Disusun oleh :
NIM : 010114A008
UNGARAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyusun makalah
respirasi ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini saya akan membahas
mengenai “Endoskopi Saluran Cerna”.
Makalah ini telah saya buat dari berbagai sumber dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Mengatahui pengertian endoskopi.
2. Mengetahui jenis-jenis endoskopi.
3. Mengetahui perkembangan endoskopi di luar dan dalam negeri.
4. Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan pemeriksaan endoskopi.
5. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi endoskopi.
6. Mengetahui peran perawat dalam menyiapkan pasien endoskopi.
7. Mengetahui komplikasi dari tindakan endoskopi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Endoskopi kaku
b. Periode II (1932-1958)
Diagnostik
Terapautik
Diagnostik
a. Enteroskopi dan biopsi
b. Kapsul endoskopi
c. Ileo-kolonoskopi dan biopsi
d. Rektosigmoidoskopi & biopsi
e. Anoskopi
Terapeutik
Diagnosis
Melihat duktus bilier, sistikus, kandung empedu dan duktus
pankreatikus.
Terapeutik
a. Pemasangan stent bilier dan stent pankreas
b. Sfingterotomi atau papilotomi endoskopik
c. Ekstraksi batu atau cacing dari saluran empedu.
d. Pemasangan nasal biliary drainage (NBD).
Peritoneoskopi
b. Kontraindikasi
1) Setiap proses peradangan akut dan berat seperti kolitif
ulseratif, penyakit Crohn atau kolitis iskemik, kolotis radiasi,.
Pada keadaan akut dan berat dapat timbul perforasi.
2) Divertikulitis akut dengan gejala-gejala sistemik. Nyeri hebat
pada abdomen, peritonotis (bahaya perforasi).
3) Infark jantung baru dan gangguan kardiopulmoner berat.
4) Kehamilan trisemester pertama, penyakit peradangan
panggul.
5) Penyakit anal atau perianal akut.
6) Dugaan deforasi kolon atau belum lama menjalani operasi
kolon.
7) Aneurisma aorta abdominal atau aneurisma iliaka.
8) Nyeri perut demam, distensi perut dan adanya penurunan
tekanan darah sewaktu pembersihan kolon.
1. Persiapan umum
a. Psikologis
Memberikan penyuluhan atau bimbingan konseling
keperawatan mengenai tujuan, prosedur, dan kemungkinan
yang dapat terjadi agar klien dapat membantu kelancaran
pemeriksaan endoskopi.
b. Administrasi
Mengisi informed consent ditanda tangani oleh klien atau
keluarga. Menjelaskan perihal adminidtrasi.
2. Persiapan khusus
c. Endoskopi saluran cerna bagian atas
1) Puasa tidak makandan minum setidaknya 6 jam
sebelum tindakan pemeriksaan endoskopi.
2) Gigi palsu dan kacamata harus dilepas selama proses
pemeriksaan.
3) Sebelum tindakan endoskopi di semprotxylocain 10%
d. Endiskopi saluran cerna bagian bawah
1) Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkanpuasa rendah
serat (buburkecap/bubur maizena).
2) Minum obat pencahar.
3. Persiapan alat
Standar persiapan alat pada kegiatan endoskopi diagnostik :
a. Skop sesuai kebutuhan ( gastroskopi, duodenoskopi).
b. Suction pump
c. Printer endoskopi dengan kertasnya.
d. Monitor tv
e. Light source
G. Komplikasi
Tindakan endoskopi dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter dan
perawat. Perawat ahli endoskopi merupakan perawat ahli/spesialis yang
bertujuan untuk memberikan perawatan yang optimal, yang berarti
meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalani prosedur endoskopi
diagnostic maupun terapeutik. Harmoni ini bisa dicapai dengan berperan
sebagai salah satu anggota tim endoskopi yang melakukan asuhan
keperawatan berdasarkan kode etik profesi keperawatan, dimana
kebutuhan pasien merupakan fokus perhatian utama. Di mana perawat
sebagai anggota tim mempunyai peran sebagai berikut :
1. Pemberi konseling
Konseling yang diberikan perawat endoskopi meliputi
persiapan psikis, penjelasan persiapan fisik pasien, penjelasan
gambaran 4 tindakan, orientasi ruangan dan alat-alat di ruangan
endoskopi. Konseling di berikan kepada pasien dan juga keluarga
(Priyanto, 2009). Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap
perawatan kesehatan, mulai dari tahapan peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan, sampai dengan rehabilitasi. Dukungan
sosial dan psikologis sangat diperlukan oleh setiap individu di
dalam setiap siklus kehidupan, dukungan keluarga akan semakin
dibutuhkan pada saat seseorang sedang menghadapi masalah atau
sakit, disinilah peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani
masa-masa sulit dengan cepat (Efendi, 2009 h. 180-181). Salah
satu dukungan keluarga yang dapat di berikan yakni dengan
melalui perhatian secara emosi, diekspresikan melalui kasih sayang
dan motivasi anggota keluarga yang sakit agar terus berusaha
mencapai kesembuhan (Taylor, etal (1997) dalam Ratna, 2010).
2. Motivator
Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan
perilaku seseorang. Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan
dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin
dicapainya. Adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu,
memotivasi individu tersebut memenuhinya (Uno, 2008). Upaya
pasien untuk menjalani prosedur endoskopi dengan baik akan
tercapai manakala individu termotivasi untuk mencari kebutuhan
pada tahap yang lebih tinggi, sehingga individu akan mempunyai
tahap yang lebih tinggi, sehingga individu akan mempunyai
kemampuan dalam memecahkan masalah (Maslow (1968) dalam
Tamher, 2009, h. 8 ).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://books.google.co.id/books?id=iAgY9vp4604C&pg=PA15&dq=endos
kopi&hl=id&redir_esc=y#v=onepage&q=endoskopi&f=false