Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Endoskopi gastrointestinal merupakan salah satu teknik dalam ilmu

gastroenterologi hepatologi untuk melihat secara langsung keadaan di dalam

saluran cerna dengan menggunakan alat yang bernama endoskop. Endoskop

digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, bahkan

alat endoskop juga dipakai untuk tindakan terapeutik di saluran cerna. Seiring

dengan waktu, hampir seluruh rumah sakit memiliki endoskopi sebagai suatu

sarana pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis suatu

penyakit dari gangguan saluran cerna.(4) Pemeriksaan endoskopi pada saluran

cerna bagian atas (SCBA) disebut esofago-gastroduodenoskopi (EGD) untuk

mengevaluasi keadaan mukosa saluran cerna atas dan sekitarnya. Beberapa kasus

indikasi pemeriksaan endoskopi yaitu perdarahan SCBA dengan ditemukannya

gejala hematemesis dan melena.(6)

Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop di mana bagian

dari alat yang masuk kedalam organ bagian dalam tubuh (saluran cerna) berbentuk

pipa yang lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-serat optic yang

berfungsi sebagai pemungut gambar serta pembawa cahaya. (Agus Priyanto, 2009

: 13). Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ini merupakan kumpulan serat fibre-

optic yang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glass yang

halus dengan diameter 10 micro meter. Sinar yang berasal dari sumber cahaya

4
5

ditransmisikan melalui refleksi internal secara sempurna sampai kebagian distal

sampai ke obyek yang akan dilihat. Masing-masing fibre-optic masih diliputi

lapisan glass dengan optical density yang lebih rendah sehingga dapat

menghindari kerusakan akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre tapi lapisan

ini tidak menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang

memberikan bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa muncul

pada gambar. Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa yang rigid.(9)

Suatu keuntungan fibreoptic ini adalah sangat fleksible walaupun alat

dalam keadaan membelok maksimal tanpa mengurangi kualitas gambar. Pada

instrumen modern lensa bagian distal yang terfokus pada obyek benar-benar

terfixasi. Kedalaman fokus obyek yang dapat diamati ialah 3mm sampai dengan

10-15cm. Bayangan gambar ini direkonstruksi pada ujung distal alat dan

diteruskan kemata melalui suatu lensa yang dapat diatur menyesuaikan individu

masing-masing.(9)

Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat

ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh,

misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam

pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar

bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya

berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Endoskop

biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang

diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di

sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk


6

dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.(9)

Gambar 2.1 Foto hasil pemeriksaan endoskopi

Pemeriksaan ini sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan

saluran cerna yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa

lesi (terlihat putih atau pucat) yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat

diketahui dengan pemeriksaan endoskopi. Beberapa jenis gangguan yang dapat

dilihat dengan endoskop antara lain : abses, sirosis biliaris, perdarahan, bronkhitis,

kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.

Gambar 2.2 Penggunaan endoskop


7

2.2 Tujuan Endoskopi

Tindakan endoskopi adalah untuk mengamati struktur anatomi dan fisiologi

saluran pencernaaan (traktus digestivus) secara langsung dengan bantuan alat

endoskopi beserta asesorisnya. Pengamatan endoskopi pada saluran cerna bagian

atas dikenal dengan istilah esofago-gastro-duodenoskopi (EGD), sedangkan

endoskopi pada saluran cerna bagian bawah dikenal dengan nama kolonoskopi.(8)

Esofago-gastro-duodenoskopi (EGD) merupakan pemeriksaan di dalam

saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari dengan menggunakan endoskop

serat optic atau EVIS (Elektronik Video Information System). Tujuan dari

pemeriksaan EGD adalah identifikasi kelainan selaput lendir di dalam saluran

kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari. Ketepatan diagnostic EGD berkisar 80-

90%, bahkan bisa mencapai 100% bila dilakukan oleh tenaga yang sudah

berpengalaman. Alat endoskopi EGD umumnya dengan skop frontview (lensa

kamera berada di ujung depan skop). Sedangkan endoskop dengan skop sideview

digunakan untuk ERCP (Endoskopic Retrogade Cholangio Pancreatography) atau

bila harus melihat dan melakukan biopsy (mengambil jaringan dengan

menggunakan jarum) pada kelainan yang terletak di sisi luar saluran (misalnya

kecurigaan tumor, dll.

2.3 Jenis Endoskop

Jenis-jenisnya cukup banyak karena saluran dalam tubuh manusia juga

beragam. Beberapa diantaranya jenis endoskop adalah :


8

a) Endoskop kaku (rigidscope)

b) Endoskop lentur (fiberscope)

c) Video endoscope (evis scope)


9

d) Endoskop kapsul (capsul endoscope)


10

2.4 Manfaat Endoskopi

a. Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam saluran cerna (apakah ada

luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dll).

b) Dapat digunakan untuk mengambil contoh jaringan bagian dalam

(biopsy) guna pemeriksaan.

Endoskop tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk

melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lainlain.

Selain itu, endoskop juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika

dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya.

2.5 Bagian-bagian pada endoskop (endoscope)

a. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam

tubuh melalui mulut,hidung,anus.

b. Terdiri dari 2 buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya.

Sedangkan, serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang

ditangkap oleh kamera.

Gambar 2.3 Bagian-bagian endoskop


11

Endoskop memiliki tiga sistem utama, yaitu sistem pemrosesan gambar,

sistem penghantaran cahaya, dan sistem mekanik.(10) Sistem penghantaran cahaya

pada endoskop rigid dilakukan oleh mesin sumber cahaya sedangkan sistem

pemrosesan gambar dilakukan oleh Camera Control Unit (CCU), endoscope

adapter, camera head, dan monitor. Berbeda dengan endoskop rigid, sistem

penghantaran cahaya dan sistem pemrosesan gambar pada endoskop fleskibel

dilakukan sekaligus oleh Camera Control Unit (CCU) sedangkan endoscope

adapter dan camera head langsung terpasang permanen pada endoskop. Gambar

atau video yang diambil kemudian akan ditampilkan ke dalam monitor dan dapat

disimpan di dalam CPU dengan menghubungkan CPU dan CCU dengan bantuan

perangkat lunak khusus.(11) Sistem mekanik endoskop merupakan sistem yang

berfungsi untuk memasukan scope untuk mengambil gambar pada organ tertentu.

Fungsi mekanik dilakukan oleh light guide pludge, umbilical cord, control

section, dan insertion tube/scope.

2.5.1 Struktur dan Fungsi Bagian Endoskop Fleksibel

Komponen endoskop fleksibel terbagi atas komponen eksternal dan

komponen internal. Komponen eksternal endoskop fleksibel terdiri atas light

guide plug, umbilical cord, control section, dan insertion tube (scope) sedangkan

komponen internal terdiri atas angulation system, air and water system, image

system, dan electrical system. Gambar anatomi endoskop fleksibel ditunjukkan

pada Gambar 2.4.(13)


12

Gambar 2. Anatomi Endoskop Fleksibel (Barthel et al. 2005)

Light Guide Plug merupakan bagian ujung umbilical cord yang berfungsi

sebagai penghubung endoskop dengan sumber cahaya, air, dan udara. Bagian ini

memiliki terminal yang tidak tahan terhadap air sehingga harus ditutup saat

dibersihkan. Light guide plug dihubungkan dengan control section melalui

umbilical cable/umbilical cord. Umbilical cord merupakan sekumpulan serabut

inkoheren yang mentransmisikan cahaya dari light guide plug ke control section.

Bagian ini meneruskan udara dan air dari air and water container ke control

section. Control section merupakan bagian endoskop yang berfungsi mengatur

pergerakan insertion tube dan fungsi-fungsi lainnya. Pada bagian ini, terdapat

angulation control knobs dan breaking lever yang berfungsi memanipulasi ujung

insertion tube serta air and water valve yang berfungsi mengatur insuflasi air dan
13

udara. Control section juga dilengkapi dengan operating channel sebagai pintu

untuk memasukan peralatan tambahan seperti biopsy forceps, aspiration needle,

dan lain lain. Di bagian atas control section terdapat eyepiece yang dapat

dihubungkan dengan monitor untuk menampilkan gambar organ yang diamati.

Insertion tube merupakan bagian endoskop yang dimasukan ke dalam tubuh

hewan. Pada ujung distal insertion tube terdapat distal tip yang menjadi ujung dari

endoskop. Distal tip memiliki microelectronic charge coupled device (CCD) yang

berfungsi menangkap dan mentransmisikan gambar serta pintu gerbang dari air

and water nozzle, objective lense, iluminating lenses, dan operating channel.(12)

Angulation system merupakan sistem yang mengatur pergerakan ujung

endoskop/ distal tip melalui angulation control knobs pada control section. Sistem

ini terdiri atas control mechanism, coil pipes, dan bending section. Control

mechanism berupa kawat yang berjalan di sepanjang insertion tube yang

menghubungkan distal tip dengan angulation control knobs, sehingga

memungkinkan menggerakan distal tip ketika angulation control knobs diputar.

Control mechanism juga memiliki sistem pengunci sehingga dapat memfiksir

insertion tube agar tidak bergerak lagi. Coil pipes merupakan pegas yang

menempel pada dinding dalam insertion tube yang melindungi dari gesekan kawat

control mechanism, sedangkan bending section merupakan serangkaian metal

yang menjadi engsel pada distal tip. Dengan adanya bending section, distal tip

dapat membelok mengikuti arah angulation control knobs.(12,13)

Air and water system merupakan sistem yang mengatur insuflasi udara dan

air dari pompa ke light guide plug menuju distal tip. Ketika air and water valve
14

setengah ditutup udara masuk ke dalam tubuh akan tetapi apabila katup tersebut

ditutup penuh air yang akan masuk ke dalam tubuh. Imaging system endoskop

merupakan sistem yang mengatur pengambilan gambar organ tubuh yang diamati.

Sistem ini terdiri atas sistem pencahayaan, sistem lensa, dan sistem pengambil

gambar baik melalui serabut optik ataupun CCD. Electronical system terdiri atas

automatic brightness system dan switches yang berperan mengatur tingkat

pencahayaan gambar secara otomatis serta mengatur fungsi tambahan dari

endoskop.(12,13)

2.6 Endoskopi Bagian Atas

Esophagogastroduodenoscopy atau sering disingkat endoscopy adalah

suatu prosedur untuk melihat bagian dalam tubuh dengan menggunakan

instrument endoscope yang bertujuan untuk memeriksa kondisi kesehatan saluran

pencernaan atas meliputi kerongkongan, lambung, dan duodenum (NDDIC,

2009). Esofagogastroduodenoskopi (EGD) dapat melihat permukaan mukosa

esofagus, lambung, dan duodenum proksimal dengan baik. Diagnostik secara

standar meliputi inspeksi, biopsi, fotografi dan rekaman video. Observasi dari

diagnosis tersebut, dibuat untuk mengetahui lesi jinak ataupun ganas, perubahan

mukosa secara diffuse, obstruksi luminal, motilitas dan penekanan ekstrinsik oleh

struktur yang saling menyambung. Prosedur endoskopi terapetik yang paling

sering dikerjakan antara lain polipektomi, dilatasi striktur, penempatan stent,

pengambilan benda asing, gastrotomi, terapi dari perdarahan saluran cerna melalui

injeksi, koagulasi, skleroterapi, dan terapi endoskopi metaplasia intestinal.(14)


15

2.6.1 Indikasi Spesifik

A. Timbul gejala abdomen bagian atas yang menetap meskipun telah

diterapi.

B. Timbul gejala abdomen yang berhubungan dengan gejala atau tanda

lain dari struktur penyakit contohnya anorexia dan kehilangan berat badan

atau gejala terjadi pada pasien tua diatas 50 tahun.

C. Dysphagia atau odynophagia.

D. Gejala reflux esophagus yang persisten atau berulang meskipun dengan

terapi.

E. Vomiting Persisten tanpa penyebab yang jelas.

F. Penyakit patologi lain pada upper GIT misal pasien dengan riwayat

ulcer atau perdarahan GIT yang direncanakan transplantasi organ.

Pemberian antikoagulasi jangka panjang atau terapi obat nonsteroid anti

inflamasi untuk arthritis dan kanker kepala dan leher.

G. Sindrom adenomatous polyposis familial.

H. Untuk konfirmasi dan diagnosis Radiologi yang spesifik, seperrti :

1. Suspect lesi neoplastik

2. Ulcus gaster atau esofagus

3. Obstruksi atau striktur tractus bagian atas

I. Perdarahan GIT :

1. Pada pasien dengan perdarahan aktif atau berulang.


16

2. Pada pasien yang kehilangan darah yang banyak dan anemia

defisiensi besi yang klinisnya menunjukkan sumber perdarahan

dari GIT bagian atas atau ketika colonoscopy tidak jelas.

J. Ada indikasi pengambilan sample jaringan atau cairan.

K. Beberapa pasien dengan suspect porta hipertensi / pengobatan varises

esophagus.

L. Untuk menilai adanya injury akut setelah ingesti caustic ( bahan soda

yang dapat membakar kulit ).

M. Untuk menilai diare pada pasien dengan suspect penyakit pada usus

kecil (celiac disease).

N. Pengobatan perdarahan seperti ulcus, tumor, abnormal vaskuler (contoh

: elektrokoagulasi, heater probe, laser photocoagulation atau terapi injeksi)

O. Pengambilan benda asing.

P. Pengambilan beberapa lesi.

Q. Menempatkan tabung feeding / tabung drainase ( contoh : endoscopy

gastrotomy peroral dan percutaneous, endoscopy gastrotomy

percutaneous).

R. Dilatasi lesi stenotic (contoh : dengan transendoscopic balloon dilator

atau sistem dilatasi menggunakan guidewires).

S. Management achalasia (contoh : toxin botulinum, dilatasi balloon)

T. Pengobatan paliatif untuk stenosis neoplasma (contoh : laser, multipolar

electrocoagulation, penggunaan stent).


17

U. Terapi endoskopi dari intestinal metaplasia.

V. Evaluasi intraoperative rekonstruksi anatomi dari pembedahan foregut

modern (contoh : evaluasi dari kebocoran anastomosis , pembentukan

fundoplication , konfigurasi selama pembedahan bariatric)

W. Management komplikasi operasi(contoh: dilatasi dari striktur

anastomosis, fistula).

2.6.2 EGD secara umum tidak diindikasikan untuk evaluasi :

A. Gejala fungsi awal (ada perkecualian dimana pemeriksaan endoscopy

dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik, terutama jika

gejalanya tidak merespon terapi atau gejala yang terjadi secara berulang

dan berbeda dengan gejala awal).

B. Metastatic Adenomacarcinoma primernya tidak diketahui asalnya

meskipun terapi tidak akan merubah menejemen pengobatan.

C. Pada radiografi didapatkan:

1. Asimtomatik atau uncomplicated sliding hiatal hernia

2. Uncomplicated duodenal ulcer yang respon terhadap terapi.

3. Tidak ada gejala pada Duodenal bulb atau respon adekuat pada

terapi ulcer.

2.6.3 Indikasi sekuensial atau EGD

A. Surveilans penderita dengan keganasan atau pre malignant (seperti

Barrett’s esophagus , Syndrome polyposis , Gastric Adenoma, tylosis atau

menelan soda sebelumnya).(14)


18

2.6.4 Laringoskopi

Laringoskopi merupakan pemeriksaan endoskopi yang dilakukan untuk

memeriksa struktur anatomi laring dan pergerakan laring untuk mengevaluasi

fungsi laring. Laring merupakan susunan tulang rawan yang menjadi pintu masuk

menuju trakhea. Organ tersebut terdiri atas susunan tulang rawan yaitu Cartilago

thyroidea, Cartilago cricoidea, dan Cartilago arytenoidea. Cartilago thyroidea

merupakan tulang rawan terbesar yang terletak pada bagian ventral laring. Pada

manusia cartilago ini disebut juga dengan jakun. Di sebelah caudal Cartilago

thyroidea terletak Cartilago cricoidea yang berbentuk seperti lingkaran,

sedangkan di sebelah dorsal Cartilago cricoidea terletak cartilago yang ketiga

yaitu Cartilago arytenoidea. Laring juga dilengkapi dengan glotis dan epiglotis

yang berfungsi untuk mencegah masuknya makanan ke dalam trakhea saat

menelan.(15)

2.6.5 Esofagoskopi

Esofagoskopi adalah pemeriksaan endoskopi yang dilakukan untuk

mengevaluasi lumen dan mukosa esofagus. Esofagus merupakan otot yang

berbentuk pipa panjang yang mengantarkan bolus makanan dari rongga mulut ke

lambung dengan gerakan peristaltik. Sepertiga atas esofagus merupakan otot lurik

yang tertutup oleh jaringan submukosa yang tebal dan jaringan ikat. Bagian

bawah esofagus merupakan otot polos yang semakin menebal dan berinteraksi

terhadap faktor neurogenik dan hormon.(16) Berdasarkan letaknya, esofagus dibagi

menjadi tiga bagian yaitu esofagus cervicalis, esofagus thoracalis, dan esofagus

abdominalis. Pemeriksaan esofagoskopi dilakukan untuk mengevaluasi manusia


19

yang menunjukkan gejala gangguan esofagus seperti regurgitasi, dysphagia,

odynophagia, dan hipersalivasi. Esofagoskopi juga dapat dilakukan pada manusia

yang dicurigai menelan benda yang berpotensi menjadi benda asing dalam

esofagus. Umumnya, endoskopi menjadi alternatif lain setelah diagnosa

penunjang yang lain seperti radiografi dan USG telah dilakukan namun penyebab

penyakit belum dapat ditentukan.(17)

2.6.6 Gastroskopi

Gastroskopi merupakan pemeriksaan endoskopi yang dilakukan untuk

memeriksa lambung. Pemeriksaan gastroskopi diindikasikan untuk penyakit

lambung seperti chronic gastritis, gastric erosions, gastrict foreign bodies, dan

gastrict motility disorders. Lambung merupakan tempat terjadinya pencernaan

makanan secara kimiawi. Lambung dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian

proksimal dan distal lambung. Lambung bagian proksimal kemudian dibagi

kembali menjadi tiga bagian yaitu cardia, fundus, dan corpus. Cardia merupakan

bagian yang tipis yang berada dekat dengan esofagus sedangkan fundus terletak di

sebelah kiri lambung dan di sebelah cranial corpus lambung. Corpus lambung

merupakan bagian terbesar dari lambung yang menghubungkan fundus dengan

pylorus. Keseluruhan bagian lambung proksimal berfungsi untuk menghasilkan

sekresi cairan lambung. Lambung distal terdiri atas antrum pylorus, canal

pylorus, dan spincter pylorus. Lambung distal berfungsi menggiling dan

membantu pengosongan lambung.(18)


20

2.7 Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Endoskopi

1. Keunggulan dari penggunaan endoskop

• Dapat melakukan operasi tanpa melakukan pembedahan,missal

pengangkatan jaringan tumor,

• Dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya

lebih murah dan efisien

• Dapat melakukan diagnostik yang cukup akurat

• Dapat mendeteksi adanya infeksi, bisul, tumor, radang, dll.

• Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak.

2. Kelemahan dari penggunaan endoskop

• Kemungkinan terjadi sakit tenggorokan atau terjadi

pembengkakan.(9)

Anda mungkin juga menyukai