Oleh:
Riski Amelya
Pembimbing
dr. Dicky, Sp.An
DEPARTEMEN ANESTESI DAN REANIMASI
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2019
BAB1. PENDAHULUAN
Anestesi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “An” yang berarti “tidak, tanpa” dan “aesthesos” yang
berarti “persepsi, kemampuan untuk merasa”. Secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan
rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit pada tubuh. Istilah Anestesia digunakan pertama kali oleh Oliver Wendell Holmes (1809-1894)
yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena anestesi adalah
03/10/2020 2
3 03/10/2020
REGIONAL UMUM
• Fraktur (patah tulang) pada ujung distal fibula dan tibia
ankle dekstra.
03/10/2020 4
2.1 Identitas Pasien
BAB2
Nama : Ny. HA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
Agama
: 21 tahun
: Islam
LAPORAN KASUS
Status perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Dewantara, Aceh Utara.
No. RM : 481228
Ruangan : Bedah
TMRS : 28 Agustus 2019
2.2 Anamnesis
1. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan terdapat fraktur nonunion ar ankle dekstra.
2. Keluhan Tambahan
Terasa nyeri pada lokasi fraktur.
03/10/2020 5
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan terdapat fraktur non union ar ankle dekstra.
Fraktur tersebut sudah terjadi sejak 3 bulan yang lalu. Pasien mengaku 3 bulan yang lalu
terjadi kecelakaan lalu lintas tunggal yang mengakibatkan terjadinya fraktur pada os
fibula dan ankle dekstra. Kejadian tersebut terjadi ketika pasien sedang mengendarai
motor dengan kecepatan 60 km/jam dan dari arah depan pasien terdapat mobil yang
berhenti mendadak, pasien menghindari mobil tersebut sehingga mengakibatkan
pasien terjatuh. Pasien mengaku jatuh terlempar, jarak terlempar dan mekanisme jatuh
pasien tidak mengingatnya. Beberapa hari post kecelakaan tersebut, pasien telah
mendapatkan penanganan ORIF untuk fraktur ar fibula dekstra, namun untuk fraktur
ankle tidak dapat ditatalaksana akibat terdapat luka sehingga dokter menunda sampai
lukanya sembuh. Nyeri kepala setelah kejadian ini disangkal, mual (+), muntah (+).
03/10/2020 6
4. Riwayat Penyakit Dahulu
03/10/2020 7
2.3 Objektif
1. Status Generalis
TD 110/70 mmHg
Suhu 36,4oC
Berat badan 54 kg
Status Gizi
Tinggi badan 156 cm
03/10/2020 8
Kepala Normosefali, edema (-), scar (-) rambut tidak mudah dicabut
Wajah Edema (-), kulit kuning langsat
Mata Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), palpebra edema (-/-)
Paru
Inspeksi: normochest, simetris, jejas (-), scar (-)
Palpasi : stem fremitus (normal/normal)
Perkusi: sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi: SP: vesikuler, ST: (-)
Thoraks
Jantung
Inspeksi: Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi: Tidak ada thrill
Perkusi: DBN
Auskultasi: DBN
03/10/2020 11
• 2.4 Assesment
Fraktur Ankle Nonunion ar Dekstra
2.7 Rencana Anestesi:
• 2.5 Penggolongan Status Fisik
Pasien Menurut ASA Spinal Anestesi
Induksi : Bupivacain
ASA II
• 2.6 Rencana Pembedahan
2.8 Kesimpulan
ORIF
Pasien perempuan usia 21 tahun dengan status fisik ASA
II. Pasien akan dilakukan ORIF dengan rencana spinal
anestesi/
• 2.9Laporan Anestesi
• Di Ruang Persiapan
• Pre Operatif • Memakai pakaian operasi yang telah disediakan di
ruang persiapan.
• Persiapan Pasien • Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan ::
TD=(110/70 mmHg), nadi= 76x/menit, suhu=36,4
28 Agustus 2019 0
C, RR=20x/menit
• Di Ruang Bedah
• Co spesialis anestesi • Persiapan alat anestesi umum:
• Informed consent: • Monitor
• Surat persetujuan operasi • Sphygmomanometer
• tidak makan dan minum sejak siang • Pulse Oxymetri
pukul 00.00 WIB.
Anatomi
Tulang
Kaki dan
Ankle
03/10/2020 18
Definisi Klasifikasi - ETIOLOGI
fraktur
F
- KLINIS
Fraktur adalah terputusnya
atau hilangnya kontinuitas - RADIOLOGIS
tulang, tulang rawan sendi,
tulang rawan epifisis, baik yang
bersifat total maupun parsial.
03/10/2020 19
DIAGNOSIS Prinsip - Recognition
FRAKTUR Pengobatan
- Reduction
- ANAMNESIS
- PEMERIKSAAN FISIK - Retention
-PEMERIKSAANPENUNJANG
(Neurologis dan Radiologi) - Rehabilitation
03/10/2020 20
2. Spinal Anestesi SAB
DEFINISI Indikasi
Anestesi blok subaraknoid atau biasa disebut
anestesi spinal adalah tindakan anestesi
Ra-Sab
dengan memasukan obat analgetik ke dalam
ruang subaraknoid di daerah vertebra 1. Transurethral prostatectomy
lumbalis yang kemudian akan terjadi Hysterectomy
2. Caesarean section (T6)
hambatan rangsang sensoris mulai
3. Semua prosedur yang
darivertebra thorakal 4. melibatkan ekstrimitas bagian
bawah
4. Prosedur yang melibatkan
pelvis dan perianaL
03/10/2020 21
KONTRAINDIKASI
• Pasien menolak
Komplikasi
• Deformitas pada lokasi injeksi • Nyeri tempat suntikan, Nyeri
punggung
• Hipovolemia berat
• Nyeri kepala karena kebocoran
• Sedang dalam terapi antikoagulan likuor
• Cardiac ouput yang terbatas; • Retensio urine
seperti stenosis aorta
• Meningitis
• Peningkatan tekanan intracranial.
03/10/2020 22
Teknik Anastesi
03/10/2020 23
• Penilaian Preoperatif
• Tatalaksana evaluasi
Preoperatif (anamnesis, pemeriksaan
fisik, penunjang dan
konsul, tentuin prognosis
ASA )
• Masukan oral
Persiapan • Terapi Cairan
Preoperatif2 • Premedikasi
MANAJEMEN
ANESTESI
• Persiapan Pasien
Durante • Pemakaian Obat Anestesi
Operasi • Terapi Cairan
• Monitoring
03/10/2020 24
Tabel 2.3 Klasifikasi ASA
ASA 1 pasien penyakit bedah tanpa disertai penyakit sistemik.
ASA 2 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik ringan
sampai sedang
ASA 3 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat
yang disebabkan karena berbagai penyebab tetapi tidak mengancam
nyawa.
ASA 4 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat
yang secara langsung mengancam kehidupannya.
ASA 5 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat
yang sudah tidak mungkin ditolong lagi, dioperasi ataupun tidak dalam24
jam pasien meninggal.
ASA 6 pasien mati batang otak yang akan menjalani transplantasi organ untuk
donor.
E Jika prosedur merupakan prosedur emergensi, maka status pemeriksaan
diikuti “E” (Misal, “2E”)
03/10/2020 25
PERSIAPAN ANESTESI SPINAL
03/10/2020 26
Posisi melakukan anestesi spinal
03/10/2020 27
TERAPI CAIRAN PEMBEDAHAN
03/10/2020 28
Obat Anestesi
Lidokain
• 1 ampul = 100 mg/5ml.
• Dosis pada lidokain 1-1,5 mg/kgBB iv.
• Indikasi: ekstrasistol ventrikel, aritmia ventricular, fibrilasi ventrikel residif.
• Kontraindikasi: blok derajat tinggi, gangguan irama, bradikardi, gagal
jantung dekompensasi
• Efek samping: pada dosis berlebih dapat terjadi gangguan saraf pusat ,
antara lain: kejang, blok AV, bradikardi, penurunan tekanan darah.
Fentanyl
• Indikasi: anestesia pembedahan
• 1 ml= 50 mcg
• Dosis: dosis 1-3 mcg/kgBB analgesinya kira-kira berlangsung 30 menit.
Dosis besar 50-150 mcg/kgBB digunakan untuk induksi anestesia dan
pemeliharaan anestesia dengan kombinasi bensodiazepin dan anestetik
inhalasi dosis rendah, pada bedah jantung.
• Efek samping: kekakuan otot punggung. Dosis besar dapat mencegah
peningkatan kadar gula, katekolamin plasma, ADH, renin, aldosteron dan
kortisol. Efek depresi napasnya lebih lama dibanding efek analgesinya
Bunascan(Bupivacaine)
• Indikasi: anestesi spinal untuk operasi abdomen, urologi dan tungkai bawah.
• Anestesi spinal pada orang dewasa 7,5- 20 mg
• Kontraindikasi: meningitis, tumor, polio mielitis, perdarahan kranial, TBC
aktif, septikemia, anemia pernisiosa, infeksi piogenik pada kulit /ptempat
injeksi, syok kardiogenik /hipovolemik, gangguan koagulasi darah atau
sedang menjalani terapi dengan antikoagulan.
• Perhatian: gangguan fungsi ginjal, hati dan kardiovaskular, hamil dan laktasi.
• Efek samping: hipotensi, bradikardi, dakit kepala pasca anestesi spinal
Midazolam
• Induksi tidur jangka pendek untuk premedikasi, induksi dan
pemeliharaan anestesi. Efek obat timbul dalam 2 menit setelah
penyuntikan.
• Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikan dengan umur
dan keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. pada orang tua dan pasien
lemah dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB.
• Efek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah arteri, denyut nadi
dan pernafasan, umumnya hanya sedikit
Ketorolac (NSAID),
• Dosis: inj IM/IV bolus. IV bolus diberikan dalam 15 menit.
• Kontraindikasi: hipersensitif terhadap aspirin atau AINS lain, riwayat tukak
peptik atau perdarahan GI, sindrom polip nasal angioedema, bronkospasme,
hipovolemia, gagal ginjal, asma, perdarahan serebrovaskular, diatesis
hemoragik, hemostasis inkomplit, risiko tinggi perdarahan, sindrom
Stevens-Johnson atau lesi vesikulobulosa , hamil, laktasi, anak <18 tahun.
• Perhatian: riwayat perdarahan GI, tukak peptik, gangguan ginjal atau hati,
perdarahan, gangguan pembekuan darah, retensi cairan(edema)
• Efek samping: diare, disepsia, nyeri GI, mual, sakit kepala, mengantuk,
pusing, konvulsi, asma, dispnea, pruritus, urtikaria, vasodilatasi, pucat
Ondansentron
• mencegah mual dan muntah sesudah kemoterapi, bedah dan
radioterapi.
• Dosis: pencegahan mual dan muntah pasca op, awal 8mg 1 jam sebelum
anestesi, diikuti pemberian 2 dosis 8 mg tiap 8 jam. Pengobatan mual
dan muntah pasca oop 4 mg IM sebagai dosis tunggal atau inj IV lambat.
• Efek samping: sakit kepala, rasa panas, hangat pada kepala dan
epigastrium,konstipasi, reaksi hipersensitivitas, penglihatan kabur,
pusing
KOMPLIKASI TINDAKAN SPINAL ANESTESI
TRAUMA
GANGGUAN
HIPOTENSI BRADIKARDI HIPOVENTILASI PEMBULUH TRAUMA SARAF MUAL MUNTAH SPINAL TOTAL
PENDENGARAN
SARAF
03/10/2020 36
BAB 4 PEMBAHASAN
37 03/10/2020
BAB 4 PEMBAHASAN
38 03/10/2020
BAB 4 PEMBAHASAN
39 03/10/2020
BAB 4 PEMBAHASAN
Pre operatif Durante Operatif
• Penguapan:
• Kebutuhan cairan untuk • 10 x BB = 10 x 54 = 540 cc
• Perdarahan:
pengganti puasa 9 jam:
• Estimate Blood Volume (EBV)
• Kebutuhan cairan per jam x
dari pasien ini ialah:
waktu puasa selama 9 jam
• 70 cc x BB = 70 cc x 54 kg =
• = (90-112,5 cc) x 9 jam
3.780 cc
• = 810-1008 cc • Perdarahan yang terjadi
• Sebelum operasi pasien selama operasi sebanyak 5
diberikan resusitasi cairan RL • 20 cc sehingga Estimate Blood
500 cc. Sehingga kebutuhan
Lost (EBL) dari pasien ini:
cairan pasien sebelum operasi
• EBL: 520 / 3.780 cc x 100% =
belum terpenuhi dengan
pemberian cairan tersebut. 13,75 %
40 03/10/2020
• Pada pasien ini perdarahan yang terjadi dapat digantikan dengan
cairan kristaloid sebanyak 2 - 4x dari jumlah perdarahan. Kebutuhan
cairan sebagai pengganti perdarahan ialah:
• (2 x 520 cc) s/d (4 x 520cc) = 1.040 cc s/d 2.080 cc
• Jadi, total kebutuhan cairan durante operasi ialah penguapan +
pengganti perdarahan yaitu:
• (700 + 1.040) s/d (700+2.080) = 1.740 cc s/d 2780 cc
• Saat operasi berjalan pasien diberikan resusitasi cairan RL 2000 cc.
Sehingga kebutuhan cairan pasien saat operasi sudah terpenuhi
dengan pemberian cairan tersebut
03/10/2020 41
POST OPERATIF
• Kebutuhan cairan per jam: 54 kg x 1-2 cc/kgbb/jam = 54-108
cc / jam
• Kebutuhan cairan per 24 jam: 1.296 cc – 2.592 cc
03/10/2020 42
Terima kasih