Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

BRONKIEKTASIS

RISKI AMELYA
130611030

PEMBIMBING:
dr.Indra Buana Sp.P

DEPARTEMEN ILMU PULMONOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Bronkiektasis merupakan pelebaran dan distorsi bronkus ukuran sedang (diameter jalan nafas >2

mm) yang bersifat permanen dan irreversibel. Dilatasi bronkus sering berhubungan dengan

pneumonia akut dan dengan beberapa tipe atelektasis, tetapi pada pneumonia atau atelektasis,

dilatasi akan sembuh sendiri (90% dalam 3 bulan).

2
Gothi dkk pada tahun 2007
Indonesia merupakan negara menemukan dari 268 pasien
terbesar keempat di dunia di pusat kesehatan tersier di
WHO 2012 yang memiliki penderita TB India, 13% diantaranya
setelah India, China dan menderita bronkiektasis, dan
Afrika Selatan. 78% diantaranya adalah
pasien post-tuberkulosis.

3
◦ Angka kejadian dari bronkiektasis tidak diketahui secara pasti. Insidensi bronkiektasis di negara-negara

barat diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi. Insidensi bronkiektasis cenderung menurun terutama

di negara-negara maju di dunia karena kemajuan pengobatan antibiotika, terapi dan imunisasi terhadap

tuberkulosis (TB), pertusis dan campak.

◦ Prevalensi bronkiektasis dilaporkan semakin meningkat di Amerika Serikat. Seitz dkk melaporkan prevalensi

bronkiektasis meningkat setiap tahun mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 dengan kenaikan

sebesar 8,74%, dengan puncaknya usia 80-84 tahun, lebih banyak dijumpai pada wanita, dan ras asia.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
BRONKIEKTASIS
Bronkus merupakan bagian dari traktus trakeobronkial, yaitu suatu struktur
yang dimulai dari trakea kemudian berlanjut menjadi bronkus dan
bronkiolus. Trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri dengan
bronkus kanan lebih lebar, pendek, serta lebih vertikal daripada bronkus kiri.

Bronkus utama kanan akan bercabang menjadi tiga lobus, yaitu lobus kanan
atas, lobus kanan tengah, dan lobus kanan bawah. Bronkus utama kiri
terbagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kiri atas dan lobus kiri bawah. Setiap
lobus bronkus akan menghantarkan udara ke lobus paru yang spesifik

6
DEFINISI BRONKIEKTASIS
◦ Bronkiektasis adalah kelainan kronik yang ditandai dengan dilatasi bronkus secara permanen, disertai

proses inflamasi pada dinding bronkus dan parenkim paru sekitarnya. Manifestasi klinis primer

bronkiektasis adalah terjadinya infeksi yang berulang, kronis, atau refrakter, dengan gejala sisa yang

terjadi adalah batuk darah, obstruksi saluran napas kronis, dan gangguan bernapas secara progresif.

Bronkiektasis ditandai dengan adanya dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis

dan berjalan kronik, persisten atau irrevesibel. Kelainan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-

perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen elastis, otot polos bronkus, tulang rawan dan

pembuluh-pembuluh darah. Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus ukuran sedang (medium

size), sedangkan bronkus besar umumnya jarang.

7
Silindris/tubular Varikosa Kistik/Sakular

8
Kongenital
• Genetik
• Pertumbuhan
Didapat
• Infeksi
• Obstruksi bronkus
9
EPIDEMIOLOGI
◦ Prevalensi bronkiektasis lebih tinggi pada penduduk dengan golongan

sosioekonomi yang rendah. Bronkiektasis umumnya terjadi pada penderita

dengan umur rata-rata 39 tahun, terbanyak pada usia 60 – 80 tahun. Sebab

kematian yang terbanyak pada bronkiektasis adalah karena gagal napas. Lebih

sering terjadi pada perempuan, dan yang bukan perokok.

10
11
BATUK KRONIK
PRODUKTIF

12
• Crackles (70 %), Wheezing (34 %), dan Rhonki (44 %)
Pemeriksaan
Fisik

• Spirometri
Pemeriksaan • Radiologi (Rontgen Thorax,Bronkografi,CT-Scan Thorax)
Penunjang

• Hemoglobin dapat rendah sehubungan dengan anemia pada penyakit kronik.


Pemeriksaan • Peningkatan sel darah putih mengindikasikan keberadaan infeksi akut.
Darah Rutin

• Spirometri memperlihatkan gambaran keterbatasan aliran napas dengan penurunan FEV1 dan penurunan rasio FEV1/FVC,
namun pada beberapa pasien dapat ditemukan gambaran spirometri normal. FVC dapat normal atau sedikit menurun
Pemeriksaan mengindikasikan suatu impaksi mukus. Hipereaktivitas bronkus juga dilaporkan didapatkan pada penderita bronkiektasis.
Fungsi Paru

• Staphylococcus aureus, Moraxella catarrhalis,dan Pseudomonas aeruginosa.


Pemeriksaan
Mikrobiologi

13
Pada CT resolusi tinggi menunjukan
dilatasi saluran napas pada kedua
lobus dan lingula. Pada potongan
melintang, dilatasi saluran napas
menunjukan ringlike appearance.

14
PENATALAKSANAAN
◦ Identifikasi keadaan eksaserbasi akut dan penggunaan antibiotik,
mengendalikan pertumbuhan mikroba, terapi terhadap kondisi
yang mendasarinya, mengurangi respons inflamasi yang
berlebihan, peningkatan higienitas bronkial, mengontrol
perdarahan bronkial, terapi bedah untuk menghilangkan segmen
paru atau lobus paru yang mengalami kerusakan hebat yang
dapat menjadi sumber infeksi atau perdarahan.
15
PROGNOSIS
◦ Pemilihan pengobatan secara tepat (konservatif atau
pembedahan) dapat memperbaiki prognosis penyakit. Pada
kasus yang berat dan tidak diobati, prognosisnya buruk,
survivalnya tidak akan lebih dari 5-15 tahun. Kematian pasien
tersebut biasanya karena pneumonia, empiema, payah jantung
kanan, hemoptisis dan lain-lain. Pada kasus-kasus tanpa
komplikasi bronkitis kronik berat dan difus biasanya
disabilitasnya ringan. 16

Anda mungkin juga menyukai