Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN TEBAK GAMBAR

POKOK BAHASAN : Terapi bermain stimulasi kognitif

SUB POKOK BAHASAN : Terapi bermain mewarnai dan menempel gambar buah

WAKTU : 45 Menit Jam 09.00 WIB

HARI/TANGGAL : Kamis, 21 Juni 2018

TEMPAT : Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta

SASARAN : Anak usia Pra Sekolah (3-5 tahun)

PELAKSANA : Nia, Della, Nina

A. Latar Belakang

Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang
tidak disadari. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock,2008).

Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan


konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Klasifikasi dalam permainan ini adalah social affective
play dimana anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap
respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit, anak dapat mengikuti permainan
stimulasi kognitif yang diberikan.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit anak mampu :

a) Mengenal nama buah

b) Mewarnai dan menempel gambar buah


C. Metode dan Media

1. Metode

Bermain dengan anak menebak gambar buah, kemudian mewarnai gambar buah dan
menempel pada media yang telah disediakan.

2. Media

a) Kertas gambar

b) Kertas Tempel

c) Spidol atau pewarna

d) Video gambar buah

e) Botol aqua untuk media menempel

D. Kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi :

1. Anak usia pra sekolah (3-5 tahun)

2. Anak kooperatif

3. Anak dengan komunikasi verbal baik

4. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain

5. Anak yang dapat memegang pewarna

Kriteria eksklusi :

1. Anak dengan keterbatasan fisik

2. Anak yang memakai oksigen

3. Anak dengan keadaan umum lemah

4. Anak yang sedang dilakukan terapi tranfusi darah dan obat kemoterapi.

E. Kegiatan

1. Pengorganisasian

Leader : Della

Fasilitator : Nia

Observer : Nina
2. Setting tempat (gambar / denah ruangan)

Keterangan :

: leader

: fasilitator

: observer

: anak-anak

3. Kegiatan bermain

NO URAIAN KEGIATAN PERAWAT KEGIATAN KLIEN

1 Pembukaan (5 a. Salam pembukaan a. Menjawab salam


menit)
b. Perkenalan b. Memperhatikan

c. Mengkomunikasikan tujuan c. Memperhatikan

2 Kegiatan a. Menyiapkan mainan a. Memperhatikan


bermain (30
menit) b. Anak diminta untuk memilih b. Mengikuti
gambar yang ingin diwarnai yang c. Mengikuti
sudah tersedia
d. Mengikuti
c. Kemudian anak dianjurkan untuk
mewarnai gambar dengan warna e. Menanggapi
yang disukai f. Mengikuti
d. Setelah selesai mewarnai gambar,
anak dibantu untuk menempel
gambar dengan lem pada media
yang sudah disediakan
e. Meminta respon dan tanggapan
anak.

f. Memberikan reinfocement positif


jika anak bisa mengikuti
permainan

3 Evaluasi (10 a. Mengakhiri permainan a. Memperhatikan


menit)
b. Melakukan evaluasi b. Menanggapi

F. Evaluasi
1. Persiapan
a. Kesiapan alat-alat permainan dan ruangan untuk bermain
b. Kesiapan peserta dalam mengikuti permainan
c. Ketepatan waktu
2. Proses.
a. Kemampuan leader memimpin permainan
b. Kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi anak
c. Respon anak selama bermain (kontak mata, kehadiran penuh, antusiasme anak
selama bermain)
3. Hasil
Kesan –kesan anak setelah melakukan terapi bermain.

LAMPIRAN MATERI
TERAPI BERMAIN

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang
tidak disadari. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock, 2008).
Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan melalui bio-
psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan.
Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan
konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.

B. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau kegembiraan
timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain pasif/hiburan
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya
melihat), kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan
support, menonton televisi.

C. JENIS PERMAINAN
1. Permainan bayi
Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun. Contoh: petak
umpet, dakon, kejar-kejaran.
2. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan prasekolah.
Contoh: menendang bola.
3. Permainan tetangga
Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi dan penjahat.
4. Permainan tim
Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah dan remaja.
Contoh: sepakbola, kasti, lari.
5. Permainan dalam ruang
Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan. Contoh:
main kartu, tebak-tebakan, teka-teki.

D. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi
3. Selalu dinamis, berkembang
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu.
E. KLASIFIKASI BERMAIN
Menurut Isi
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon
yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan,misalnya orang tua
berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya, dengan bermain
dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir, mengenal rasa, bau.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan tertentu dan anak
melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai sepeda roda tiga.
4. Dramatika play (Role play)
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
Menurut Karakteristik Sosial
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita todler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak todlerdan pre school. Contoh : bermain
balok.
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi belum
terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya, satu
sama lain kadang saling meminjamkan.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan terencana dan ada
aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak
usia sekolah dan adolescent.

F. FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya. Bayi
dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah melalui gerakan
tubuh, dimana kematangan dan maturitas akan membedakan masing-masing usia.
2. Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan ini
diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam hal warna,
ukuran, dan pentingnya benda tersebut. Contoh: bermain mengisi teka-teki silang.
3. Kreatifitas
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua media,
puas dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi. Misalnya
menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam
kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan mampu mengenal
tanggungjawab.
5. Kesadaran Diri (Self awarness)
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya: marah, takut, benci.
8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya: melukis, menggambar, bermain peran.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan kognitif
terganggu.
3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal sementara anak
wanita mother role.
4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan.
6. Intelegensia.
7. Status sosial ekonomi.

H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap Eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.
2. Tahap Permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap Bermain Sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan.
4. Tahap Melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

I. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


1. Bayi (1 bulan)
a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm), gantungkan benda
yang terang dan menyolok.
b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.
c. Taktil: memeluk, menggendong, memberi kehangatan.
d. Kinetik: mengayun, naik kereta dorong.
2. Bayi (2-3 bulan)
a. Visual : buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa bayi ke
ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.
b. Auditori : bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam pertemuan
keluarga.
c. Taktil : memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut, gosok
dengan lotion/bedak.
d. Kinetik : jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air.
3. Bayi (4-6 bulan)
a. Visual : bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang.
b. Auditori : anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas
didekat telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.
c. Taktil : beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur.
d. Kinetik : bantu tengkurap, sokong waktu duduk.
4. Bayi (6-9 bulan)
a. Visual : mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”, beri kertas untuk
dirobek-robek.
b. Auditori : panggil nama “Mama …Papa, dapat menyebutkan bagian tubuh, beri
tahu yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.
c. Taktil : meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air mengalir,
berenang.
d. Kinetik : letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk mengambilnya.
5. Bayi (9-12 bulan)
a. Visual : perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat, bermain
bola, tunjukkan bangunan agak jauh.
b. Auditori : tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara
binatang.
c. Taktil : beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan hangat.
d. Kinetik : beri mainan yang dapat ditarik dan didorong.
Mainan yang dianjurkan untuk bayi 6-12 bulan:
a. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.
b. Buku dengan gambar menarik.
c. Balon, cangkir dan sendok.
d. Boneka bayi.
e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik.
6. Todler (2-3 tahun)
a. Mulai berjalan, memanjat, berlari.
b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya.
c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu.
d. Perhatiannya singkat.
e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
f. Karakteristik bermain “Paralel Play”
g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu.
h. Senang musik/irama.
Mainan untuk toddler:
 Mainan yang dapat ditarik dan didorong.
 Alat masak.
 Malam, lilin.
 Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat
dipukul, krayon, kertas.
7. Pra Sekolah (4-5 tahun)
a. Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.
b. Sangat energik dan imaginatif.
c. Mulai terbentuk perkembangan moral.
d. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.
e. Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.
f. Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah.
Mainan untuk pra sekolah:
 Peralatan rumah tangga.
 Sepeda roda tiga.
 Papan tulis/kapur.
 Lilin, boneka, kertas.
 Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.
8. Usia Sekolah (6-12 tahun)
a. Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama.
b. Dapat belajar dengan aturan kelompok.
c. Belajar independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.
d. Karakteristik “Cooperative Play”.
e. Laki-laki: Mechanical, perempuan : Mother Role.
Mainan untuk anak usia sekolah:
1. 6-8 tahun : Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis,
mencatat, sepeda.
2. 8-12 tahun : Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan,
kartu, olah raga bersama, sepeda, sepatu roda.
3. Remaja ( 13-18 tahun)
 Bermain dalam kelompok seperti sepak bola, basket, bulutangkis.
 Senang mendengarkan musik, melihat TV, mendengarkan radio.
 Membaca majalah, buku.
J. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak
disesusikan dengan usia dan tingkat perkembangannya. Kegunaannya yaitu untuk :
1) Pengembangan aspek fisik: merangsang pertumbuhan fisik anak.
2) Pengembangan bahasa: melatih bicara dan menggunakan kalimat yang benar.
3) Pengembangan aspek kognitif: pengenalan suara, bentuk, ukuran, dan warna.
4) Pengembangan aspek sosial: hubungan atau interaksi ibu-anak, keluarga, masyarakat.
Syarat :
a) Aman, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
b) Ukuran dan berat sesuai usia.
c) Desainnya harus jelas. Memiliki ukuran, susunan, warna tertentu serta jelas maksud dan
tujuannya.
d) Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak (motorik, bahasa,
kognitif, sosialisasi).
e) Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
f) Harus tetap menarik.
g) Mudah diterima oleh semua kebudayaan.
h) Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan diganti,
pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harga terjangkau.
Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimuli
1) Motorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.
2) Motorik halus: gunting, bola, balok, lilin.
3) Kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna.
4) Bahasa: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, televisi.
5) Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.
6) Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti bola, tali, dakon.
Kesalahan dalam Pemilihan Alat :
a) Memberikan sekaligus banyak mainan.
b) Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontraindikasi bagi anak.
c) Alat terlalu mahal.
d) Terlalu lengkap dan sempurna.
e) Tidak sesuai dengan umur anak.
f) Terlalu banyak mainan dengan tipe yang sama.
g) Tidak teliti keamanannya.

K. TERAPI BERMAIN MEWARNAI


Terapi bermain mewarnai adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya, dan merupakan cara alamiah
bagi anak untuk mengungkapkan konflik dirinya yang tidak disadari melalui aktivitas
mewarnai gambar.
Tujuannya untuk meningkatkan tumbuh kembang, mengembangkan aktifitas dan
kreatifitas melalui pengalaman bermain, meningkatkan gerakan motorik halus,
mengembangkan kemampuan kognitif, dan melatih kesabaran dan ketelitian.
Alat dan bahan :
a. Pensil warna/ spidol/ pantel
b. Kertas bergambar yang siap diwarnai
c. Penggaris
d. Lem untuk menempel gambar pada media
Prosedur :
1. Anak diminta untuk memilih gambar yang ingin diwarnai yang sudah tersedia
2. Kemudian anak dianjurkan untuk mewarnai gambar dengan warna yang disukai
3. Setelah selesai mewarnai gambar, anak dibantu untuk menempel gambar dengan lem
pada media yang sudah disediakan
4. Gantungkan atau letakkan hasil mewarnai dan menempel gambardi dekat tempat tidur
anak.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Hurlock, E. B. 2008. Perkembangan anak. jilid I. Erlangga. Jakarta

Markum, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI. Jakarta

Merenstein, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta

Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai