TINJAUAN PUSTAKA
dibagi menjadi 4 kelompok umur yaitu neonatus (umur 1-28 hari), bayi (sampai 1
2
tahun), anak pra sekolah (2-5 tahun), dan anak usia sekolah (6-14 tahun). Anestesi
pada pasien pediatrik memerlukan perhatian dan kebutuhan khusus dimana anak-
anak bukan merupakan miniatur dari orang dewasa namun merupakan kelompok
individu yang mempunyai anatomi, fisiologi, psikologi dan biokimia yang berbeda
3
dari orang dewasa. Kebutuhan dan karakteristik juga berbeda pada masing-masing
kelompok umur pasien pediatrik. Ditambah lagi pasien pediatrik mempunyai risiko
Masa neonatus dan bayi adalah masa dimana terjadi perubahan yang sangat
besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua sistem. Sistem respirasi, sirkulasi, dan ekskresi
penting untuk anestesi pada kelompok umur ini. Begitu pula dengan kelompok anak
pra sekolah dan anak usia sekolah dimana secara anatomi, fisiologi, psikologi, dan
biokimia yang berbeda dari orang dewasa. Kelompok ini cenderung memerlukan
3,4,5
pendekartan-pendekatan psikologis yang berbeda sekali dengan orang dewasa.
3
4
Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
Secara anatomi jalur nafas neonatus dan bayi lebih rentan tersumbat daripada
3,4
orang dewasa. Diameter dari lubang hidung, orofaring, dan trakea relatif lebih kecil
pada anak-anak daripada orang dewasa. Diameter tersempit terdapat didaerah cricoid,
berbeda dengan orang dewasa dimana tersempit pada daerah epiglottis. Perbedaan ini
membuat pernafasan lebih mudah tersumbat oleh edema mukosa yang dapat
4,5
disebabkan oleh inflamasi ataupun iritasi dan dapat bersifat fatal. Produksi mukosa
pada neonatus dan bayi juga lebih banyak daripada orang dewasa, sehingga membuat
5
jalur pernafasan lebih mudah tersumbat. Lidah pada neonatus dan bayi juga relatif
Pada neonatus dan bayi ukuran epiglottis lebih besar, berbentuk U, dan lebih
3,4
terkulai. Hal ini membuat terkadang pengangkatan epiglottis diperlukan untuk
visualisasi pada proses intubasi. Ukuran tonsil dan adenoid juga harus diperhatikan
neonatus hanya dapat bernafas melalui hidung sampai berumur 5 bulan, sehingga
5
pemasangan pipa naso-gastrik dapat membahayakan pernafasan. Hampir sama
dengan neonatus dan bayi, pada kelompok anak-anak juga mempunyai lidah yang
lebih besar, laring yang letaknya lebih anterior, epiglottis yang lebih panjang, serta
5
leher dan trakea yang lebih pendek daripada dewasa membuat membuat seorang
6
anestesi lebih berhati-hati.
oleh thoraks pada neonatus berukuran kecil dan iga horizontal, otot-otot pernafasan
pada neonatus belum berkembang dengan baik, diafragma terdorong keatas oleh isi
perut yang besar. Dengan demikian kemampuan dalam memelihara tekanan negatif
kadang tekaanan negatif dapat timbul dalam lambung pada waktu proses inspirasi,
sehingga udara atau gas anestesi mudah terhirup ke dalam lambung. Pada bayi yang
pipa lambung.Pada neonatus juga ditemukan pola nafas periodik dimana ada -
5
periode dimana nafas berhenti sebentar selama kurang dari 10 detik. Hal ini harus
bradikardi. Pada anak yang lebih besar, pola pernafasan sudah hampir sama dengan
orang dewasa namum frekuensi lebih cepat karena berhubungna dengan tingkat
elemen elastis paru atau surfaktan, maka akan menurunkan FRC (Functional
6
3,4
Residual Capacity) sementara volume tidalnya relatif tetap (7 mL/kgBB). Untuk
meningkatkan ventilasi alveolar dicapai dengan cara menaikkan frekuensi nafas (40-
6
60 kali/menit), karena itu neonatus mudah sekali gagal nafas. Peningkatan frekuensi
nafas juga dapat akibat dari tingkat metabolisme pada neonatus yang relative tinggi,
sehingga kebutuhan oksigen juga tinggi, dua kali dari kebutuhan orang dewasa dan
4,5
ventilasi alveolar pun relative lebih besar dari dewasa hingga dua kalinya. Tingginya
mudah atau cepat, terlebih pada neonatus prematur, karena adanya stress dingin
6
maupun sumbatan jalan nafas.
Estimasi volume darah pada neonatus dan bayi adalah sekitar 85 mL/kg dan
lebih tinggi pada bayi prematur (95 mL/kg) dengan nilai hematokrit neonatus dan
bayi berkisar antara 45-65 %. Komposisi cairan pada neonatus dan bayi adalah 75-
80% dari berat badan dimana sebanyak 30% berada di ekstraselular, 40% di
hemoglobin fetal (HbF) yang mempunyai afinitas oksigen yang lebih tinggi daripada
hemoglobin dewasa (HbA). Hal ini membuat oksigen lebih susah untuk ditransfer
4
ke jaringan dalam tubuh. Seiring berjalannya waktu, jumlah HbF akan berkurang
7
dan HbA akan meningkat dimana kadar hemoglobin terendah pada saat usia 3 bulan
4,5
dan HbA menggantikan HbF seluruhnya pada usia sekitar 6 bulan.
Pada neonatus dan bayi reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga
keadaan kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat kurang
6
ditoleransi. Manajemen cairan pada neonatus dan bayi harus dilakukan dengan
cermat dan teliti. Tekanan sistolik merupakan indikator yang baik untuk menilai
sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat terhadap
5
penggantian volume. Autoregulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap
terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg. Frekuensi nadi
neonatus dan bayi antara 80-160 dengan rata-rata 120 kali/menit dengan tekanan
4,5
darah sekitar 80/60 mmHg. Sedangkan tekanan darah dan frekuensi nadi pada anak-
anak bervariasi menurut umur dan semakin lama semakin sama dengan orang dewasa
dapat memicu bradikardi secara cepat meskipun denyut nadi pada bayi lebih cepat
dan mengurangi cardiac output yang dapat menyebabkan hipotensi, asistol, hingga
anestesi seperti opioid dan volatile neonatus dan bayi dapat disebabkan oleh belum
4,5,6
matangnya jantung, sistem saraf simpatik, dan reflek baroreseptor. Untuk itu
Filtrasi glomerulus hanya sekitar 30% dibanding orang dewasa akibat belum
matangnya ginjal neonatus. Fungsi tubulus juga belum matang sehingga resorbsi
terhadap natrium, glukosa, fosfat organic, asam amino dan bikarbonat juga rendah.
Fungsi ginjal akan berangsur matang pada puncaknya sekitar umur 8 tahun. Karena
diperpanjang. Oleh karena ketidakmampuan ginjal untuk menahan air dan garam,
penguapan air, kehilangan abnormal atau pemberian air tanpa sodium dapat dengan
diperlukan kecermatan lebih dibanding pada orang dewasa. Begitu pula dalam hal
6
pemberian elektrolit, yang biasa disertakan pada setiap pemberian cairan.
Perhitungan kebutuhan cairan per jam pada pasien pediari menggunakan auran “4- 2-
Myelinisasi pada neonatus belum sempurna dan akan matang dan lengkap pada
usia 3-4 tahun. Jadi saat neonatus, otak sangat sensitive terhadap keadaan- keadaan
mengakibatkan kenaikan sensitifitas dan lama kerja dari obat pelumpuh otot non
6
depolarizing.
9
vagal (mengakibatkan bradikardia; nadi <110 kali/menit) terutama pada saat bayi
4,5
dalam keadaan hipoksia maupun bila ada stimulasi daerah nasofaring. Sirkulasi
bayi baru lahir stabil setelah berusia 24-48 jam. Hipertermia dapat terjadi akibat
dehidrasi, suhu sekitar yang panas, selimut atau kain penutup yang tebal dan
bisa disebabkan oleh suhu lingkungan yang rendah, permukaan tubuh terbuka,
pemberian cairan infus atau tranfusi darah dingin, irigasi oleh cairan dingin, pengaruh
6,7
obat anestesi umum yang menekan pusat regulasi suhu, maupun obat vasodilator.
akan menyebabkan akumulasi obat- obatan seperti barbiturat dan narkotik, dimana
mengakibatkan aksi yang lama dan depresi pada periode pasca anestesi. Sisa dari
blok obat relaksasi otot dikombinasikan dengan zat anestesi intravena dapat
menyebabkan kelelahan otot- otot pernafasan, depresi pernafasan dan apneu pada
6
periode pasca anestesi. Setiap keadaan bradikardia harus dianggap berada dalam
keadaan hipoksia dan harus cepat diberikan oksigenasi. Kalau pemberian oksigen
6
tidak menolong baru dipertimbangkan pemberian sulfas atropin.
3,4
Fungsi hati belum matang pada bayi terlebih neonatus. Fungsi detoksifikasi
10
obat masih rendah dan metabolisme karbohidrat yang rendah pula yang dapat
6
menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan asidosis metabolik. Cadangan glikogen
hati sangat rendah. Kadar gula normal pada bayi baru lahir adalah 50-60%.
dan diketahui bila ada serangan apnoe atau terjadi kejang. Sintesis vitamin K juga
aktif. Kelenjar keringat belum berfungsi normal, luas permukaan besar, tipisnya
lemak subkutan, kulit lebih permeable terhadap air membuat mudah kehilangan panas
tubuh, sehingga neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat terpengaruh oleh suhu
yang dihasilkan oleh jaringan lemak coklat yang terletak diantara scapula, axila,
mediastinum dan sekitar ginjal. Hipoksia mencegah produksi panas dari lemak
3,4,6
coklat.
pemakaian selimut hangat, lampu penghangat, incubator, cairan intra vena hangat,
gas anestesi, cairan irigasi maupun cairan antiseptic yang hangat dapat dilakukan
5,6
untuk mencegah hipotermia. Untuk anak yang lebih besar, penanganan suhu sama
11
6
dengan orang dewasa.
pra sekolah dan usia sekolah sangat berbeda dengan orang dewasa. Pada kelompok
7
ini diperlukan pendekatan-pendekatan khusus. Respon psikologis kelompok ini
terhadap rasa takut, tidak nyaman, dan stress emosional seringkali membuat masalah
pada proses pre operatif, durante, maupun post operatif. Rasa takut bisa datang dari
nyeri fisik seperti jarum suntik, luka pasca bedah, dan penggantian bebat. Rasa tidak
nyaman yang seringkali dirasakan pasien pediatrik adalah pusing, mual, infus,
kateter, drain, dll. Sedangkan stress emosional yang paling sering dirasakan adalah
pisah dari orangtua, bau-bauan, alat-alat dan suara di rumah sakit atau kamar bedah,
5,7
ataupun ketakutan akan operasi yang akan pasien jalani. Menangis, agitasi, retensi
urine, nafas dalam, tak mau bicara, dan pernafasan dalam merupakan respon yang
biasa dilakukan anak-anak. Untuk itu mungkin diperlukan pendekatan terhadap anak-
anak seperti menggunakan mainan atau permainan tertentu, selalu tersenyum dan
7
menggunakan intonasi yang meyakinkan anak, anak didampingi orangtua, dll.
6. Aliran darah ke organ relative lebih banyak (seperti pasa otak, jantung,
asam basa harus berada dalam batas-batas normal atau mendekati normal.
Heteroanamnesis dari orang tua, penilaian keadaan umum dan fisik, serta menilai
6,7
masalah anestesi yang akan dialami juga harus dilakukan. Pemeriksaan tambahan
yang rutin dilakukan adalah darah lengkap dan faal hemostatis, sedangkan
1,6
pemeriksaan lain sesuai dengan kebutuhan. Transportasi neonatus dari ruang
13
dihangatkan. Peralatan anestesi neonatus bersifat khusus. Tahanan terhadap aliran gas
harus rendah, anti obstruksi, ringan dan mudah dipindahkan. Biasanya digunakan
system anestesi semi-open modifikasi system pipa T dari Ayre yaitu peralatan dari
5,6,7
Jackson-Rees. Untuk anestesi yang lama, gas-gas anestetik dihangatkan,
6
dilembabkan dengan pelembab listrik. Pada kelompok anak pra sekolah dan usia
sekolah, kunjungan anestesi dilakukan selain untuk menilai keadaan umum, keadaan
fisik, mental, dan menilai masalah yang akan dihadapi penderita, juga merupakan
Puasa
Puasa yang lama menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. Lama puasa yang
dianjurkan adalah stop susu 4 jam dan pemberian air gula 2 jam sebelum anestesi
untuk umur < 6 bulan. Stop susu 6 jam dan pemberian air gula 3 jam sebelum
anestesi untuk umur 6-36 bulan. Untuk >36 bulan dengan cara stop susu 8 jam dan
pemberian air gula 3 jam sebelum anestesi.3,6 Untuk anak yang sudah lebih besar,
Infus
cairan yang hilang akibat trauma bedah, akibat perdarahan, dll. Cairan
14
pemeliharaan/pengganti karena puasa diberikan dalam waktu 3 jam, jam I 50% dan
jam II, III maing-masing 25%. Kecukupan hidrasi dapat dipantau melalui produksi
NaCl 0,225% untuk anak < 2 tahun dan preparat D5% dalam NaCl 0,45 % untuk anak
> 2 tahun.1
Persiapan kamar operasi merupakan hal yang esensial, dan tergantung pada
ukuran tubuh dan status fisik pasien, metode induksi, dan rencana airway manajemen.
Mesin anestesi harus diperiksa terlebih dahulu dan ventilator diatur sesuai tubuh
pasien, ukuran face mask yang sesuai, dan juga oral airway. Laringoskop harus di cek
apakah berfungsi dengan baik, dan ukuran blade yang sesuai harus dipersiapkan.
Obat obatan, tube trakea, stylet yang sesuai juga merupakan hal yang esensial dalam
Karena permukaan tubuh anak lebih besar daripada dewasa, sehingga cenderung
untuk terjadi hipotermi, suhu di ruangan operasi tentu harus disesuaikan, dan alat
3,7
pemanas dapat disediakan untuk dapat menjaga suhu pasien.
Suhu ruangan dihangatkan untuk neonatus antara 80o-85oF (> 26o C) dan untuk bayi
dan anak 70o-75o F(24o- 26o C). Siapkan lampu penghangat (warming light),
selimut hangat antara pasien dan meja operasi (warming blanket), serta aliran udara
2. Oksigen, perhatikan tekanan dan aliran apakah masih cukup, perlu juga
(normal, lebih kecil, lebih besar). Penggunaan guedel dengan ukuran yang
c. Pipa nasofaring (nasal airway) (Gambar 2.4), tak digunakan karena bisa
lebih kecil, lebih besar). Ukuran LMA sesuai berat badan dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Sediakan 3 ukuran (normal, lebih kecil, lebih besar). Untuk usia 5-8 tahun
digunakan ETT tanpa cuff. Pemilihan ukuran diameter internal ETT berdasarkan
Ada juga yang menggunakan ukuran sebesar lubang hidung atau sebesar jari
kelingking.
cmH2O. Ringkasan pemilihan ETT berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 2.2.
(83 mm) 1 - Bayi (Infant) (97 mm) 2 - Anak (Child) (104 mm) 3 - Anak Besar
yang keduanya merupakan sirkuit pernafasan tanpa katup untuk anak dengan berat
1. Ayre T-piece
Banyak rumah sakit yang telah menyediakan video tentang petunjuk baik bagi sang
pasien ataupun orang tuanya, tentang apa dan bagaimana persiapan preoperative yang
sebenar dan sebaiknya. Hal ini dapat membantu terutama pada pasien usia pra
sekolah. Anak yang berusia lebih dari 4 tahun dengan orang tua yang memiliki
kecemasan pada sang pasien sendiri. Namun jika orang tua pasien memiliki
kecemasan yang berlebih tentu hal ini tak akan membantu, atau bahkan menjadi lebih
sulit. Jika pasien telah ter sedasi, keberadaan orang tua tak lagi diperlukan, dimana
hal ini tidak akan berpengaruh terhadap kecemasan pasien. Keberadaan orang tua saat
induksi sangat tergantung dari tipe orang tua tersebut, instruksi yang diberikan,
3,6,7
pasien dan sang ahli anestesi sendiri.
Premedikasi
1. Sulfas Atropine
Hampir selalu diberikan terutama pada penggunaan Halotan, Enfluran,
Isofluran, suksinil cholin atau eter. Dosis atropine 0,02 mg/kg, minimal 0,1 mg dan
maksimal 0,5 mg. lebih digemari secara intravena dengan pengenceran. Hati-hati
3,6
pada bayi demam, takikardi, dan keadaan umumnya jelek.
2. Penenang
Tidak dianjurkan pada neonatus dan bayi, karena susunan saraf pusat belum
berkembang, mudah terjadi depresi. Untuk anak pra sekolah dan usia sekolah yang
tidak bisa tenang dan cemas, pemberian penenang dapat dilakukan dengan pemberian
midazolam. Dosis yang dianjurkan adalah 0,5mg/kgBB. Efek sedasi dan hilangnya
21
3,6
cemas dapat timbul 10 menit setelah pemberian.
Cara induksi pada pasien pediatrik tergantung pada umur, status fisik, dan tipe
operasi yang akan dilakukan. Ahli anestesi tentu memiliki cara dan taktik tersendiri
dalam menginduksi pasien pediatrik dan harus memiliki informasi yang adekuat dari
pasien yang akan diinduksi, minimal umur dan berat badan pasien, jenis pembedahan,
apakah emergensi atau elektif, status fisik dan mental (kooperatif/tidak) pasien. Hal
anestesi, manajemen nyeri post operatif, ventilasi, dan perawatan intensif yang
3,4,5
memadai.
Induksi anestesia pada bayi dan anak sebaiknya ada yang membantu. Induksi
diusahakan agar berjalan mulus dengan trauma yang sekecil mungkin. Induksi dapat
3
dikerjakan secara inhalasi atau intravena.
Induksi inhalasi.
Dikerjakan pada bayi dan anak yang sulit dicari venanya atau pada yang takut
disuntik. Diberikan halotan dengan oksigen atau campuran N2O dalam oksigen 50%.
Konsentrasi halotan mula-mula rendah 0,5 vol% kemudian dinaikkan setiap beberapa
kali bernafas 0,5 vol % sampai tidur. Sungkup muka mula-mula jaraknya beberapa
sentimeter dari mulut dan hidung, kalau sudah tidur baru dirapatkan ke muka
3,4
penderita.
22
Induksi intravena.
Dikerjakan pada anak yang tidak takut pada suntikan atau pada mereka yang
sudah terpasang infus. Induksi dapat dilakukan dengan menggunakan propofol 2-3
mg/kg diikuti dengan pemberian pelumpuh otot non depolarizing seperti atrakurium
3,4
0,3 -0,6 mg/kg. Seringkali pada praktik pediatri, intubasi bisa dilakukan dengan
kombinasi propofol, lidokain, dan opiate dengan atau tanpa agen inhalasi sehingga
tidak diperlukan pelumpuh otot. Pelumpuh otot juga tidak diperlukan saat
3
pemasangan LMA.
Intubasi neonatus dan bayi lebih sulit karena mulut kecil, lidah besar-tebal,
epiglottis tinggi dengan bentuk “U”. Karena occiput menonjol dan membuat posisi
fleksi pada kepala, maka dapat dikoreksi dengan cara sedikit mengangkat bahu
3,4,6
dengan meletakan handuk dan menaruh kepala pada bantal berbentuk donat.
Hati-hati bahwa bagian tersempit jalan nafas atas adalah cincin cricoid. Intubasi
biasanya dikerjakan dalam keadaan sadar (awake intubation) terlebih pada keadaan
intubasi sadar untuk bayi baru lahir dibawah usia 10-14 hari atau pada bayi
3,6
prematur. Yang berpendapat dilakukan intubasi tidur atas pertimbangan dapat
pelumpuh otot. Pipa trachea yang dianjurkan adalah dari bahan plastic, tembus
23
pandang dan tanpa cuff. Untuk premature digunakan ukuran diameter 2-3 mm
sedangkan pada bayi aterm 2,5-3,5 mm. Pipa yang digunakan juga jenis pipa non
7
kinking atau yang tidak mudah tertekuk.
Pada anak-anak, digunakan blade laringkoskop yang lebih kecil dan lurus,
jenisnya tergantung pada piliban ahli anestesi dan adanya gangguan saluran
pernapasan. Pipa trakea dipilih berdasarkan prinsip babwa pipa yang dapat
dibengkokkan tidak digunakan di bawah nomor 7, dan dua nomor lebih rendah harus
3,7
disiapkan bila diperlukan.
Pipa trakea pada bayi dan anak dipakai yang tembus pandang tanpa cuff. Untuk
usia diatas 5-6 tahun boleh dengan cuff pada kasus-kasus laparotomi atau jika
ditakutkan akan terjadi aspirasi. Secara kasar ukuran besarnya pipa trakea sama dengan
besarnya jari kelingking atau besarnya lubang hidung. Untuk menghitung perkiraan
3
diameter dan panjang pipa dapat menggunakan formula :
menyebabkan trauma, perdarahan adenoid dan infeksi. Peralatan harus dengan ruang
6
rugi minimal, dan resistensi rendah seperti model T-Jackson Rees.
24
Penggunaan sungkup muka dengan nafas spontan pada bayi hanya untuk tindakan
6
ringan yang tidak lama. Gas anestetika yang umum digunakan adalah N2O dicampur
dengan 02 perbandingan 50:50 untuk neonatus, 60:40 untuk bayi, dan 70:30 untuk
anak-anak. Walapun N2O mempunyai sifat analgesia kuat, tetapi sifat anestetikanya
1,3
sangat lemah. Karena itu sering dicampur dengan halotan, enfluran atau isofluran.
Narkotika hanya diberikan untuk usia diatas 1 tahun atau pacta berat diatas 10 kg.
Morfin dengan dosis 0,1 mg/kg atau per dosis 1-2 mg/kg. Pelumpuh otot non
depolarisasi sangat sensitif, karena itu haus diencerkan dan diberikan secara sedikit
6
demi sedikit.
banyaknya cairan yang hilang. Terapi cairan dimaksudkan untuk mengganti cairan
yang hilang pada waktu puasa, pada waktu pembedahan, adanya perdarahan dan oleh
sebab-sebab lain, cairan fistula dan lain-lainnya. Cairan yang seharusnya masuk,
1,3,4
karena puasa harus diganti dengan pedoman :
6
sedangkan diatas 10% dilakukan transfusi.
6,7
Banyaknya perdarahan dapat diperkirakan dengan :