadiyah Jember iv + 78 halaman; A4. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam
Terbitan (KDT).