Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN ANAK
“TERAPI BERMAIN ALFABET PADA ANAK USIA PRASEKOLAH”

DISUSUN OLEH:

1. Nurul Habibah Saragih (21091002)


2. Yolla Afrida (21091013)
3. Harri Guspian (21091020)
4. Fenty Fajri Handayani (21091033)
5. Cindy Taspiyanti Putri (21091037)
6. Ghea Pebby Oktafiga (21091045)

DOSEN FASILITATOR :

Ns. Riau Roslita, M.Kep., Sp. Kep. AN.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH PEKANBARU
2021
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI BERMAIN MENYUSUN ALFABET

1. Definisi Terapi Bermain

Terapi bermain adalah suatu proses penyembuhan dengan metode bermain yang
digunakan pada anak yang mempunyai masalah emosi,khususnya pada anak usia 3-6 tahun,
dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang
diharapkan.pelaksanaan terapi bermain sudah sesuai dengan prinsip terapi bermain bagi anak
dirumah sakit yaitu permainan tidak boleh bertantangan dengan pengobatan yang sedang
dijalankan pada anak,permainan yang tidak membutuhkan energi, singkat dan
sederhana,permainan harus mempertimbangkan keinginan anak (Inggrith, et.al, 2015).

Terapi bermain diharapkan mampu menghilangkan batasan, hambatan dalam


diri,stress,frustasi serta mempunyai masalah emosi dengan tujuan mengubah tingkah laku
anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan dan nak yang sering diajak
bermain akan lebih kooperatif dan mudah diajak kerja sama selama masa perawatan, bermain
adalah unsur yang penting untuk perkembanga anak baik fisik, emosi, mental, intelektual,
kreatifitas dan sosial, bermain juga merupakan aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif.bermain menjadi media terapi yang baik bagi anak- anak untuk mengembangkan
potensi kreativitas dari anak-anak itu sendiri.untuk mengurangi kecemasan pada anak yang
menjalani hospitalisasi dapat dilakukan diantaranya dengan terapi bermain.jenis bermain
yang cocok untuk anak usia prasekolah (3-6 tahun) permainan yang dapat mengembangkan
dan membedakan koordinasi motorik kasar dan halus dalam mengontrol emosi (Menyusun
Alfabet) (Inggrith, et.al, 2015).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Bermain

Menurut Green (2010) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dirumah sakit
yaitu:

a. Faktor predisposisi : Faktor predisposisi adalah hal yang menjadi rasional atau motivasi
berperilaku diantaranya.
- Pengetahuan : Aktifitas bermain yang dilakukan perawat diruangan untuk menimimalkan
dampak hospitalisasi dimulai dari domain kognitif .

- Sikap : Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan

b. Faktor pendukung : Faktor pendukung merupakan sesuatu yang memfalitasi seseorang


atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diingin kan seperti kondisi lingkungan ada atau
tidaknya sarana atau fasilitas kesehatan dan kemampuan sember-sember masyarakat serta
program-program yang mendukung untuk terbentuknya suatu tindakan.

c. Faktor pendorong : Faktor pendorong merupakan akibat dari tindakan yang dilakukan
seseorang atau kelompok untuk menerima umpan balik yang positifatau negatif yang
meliputi support social (Heri& Intan, 2017).

3. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Aktivitas Bermain

Adapun hal-hal diperhatikan dalam aktivitas bermain adalah:

a. Ekstra energy : Untuk bermain diperlukan ektra senergi, bermain memerlukan energi yang
cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang memadai

b. Waktu : Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal,selain itu anak juga mempunyai kesempatan yang cukup untuk
mengenal alat-alat permainan

c. Alat permainan : Untuk bermain diperlukan yang sesuai dengan umur dan perkembangan
anak contoh untuk anak usia prasekolah permainan yang cocok digunakan yaitu menyusu
menyusun alfabet.

d. Ruangan untuk bermain : Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus
untuk bermain

e. Pengetahuan cara bermain : Anak belajar bermain melalui coba-coba sendiri meniru
teman-temannya atau diberitahukan oleh orang tua.

f. Teman bermain : Anak harus merasa yakin bahwa dia mempunyai teman bermain apakah
itu saudaranya, orang tuanya atau temannya (Heri & Intan, 2017).
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

(TERAPI BERMAIN MENYUSUN ALFABET)

a. Pokok Bahasan : Mencocokan Huruf Alfabet


b. Hari : Jumat/ 5-11-2021
c. Waktu Pertemuan : 16.00 wib
d. Sasaran : anak usia balita
e. Target : mampu menyusun alfabet dengan terstruktur

1. Latar Belakang

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Pada masa ini, diperlukan
pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana panca indera dan sistem
penerimaan rangsangan serta proses memori harus siap sehingga anak mampu belajar dengan
baik, proses belajar pada masa prasekolah adalah dengan cara bermain. Kemampuan kognitif
dalam proses pembelajaran, anak lebih sering menggunakan permainan yang menyenangkan
agak anak dapat mengeksplor kreativitasnya dengan cara belajar sambil bermain (Oktaviyani
& Suri, 2019). Hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan yang berencana atau
darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit. Lingkungan dan orang-orang
asing. Berbagai dampak kecemasan akibat hospitalisasi yang dialami oleh anak usia
prasekolah, akan beresiko mengganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses
penyembuhan (Pratiwi & Deswita, 2013).

Tujuan menerapkan terapi bermain pada anak di rumah sakit adalah agar anak dapat
melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama perawatan, agar dapat mengekspresikan
pikiran dan fantasi anak, agar anak dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman
bermain yang tepat dan agar anak dapat beradaptasi secara efektif dengan lingkungan yang
baru yaitu rumah sakit sehingga kecemasan anak karena hospitalisasi dapat berkurang karena
terapi bermain tersebut. Terapi bermain alfabet ini merupakan suatu kegiatan yang
menyenangkan untuk anak-anak agar membantu mengenali dan belajar huruf alfabet. hal ini
juga merupakan kesempatan untuk memperkenalkan huruf besar dan huruf kecil dan juga
dapat mencocokkannya dalam teka- teki yang menyenangkan.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit anak-anak mampu menerapkan


susunan huruf alfabet yang benar.

2) Tujuan Khusus

1. Mampu mengenali huruf alfabet

2. Dapat mengenali huruf besar dan huruf kecil alfabet

3. Melatih memori otak atau daya ingat anak

4. Dapat mengenali warna-warna

5. Anak mampu mengembangkan kemampuan berfikir dan berkonsentrasi

3. Metoda :
- Demontrasi
- Bermain Bersama
- Mendengarkan tanggapan anak
4. Media : menggunakan persiapan alat yaitu 26 tutup botol, selembar kertas besar, tinta
berwarna dan surat busa.
5. waktu dan tempat : jam 16.00 wib di ruangan bermain di Lili non infeksi RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru
6. pengorganisasian
 leader: cindy
 co leader: yolla
 moderator: ghea
 fasilitator 1: fenty
 Fasilitator 2 : nurul
 observer: hari
7. setting tempat:

Keterangan:
: Leader
: Co leader
: Peserta
: moderator
: Observer
: fasilitator
8. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 16.00 – 16.15 Persiapan (Pra Interaksi)


Persiapan Pasien
(15 Menit)
1. Anak dan orang tua
diberitahu tujuan bermain.
2. Melakukan kontrak waktu
dan tempat pelaksanaan.
3. Mengecek kesiapan dan
kondisi anak untuk
bermain (anak tidak
mengantuk, anak tidak
rewel, kondisi anak
memungkinkan untuk
diajak bermain, keadaan
umum anak membaik).
4. Bermain dapat dilakukan
di tempat tidur anak atau
duduk/disesuaikan dengan
kondisi anak.
Persiapan Peralatan
1. Menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan
seperti Alfabet.
2. Mencek kembali
kelengkapan peralatan
yang akan dipergunakan.
2. 16.15-16.20 Pembukaan (Orientasi)

(5 menit) 1. Co leader membuka dan Anak dan keluarga


mengucapkan salam menjawab salam, anak
2. Memperkenalkan diri saling berkenalan, anak,

9. Uraian Tugas

1) Leader

➢ Mengkoordinasi seluruh kegiatan

➢ Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga berakhirnya terapi

➢ Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.

2) Co Leader

➢ Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

➢ Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang

➢ Membantu memimpin jalannya kegiatan

➢ Menggantikan leader jika terhalang tugas

3) Moderator

 Membuka penyuluhan
 Memperkenalan diri dan kelompok
 Memberitahu pokok bahasan kepada peserta.
 Kontrak waktu dengan peserta terapi bermain.
 Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan penyuluhan.
 Mempersilakan leader untuk menyampaikan cara bermain.
 7 Menutup terapi bermain.
4) Fasilitator

➢ Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan

➢ Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

➢ Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat kooperatif
dalam permainan yang akan dilakukan.

➢ Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan

➢ Membimbing kelompok selama permainan

5) Observer

➢ Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya
acara

➢ Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok

10. Evaluasi

A. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
 Alat-alat yang digunakan lengkap
 Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana

2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
 Terapi dapat berjalan dengan baik
 Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
 Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
 Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
 Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun Alfabet
kemudian berhasil
 Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
 Anak merasa senang
 Anak tidak takut lagi dengan perawat
 Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
 Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi
bermain
11. Referensi : Rohmah, N. 2018. Terapi Bermain. Jember: LPPM Universitas
Muhammadiyah Jember iv + 78 halaman; A4. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam
Terbitan (KDT).

Anda mungkin juga menyukai