Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN

STASE KEPERAWATAN ANAK

(Doden Pengampu: Anita Liliana, S.Kep., Ns., M.Kep)

OLEH:

Agustinus Nunu (20160033)

Anggreni Pely (19160067)

Benedikta Agustina Walinda (20160049)

Christanty Desca Nathalia Widodo (20160010)

Cindy Handayani (20160050)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI

YOGYAKARTA

2021
SATUAN ACAR PENYULUHAN TERAPI BERMAIN ANAK

DI RUANG ANAK FLAMBOYAN RS MEDIKA RESPATI

POKOK BAHASAN : Terapi bermain stimulasi kognitif dan motorik halus

SUB POKOK BAHASAN : Terapi bermain menyusun balok

WAKTU : 20 menit, pukul 13.00

HARI/TANGGAL : Selasa, 09 Maret 2021

TEMPAT : Ruang anak flamboyan RS Medika Respati

SASARAN : Anak usia toddler ( 1-3 tahun )

PELAKSANA : Kelompok 1

A. Latar Belakang
Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan hal baru:
lingkungan baru, orang-orang asing, kebiasaan baru, dan kegiatan baru. Selain itu
beberapa kondisi juga menyebabkan ketidaknyamanan, antara lain: nyeri dan perlukaan,
pembatasan aktifitas, menjalankan program terapi yang traumatik. Situasi ini
mengharuskan perawat mampu melakukan pengkajian yang spesifik sebagai dampak
hospitalisasi.
Bermain merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan dengan tujuan
bersenang-senang, yang memungkinkan seorang anak dapat melepaskan rasa frustasi.
Terapi bermain merupakan kegiatan untuk mengatasi masalah emosi dan perilaku
anak-anak karena responsif terhadap kebutuhan unik dan beragam dalam perkembangan
mereka. Anak-anak tidak seperti orang dewasa yang dapat berkomunikasi secara alami
melalui kata-kata, mereka lebih alami mengekspresikan diri melalui bermain dan
beraktivitas.
Permainan menyusun piramid ialah permainan yang bertujuan untuk mengasah
motorik anak, dimana permainan ini menyusun dari bawah hingga keatas. Permainan
piramida ini dikhususkan anak berumur 2-5 tahun, karena dari fase tersebut kita mulai
bisa melatih/mengasah otak anak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama 20 menit, anak dapat mengikuti permainan
stimulasi kognitif dan motorik halus
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 20 menit anak mampu:
a. Untuk melatih anak menghafal angka
b. Melatih tingkat emosional sang anak
c. Melatih anak untuk menyusun sesuai ukuran dan warna
d. Mengembangkan kecerdasan anak
A. Metode dan Media
1. Metode
Bermain bersama anak untuk menyusun box
2. Media
a. Mainan piramida box angka
B. Kegiatan
1. Pelaksana : Kelompok 1

2. Setting tempat :

Keterangan :
: perawat/mahasiswa
: ibu

: anak-anak

3. Kegiatan bermain :

No Jenis kegiatan Kegiatan mahasiswa / perawat Kegiatan anak


1 Pembuka (5 menit) a. Memberikan salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Berkenalan
c. Menyampaikan tujuan c. Memperhatikan
d. Menjelaskan aturan
permainan

2 Kegiatan bermain (10 a. Menyiapkan mainan a. Memperhatikan


menit) piramida box angka b. Menanggapi dan
b. Memberitahu anak merespon
tentang cara bermain c. Mendengar dan
c. Meninta anak untuk merespon
mengeja atau menghafal
angka/warna yang ada
d. Bongkar piramida box
angka
e. Minta anak untuk
menyusun kembali
f. Berikan
semangat/motivasi agar
anak tidak mudah
menyerah
g. Setelah tersusun,
permainan bisa diulang
kembali pemainan
h. Meminta respon dan
tanggapan anak
i. Memberikan
reinforcement positif
kepada anak

3 Penutup (5 menit) a. Mengakhiri permainan a. Memperhatikan


b. Melakukan evaluasi b. Menanggapi
c. Menyampaikan salam c. Menjawab salam

C. Evaluasi
1. Mengevaluasi apakah anak mampu berkenalan dengan perawat dan teman-temannya
tanpa rasa takut
2. Mengevaluasi apakah anak mampu mengikuti kegiatan bermain secara aktif dalam
menyusun balok
3. Mengevaluasi respon anak apakah merasa senang setelah melakukan permainan
D. Hasil evaluasi
1. Anak mampu berkenalan dengan perawat dan teman tanpa rasa takut
2. Anak mampu mengikuti rangkaian kegiatan bermain secara aktif
3. Anak mengatakan merasa senang setelah mengikuti permainan
LAMPIRAN TEORI

TERAPI BERMAIN

A. Definisi
Bermain merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan dengan tujuan
bersenang-senang, yang memungkinkan seorang anak dapat melepaskan rasa frustasi.
Bermain merupakan kegiatan atau simulasi yang sangat tepat untuk anak Bermain
dapat meningkatkan daya pikir anak untuk mendayagunakan aspek emosional, sosial
serta fisiknya serta dapat meningkatkan kemampuan fisik, pengalaman, dan pengetahuan
serta keseimbangan mental anak
Terapi bermain merupakan suatu bentuk permainan anak-anak, dimana mereka
dapat berhubungan dengan orang lain, saling mengenal, sehingga dapat mengungkapkan
perasaannya sesuai dengan kebutuhan mereka.
Terapi bermain merupakan terapi yang diberikan dan digunakan anak untuk
menghadapi ketakutan, kecemasan dan mengenal lingkungan, belajar mengenai
perawatan dan prosedur yang dilakukan serta staf rumah sakit yang ada
B. Tujuan bermain
Adapun tujuan dari bermain adalah:
1. Untuk perkembangan kognitif
a. Anak mulai mengerti dunia
b. Anak mampu mengembangakan pemikiran yang fleksibel dan berbeda
c. Anak memiliki kesempatan untuk menemui dan mengatasi permasalahan –
permasalahan yang sebenarnya
2. Untuk perkembangan sosial dan emosional
a. Anak mengembangakan keahlian berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal
melalui negosiasi peran, mencoba untuk memperoleh akses untuk permainan yang
berkelanjutan atau menghargai perasaan orang lain
b. Anak merespon perasaan teman sebaya sambil menanti giliran bermain dan
berbagi pengalaman
c. Anak bereksperimen dengan peran orang – orang dirumah, di sekolah, dan
masyarakat di sekitarnya melalui hubungan langsung dengan kebutuhan –
kebutuhan dan harapan orang–orang disekitarnya
d. Anak belajar menguasai perasaanya ketika ia marah, sedih atau khawatir dalam
keadaan terkontrol
3. Untuk perkembangan bahasa
a. Dalam permainan dramatik, anak menggunakan pernyataan – pernyataan peran,
infleksi (perubahan nada/suara) dan bahasa komunikasi yang tepat
b. Selama bemain, anak belajar menggunakan bahasa untuk tujuan – tujuan yang
berbeda dan dalam situasi yang berbeda dengan orang – orang yang berbeda pula
c. Anak menggunakan bahasa untuk meminta alat bermain, bertanya,
mengkspresikan gagasan atau mengadakan dan meneruskan permainan
d. Melalui bermain, anak bereksperimen dengan kata – kata, suku kata bunyi, dan
struktur bahasa

C. Manfaat bermain
1. Membantu meningkatkan kemampuan sensori motorik
2. Membantu menstimuli perkembangan intelektual/kognitif
3. Membantu meningkatkan perkembangan sosial
4. Meningkatkan kreativitas
5. Meningkatkan perkembangan kesadaran diri
6. Sebagai terapi untuk mengurangi stress, dan mengalihkan rasa sakit selama dalam
perawatan
D. Kategori bermain
1. Bermain Aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak, apakah dalam
bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai gambar, melipat kertas origami,
puzzle dan menempel gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan bermain
peran misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata
2. Bermain Pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan orang
lain.Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati temannya bermain
atau menonton televisi dan membaca buku. Bermain tanpa mengeluarkan banyak
tenaga, tetapi kesenangannya hampir sama dengan bermain aktif.

E. Jenis permainan menurut usia


1. Permainan anak usia 0-1 tahun, meliputi
a. Permainan kerincing
b. Sentuhan : menggunakan benda-benda yang akan disentuh anak dengan
permukaan yang lembut seperti boneka, sisir bayi atau kertas
c. Mengamati mainan: dengan cara menggerakan benda-benda yang menarik
perhatian anak
d. Bermain bunyi-bunyian
e. Mencari mainan
f. Menyusun donat warna warni
g. Mengenal bagian tubuh: anak hanya perlu memperhatikan fasilitator ketika
mengenalkan/menyebutkan nama-nama bagian tubuh
2. Permainan anak usia 1-3 tahun
a. Arsitek menara
b. Tebak gambar
c. Menyusun puzzle
3. Anak usia 4-6 tahun
a. Bola keranjang
b. Bermain dokter-dokteran
c. Bermain abjad
d. Bermain boneka tangan
4. Anak usia 6-12 tahun
a. Melipat kertas origami
b. Mewarnai gambar
c. Menyusun puzzle
d. Menggambar bebas
e. Bercerita
f. Meniup balon

F. Prinsip pelaksanaan terapi bermain


1. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang dijalankan
2. Tidak membutuhkan basnyak energi
3. Harus mempertimbangkan keamanan anak
4. Dilakukan pada kelompok umur yang sama
5. Akan lebih baik jika melibatkan orang tua
6. Bila keadaan anak masih lemah, maka gunakan bentuk permainan pasif (Saputro dan
Fazrin, 2017)

DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Nikmatur. 2018. Terapi Bermain. Jember. Lppm Universitas Muhammadiyah Jember

Saputro, Heri Dan Fazrin, Intan. 2017. Anak Sakit Wajib Bermain Di Rumah Sakit: Penerapan
Terapi Bermain Anak Sakit, Proses, Manfaat, Dan Pelaksanaanya. Ponorogo. Forum Ilmiah
Kesehatan (FORIKES)

Anda mungkin juga menyukai