Anda di halaman 1dari 18

BAB I

DASAR KLINIS DAN FUNGSI ALAT

Gambar 1. Endoskopi

(Sumber : detik.com)

Endoskopi merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk memeriksa organ tubuh
manusia dengan menggunakan alat yang dimasukan kedalam bagian organ dalam tubuh
berbentuk pipa yang lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-serat optik yang berfungsi
sebagai pemungut gambar serta pembawa cahaya. Pemeriksaan endoskopi digunakan untuk
mendiagnosis kelainan-kelainan organ didalam tubuh antara lain saluran pencernaan, saluran
perkemihan, rongga mulut, rongga abdomen, dan lain-lain. Tindakan atau pemeriksaaan
endoskopi dilakukan dengan peralatan endoskopi yang dapat menjawab problematika penyakit
saluran dan sistem pencernaan baik ada orang dewasa maupun anak-anak.

Pemeriksaan endoskopi dapat dilakukan untuk menentukan penyebab dari keluhan yang
dialami pasien, serta mendeteksi lokasi ganggguan yang terjadi di dalam tubuh. Dokter dapat
menyarankan endoskopi jika pasien mengalami keluhan atau masalah medis tertentu, seperti:
 Gangguan saluran cerna, meliputi tukak lambung, sulit menelan, penyakit asam lambung
(GERD), penyakit radang usus, radang pankreas, batu empedu, sembelit kronis, dan
perdarahan saluran cerna.
 Gangguan pada saluran napas, meliputi batuk berdarah, batuk kronis, hambatan jalan
napas, sesak napas, tumor paru, dan benda asing di saluran napas.
 Gangguan pada saluran kemih, meliputi batu saluran kemih atau kandung kemih, tumor
kandung kemih, kencing berdarah, inkontinensia urine, dan cedera atau luka pada saluran
kemih.
 Gangguan pada organ reproduksi, meliputi pendarahan vagina, radang panggul, sering
keguguran, infertilitas, miom dan kista rahim, kanker rahim, dan kelainan bentuk rahim.

Selain untuk pemeriksaan, dokter juga dapat melakukan berbagai tindakan melalui endoskopi,
seperti biopsi, menghentikan perdarahan, mengangkat benjolan yang dicurigai tumor, miom, atau
kista, serta melakukan sterilisasi (kontrasepsi permanen).

Prosedur endoskopi saluran cerna yang dilakukan untuk tujuan diagnostik terdiri dari dua
jenis, yaitu endoskopi saluran cerna bagian atas, disebut juga esofagogastroduodenoskopi (EGD)
dan endoskopi saluran cerna bagian bawah, disebut kolonoskopi (Sudoyo, dkk, 2006). Endoskopi
saluran cerna bagian atas (Upper Gl Endoscopy) atau yang biasa di sebut dengan gastroscopy
atau EGD (Esophagogastroduodenoscopy), yakni alat endoskop dimaskukan melalui mulut ->
kerongkongan (esophagus) -> lambung (gaster) -> usus 12 jari (Duodenum). EGD dilakukan
terhadap pasien yang mengalami perdarahan pada saluran cerna atas, yang baik sifatnya akut
maupun kronis, seperti menderita anemia pernisiosa, mengalami cidera pada esofagus,
mengalami penyempitan (striktur) serta tumor pada saluran cerna bagian atas, mengalami
keluhan nyeri substernal, rasa tidak nyaman pada daerah epigastrium, kesulitan menelan
(disfagia), dan menderita penyakit usus (Black & Hawks, 2012). Endoskopi saluran cerna bagian
bawah (lower Gl Endoscopy) atau yang biasa di sebut dengan colonoscopy, yakni alat endoskop
dimasukan melalui anus -> rectum -> usus besar (colon) -> pangkal usus besar (seikum) -> ujung
usus halus (Illeum Terminale) apabila di butuhkan. Sedangkan prosedur kolonoskopi dilakukan
terhadap pasien yang mengalami keluhan nyeri abdomen bagian bawah yang tidak ditemukan
kelainan saat pemeriksaan barium enema, mengalami perdarahan yang menetap, memiliki
riwayat diare atau konstipasi, dan sebagai prosedur skrining terhadap pasien yang memiliki
resiko tinggi menderita kanker usus besar/ kolon (Black & Hawks, 2012).

Gambar 2. Endoskopi

(Sumber: kabarin.co)

Endoskopi memungkinkan dokter untuk memeriksa suatu organ tanpa harus membuat
sayatan besar. Prosedur ini umumnya dibutuhkan ketika pasien menunjukkan gejala spesifik dari
suatu penyakit atau hendak menjalani pembedahan. Secara umum, berikut adalah tujuan
dilakukannya endoskopi:

1. Pemeriksaan gejala

Endoskopi merupakan metode yang efektif untuk memeriksa kumpulan gejala dari suatu
penyakit. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna atas misalnya, dapat membantu dokter
menentukan penyebab gejala seperti mual, muntah, hingga perdarahan saluran cerna. 
2. Diagnosis penyakit

Setelah asal-muasal gejala diketahui, dokter dapat melakukan biopsi atau pengambilan sampel
jaringan pada organ tubuh yang bermasalah. Sampel jaringan kemudian akan diperiksa lebih
lanjut hingga dokter dapat mendiagnosis penyakit terkait.

3. Skrining dan pencegahan kanker

Biopsi tidak hanya berguna untuk mendiagnosis penyakit, tapi juga membantu mencegah
jenis kanker tertentu. Pada kolonoskopi, dokter dapat mengambil polip yang tumbuh pada
usus besar. Hal ini penting karena polip yang dibiarkan tumbuh bisa berkembang menjadi
kanker usus besar.

4. Penanganan penyakit

Pada kasus tertentu, dokter juga dapat memanfaatkan endoskopi untuk menangani suatu
penyakit. Berikut beberapa contoh penanganan penyakit yang umum dilakukan dengan
metode ini :

 Terapi laser atau ablasi gelombang mikro untuk menghancurkan sel kanker.

 Pembedahan saluran cerna dengan memasukkan alat bedah kecil bersama endoskop.

 Operasi laparoskopi dengan membuat sayatan kecil pada kulit.

 Pemberian obat secara langsung pada organ yang bermasalah.

Endoskopi memiliki peran yang amat besar dalam dunia medis. Prosedur ini tidak hanya
membantu pemeriksaan gejala, tapi juga diagnosis hingga pengobatan. 

Secara umum endoskopi dapat digunakan untuk melakukan diagnosis penyakit dan untuk
melakukan pengobatan penyakit. Sebagai alat diagnosis, endoskopi dapat digunakan untuk :

 Mengetahui apa yang menjadi penyebab dispepsia.

 Mengetahui apa yang menjadi penyebab dari nyeri perut atas yang belum jelas.

 Mengetahui apa yang menjadi penyebab disfagia (sulit menelan).

 Mengetahui apa yang menjadi penyebab muntah persisten (menetap).


 Mengetahui apa yang menjadi penyebab dari berat badan yang turun dengan signifikan.

 Menentukan lokasi akurat dari perdarahan saluran pencernaan.

 Menentukan lokasi tukak lambung atau keganasan saluran pencernaan.

 Menentukan lokasi pelebaran pembuluh darah kerongkongan dan lambung.

 Mengevaluasi beratnya reflusk gastroesofageal. Baca: GERD

 Mengevaluasi luasnya luka akibat menelan zat korosif.

Sebagai alat pengobatan, endoskopi dapat digunakan untuk :

 Ligasi (mengikat) pembuluh darah esofagus dan gaster yang robek karena varises
maupun non varises.

 Dilatasi (melebarkan) strictur (penyempitan) esofagus atau strictur pylorus.

 Ekstraksi (mengeluarkan) corpus alienum (benda asing).


BAB II

KONSEP DASAR, BLOK DIAGRAM, DAN RANGKAIAN – RANGKAIAN

Pada prinsipnya endoskop adalah kamera yang di design khusus untuk alasan
pemeriksaan medis sehingga dokter mendapatkan proses visualisasi langsung ke dalam baigan
organ saluran cerna sehingga diharapkan dapat lebih akurat dalam pendiagnosaan untuk
menerangkan kondisi klinis yang didapatkan sebelumnya.

Gambar 3. Blok Diagram Endoskopi

(Sumber: https://www.ti.com/solution/endoscope)

Diatas adalah blok diagram dari endoskopi . Bagian yang masuk di tubuh kita adalah
selang yang terdiri atas lensa dan fiber optik. Lensa berfungsi untuk memancarkan cahaya dari
LED Source dan memfokuskan cahaya yang diterima dari pantulan organ-organ tubuh melalui
fiber optik hingga mampu tertangkap ke medium penangkap (film) yang berupa sensor CCD atau
CMOS yang terdapat pada bagian Scope. Kemudian sinyal yang dihasilkan oleh sensor CCD
atau CMOS diproses oleh AFE. AFE (Analog Front End) adalah komponen elektronik berfungsi
sebagai pengolahan sinyal campuran yang didapat dari sensor CCD atau CMOS, sehingga
menghasilkan sniyal hasil sampling dan mengubah sinyal tersebut yang masih berupa analog
menjadi sinyal digital (ADC). Salah satu tipe komponen AFE yang diproduksi oleh Texas
Instrument adalah VSP2582.

Gambar 4. Komponen Endoskopi

(Sumber: https://adtoriq.blog.uns.ac.id/tag/endoscopy)

Shumway dan Broussard (2003) menyebutkan komponen endoskop fleksibelterbagi atas


komponen eksternal (bagian luar) dan komponen internal (bagiandalam). Komponen bagian
eksternal endoskop fleksibel ini terdiri atas light guide plug umbilical cord control section dan
insertion tube (scope) sedangkankomponen internal terdiri atas angulation system, air and water
system, imagesystem, dan electrical system.

1. Light Guide Plug merupakan bagian ujung umbilical cord yang berfungsi sebagai
penghubung endoskop dengan sumber cahaya, air, dan udara. Bagian ini memiliki semacam
terminal yang tidak tahan terhadap air sehingga harus ditutup saat dibersihkan. Light guide
plug dihubungkan dengan control section melalui umbilical cable/umbilical cord.

2. Umbilical cord merupakan sekumpulan serabut inkoheren yang mentransmisikan cahaya dari
light guide plug ke control section. Bagian ini meneruskan udara dan air dari air and water
container ke control sectio.

3. Control section merupakan bagian endoskop yang berfungsi mengatur pergerakan insertion
tube dan fungsi-fungsi lainnya. Pada bagian ini, terdapat angulation control knobs dan
breaking lever yang berfungsi memanipulasi ujung insertion tube serta air and water valve
yang berfungsi mengatur insuflasi air dan udara. Control section juga dilengkapi dengan alat
operating channel sebagai pintu untuk memasukan peralatan tambahan seperti biopsy forceps,
aspiration needle, dan lain lain. Di bagian atas control section terdapat eyepiece yang dapat
dihubungkan dengan monitor untuk menampilkan gambar organ yang diamati

4. Insertion tube merupakan bagian endoskop yang dimasukan ke dalam tubuh pasien. Pada
bagian ujung distal insertion tube terdapat distal tip yang menjadi ujung dari endoskop.

5. Distal tip memiliki microelectronic charge coupled device (CCD) yang berfungsi menangkap
dan mentransmisikan gambar serta pintu gerbang dari air and water nozzle, objective lense,
iluminating lenses, dan operating channel.

6. Endoskop / distal tip melalui angulation control knobs pada control section. Sistem ini terdiri
atas control mechanism, coil pipes, dan bending section. Control mechanism berupa kawat
yang berjalan di sepanjang insertion tube yang menghubungkan distal tip dengan angulation
control knobs, sehingga memungkinkan menggerakan distal tip ketika angulation control
knobs diputar. Control mechanism juga memiliki sistem pengunci sehingga dapat
menstabilkan posisi insertion tube agar tidak bergerak lagi. Coil pipes merupakan pegas yang
menempel pada dinding dalam insertion tube yang melindungi dari gesekan kawat control
mechanism, sedangkan bending section merupakan serangkaian metal yang menjadi engsel
pada distal tip. Dengan adanya bending section, distal tip dapat digerakkan membelok
mengikuti arah gerakan angulation control knobs.
7. Air and water system merupakan sistem yang mengatur insuflasi udara dan air dari pompa ke
light guide plug menuju distal tip. Ketika air and watervalve setengah bagiannya ditutup,
udara masuk ke dalam tubuh akan tetapi apabila katup tersebut ditutup penuh, air yang akan
masuk ke dalam tubuh. Imaging system endoskop merupakan sistem yang mengatur
pengambilan gambar organ tubuh yang diamati. Sistem ini terdiri dari sistem pencahayaan,
sistem lensa, dan sistem pengambil gambar baik melalui serabut optik. Electronical system
terdiri dari automatic brightness system dan switches yang berperan mengatur tingkat
pencahayaan gambar secara otomatis serta mengatur fungsi tambahan dari endoskop.
(Permata, 2013).

8. Head camera adalah alat penentu dari sebuah sistem kamera berbasis analog maupun digital.
Beberapa bagian penting dari head camera ini yaitu (1) Image sensor merupakan sebuah
sensor gambar (atau chip) yang dapat mengubah informasi optic menjadi sinyal elektronik
berbasis teknologi CCD atau CMOS untuk menangkap cahaya dan mengubah menjadi sinyal
listrik. Sensor gambar CCD (Charged Coupled Device) adalah perangkat analog. Ketika
cahaya mengenai chip, maka aka ada perubahan elektrisitas (muatan listrik) di sensor tersebut.
Perubahan ini kemudian dikonversi ke tegangan pada area satu piksel yang terbuat dari
tembaga pada waktu terbaca dari chip. Teknologi Chip CMOS (Complementory Metal Oxide
Semiconductor) merupakan salah satu jenis sensor pixel aktif dibuat menggunakan proses
semi konduktor Metal Oxide. Sama halnya dengan CCD bahwa terjadi perubahan energi
cahaya menjadi tegangan pada chip tersebut.

Gambar 5. Skema Kerja Endoskopi

(Sumber: https://adtoriq.blog.uns.ac.id/tag/endoscopy)
Sesuai dengan gambar di atas, image bundle berfungsi sebagai elemen
yangmentransmisikan gambar dari dua ujung permukaan fiber, menuju pangkal fiber.Pada
pangkal fiber (proximal end) terdapat sebuah system lensa yang berfungsi untuk
mentransmisikan gambar dan juga menghubungkan dengan lensa okuler(untuk pengamatan)
ataupun dengan video camera ( Annalie Lombard and WillieLiebenberg, 2008).
BAB III

DASAR – DASAR SECARA FISIKA, KIMIA, SENSOR, DAN LAINNYA

Penerapan ilmu fisika pada alat endoskopi diantara sebagainya berikut:

1. Pada kamera endoskopi yang merupakan bagian dari penerapan alat optic inimenggunakan
lensa tipis. Lensa tipis biasanya berbentuk lingkaran, dan kedua permukaannya melengkung
seperti pada kamera endoskopi. Keutamaan lensadalam ilmu fisika yaitu mampu
menghasilkan bentuk bayangan benda. Padakamera endoskopi terdapat juga lensa obyektif,
dimana fungsi lensa obyektifuntuk pembentukan bayangan pertama dari menentukan struktur
serta bagianrenik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk
memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai “apertura” yaitu suatu ukuran
daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu
menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Oleh obyektif
dibentuk bayangan benda sumber cahaya di hadapannya. Bayangan ini merupakan benda
bagilensa okuler, diperbesar oleh okuler dan menjadi benda bagi mata pengamat.Perbesaran
oleh lensa okuler yang menyebabkan benda tampak lebih besar,adalah perbesaran sudut
masuk. (Soedojo,1992 : 143-145).

2. Penerapan ilmu fisika dalam head kamera yaitu pada image sensor, dimanainformasi fisika
(analog) dari sebuah gambar dalam sistem kamera beruparefraksi cahaya atau optis. Sebuah
sensor gambar (atau chip) adalah perangkatyang mengubah informasi optik menjadi sinyal
elektronik.(Maryadi,2014).

3. Alat endoskopi menggunakan prinsip dibalik serat optik yaitu pantulaninternal sempurna.
Serat plastik setipis beberapa micrometer untukdiameternya sekarang bisa dibuat.
Sekumpulan serat-serat kecil seperti itudisebut pipa cahaya atau kabel, dan cahaya dapat
ditransmisikan sepanjangkabel tersebut dengan hampir tidak ada kebocoran karena pantulan
internalsempurna. (Giancoli, 1999 : 260).

4. Aplikasi penting dari serat optic adalah pada endoskopi medis. Serat inidigunakan untuk
mentransmisikan sinyal video dari dalam tubuh, dan datacomputer. Sinyal merupakan berkas
cahaya yang dimodulasikan (berkascahaya yang intensitasnya dapat diubah-ubah) dan
ditransmisikan dengankecepatan yang jauh lebih besar dan dengan kebocoran yang lebih
daninterferensi yang lebih kecil dari sinyal listrik di kawat tembaga. Penggunaanyang canggih
dari serat optik untuk mentransmisikan gambar yang jelas.(Giancoli, 1999 : 261).

5. Dengan memasukkan kabel endoskopi melalui mulut dan ke dalamtenggorokan hingga


mencapai organ dalam dari tubuh yang akan diperiksa.Cahaya dikirimkan melalui serat
bagian luar untuk menerangi organ dalamyang sedang diperiksa. Cahaya pantulan kembali
melalui kumpulan serat bagian dalam. Cahaya yang berada tepat di depan setiap serat akan
melintasiserat tersebut. Di ujung yang lain, pengamat melihat serangkaian bagian yangterang
dan gelap, mirip seperti layar televisi yaitu, gambar dari semua yangada di ujung lainnya.
Bayangan bisa dilihat langsung atau pada layar monitor.Serat-serat harus diisolasi secara
optik satu dari yang lainnya, biasanya denganselubung tipis yang indeks biasnya lebih kecil
dari serat tersebut. Serat-seratitu harus disusun sedemikian sehingga tepat paralel satu sama
lain agargambar menjadi jelas. Semakin banyak serat, dan semakin kecil ukurannya,semakin
rinci gambar yang terlihat. (Giancoli, 1999 : 262-264).

Kamera CCD terbagi menjadi 2 jenis, yaitu head chip tunggal (singlechip/sensor) dan 3
CCD (triple chip/sensor). Perbedaan outputnya terletak pada kapasitas jumlah electron dalam
area 1 pixel dari sensor, dan padakemampuan memilah spectrum cahaya masuk. Semuanya akan
bermuara pada perbedaan output kualitas gambar. Single chip sensor (sensor tunggal) hanya
mempunyai prisma biasa dan 1 sensor, dimana cahaya yang masuk tidak dibiaskan oleh prisma
tersebut dan langsung masuk sensor. Triple chipmemiliki 1 prisma khusus pemilah warna yang
bisa membiaskan menjadi 3 warna dasar merah, hijau dan biru yang mempunyai sensor masing-
masing.
Gambar 6. Hasil dan penampang chip tunggal dan chip 3 sensor

(Sumber: https://adtoriq.blog.uns.ac.id/tag/endoscopy)
BAB IV

TEKNOLOGI TERBARU

Gambar 7. Kapsul Endoskopi

(Sumber: https://mahkotaregency.id/cara-kerja-endoskopi-kapsul/)

Endoskopi adalah tindakan medis yang bertujuan membantu dokter menentukan


penyebab penyakit dalam menangani gangguan organ dalam tanpa perlu operasi. Prosedur medis
ini menggunakan alat bernama endoskop yang berbentuk selang khusus dilengkapi lampu dan
kamera di ujungnya untuk melihat organ dalam. Tindakan endoskopi ini bisa dilakukan di
berbagai saluran dalam tubuh seperti saluran pencernaan, saluran pernapasan, saluran reproduksi
dan saluran kencing. Lumrahnya endoskopi ini digunakan untuk mendeteksi penyakit yang ada
di saluran pencernaan yaitu dengan tujuan mengevaluasi dinding dan struktur saluran pencernaan
secara jelas. Biasanya digunakan karena dari gejala yang dialami dicurigai adanya pendarahan
pada kerongkongan, lambung, usus besar, usus halus hingga anus. Selain itu, bisa juga terjadi
peradangan, tumor, polip dan penyakit lainnya di saluran pencernaan.

Endoskopi konvensional dilakukan dengan dua cara yakni melalui atas dan bawah.
Teknik endoskopi atas berarti memasukkan alat endoskop ke dalam mulut kemudian melewati
kerongkongan, lambung hingga usus. Sedangkan teknik endoskopi bawa dilakukan melalui anus
melewati usus besar hingga organ tertentu yang menjadi target. Catatannya adalah akses
endoskopi menyesuaikan lokasi organ yang akan dievaluasi. Semakin maju teknologi, teknik
endoskopi dilakukan lebih mudah dengan alat berupa kapsul yang dilengkapi kamera untuk
merekam. Alat ini kemudian yang dinamakan kapsul endoskopi.

Kapsul endoskopi adalah teknik endoskopi untuk memeriksa saluran pencernaan


menggunakan kamera nirkabel yang bentuknya kapsul dan ditelan agar masuk ke dalam tubuh
untuk mengambil gambar pada saluran yang dilaluinya. Tindakan medis menggunakan kapsul
endoskopi ini lebih disarankan karena bisa lebih jelas dan hasilnya lebih baik untuk
mengevaluasi saluran pencernaan bahkan sampai usus halus. Karena endoskopi konvensional
memiliki keterbatasan untuk sampai ke usus halus biasanya. Keunggulan kapsul endoskopi juga
lebih nyaman digunakan daripada endoskopi konvensional. Ini karena Anda hanya perlu menelan
kapsul yang bentuknya seperti vitamin. Hanya saja kapsul endoskopi ini memiliki manfaat dan
efek samping yang perlu diketahui dan lebih baik mengikuti saran dokter.

Endoskopi kapsul adalah proses pemeriksaan saluran pencernaan atas yang memakai
kamera. Kapsul yang tidak terlalu besar ini memiliki lampu, kamera, dan juga bateri yang akan
masuk ke saluran cerna dengan diminum seperti obat. Setelah masuk ke saluran cerna, kapsul
akan mengalir dan bergerak perlahan-lahan dari esofagus, lambung, sampai usus kecil. Setelah
masuk ke saluran cerna, ribuan foto akan diambil dan tersimpan ke penerima. Pasien akan
menggunakan penerima gambar yang dipasang di pinggangnya. Begitu gambar diambil, alat
akan langsung menerima dan menyimpannya. Proses ini berjalan selama 8 jam. Selama proses,
pasien bisa melakukan aktivitas seperti biasa meski ada batasan pada apa saja yang boleh
dimakan dan apa saja yang harus dihindari. Setelah 8 jam, baterai akan mati dan alat tidak bisa
dipakai. Setelah prosedur dilakukan, pasien tidak perlu mengembalikan kapsulnya. Alat ini bisa
dibuang bersamaan dengan kotoran. Biasanya kapsul ini hanya sekali pakai saja dan akan ganti
baru per pasien.

Endoskopi dengan menggunakan kapsul yang di dalamnya ada kamera bisa dilakukan
untuk beberapa hal di bawah ini:

 Mencari penyebab perdarahan. Salah satu alasan yang membuat prosedur endoskopi
kapsul ini dilakukan adalah untuk mencari tahu ada atau tidaknya perdarahan yang terjadi
di usus halus.
 Melihat ada tidaknya kanker. Endoskopi kapsul juga dipakai untuk melihat ada atau
tidaknya kanker di usus halus. Kalau ada sel kanker, kemungkinan besar akan direkam
oleh kamera yang ada di kapsul endoskopi.
 Mendeteksi penyakit inflamasi. Beberapa penyakit inflamasi bisa terjadi di usus halus
dan memicu rasa nyeri atau perdarahan.
 Melihat adanya penyakit autoimun. Penyakit autoimun seperti celiac bisa menyebabkan
inflamasi di usus halus karena sel kekebalan tubuh melakukan penyerangan kalau dipicu
oleh gluten.
 Melihat kondisi esofagus. Saluran yang menghubungkan tenggorokan dan lambung ini
juga kerap sekali mengalami gangguan seperti inflamasi atau pembengkakan pembuluh
darah yang juga memicu perdarahan.
 Mengecek ada atau tidaknya polip. Jaringan yang tumbuh ke ruangan saluran cerna ini
bisa memiliki sifat kanker dan juga tidak. Namun, kalau ukurannya terlalu besar bisa picu
masalah yang serius.

Endoskopi kapsul memang bermanfaat untuk mengecek masalah di usus halus. Namun,
ada beberapa hal yang harus dipahami terkait prosedur ini khususnya masalah batasan atau
limitasi.

 Masalah transit dari kapsul


Waktu transit dari kapsul yang berisi kamera berbeda-beda. Kadang cepat dan kadang
lambat. Kalau waktu transitnya cepat, kemungkinan untuk menangkap gambar yang jelas
akan menurun dan lebih banyak gambar buram. Belum lagi jikalau ada banyak sisa makanan
yang masih berada di usus halus dan organ lain. Pengamatan semakin tidak bisa dilakukan
dengan baik. Itulah mengapa mengonsumsi obat laksatif disarankan untuk mengurus isis
perut.

 Hanya mengambil foto area tertentu saja

Baterai yang digunakan untuk prosedur ini biasanya bertahan selama 8 jam saja. Setelah itu
akan mati dan tidak bisa mengambil foto saluran cerna. Jadi, kalau sudah mati saat berada di
usus kecil, organ lain tidak akan bisa diambil gambarnya.

 Sulit menentukan lokasi abnormalitas

Hasil dari prosedur ini adalah foto yang jumlahnya ada banyak. Kalau ada abnormalitas yang
terekam, kemungkinan besar akan sulit untuk diketahui lokasinya. Jadi, tes lanjutan dengan
metode lain harus dilakukan.

 Ada kemungkinan kapsul tersangkut

Saluran cerna tidak rata dan mulus. Di beberapa bagian ada yang bergelombang, memiliki
luka atau scarring, sampai muncul polip. Permukaan yang tidak rata ini bisa menyebabkan
pergerakan kapsul terganggu, bahkan tersangkut.

 Waktu analisis lama

Satu kali prosedur endoskopi yang dilakukan dengan menggunakan kapsul berkamera ini
cukup panjang. Apalagi gambar yang dihasilkan ada ribuan, cukup sulit bagi dokter untuk
melakukan analisis.

Hasil endoskopi biasanya harus dicek dengan perangkat khusus. Sebanyak ribuan gambar
yang ada di sana akan disatukan dan membentuk video. Akurasi video ini kemungkinan tidak
tinggi karena kecepatan kapsul bergerak berbeda-beda. Biasanya dibutuhkan waktu lebih dari
seminggu untuk melakukan analisis. Apabila ada gangguan di saluran pencernaan, dokter akan
melakukan pemeriksaan ulang dengan cara lain atau langsung melakukan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai